SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Zaman
Purba (15 SM-7 SM)
Pada dasarnya mnusia dizaman purba hanyalah menerima
semua peristiwa sebagai fakta. Fakta-fakta yang diolah hanya lah untuk
menemukan soal yang sama, yaitu common denominator, itu pun tanpa kesengajaan
dan tanpa tujuan walaupun ada keterangan atau pun pnegasannya itu dihubungkan
dengan dewa-dewa dan mistik. Pengamatan yang dilakukan oleh manusia purba, yang
menerima fakta sebagai brute facts atau on the face value, yaitu menunjukkan
bahwa manusia di zaman purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik
dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive attitude dan receptive mind)
(Santoso, 1977:27).
Pada abad 15 SM, pada masa itu diarahkan pada
pengetahuan yang sangat bersifat praktis atau hanya memberikan manfaat kepada
masyarakat. Zaman Batu, proses ini terjadi selama jutaan thun lebihnya pada
zaman ini masyarakatnya hanya menggunakan peralatan-pealatan yang berasal dari
batu. Contohnya seperti kapak yang digunakan untuk memotong dan membela. Pada
zaman ini juga masyarakatnya menggunakan peralatan seperti tulang binatang,
contohnya seperti jarum yang digunakan untuk menjait.
Seiringnya berjalannya waktu peralatan-perlatan yang
digunakan berkembang dengan baik dengan adanya proses dan percobaan yang
membutukan waktu yang sangat lama trial
and error menghasilkan perkembangan dan penyempurnaan pembuatan alat-alat yang
digunakan sehingga manusia-manusia dapat menemukan bahan-bahan dasar dan
peralatan-peralatan yang baik dan kuat serta hasilnya pun bisa menjadi lebih
baik. Maka dari itu terciptalah penemuan know how yang dibukukan sehingga dapat
diwariskan kepaa generasi-generasi selanjutnya.
Perkembangan manusia terjadi lebih baik ketika
mereka mulai mengetahui manfaat api seperti untuk menghangatkan tubuh digunakan
unutuk memasak perlengkapan dalam berburu dan lain sbagainya. Dizaman ini juga
mereka sudah mengetahui juga proses pemanasan dan perleburan merintis jalan
pada pembuatan alat-alat dari tembaga dan besi.
Peralatan
besi pertama kali digunakan diIrak pada abad ke-15 SM (Brower, 1982:6).
Pengetahuan
berkembang secara lebih cepat terjadi pada zaman batu muda (neolithiklim).
Pada masa ini manusia sudah mulai mengenal
pertanian, kehidupan yang menetap, irigasi, berternak hewan. Mereka juga sudah
mulai mengenal cara baca tulis dan berhitung. Dengan mereka bisa menulis dan
berhitung mereka dapat menulis peristiwa-peristiwa penting sehimgga dapat
dibaca oleh orang lain.
Menurut Anna Poedjiadi (1987:28-32) pada zaman purba
perkembangan pengetahuan telah tampak pada beberapa bngsa, seperti Mesir,
Babylonia, Cina dan India. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perkembangan
pengetahuan pada masa zaman purba ditandai dengan lima pengetahuan:
1. Pengetahuan
yang didasari dengan pengamalan (empirical knowledge).
2. Pengetahuan
yang berdasarkan pengamalan itu diterima sebagai fakta dan sikap receptive
mind, dan apabila ada keterangn tentang fakta, keterangan itu bersifat mistis,
magis, dan religi.
3. Kemampuan
menemukan abjad dan sistem .
4. Kemampuan
menulis berhitung dan membaca.
5. Kemampuan
meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa yang belum pernah
terjadi contohny gerhana bulan dan gerhana matahari.
A.
Zaman
Yunni (7SM-6M)
Zaman Yunani kuno merupakan priode yang sangat
penting dalam peradaban manusia karna pada zaman ini manusia mengalami
perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logosentris. Pola piker
mitosentris dalah pola yang berpikiran tentang mengandalakn mitos untuk
menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Mereka beranggapan
bahwa gempa bumi itu dewa bumi yang sedang menggelngkan kepala bukan karna
terjadinya fenomena alam. Tetapi setelah dikenalkan filsafat pola berpikir
mereka berubah menjadi bahwa gempa bumi itu bukan aktivitas dewa tetapi fenomena
alam yang terjadi. Perubahan pola piker seperti ini membuat mereka tidak lagi
takut kepada alam dan tidak menjauhinya tapi mereka mendekati bahkan dieksploitasi.
