1

loading...

Tuesday, October 23, 2018

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Zaman Purba (15 SM-7 SM)
Pada dasarnya mnusia dizaman purba hanyalah menerima semua peristiwa sebagai fakta. Fakta-fakta yang diolah hanya lah untuk menemukan soal yang sama, yaitu common denominator, itu pun tanpa kesengajaan dan tanpa tujuan walaupun ada keterangan atau pun pnegasannya itu dihubungkan dengan dewa-dewa dan mistik. Pengamatan yang dilakukan oleh manusia purba, yang menerima fakta sebagai brute facts atau on the face value, yaitu menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive attitude dan receptive mind) (Santoso, 1977:27).
Pada abad 15 SM, pada masa itu diarahkan pada pengetahuan yang sangat bersifat praktis atau hanya memberikan manfaat kepada masyarakat. Zaman Batu, proses ini terjadi selama jutaan thun lebihnya pada zaman ini masyarakatnya hanya menggunakan peralatan-pealatan yang berasal dari batu. Contohnya seperti kapak yang digunakan untuk memotong dan membela. Pada zaman ini juga masyarakatnya menggunakan peralatan seperti tulang binatang, contohnya seperti jarum yang digunakan untuk menjait.
Seiringnya berjalannya waktu peralatan-perlatan yang digunakan berkembang dengan baik dengan adanya proses dan percobaan yang membutukan waktu yang sangat lama  trial and error menghasilkan perkembangan dan penyempurnaan pembuatan alat-alat yang digunakan sehingga manusia-manusia dapat menemukan bahan-bahan dasar dan peralatan-peralatan yang baik dan kuat serta hasilnya pun bisa menjadi lebih baik. Maka dari itu terciptalah penemuan know how yang dibukukan sehingga dapat diwariskan kepaa generasi-generasi selanjutnya.
Perkembangan manusia terjadi lebih baik ketika mereka mulai mengetahui manfaat api seperti untuk menghangatkan tubuh digunakan unutuk memasak perlengkapan dalam berburu dan lain sbagainya. Dizaman ini juga mereka sudah mengetahui juga proses pemanasan dan perleburan merintis jalan pada pembuatan alat-alat dari tembaga dan besi.


Peralatan besi pertama kali digunakan diIrak pada abad ke-15 SM (Brower, 1982:6).
Pengetahuan berkembang secara lebih cepat terjadi pada zaman batu muda (neolithiklim).

