MAKALAH TEORI PRILAKU PRODUSEN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, subyek dalam ekonomi terbagi
menjadi dua bagian, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi.Dalam ilmu ekonomi
makro mempelajari ekonomi dalam tatarannya terhadap kebijakan pemerintah dan
tingkat pengangguran, sedangkan ilmu ekonomi mikro mempelajari variable ekonomi
dalam lingkup kecil misalnya perusahaan dan rumah tangga.Salah satu bagian dari
pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat
menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan
produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah
yang kemudian kami angkat
sebagai judul dari kelompok kami dan juga judul ini telah ditetapkan diawal sesuai
dengan kelompok masing-masing. Karena kami kelompok ke 4, jadi judul inilah
yang akan kami bahas dalam tugas kelompok kami.
Pembahasan teori
perilaku produsen ini untuk
melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan
konsumen-konsumennya. Sehingga
kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan
jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.
Sadar atau tidak, tidak, produsen sangat
berpengaruh terhadap masyarakat karena produsen yang menyediakan sebagian dari
kebutuhan kita. Namun, produsen tidak asal menyediakan
keperluan masyarakat. Dalam memproduksi barang yang akan disalurkan, produsen
juga memiliki tahap-tahap yang harus dijalankan guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selain
itu, para produsen juga harus jujur dalam pembuatan produksinya maupun dalam
penjualan produksinya agar masyarakat dapat tetap percaya kepada produsen yang
bersangkutan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui prilaku produsen dan tujuannya
2. Untuk mengetahui fungsi produksi
3.Dapat membedakan klasifikasi faktor produksi
4. Dapat mengetahui bentuk umum fungsi produksi
C. TEORI PERILAKU PRODUSEN
Produsen mempunyai tujuan memaksimumkan keuntungan nya.Akan tetapi dalam
perkembangan nya produsen tidak harus memaksimumkan keuntungannya. Ada produsen
yang hanya menginginkan penjualan maksimum (sales maximization) , ada juga yang
menginginkan keuntungan secukupnya, ada yang bahkan tidak mencari keuntungan. Dalam
memutuskan tujuan perusahaan tentunya produsen dihadapkan pada banyak faktor
yang antara lain apakah keuntungan tesebut untuk saat ini (present period) atau
untuk masa yang akan datang (future period), juga dihadapkan pada situasi yang
pasti (certainty) atau siuasi tidak pasti (ucertainty). Banyak kendala yang dihadapi oleh produsen antara lain
kendala (output constraint) produksi atau kendala biaya (cost constraint) serta
kendala faktor produksi ( input con). Untuk itu perlu di bahas lebih rinci tentang
beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan perilaku produsen yang antara lain:
a. fungsi produksi
b. fungsi biaya
c. fungsi penghasilan
d. fungsi keuntugan
fungsi produksi
produksi dapat didefinisikan sebagai
transformasi faktor produksi (resource) menjadi barang produksi (product) atau
merupakan proses dimana input diubah menjadi output. Ada beberapa pengertian
yang berarti produksi yaitu:
a.from
untility -guna bentuk
b.place
untility -guna
tempat
c.time
untility -guna waktu
d.posesion
untility -guna pemilikan
fungsi produksi sendiri merupakan hubungan
teknis yang menghubungkan antara faktor produksi dengan barang produksi. Hal
ini menjelaskan tentang hukum proporsi yaitu transformasi faktor produksi
menjadi barang produksi pada suatu priode waktu tertentu.Fungsi produksi
tersebut diatas meliputi juga semua metode teknis yang efisien atau teknologi.
Klasifikasi
fakor produksi dapat dibedakan menjadi faktor produksi tetap(fixe-input) dan
faktor produksi variable(variabel input). Fixed input didefinisikan sebagi inpu
yang tetap dalam artian kalau produksi berubah input tersebut jumlah nya tetap.
Seandai nya input variabel adalah input yang bervariasi sesuai dengan variasi
produksi yang dihasilkan. Perbedaan input ini akan membawa konsekuesi pada
klasifikasifunsi produkifdanfungsi biayah dimana dibadan kedalam jangka
pendek(the short run) dan jangka panjang(the long run). Jangka pendek dikaitkan
dengan sejumlah input bervariasi smentara input lain diangga tetap minimal ada
satu input yang dianggap tetap) sedangkan jangka panjang dimana semua input
dianggap bervariasi..perlu dicatat disini bahwa jangka panjang bukan brarti
berkaitan dengan priode waktu yang panjang. Sebagai mana dikenal dalam jargon
pakar ekonomi bahwa jangka panjang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
waktu .ini bertai ada kala nya jangka panjang inidikaitkan dengan waktu mungkin
relative panjang. Ini tentu buat anda bingung. Untuk itu perlu dicatat bahwa
ada kalanya jangka pendek itu hanya beberapa hari untuk beberapa
produksen(misalnya pedagang kaki lima) atau mungkin sekita lima tahun(misalnya
produsen mobil). Dalam hal ini panjang dan pendek nya itu tergantung pada
kesempatan dan kemampuan untuk merubah input skala produksi nya, prusahaan
berada pada situasi jangka pendek sampai saat nya seuma input berubah maka
situasi nya berbah menjadi jangka panajang. Begitu prusahaan merencanakan
pabrik baru dan gedung baru seandai nya fasilitas lain nya tetap maka produsen
tersebut kembali pada situasi jangka pendek.
