1

loading...

Tuesday, October 30, 2018

MAKALAH Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri

MAKALAH Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada pendahuluan ini, kita akan membahas sedikit mengenai isi dari makalah. Diantaranya mengenai Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Hutang Luar Negeri. Ketiga pembahasan ini sudah ada sejak masa Perang Revolusi Kemerdekaan Nasional Indonesia.
Secara singkat, Neraca Pembayaran adalah ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu yang meliputi pembelian serta penjualan barang dan juga jasa. Arus Modal Masuk merupakan arus modal yang berasal dari luar negara tersebut. Arus modal masuk ini bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Sementara Hutang Luar Negri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut yang membantu pertumbuhan negara Indoneia.
Dengan adanya 3 pembahasan mengenai materi diatas, kita bisa mengetahui kegunaan dan keuntungan bagi pembangunan perekonomian di Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.  Pengertian Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri?
2.  Apa manfaat dan resikonya?
C.    Tujuan
1.   Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan Neraca Pembayaran.
2.   Untuk dapat mempelajari apa yang dimaksud dengan Arus Modal Masuk.
3.   Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Utang Luar Negeri.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Neraca pembayaran
1.      Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Peraturan bank Indonesia nomor 3 tanggal 3 januari 2001 tentang pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valas oleh bank membawa implikasi pada pembatasan penyediaan rupiah oleh bank-bank di Indonesia kepada bukan penduduk. Tujuan kebijakan ini adalah meredam transaksi rupiah untuk spekulasi oleh bukan penduduk. Peraturan ini mencakup:
a.    Larangan pemberian kredit, penempatan dana, termasuk penempatan antarkantor dan transfer rupiah keluar negeri, penempatan dana surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bukan penduduk denominasi rupiah, serta penyertaan (equity participation) dalam rupiah kepada bukan penduduk.
b.   Pembatasan transaksi derivatif valas tanpa didasari underlying transaction maksimum US 3 juta dolar.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi:
a.    Transaksi Debit
 Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
b.   Transaksi Kredit
Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
2.      Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran
a.       Mengetahui Peranan Sektor Eksternal Dalam Perekonomian Suatu Negara
Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.
b.   Mengetahui Aliran Sumber Daya Antar Negara.
Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal
c.    Mengetahui Struktur Ekonomi dan Perdagangan Suatu Negara
Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari Negara lain.
d.   Mengetahui Permasalahan Utang Luar Negeri Suatu Negara
Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.


e.    Mengetahui Perubahan Posisi Cadangan Devisa Suatu Negara.
Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus  atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.
f.    Dipergunakan Sebagai Sumber Data dan Informasi Dalam Penyusunan Anggaran Devisa (foreign exchange budget).
Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.
g.   Dipergunakan Sebagai Sumber Data Penyusunan Statistik Pendapatan Nasional (national account).
Statistic Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang tercatat dalam Neraca Pembayaran.
3.      Fungsi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.
a.    Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat, mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya.
b.   Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
c.    Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar negeri.
d.   Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut dengan negara tertentu.
e.    Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
4.      Manfaat Neraca Pembayaran
a.    Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negari dan penduduk luar
b.   Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
c.    Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
d.   Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
e.    Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan keuangan.
f.    Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
g.   Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil kebijakan dibidang politik internasional.
5.      Komponen Neraca Pembayaran
a.    Transaksi Berjalan (current account).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
1)   Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit.
2)   net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
3)   net transfer (transfer unilateral), meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaksi berjalan merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta).
Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya.
6.      Neraca Perdagangan Dan Neraca Barang Dan Jasa.
Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi ekonomi lainnya.
7.      Neraca Modal (Capital Account)
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate) suatu negara, Yang meliputi :
a.    Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
b.   Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
c.    Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
8.      Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a.    Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b.   Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c.    Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit
9.      Tahapan dalam Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
a.    Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
b.   Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
c.    Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain.
d.   Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.
10.  Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a.    Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam bentuk  uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi bantuan.
b.   Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.



B.     Arus Modal Masuk
Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.
Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang tepat.
Neraca modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang bukan merupakan pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca modal ialah devisa dalam arti arus modal masuk, baik berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar negeri. Investasi dan pinjaman dari luar negeri merupakan arus masuk. Sedangkan investasi kita ke luar negeri dan pinjaman yang kita berikan kepada pihak luar negeri dicatat dalam arus keluar. Sebagian besar pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal dari sebuah konsorsium bernama Consultative Group for Indonesia (CGI) yang sebelumnya bernama Inter Group on Indonesia (IGGI).
Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga akhir tahun ini arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25 miliar. Manfaat tersebut antara lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah terjadinya pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi. Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right issue. kemudian, memperbanyak penerbitan obligasi negara dengan berbagai macam seri dan jangka waktu.

C.    Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.
D.    Utang Luar Negeri 2014
1.   Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat USD269,3 miliar sehingga tumbuh 7,1% meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6% Peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN sektor swasta sebesar 12,2% menjadi USD141,4 miliar. Sementara itu, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% menjadi USD127,9 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6%,  sementara ULN sektor publik meningkat 3,5%
2.   Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1% Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,0% sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1%. Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar USD222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total ULN.  Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD121,5 miliar (95,0% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar USD101,3 miliar (71,7% dari total ULN swasta).
3.   Untuk ULN swasta, peningkatan pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan sektor pengangkutan & komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5% dari total ULN swasta), sektor industri pengolahan (pangsa 20,4%), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa 18,1%), sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (pangsa 7,6%). Dari kelima sektor tersebut, dua sektor yaitu sektor keuangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan pada Januari 2014 masing-masing sebesar 11,1% dan 5,8% dari bulan sebelumnya sebesar 5,7% dan 4,4% .Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 20,4% dan 11,7% ,lebih lambat dari 26,1% dan 12,1% pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, ULN sektor  listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar 1,7% .
4.   Bank Indonesia memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi ULN Januari 2014 yang cukup terkendali di level 30,8% dari PDB.Peningkatan pertumbuhan ULN Januari 2014 antara lain tidak terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi, termasuk melalui utang luar negeri.  Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN Indonesia, terutama ULN jangka pendek swasta, sehingga tetap optimal mendukung perekonomian Indonesia.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
perekonomian di indonesia harus cepat di tanggapi, terutama pada utang luar negeri. Utang Indonesia dimulai sejak tahun 1945. Solusi yang mesti dilakukan adalah Meningkatkan daya beli masyarakat yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemeberian modal usaha kecil seluasnya, taat membayar pajak dan digunakan untuk hal yang semestinya, Mengembangkan sumber daya berkualitas dan menempatkan kesejahteraan yang berkeadilan dan merata.





DAFTAR PUSTAKA

Basri Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga
http://www.seo4shared99design.co.cc/2010/08/makalah-analisis-pengaruh-utang-luar.html


No comments:

Post a Comment