Sehingga mereka menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.
Dari proses ini ilmu berkembang dari Rahim filsafat,
dan kita dapat menikmati dalam bentuk teknologi. Perkembangan filsafat Yunani
ini merupakan entri poin untuk memasuki peradapan baru umat Islam.
Sekitar abad IX SM atau pada tahun 700 SM, Yunani
Sophia diberi arti kebijaksanaan atau kecakapan. Kata philopshopos pertama kali
dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos. Ada juga yang mengatakan bahwa philoshopos
pertama kali digunakan oleh pythagoras (580-500SM). Philosophia adalah hasil
dan perbuatan yang disebut philoshopien, sedangkan philoshophos adalah orang
yang melakukan philoshopien. Dari kata philoshopia itulah timbul kata-kata
philoshopie (Belanda, Jerman, perancis), philosophy (Inggris). Dalam bahaa
Indonesia disebut Filsafat atau Falsafat. [1]
Orang Yunani awalnya mempercayai dongeng dan tahayul
tetapi seiringnya waktu lama kelamaan setelah mereka dapat membedakan antara
yang real dan yang ilusi mereka dapat keluar dari kungkungan mitologi dan
mendapatkan dasar pengetahuan ilmia.
Manusia selalu berhadapan dengan alam yang luas dan
yang penuh misteri, muncul rasa ingin tau tentang rahasia-rahasia alam. Para
filosof alam disebut para filosof pasca sokrates tidak mengkaji tentang
alam,tapi manusia dan prilakunya. Filosof alam pertama mengkaji tentang asal
usul alam ialah thales(624-546SM).Thales diberi gelar bapak filsafat karena dia
orang yang pertama kali berfilsafat dan mempertayakannya. Tahles berkata bahwa
asal alam adalah air sebab air sangat penting bagi makhluk hidup,air bisa
berubah menjadi benda gas,seperti uap dan benda padat, es, dan bumi berada
diatas air.
Setelah Thales, munculah Aniximandros (610-540 SM).
Aniximandros menjelaskan bahwa substansi itu bersifat kekal, tidak terbatas,
dan meliputi segalanya dia juga tidak setuju bahwa unsur utama alam, air atau
tanah. Dia berpendapat bahwa unsur utama alam yang mencakup segalanya dan
diatas segalanya, dinamakan apeiron. Anaximandros tidak puas menunjukkan salah
anasir sebagai prinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam, yaitu zat
yang tidak dapat diamati oleh panca indra. Berbeda dengan thales dan Anixmandros, Heraklitos (540-480 SM).
Melihat alam semesta ini selalu berubah, seperti halnya sesuatu yang dingin
berubah jdi panas begitupun sebaliknya. Ungkapan yang terkenal dari Heraklitos
dalam menggambarkan perubahan adalah panta rhei
uden enei (semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal mantap).
Maka dapat disimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta bukanlah
bahannya, tetpi actor dan penyebabnya. Contohnya seperti api, api itu dapat
diartikan sebagai aktor perubahan dalam alam ini sehingga api itu pantas
dianggap sebagai symbol perubahan itu sendiri.[2]
Parmenides adalah filosofis alam yang berpengaruh
(515-440SM). Tetapi pendapt Parmenides bertolak belakang dengan pendapatnya
heraklitos. Parmenides berpendapat bahwa gerakan dan perubahan tidak mungkin
terjadi ,dia juga menegaskan bahwa sesuatu yang ada pasti ada. Sedangkan
menurut heraklitos realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari pada
gerak dan perubahan. Ada dua kemungkinan orang memungkiri. Yang pertama orang
bisa berpendapat sesuatu yang ada itu tidak ada. Pendapat yang kedua, bahwa
yang ada itu bisa ada dan bisa juga tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa
yang ada tetap lah ada dan itulah kebenaran satu-satunya.[3]
Sedangkan menurut pythagores (580-500SM) dia
berpendapat bahwa semuanya dikembalikan pada bilangan.karna semua reaitas tidak
bisa terlepas dari unsur bilangan. Sehingga bilangan adalah unsur utama dari
alam dan menjadi alat ukur. Seluruh alam semesta ini merupakan harmoni yang
mendamaikan suatu hal yang berlawanan. Artinya semua hal dapat
dikembalikan pada bilangan.[4]
Jasa Pythagoras sanganlah berpengah dan penting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.karna sampai detik ini kita masih
menggunakan dan bergantung pada pendekatan matematika.dan dipertegas kembali
oleh galileo bahwa alam ini ditulis dalam bahasa matematika. Dan menurut ilmu
filsafat matematika merupakan sarana terpenting dan akurat karena ilmu dapat
dihitung dengan akurat.matematika juga dapat menguraikan penjabar yang panjang
dalam bentuk simbol,sehngga dapat mudah kita fahami.
