1

loading...

Monday, October 29, 2018

MAKALAH MOTIF dan NILAI BERFILSAFAT


MAKALAH
MOTIF dan NILAI BERFILSAFAT

KATA PENGANTAR

Segala  puji bagi Allah SWT karena dengan semata kami dapat meyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Sebagai wujud dari pengabdian kami kepada Allah SWT sekaligus bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami selama mengikuti mata kuliah ini.
     Makalah ini bersisi materi tentang “Motif dan Nilai Berfilsafat” pembahasan yang memaparkan tentang uraian, dan penjelasan dari Motif dan Nilai Berfilsafat. Sehingga makalah dapat digunakan untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.
     Makalah ini diharapkan dapat di manfaatkan oleh para mahasiswa/i sebagai materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang telah ada, selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kepada kedua orang tua, teman-teman, dan semua pihak yang telah memberikan dan bantuannya dalam penyusunan makalah ini.




Bengkulu, Oktober 2018


Penulis






i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....
DAFTAR ISI .....
BAB I PENDAHULUAN
A.                 Latar Belakang .......
B.                 Rumusan Masalah ..
BAB II PEMBAHASAN
A.                 Motif Berfilsafat ...
B.                 Nilai Berfilsafat ..
BAB III PENUTUP
A.                 Kesimpulan .......
B.                 Saran ....
DAFTAR PUSTAKA ........



BAB I
PENDAHULUAN

A.                  Latar Belakang
Mengapa manusia berfilsafat? Kekaguman atau keheranan, keraguan atau kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan merupakan 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat. Plato filsuf Yunani, guru dari Aristoteles menyatakan bahwa, mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki, dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda dengan Plato, Agustinus dan Rene Descartes beranggapan lain. Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari kekaguman atau keheranan, tetapi sumber utama mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya yang sedang keheranan?
Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat.
Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang hakiki.
B.                 Rumusan Masalah
1.                   Apa motif berfilsafat ?
2.                   Apa nilai-nilai berfilsafat ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.                  Motif  Berfilsafat
Filsafat merupakan cara pandang terhadap pengetahuan yang ada. Filsafat adalah komponen penting kepemimpinan, dengan belajar berpikir secara logis, seimbang, kritis, sistematis, dan komunikatif, anda akan menjadi seorang pemimpin ideal, yang amat dibutuhkan di berbagai bidang di masa sekarang ini. Oleh karenanya seseorang yang berfilsafat pasti memiliki motif sehingga ia terdorong untuk melakukan. Diantara motif-motif orang berfilsafat yaitu sebagai berikut:
1.              Rasa ingin tahu(Curiousity)
Sejatinya manusia adalah makhluk yang berfikir, berfikir inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya yang ada di bumi ini, namun tentu dalam berfikir pun pastilah berbeda, maka filsafat ini adalah cara berfikir yang berbeda, filsafat tidak hanya melihat dan membicarakan yang ada namun filsafat juga membicarakan hal tidak ada atau yang mungkin ada. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam sampai ke akar  inilah yang disebut berfilsafat. Sebetulnya berfilsafat itu merupakan hal yang penting karena berfilsafat sejatinya berusaha mencari kebenaran, dengan berfilsafat kita tidak hanya melihat satu sisi namun semua sisi kita lihat sehingga mendapatkan makna yang lebih kuat. Ketika melihat pohon yang subur berdiri kokoh dengan daunnya yang lebat dan di penuhi dengan buah-buahnya maka orang yang berfilsafat tidak cukup hanya melihat itu semua, orang yang berfilsafat tentu bertanya mengapa pohon tersebut bisa berdiri kokoh dengan daun yang lebat dan di penuhi buah? ternyata pohon yang kuat memiliki akar yang sehat, ia dirawat disirami dan di pupuki dengan sangat teliti sehingga menjadikan pohon itu berdiri kokoh dan tumbuh dengan suburnya.
2.              Tertarik pada simbol-simbol (Symbolic Interest)
Ketika seseorang ingin sekali mengetahui arti atau maksud dari simbol yang dituju maka ia akan berfilsafat dan bertanya tentang hal itu. Contohnya pada simbol pancasila, sila pertama yaitu gambar bintang. Seseorang yang penasaran pada arti simbol tersebut akan membuat dia tertarik untuk berfikir dan berfilsafat terhadap pengetahuan tersebut.

3.              Mencari makna (Search for meaning)
Seseorang yang berfilsafat pasti akan mencoba mencari apa yang menjadi makna kehidupan manusia dan mencari aspek-aspek yang muncul. Ketika seseorang penasaran maka ia akan berusaha melakukan berbagai cara untuk menyelidiki targetnya itu, mencari tahu tentang maknanya itulah yang mendorong seseorang untuk berfilsafat.
4.              Keinginan untuk  menyelesaikan masalah (Desire to solve problems)
Dengan belajar filsafat maka akan mendapatkan beberapa keterampilan berikut,  memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga. Jadi ketika seseorang sedang dalam masalah ia akan mencoba melalukan sesuatu pikirian yang mendalam, ia akan mencoba bertanya-tanya penyebab masalah yang timbul, karena itulah ia melakukan sebuah filsafat. Filsafat juga mengajarkan kita untuk bisa mempertahankan pendapat, serta bisa mengembangkannya secara sehat, menggunakan nalar yang tepat, tidak menggunakan otot dan tidak menggunakan ototritas intervensi.
5.              Membutuhkan Inspirasi (Need for Inspiration)
Motif orang yang berfilsafat salah satunya membutuhkan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.


B.                 Nilai Berfilsafat
1.                   Understanding (memahami)
Dengan berfilsafat kita dapat memahami, memahami diri dari sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar. Sesuatu yang kita amati dengan berfilsafat akan menjadi nilai untuk kita memahami yang di filsafatkan. Belajar filsafat akan menjadikan manusia lebih bijaksana. Bijaksana artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran itudisimpulkan. Memahami dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana keadaan itu ada. Contoh saat kita berfilsafat pada suatu pengetahuan maka dengan itu kita bisa memahami yang kita filsafatkan sendiri sesuai cara pandang kita.
2.                   Removing Inconsistencies (membuang hal yang tidak konsisten)
 Setelah berfilsafat dan kita bisa mendapatkan makna atau penjabaran dari suatu pengetahuan yang kita filsafatkan, tentu kita akan mengambil kesempurnaan dan membuang hal yang tidak konsisten.
3.                   Suggesting New Development (Mendorong lahirnya perkembangan baru)
Merupakan salah satu nilai kegunaan berfilsafat. Saat memunculkan pertanyaan, seseorang akan semakin banyak mengetahui hal yang baru ketika pertanyaan yang diajukan mendapatkan jawaban.
4.                   Seen Relationship (melihat hubungan)
Ketika seseorang sedang berfilsafat terhadap dua kajian yang berbeda, maka pengaruhnya ia akan melihat hubungan antara kedua materi tersebut.











BAB III
PENUTUP

A.                  Kesimpulan
Seseorang yang memiliki keinginan untuk mengetahui atau mengkaji sesuatu, ia akan melakukan pemikiran dengan cara berfilsafat kemudian itulah yang menyebabkan timbulnya motif-motif berfilsafat serta memunculkan nilai kegunaannya.
B.                  Saran
Demi kecintaan pada ilmu pengetahuan, kami mengharapkan kritik dan saran yang tepat dan dapat membangun demi perbaikan makalah ini dikemudian hari.








DAFTAR PUSTAKA
Maksum Ali, Pengantar Filsafat, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2011)





No comments:

Post a Comment