MAKALAH Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada pendahuluan ini, kita akan membahas sedikit mengenai
isi dari makalah. Diantaranya mengenai Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan
Hutang Luar Negeri. Ketiga pembahasan ini sudah ada sejak masa Perang Revolusi Kemerdekaan
Nasional Indonesia.
Secara singkat, Neraca Pembayaran adalah ikhtisar yang
meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain selama jangka waktu tertentu yang meliputi pembelian serta
penjualan barang dan juga jasa. Arus Modal Masuk merupakan arus modal yang
berasal dari luar negara tersebut. Arus modal masuk ini bisa mendatangkan
manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar.
Sementara Hutang Luar Negri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang
diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut yang membantu pertumbuhan
negara Indoneia.
Dengan adanya 3 pembahasan mengenai materi diatas, kita bisa
mengetahui kegunaan dan keuntungan bagi pembangunan perekonomian di Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Neraca Pembayaran, Arus
Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri?
2. Apa manfaat dan resikonya?
C.
Tujuan
1. Untuk dapat memahami apa yang dimaksud
dengan Neraca Pembayaran.
2. Untuk dapat mempelajari apa yang
dimaksud dengan Arus Modal Masuk.
3. Untuk dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan Utang Luar Negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Neraca pembayaran
1.
Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Peraturan
bank Indonesia nomor 3 tanggal 3 januari 2001 tentang pembatasan transaksi
rupiah dan pemberian kredit valas oleh bank membawa implikasi pada pembatasan
penyediaan rupiah oleh bank-bank di Indonesia kepada bukan penduduk. Tujuan
kebijakan ini adalah meredam transaksi rupiah untuk spekulasi oleh bukan
penduduk. Peraturan ini mencakup:
a. Larangan pemberian kredit,
penempatan dana, termasuk penempatan antarkantor dan transfer rupiah keluar
negeri, penempatan dana surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bukan
penduduk denominasi rupiah, serta penyertaan (equity participation) dalam rupiah kepada bukan penduduk.
b. Pembatasan transaksi derivatif valas
tanpa didasari underlying transaction maksimum
US 3 juta dolar.
Transaksi
dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi:
a. Transaksi
Debit
Transaksi
yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
b. Transaksi
Kredit
Transaksi
yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang
menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
2. Tujuan
Penyusunan Neraca Pembayaran
a. Mengetahui
Peranan Sektor Eksternal Dalam Perekonomian Suatu Negara
Peranan
sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk
domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan
terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor
Negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam
pembentukan produk domestik.
b. Mengetahui
Aliran Sumber Daya Antar Negara.
Berdasarkan
Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara
suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara
tersebut merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai
pengimpor barang atau modal
c. Mengetahui
Struktur Ekonomi dan Perdagangan Suatu Negara
Dengan
mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti
ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan
ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari Negara lain.
d. Mengetahui
Permasalahan Utang Luar Negeri Suatu Negara
Berdasarkan
catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.
e. Mengetahui
Perubahan Posisi Cadangan Devisa Suatu Negara.
Bertambah
atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau
defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka
posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.
f. Dipergunakan
Sebagai Sumber Data dan Informasi Dalam Penyusunan Anggaran Devisa (foreign
exchange budget).
Dengan
memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus
dapat ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.
g. Dipergunakan
Sebagai Sumber Data Penyusunan Statistik Pendapatan Nasional (national
account).
Statistic
Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat
salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan
jasa yang tercatat dalam Neraca Pembayaran.
3. Fungsi
Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.
a. Sebagai alat pembukuan agar
pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat, mengenai jumlah barang dan
jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu negara serta
untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai anggaran alat-alat pembayaran
luar negerinya.
b. Sebagai alat untuk mengukur kondisi
ekonomi yang terkait dengan perdagangan internasional dari suatu negara.
Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap
pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
c. Sebagai alat untuk memperoleh
informasi rinci terkait dengan perdagangan luar negeri.
d. Sebagai alat untuk membandingkan
pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut dengan negara tertentu.
e. Sebagai alat kebijakan moneter yang
akan dilaksanakan oleh suatu negara.
4. Manfaat
Neraca Pembayaran
a. Membukukan seluruh transaksi ekonomi
internasional yang terjadi antara penduduk dalam negari dan penduduk luar
b. Mengetahui struktur dan komposisi
transaksi ekonomi internasional suatu negara.
c. Mengetahui mitra usaha suatu negara
dalam hubungan ekonomi internasional.
d. Mengetahui posisi keuangan
internasional suatu negara.
e. Indikator yang akan dipertimbangkan
oleh negara donor untuk memberikan bantuan keuangan.
f. Indikator fundamental ekonomi selain
tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
g. Sebagai bahan pertimbangan
pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang ekonomi; mengambil
kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan ekonomi
internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil kebijakan dibidang
politik internasional.
5. Komponen
Neraca Pembayaran
a. Transaksi
Berjalan (current account).
Merupakan
bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek
(mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
1) Ekspor dan impor barang-barang dan
jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor
barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit.
2) net
investment income
tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan
pembayaran untuk penggunaan modal.
3) net
transfer (transfer
unilateral), meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran
lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan
perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaksi berjalan merangkum
aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai
akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset
finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah
dan antar pihak swasta).
Transaksi
berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit
transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar
dari dana-dana yang diterimanya.
6. Neraca Perdagangan Dan Neraca Barang
Dan Jasa.
Transaksi berjalan umumnya digunakan
untuk menilai neraca perdagangan. Neraca
Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor
dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah
defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor,
yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca
Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada
para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri,
serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan
transaksi-transaksi ekonomi lainnya.