Setelah masa filosofis alam berakhir, muncul lah
masa transisi, dimana tidak lagi meeneliti alam tetapi meneliti manusia. Tokoh
utamanya adalah pythagores (481-411SM)”manusia adalah ukuran kebenaran”. Karena
kebenaran itu bersifat subjektif dan relatif. Maka mengakibatkan tidak adanya
ukuran yang absolut dalam etika, metafisik, maupun agama. Bahkan teori
matematika tidak dianggap mempunyai kebenaran yang absolut.
Tokoh lain dari sofian Gorgias (483-375SM) pengaruh
kaum sofis sangatlah berpengaruh dan terasa karena pada masa ini membangkitkan
semangat berfilsafat. Mereka berpendapat bahwa filosofis itu bukan berasal dari
filosofis alam tetapi berasal dari manusia. Mereka juga memberikan luang untuk
berspekulasi dan sekaligus merelatifikan teori ilmu sehingga muncul sintesa
baru.
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan
sangatlah berkaitan, karena suatu penelitian dan pembahasan adalah pengujian
diri sendiri. Socrates juga mempunyai semboyan yaitu apa yang tertera pada kuil
Delphi “kenalilah dirimu sendiri”.[5]
Plato
(429-347 SM), adalah tokoh yang sangat menonjol sekaligus murid dari Scorates
dia juga yang menulis ide-ide dari Scorates. Menurut Plato esensi itu mempunyai
realitas dan realitasnya ada didalam ide.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa
Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles berdasarkan analisinya bahasa yang
disebut silogisme terdiri dari 3 premis :
-
Semua manusia
akan mati (premis mayor)
-
Socrates seorang
manusia (premis minor)
-
Socrates akan
mati (konklusi)
Aristoteles adalah ilmuan yang perama kali mengenalkan
teoretis dan praktis. Teoretis itu mencakup logika, metafiska, dan fisika,
sedangkan praktis menckup etika, ekonomi, dan politik. Setelah 3 priode
filsafat besar itu tadi mutu filsafat menjadi menurun. Kemunduran filsafat ini
bersamaan dengan kemunduran politik. Setelah wafatnya Alexander the Great
terjadinya pepecahan kecil kerajaan Macedonia. Tepatnya pada zaman helenisme,
yaitu pada ujung sebelum masehi menjelang Neo Platonisme.
B.
Perkembangan
Ilmu Zaman Islam
Dari awal kelhiran Islam sudah memberikan
penghargaan yang sangat besar terhadap ilmu. Contohnya saja seperti nabi
Muhammad SAW ketika beliau diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul, beliau menjadi
masyarakat sangat terbelaknag dimana paganisme tumbuh menjadi identitas yang
melekat dan dekat terhadap masyarakat Arab. Kemudian Islam datang membawa
cahaya penerangan yang dapat mengubah masyarakat jahilia menjadi masyarakat
yang berilmu pengetahuan.
Sejarah pandangan Islam tumbuh menjadi ilmu yang
penting bersamaan dengan munculnya Islam. Ketika rasulullah menerima wahyu yang
pertama beliau diperintahkan untuk membaca. Jibril memerintahkan Nabi Muhammad
pertama kali untuk membaca nama Tuhanmu yang menciptakan.[6]
jibril pun tidak hanya sekali mengajarkan Nabi Muhammad tetapi berulang-ulang
sampai Nabi Muhammad menerima wahyu tersebut. Dari kata Iqra kemudian lahirla
anekah arti seperti menyampaikan, menyelaah, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri sesuatu, dan membaca teks baik yang berupa tulisan maupun tidak.[7]
wahyu pertama yang turun menghendaki umat manusia untuk membaca dengan landasan
Rabbik, yang dapat diartikan hasil bacaan yang bermanfaat untuk manusia. Ada
juga ayat yang menjelaskan katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui
(berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya (hanya)
orang-orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran.[8]
ada juga hadis Rasulullah yang menanyakan tentang wajibnya mencari ilmu,
“carilah ilmu sampai kenegeri cina”. Sehingga dapat disimpilkan bahwa hadis dan
Al-Quran dapat dijadikan sebagai sumber pokok untuk mencari ilmu yang
seluas-luasnya. Selain dari pemahaman Al-Quran kita juga dapat menafsirkan yang
bersifat Esoteris terhadap kitap suci, didalam penafsiran ini kita tidak hanya
menemukan pengungkapan misteri-misteri tetapi kita juga dapat mencari makna
secara mendalam yang dapat berguna untuk pembanguna paradikma ilmu.