Bentuk umum fungsi produksi dapat ditulusikan
sebagi :
Q=f(L,K,R,S,v,y)
Dimana Q nya adalah output yang dihasilkan
L adalah input tenaga kerja(labor)
Q adalah input capital(capital)
R adalah bahan mentah (rawmaterial)
S alah input tanah (land input)
v adalah skala hasil (return to scale)
y adalah parameter evisiensi
dalam
jangka pendek, sebagaimana adanya anggapan bahwa ada beberapa input yang di
anggap tetap maka bentuk fungsinya adalah sebagai berikut:
Q = f (L,K)
Bentuk
hubugan bentuk produksi secara matematisnya tergantung pada produktivitas
paktor produksi pada berbabgai tingkat input yang digunakan. Dan produktivitas
input ini tergantung pada teknologi yang digunakan atau dengan perkataan lain
kemampuan faktor produksi unuk menghasilkan suatu output tergantung teknologi
yang digunakan (state of technology). Seandainya ada prkembangan teknologi maka
untuk suatu kombinasi K dan L yang sama akan menghasilkan output yang lebih
besar.
____________________
*)SP,
Iswardono. Teori Ekonomi Micro, Hal 13
Ada
beberapa bentuk fungsi produksi, misalnya linear production fungction yang
dituliskan sebagai berikut :
Q= a + b1 K + b2 L
Ada yang berbentuk power function sebagaimana
berikut ini
Q=
A Ka Lb
Bentuk fungsi produksi sebagai mana di atas
ini yang terkenal adalah yang di temukan oleh Cobb-Douglas yang dikenal dengan
nama fungsi produksi Cobb-Douglas yang mempunyai kelebihan bahwa dapat
diketahui secara langsung besar kecilnya elastisitas produksi masing-masing
faktor berdasarkan besar kecilnya power tersebut (a dan b). karakteristik yang
lain dari fakor produksi ini adalah jika a+b= 1 maka akan constant return to
scale, jika a+b > 1 akan increasing return to scale dan jika a+b < 1 akan
decreasi return to scale. Pembicaraan fungsi produksi di atas berkaitan dengan
fungsi produksi jangka panjang dimana dalam hal ini semua input (tenaga kerja
dan kapital) berubah. Fungsi produksi jangka panjang dikenal dengan nama
Isoquant yang secara sederhana didefenisikan sebagaikurva yang menunjukkan
berbagai kemungkinan kombinasi antara input K dan input L yang menghasilkan
suatu ingkat output yang sama. Ada berbagai kemugkinan bentuk Isoquant yaitu
antara lain: Linear Isoquant, Kinked Isoquant, Input-Output Isoquant dan Smooth
Convex Isoquant dimana perbedaan nya terletak pada derajat subsitusi antar
input.
Ada tidaknya subsitusi antar input akan
berpengaruh pada besar kecilnya derajat subsitusi dimana jika derajat
subsitusinya (MRTS=0) maka akan menghasilkan suatu garis yang disebut Ridge
Line jika kita hubungkan sebagai titik yang mempunyai MRTS=0 pada peta
Isoquant.
Ekonom lebih banyak berbicara tentang
Opportunity Cost atau Alternative Cost. Sedangkan akuntun akan berbicara tetang
Historical Cost dan Explicit Cost. Perbedaan ini tergantung pada perbedaan
fungsi produksinya, artinya kalau berbicara masalah produksi jangka pendek maka
kaitannya adalah fungsi biaya jangka pendek dan berbicara masalah produksi
jangka panjang maka kaitannya adalah fungsi biaaya jangka panjang dimana ltak
perbedaannya yang hakiki pada ada tidaknnya biaya tetap ( fixed cost) yang
dipengaruhi oleh ada tidaknya input tetap (fixed input). Seandainnya ada input
tetap maka fungsi produksinya dikatakan fungsi produksi jangka pendek atau juga
dikenal dengan nama fungsi produksi Neo-klasik yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a.
No input variables, yang berarti seandainya hanya
tersedia input tetap ( tanahh, gedung, pabrik, mesin dan raw material) tanpa
adanya input variabel ( dalam hal ini tenaga kerja) maka tidak akan
menghasilkan output apapun.
b.