7. Neraca
Modal (Capital Account)
Merupakan
bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam
kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real
estate) suatu negara, Yang meliputi :
a. Arus modal masuk tercatat sebagai
kredit karena suatu Negara menjual aset berharga kepada pihak asing untuk
memperoleh uang tunai.
b. Arus modal keluar tercatat sebagai
debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar
negeri).
c. Transaksi-transaksi neraca modal
diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek.
Untuk
dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus
modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta
asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa
dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi
jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar
negeri dan investasi dalam sekuritas.
8. Cadangan
Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur
perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas
keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit
transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara yang
dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan
aset dan cadangan hutang. Cadangan
devisa terdiri dari :
a. Cadangan internasional yang terdiri
dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b. Peningkatan dalam tiap aset tercatat
sebagai debit
c. Penurunan cadangan aset tercatat sebagai
kredit
9. Tahapan
dalam Neraca Pembayaran
Setiap
negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari
negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
a. Negara debitur muda dimana pada
tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di
antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan
negara tersebut menumpuk modal.
b. Negara debitur madya dimana pada
tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan
dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan
saldo neraca modalnya kurang seimbang.
c. Negara kreditur muda dimana pada
tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan
negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain.
d. Negara kreditur madya dimana pada
tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup
besar terhadap pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca
perdagangan.
10. Masalah
dalam Analisis Neraca Pembayaran
a. Seringkali mengabaikan antara
transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan
dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat
hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar negeri dianggap
menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan terjadinya aliran modal
keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini nantinya akan
menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga pemberian bantuan
dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran, padahal kebanyakan
bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam bentuk uang yang
dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan
tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara
pemberi bantuan.
b. Surplus dalam transaksi yang sedang
berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan
semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang
sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut
diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.
B.
Arus Modal Masuk
Besarnya
arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang
tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk
mendanai proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital
inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi
negara-negara emerging market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai
risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.
Seperti
yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus
modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan
beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang
tepat.
Neraca
modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang bukan merupakan
pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca modal
ialah devisa dalam arti arus modal masuk, baik berupa dana investasi maupun
pinjaman atau utang luar negeri. Investasi dan pinjaman dari luar negeri
merupakan arus masuk. Sedangkan investasi kita ke luar negeri dan pinjaman yang
kita berikan kepada pihak luar negeri dicatat dalam arus keluar. Sebagian besar
pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal dari sebuah konsorsium
bernama Consultative Group for Indonesia (CGI) yang sebelumnya bernama Inter
Group on Indonesia (IGGI).
Arus modal
asing bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika
dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga akhir tahun ini arus modal asing
yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25 miliar. Manfaat tersebut antara
lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan Foreign
Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah
terjadinya pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi.
Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta untuk masuk
bursa lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right issue. kemudian,
memperbanyak penerbitan obligasi negara dengan berbagai macam seri dan jangka
waktu.
C.
Utang Luar Negeri
Utang luar
negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara
yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek,
utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup
defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran
rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Pinjaman
luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali
terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah.
Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri
yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
Pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap
pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari dalam
negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik
tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia
adalah keterbatasan modal dalam negeri.
D.
Utang Luar Negeri 2014
1. Utang luar negeri (ULN) Indonesia
pada Januari 2014 tercatat USD269,3 miliar sehingga tumbuh 7,1% meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6% Peningkatan
pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN sektor
swasta sebesar 12,2% menjadi USD141,4 miliar. Sementara itu, posisi ULN sektor
publik tumbuh sebesar 1,9% menjadi USD127,9 miliar. Jika dibandingkan dengan
posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6%, sementara
ULN sektor publik meningkat 3,5%
2. Berdasarkan jangka waktu, kenaikan
pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka
panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% lebih tinggi dari pertumbuhan bulan
Desember 2013 sebesar 4,1% Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,0%
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar
7,1%. Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar USD222,8
miliar, atau mencapai 82,7% dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN
berjangka panjang sektor publik mencapai USD121,5 miliar (95,0% dari total ULN
sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar USD101,3
miliar (71,7% dari total ULN swasta).
3. Untuk ULN swasta, peningkatan
pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan sektor pengangkutan &
komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi,
yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5% dari total ULN swasta), sektor industri
pengolahan (pangsa 20,4%), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa 18,1%),
sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6%), dan sektor pengangkutan dan
komunikasi (pangsa 7,6%). Dari kelima sektor tersebut, dua sektor yaitu sektor
keuangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan
pada Januari 2014 masing-masing sebesar 11,1% dan 5,8% dari bulan sebelumnya
sebesar 5,7% dan 4,4% .Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan
penggalian dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 20,4% dan 11,7% ,lebih
lambat dari 26,1% dan 12,1% pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, ULN
sektor listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar
1,7% .
4. Bank Indonesia memandang
perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor
eksternal tercermin pada posisi ULN Januari 2014 yang cukup terkendali di level
30,8% dari PDB.Peningkatan pertumbuhan ULN Januari 2014 antara lain tidak
terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi, termasuk melalui utang
luar negeri. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan
ULN Indonesia, terutama ULN jangka pendek swasta, sehingga tetap optimal
mendukung perekonomian Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup
pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran
terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial.
Tujuan
utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah
tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional.
perekonomian
di indonesia harus cepat di tanggapi, terutama pada utang luar negeri. Utang
Indonesia dimulai sejak tahun 1945. Solusi yang mesti dilakukan adalah
Meningkatkan daya beli masyarakat yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan
dan pemeberian modal usaha kecil seluasnya, taat membayar pajak dan digunakan
untuk hal yang semestinya, Mengembangkan sumber daya berkualitas dan menempatkan
kesejahteraan yang berkeadilan dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Basri Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga
http://www.seo4shared99design.co.cc/2010/08/makalah-analisis-pengaruh-utang-luar.html
No comments:
Post a Comment