Al-Quran dan Hadis tidak hanya menciptakan iklim
yang komdusif bagi pemandangan ilmu dengan cara kebajikan dan keutamaan ilmu.
Tetapi pencari ilmu itu akan bermuara pada penegasan Tauhid. Karena semua mata
fisika dan kosmologi yang terlahir dari Al-Quran dan Sunnah merupakan
pembangunan dan pengembangan ilmu Islam. Al-Quran dan Sunnah sama-sama
menciptakan Atmosfir has yang mendorong aktifitas intelektual dalam konformitas
dengan semangat Islam.[9]
Sejarah
perkembangan ilmu dalam Islam dari beberapa zaman seperti yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Penyampaian
Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam
masuknya pengetahuan
ilmia dan filsapat yunani ke dunia Islam, dan penyerapan serta pengintekgrasian
ilmu pngetahuan oleh umat Islam. Dalam sejarah perasaban manusia, sangatlah
jarang ditemukannya suatu kebbudayaan yang asing yang dapat diterima oleh
kebudayaan lain, yang akan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangan
intelektualdan pemahaman filosofis.
Perjalanan ilmu dan filsafat didunia Islam
awalnya didasari upaya Rekonsiliasi yang diartikan sebagai mendekatkan dan
mempertemukan dua pandangan yang berbeda bahkan sering terjadinya perbedaan
antara pandangan filsafat yunani. Seperti filsafat Flato dan Aristoteles yang
bertolak belakang dengan keagamaan dalam Islam. Contohnya Aritorteles dan Flato
memberika pengaruh terhadap Mazhab-mazhab Islam khususnya Mazhab Eklektisme.
Al-farabi mempunyai pemikiran bahwa dia percaya pada kesatuan filsafat dan
tokoh-tokoh filsafat harus bersepakat bahwa tujuan utama mereka adalah
kebenaran. Ilmuan-ilmuan filosof muslim mulai dari Al-kindi sampai Ibnu Rusyd
mereka terlibat dalam upaya rekonsilisasi (perbutan untuk memulihkan hubungan
persahabatan). Dengan cara mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat
relatip baru dan menarik.
Proses penyampain ilmu dan filsafat
yunani kedunia Islam. Menurut C. A. Qodir, proses penerjemaha dan penapsiran
buku-buku yunani dinegeri Arab dimilai jauh sebelum lahirnya Agam Islam atau
penaklukan timur dekat oleh bangsa Arab pada tahun 641M.[10]
Sebelum umat Islam dapat menaklukan Negara timur dekat, pada saat itu daerah
surya menjadi tempat pertemuan antara dua dunia yaitu Romawi dan Persia. Maka
dari itu surya menjadi peran yang sangat penting dalam penyebaran kebudayaan
yunani ketimur dan kebarat. Ilmu pengetahuan yunani terutama disebarluaskan
melalui sekolah-sekolah. Tujuan utama sekolah-sekolah yaitu untuk
menyebarluskan pengetahuan injil, pengetahuan ilmiah seperti kedokteran yang
banyak diminati oleh pelajar. Tapi sangat disayangkan pihak gereja berpendapat
bahwa ilmu kedokteran sebagai ilmu sekular sehingga posisinya sangat rendah
daripada ilmu pengobatan sipiritual yang merupakan hak istimewah para pendeta.[11]
Pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti
Ariokh, Ephesus, dan Iskandariah, dimana buku-buku yunani purba masih dibaca
dan masih diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa terutama siriani, walaupun
tempat itu sudah ditaklukan oleh umat Islam, pengaruh pemikiran yunani masih
tetap mendalam dan meluas. Seorang tokoh Kristen yang bernama Nestorius, yang
melakukan dekontruksi atas pemahaman teologi kalangan Kristen konservatif
ortodoks,setelah ia terpengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yunani. Dia bersama
pengikutnya melanjutkan kegiatan ilmu pengetahuan dan filsafat yunani kedaerah
surya. Dalam perjalanan ini mereka dapat mnghasilkan karya filosof yunani
seperti Phorphyriu, diantaranya Isagoge, Categorias, Hermeneutica, dan
Analytica Priori. Pusat-pusat yang dipimpin oleh umat Kristen ini terus
berkembang dengan bebas sampai mereka berada dibawah kekuasaan Islam. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan
intelektual, tetapi membuktikan
kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan menghormati para ilmuan
tanpa memandang Agama mereka.[12]
2. Perkembangan
ilmu pada masa Islam klasik
Sudah kita ketahui bahwa pentinya ilmu
pengetahuan sangatah ditekankan dari masa rasulullah sampai dengan Khalifah
al-Rasydin, perkembangan ilmu pengetahuan berkembang secara pesat seiringan
dengan tantangan zaman.