Berlakunya law of Diminsihing Return atau Law of
Diminishing Marginal Product atau hukum tambahan hasil yang semakin berkurang
yang berbunyi sebagai berikut :
seandainya pada suatu input tetap di tambahkan input variable, maka
mula-mula akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu; dan seandainya input
variable di tambah lagi maka tambahannya akan meningkat; tetapi jika input
variable nya di tambah lagi maka tambahannya akan meningkat: tetapi jika input
variable nya di tambah terus makan tambahan hasilnya semakin lama semakin
menurun yang akhirnya input variable nya di tambah lagi maka tambahan hasil nya
akan negatife
berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang tersebut akan mempengaruhi bentuk fungsi ongkos nya. Bentuk fungsi total biaya akan mengikuti bentuk fungsi total produksi nya, demikian juga untuk bentuk fungsi biaya marginal akan mengikuti bentuk fungsi produksi marginal nya serta bentuk fungsi biaya rata-rata nya akan mengikuti bentuk fungsi biaya rata-rata adalah berbentuk urut ‘’U’’ atau U-shaped yang berarti mula-mula turun, mencapai minimum, kemuian meningkat. Hubungan antara fungsi biaya marginal dengan biaya rata-rata variable nya ( AVC dan AC ) adalah sebagai berikut :
A. pada saat AVC menurun MC berada di bawahnya
B. pada saat AVC minimum MC = AVC
C. pada saat AVC menaik MC berada di atas nya.
Untuk fungsi biaya dalam jangka panjang
semuanya variable, karena tidak ada input tetap yang berakibat tidak ada biaya
tetap nya. Untuk fungsi biaya dalam jangka panjang yang paling menarik adalah
biaya rata-rata jangka pnajangnya (LAC) yang juga sering di sebut sebagai kurva
Amplop atau Nvlope curve yang berarti merupakan tempat kedudukan dari berbagai
SAC yang ada, karena pada dasarnya LAC merupakan nerupakan kumpulan dari
beberapa SAC yang ada. Kurva LAC berbentuk U yang di sebabkan karena adanya dua
faktor yang berpengaruh seandainya skala produksi di tingkatkan yaitu faktor
yang menyebabkan penghematan
(Economies Of Scale) dan faktor yang menyebabkan terjadinya pemborosan jika skala produksi di tingkatkan (Diseconomies of scale). Dalam perluasan skala produksi sering terjadi penghematan yang di sebabkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja.Hal ini di mungkinkan karena skala produksi nya memungkinkan untuk di adakan hal di atas. Dan sering berkaitan dengan pembelian input dalam jumlah besar sering mendapatkan potongan (Discount) yang akhirnya akan menekan ongkos produksi rata-rata jangka panjang nya. Dan sebaliknya jika skala produksi di tingkatkan terus Karena ulasan tertentu maka ada kemungkinan terjadinya pemborosan karena semakin besar produksi semakin sulit keoordinasi, organisasi, dan pengawasan nya.
(Economies Of Scale) dan faktor yang menyebabkan terjadinya pemborosan jika skala produksi di tingkatkan (Diseconomies of scale). Dalam perluasan skala produksi sering terjadi penghematan yang di sebabkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja.Hal ini di mungkinkan karena skala produksi nya memungkinkan untuk di adakan hal di atas. Dan sering berkaitan dengan pembelian input dalam jumlah besar sering mendapatkan potongan (Discount) yang akhirnya akan menekan ongkos produksi rata-rata jangka panjang nya. Dan sebaliknya jika skala produksi di tingkatkan terus Karena ulasan tertentu maka ada kemungkinan terjadinya pemborosan karena semakin besar produksi semakin sulit keoordinasi, organisasi, dan pengawasan nya.
_____________
*)
SP, Iswardono. Teori Ekonomi Micro, Hal 15
D. KESIMPULAN DAN PENDAPAT KELOMPOK
Menurut kelompok kami,
teori diatas memang benar adanya, dimana setiap produsen dalam berwirausaha
maupun melakukan proses produksi pasti ingin memiliki keuntungan dari produk
yang ia jual/tawarkan. Tinggal tergantung dari produsennya sendiri, ingin
mengambil untung yang banyak kah, atau kah sedikit. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi produsen dalam mengambil rasio keuntungan, diantaranya yaitu biaya
bahan baku, biaya produksi, upah karyawan, biaya pemasaran, jenis produk, dan
juga resiko dari pekerjaan/usaha yang dikerjakan. Dan juga biasanya produsen
melihat harga pasar dari produk yang ia tawarkan. Kalau ia ingin produk nya
banyak terjual, si produsen harus menjual di bawah harga pasaran, dengan
rincian ia akan mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit dari setiap produk
yang ia jual. Kalau ia menjual di atas harga pasaran dengan keuntungan yang
pasti sedikit lebih banyak dari yang lainnya, dijamin konsumen akan sedikit
atau bahkan juga ada yang tidak mau membeli produk yang ia jual.
Dalam teori diatas juga
dijelaskan, ada juga produsen yang tidak mengambil keuntungan. Menurut kelompok
kami, kami kurang setuju, kenapa? Karena bagaimana mungkin seorang produsen
melakukan produksi, memasarkan produk, mengupah karyawan, dll kalau bukan
untung mendapatkan keuntungan. Perumpamaan tak ada hasil dari kegiatan yang ia
lakukan apabila ia tidak mengambil keuntungan.
Mungkin itu saja
pendapat dan kesimpulan dari kelompok kami.
SP, Iswardono. 1994, Teori Ekonomi Micro. Jakarta: Gunadarma.
No comments:
Post a Comment