Satu hal yang harus dicatat didalam
kaitan perkembangan ilmu dalam Islam adalah Fitnah Al-kubra, yang tidak hanya
membawa konsekuensi-logis dari segi politis an sich seperti yang dipahami selam
ini tetapi juga membawa perubahan yang sangat besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan ilmu didunia Islam. Saat terjadinya fitnah al-Kubrah, munculah
beberapa golongan yang memiliki aliran teologis yang pada dasarnya berkembang
karena alasn politis. Tetapi diluar konflik tersebut munculah dua orang tokoh
besar yan tidak ikut berdebat dalam teologis tetapi lebih cenderung
mengkafirkan satu samal lain, justru dua orang tersebut mencurahkan
perhatiannya pada bidang ilmu agam Islam. Tokoh dua orang ini adalah Abdullah
Ibn Umar dan Abdullah Ibn Abas. Mereka adalah tokoh pertama yang mencurahkan
perhatian dalam bidang ilmu hadis. Kedua orang ini juga sering disebut sebagai
pelopor kajian mendalam dan sistematis tentang agam Islam. Mereka juga serimg
disebut “moyang” yaitu golongan suni atau Ahl-al-Sunnah wa al-Jama’ah.
Pasca Fitnah al-Kubra munculah berbagai
alairan politik dan teologi. Dari sinilah muncul sejarah awal kajian-kajian
dalam bidang teologi, meskipun masih berbentuk embrio. Embrio inilah yang
kemudian menemukan bentuk yang lebuh sistematis dalam kajian-kajian teologis
dalam Islam.[13]
sebagai contoh persoalan hukum tentang orang yang berdosa besar apakah mukmin
atau kafir, maslah kebebasan atau ketidak bebasan manusia itu tergantung
kedalam perbuatannya, sudah diwakili sejak perdebatan antara kalangan
Mu’tazilah dan Khawarij.
Unsur-unsur penting dalam perkembangan
dan tradisi keilmuan Islam. Yaitu unsur-unsur budaya Perso-Seminitik
(Zoroastrianisme khususnya Mazdaisme, serta yahudi dan Kristen) dan budaya
Helenisme yang disebut sebagai pengaruh besar terhadap pemikiran Islam yaitu
ibarat pisau bermata dua. Satu sisi ia mendukung Jabariyah (Jahm Ibn Safwan)
didalam sisi lain ia mendukung Qodariah (Washil Ibn Atha) tokoh pendiri
(Mu’tazilah).
Dapat disimpilkan bahwa pada awal Islam
terpengaruh Hellenisme dan juga filsafat yunani terhadap tradisi terhadap
keilmuan Islam sudah snagtlah kental, sehingga pengaruh selanjutnyapun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.
3. Perkembangan
ilmu pada masa kejayaan Islam
Pada
masa kejayaan Islam kekuasaan Islam, khususnya pada masa pemerintahan dinasti
Umayah dan dinasti Abasyah, ilmu berkembang sangat maju dan pesat. Pada masa
ini membawa Islam pada masa keemasan pertepatan pada wilayah-wilayah yang jauh
diluar kekuasaan Islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (Dark Age).
Pada
masa pemerintahan Al-masyur penerjemahan karya-karya filosof yunani kedalam
bahasa arab sangat berkembang sangat pesat. Al-masyur dikabarkan telah
memerintahkan penerjemah naskah-naskah yunani mengenai filsafat dan ilmu,
dengan memberika imbalan yang sangat besar kepada ahli bahasa (penerjemah).
Pada masa harun Al-Rasyid (786-809) proses penerjemahan masih terus
berlangsung. Harun memerintah Yuhana (Yahya) Ibn Masawayh (w. 857), seorang
dokter istana yang diberi tugas untuk menerjemahkan buku-buku kuno tentang
kedokteran. Pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid masih banyak karya-karya
yang diterjemahkannya. Seperti karya astronomi yang diterjemahkan oleh Muhammad
ibn Ibrahim al-fazari(w.806)[14]
Perkembangan
ilmu pada masa pemerintahan Al-Ma'mun (813-833). Ia adalah seorang pengikut mu'tazilah
dan seorang nasionalis yang berusaha memaksa pandangannya pada rakyat melalui
mekanisme rakyat. Jasa-jasa yang dilakukannya adalah mengembangkan ilmu didunia
Islam dengan cara membangun Bait Al-Hikmah, didalamnya terdapat sebuah
perpustakaan, observatorium dan sebuah departemen penerjemahan. Orang yang
berperan penting diBait Al-Hikmah adalah Hunain, seorang murid Masawayh yang
telah menterjemahkan buku-buku Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan
Archimedes.
Pada
abad ke-10 muncul dua penerjemah yaitu Yahya Ibn A'di (w. 974), dan Abu Ali Isa
Ibn Ishaq Ibn Zera (w. 1008).
Pada
masa kejayaan ini terdapat tokoh-tokoh filsafat yang berkecimbung secara serius
dalam kajian diluar filsafat dimana mereka memperlakukan persoalan fisika
sebagaimana mereka telah melakukan masalah-masalah yang bersifat metafisik. Salah satu buktinya yaitu kitab al-syifa,
ensiklopedi filsafat arab yang berisi 4 bagian. Bagian yang pertama mengenai
logika, bagian kedua tentang fisika, bagian ketiga matematika, bagian keempat
metafisik.
Al-kindi
seorang ilmuan yang sering disebut sintis ketimbang filosof, yang berperan
besar dimatematika dan fisika. Al-farabi melakukan penelitiannya didalam bidang
geometrid an mekanika, dia juga termasuk seorang musikus muslim terbesar. Karya
yang dilakukannya adalah didalam bidang musik adalah kitab al-musiqi al-kabir
begitu juga Ibn majah, Ibn Tufail, dan Ibn Ruhd, yang hidup diandalusia dan
bergelut dalam bidang kedokteran. Seperti ibn rusdh mengarang kitab al-kulliyat
yang diterjemahkan kedalam bahasa latin pada abad pertengahan 13M.
Selain
adanya perkembangan ilmu bidang umum sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu
keIslaman, seperti tafsir, hadis, fiqih, usulfiqih dan ilmu keIslaman yang
lain.perkembangan ilmu tafsir 'ulum alquran belum menemukan bentuknya yang
kontret sampai abad ke-3 H.
Dalam
bidang hadis perkembangan dimulai sejak imam safii menyusun kitabnya yaitu
al-risalah. Di dalam nya terdapat problematika sanad dan matan hadist. Perkembangan
ilmu hadist semakin di perluas pembahasannya dengan di ambil dua bentuk.
1.
Ilmu riwayah, yaitu suatu ilmu untuk mengetahui sabda, perbuatan, pengakuan dan sifat Nabi Saw.
2.
Ilmu dirayah, yaitu ilmu yang membahas sanad dan matan dari segi diterima atau
di tolaknya suatu hadist.
Selain
dalam bidang alqur’an dan hadist, ilmu fiqih dan ushul fiqh telah mengalami
perjalanan panjang hingga terbentuk seperti sekarang ini. Fiqih menjadi sebuah
di siplin ilmu dengan mngalami beberapa tahapan pertama, tahap pembentukan pada masa Rasulullah, khulafa
al-rhasidin, hingga paruh pertama abad ke -1 H. kedua, tahap pembentukan fiqih yang dimulai pada paruh pertama abad
ke 1H sampai 2 H. Ketiga, tahap
pematangan yang di mulai sejak dekade pada awal abad ke-2 H - 4 H. Keempat, tahap kemunduran fiqih yang di
tandai jatuhnya bagdad kebangsa Tartar dan tertutupnya pintu ijtihad oleh para
ulama.[15]
Terjadinya
transformasi kebudayaan dan khusus nya ilmu dari dunia Islam kebarat di
sebabkan oleh dua alasan. Pertama,
kontak pribadi. Setelah penaklukan arab atas Persia, syiria, dan mesir,
orang-orang Kristen di timur melakukan kontak dengan orang-orang Islam. Mereka
pun akhirnya hidup bersamaan dan menikmati toleransi agama yang besar. Kedua, ada kegiatan penerjemahan.
Kebudayaan Islam lah yang mendorong orang latin melakukan penerjemahan.
4. Masa
keruntuhan Tradisi Keilmuan Dalam Islam
Pada abad ke-18 merupakan sejarah Islam
yang sangat menyedihkan bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi
peradaban Islam secara universal.
Lothrop Stoddard,
menyatakan bahwamenjelang abad ke-8 dunia Islam mengalami kemrosotan yang sang
rendah.seakan-akan umat Islam sudah mati,yang tersisa hanyalah cangkangnya yang
kering kerontang berupa ritual tanpa jiwadan yahayulyang merendahkan martabat
umatnya.dan dia juga menyatakan seandainya nabi Muhammad masih hidup maka dia
akan engutuk umatnya sebagai kaum yang
murtad dan musyrik.[16]
Didalam
bukunya,The Reconstruction of Religios Thought in Islam Iqbal menyatakan bahwa faktor
utama kematian semangat ilmiah dikalangan umat Islam adalah dipahamnya paham
yunani mengenai realitas yang pokok nya bersifat statis, dan jiwa Islam adalah
dinamis dan berkembang.
Sebab
lain yang menyebabkan tradisi keilmuan Islam adalah pemahaman yang keliru dalam
memahami pemikiran A-Ghazali karena ia menolak filsafat seperti yang tertulis
dalam Tahafuf al-fala –sifahnya. Tetapi sebenarnya beliau enawarkan sebuah metode
yang ilmiah dan analisis, serta sifat skeptis.
Fiqih merupakan
ilmu yang pertama yang dikembangkan oleh umat Islam. Yang berdasarkan empat
sumber yaitu al-quran, sunah, ijma, qias yaitu merupakan sumber yang tetap. Selain
sebab-sebab lain, kesulitan-kesulitan ijtihad dan mistisisme asketik juga
merupakan faktor yang menyebabkan kemunduran tradisi intelektual dan keilmuan
didunia Islam.
[1]
Soemardi soerjabrat pengantar filsafat,(Yogyakarta,1970),hlm.1-2.Endang Saifydin
Ansori,ilmu filsafat dan agama (Surabaya,Bina ilmu,1991),cet .1X,hlm,80
[2]
Ahmad Tafsir,filsafat hlm42
[3]
Bertens,sejarah,hlm47
[4]
Lbid,hlm37
[5] Fuad
Hasan,Apologia Pidato Pembelan Socrates yang Diabadikan Plato,(Jakarta,Bulan
Bintang,1986).hlm36
[6]
Al-`Alaq(96);1
[7]
M.Qurais Shihab,Wawasan Al-quran:Tafsir Maudhu`I atas Berbagai persoalan umat
iaslam,(Bandung:Mizam,2001)cet.12,hlm.433.
[8]
Al-Zumar (39):9
[9]
Azyumardi Azra,Pendidikan Islam :Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru,(Jakarta :Kalimantan,2001),cet.3,hlm.13
[10]
C.A Qadir,filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam islam,alih bahasa:Hasad Basari,(Jakarta:yayasan Obor Indonesia
,2002),Edisi II.hlm.34.
[11] Ibid,hlm.35
[12]Ibid,hlm35-36
[13]
Menurut AminAbdullah,jika diteliti lebih mendalam ternyata historitas
kemanusiaan yang mengitari pencetus pemikiran kalam saat awal terbentuknya ikut
mewarnai bentuk rancang bangun keilmuan kalam yang berkembang saat itu. Ini
berarti kondisi sosial, budaya,terlebih lagi politik mewarnai bentuk paradigma
keilmuan kalam. Baca bukunya, studi
agama: Normanitas atau Historitas?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
cet. 3, hlm. 122.
[14]
Majid Fakhry, A History of Islamic
Philosophy, (New York: Columbia University Press, 1970), hlm. 45.
[15]
Ibid. , hlm. 206.
[16]
C. A. Qadir, Filsafat, hlm. 130.
No comments:
Post a Comment