Pada masa ini manusia sudah mulai mengenal pertanian, kehidupan yang menetap, irigasi, berternak hewan. Mereka juga sudah mulai mengenal cara baca tulis dan berhitung. Dengan mereka bisa menulis dan berhitung mereka dapat menulis peristiwa-peristiwa penting sehimgga dapat dibaca oleh orang lain.
Menurut Anna Poedjiadi (1987:28-32) pada zaman purba perkembangan pengetahuan telah tampak pada beberapa bngsa, seperti Mesir, Babylonia, Cina dan India. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perkembangan pengetahuan pada masa zaman purba ditandai dengan lima pengetahuan:
1.      Pengetahuan yang didasari dengan pengamalan (empirical knowledge).
2.      Pengetahuan yang berdasarkan pengamalan itu diterima sebagai fakta dan sikap receptive mind, dan apabila ada keterangn tentang fakta, keterangan itu bersifat mistis, magis, dan religi.
3.      Kemampuan menemukan abjad dan sistem .
4.      Kemampuan menulis berhitung dan membaca.
5.      Kemampuan meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa yang belum pernah terjadi contohny gerhana bulan dan gerhana matahari.
A.    Zaman Yunni (7SM-6M)
Zaman Yunani kuno merupakan priode yang sangat penting dalam peradaban manusia karna pada zaman ini manusia mengalami perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logosentris. Pola piker mitosentris dalah pola yang berpikiran tentang mengandalakn mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Mereka beranggapan bahwa gempa bumi itu dewa bumi yang sedang menggelngkan kepala bukan karna terjadinya fenomena alam. Tetapi setelah dikenalkan filsafat pola berpikir mereka berubah menjadi bahwa gempa bumi itu bukan aktivitas dewa tetapi fenomena alam yang terjadi. Perubahan pola piker seperti ini membuat mereka tidak lagi takut kepada alam dan tidak menjauhinya tapi mereka mendekati bahkan dieksploitasi. Sehingga mereka menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.
Dari proses ini ilmu berkembang dari Rahim filsafat, dan kita dapat menikmati dalam bentuk teknologi. Perkembangan filsafat Yunani ini merupakan entri poin untuk memasuki peradapan baru umat Islam.
Sekitar abad IX SM atau pada tahun 700 SM, Yunani Sophia diberi arti kebijaksanaan atau kecakapan. Kata philopshopos pertama kali dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos. Ada juga yang mengatakan bahwa philoshopos pertama kali digunakan oleh pythagoras (580-500SM). Philosophia adalah hasil dan perbuatan yang disebut philoshopien, sedangkan philoshophos adalah orang yang melakukan philoshopien. Dari kata philoshopia itulah timbul kata-kata philoshopie (Belanda, Jerman, perancis), philosophy (Inggris). Dalam bahaa Indonesia disebut Filsafat atau Falsafat. [1]
Orang Yunani awalnya mempercayai dongeng dan tahayul tetapi seiringnya waktu lama kelamaan setelah mereka dapat membedakan antara yang real dan yang ilusi mereka dapat keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmia.
Manusia selalu berhadapan dengan alam yang luas dan yang penuh misteri, muncul rasa ingin tau tentang rahasia-rahasia alam. Para filosof alam disebut para filosof pasca sokrates tidak mengkaji tentang alam,tapi manusia dan prilakunya. Filosof alam pertama mengkaji tentang asal usul alam ialah thales(624-546SM).Thales diberi gelar bapak filsafat karena dia orang yang pertama kali berfilsafat dan mempertayakannya. Tahles berkata bahwa asal alam adalah air sebab air sangat penting bagi makhluk hidup,air bisa berubah menjadi benda gas,seperti uap dan benda padat, es, dan bumi berada diatas air.
Setelah Thales, munculah Aniximandros (610-540 SM). Aniximandros menjelaskan bahwa substansi itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya dia juga tidak setuju bahwa unsur utama alam, air atau tanah. Dia berpendapat bahwa unsur utama alam yang mencakup segalanya dan diatas segalanya, dinamakan apeiron. Anaximandros tidak puas menunjukkan salah anasir sebagai prinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam, yaitu zat yang tidak dapat diamati oleh panca indra. Berbeda dengan thales  dan Anixmandros, Heraklitos (540-480 SM). Melihat alam semesta ini selalu berubah, seperti halnya sesuatu yang dingin berubah jdi panas begitupun sebaliknya. Ungkapan yang terkenal dari Heraklitos dalam menggambarkan perubahan adalah panta rhei  uden enei (semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal mantap). Maka dapat disimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta bukanlah bahannya, tetpi actor dan penyebabnya. Contohnya seperti api, api itu dapat diartikan sebagai aktor perubahan dalam alam ini sehingga api itu pantas dianggap sebagai symbol perubahan itu sendiri.[2]
Parmenides adalah filosofis alam yang berpengaruh (515-440SM). Tetapi pendapt Parmenides bertolak belakang dengan pendapatnya heraklitos. Parmenides berpendapat bahwa gerakan dan perubahan tidak mungkin terjadi ,dia juga menegaskan bahwa sesuatu yang ada pasti ada. Sedangkan menurut heraklitos realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari pada gerak dan perubahan. Ada dua kemungkinan orang memungkiri. Yang pertama orang bisa berpendapat sesuatu yang ada itu tidak ada. Pendapat yang kedua, bahwa yang ada itu bisa ada dan bisa juga tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang ada tetap lah ada dan itulah kebenaran satu-satunya.[3]
Sedangkan menurut pythagores (580-500SM) dia berpendapat bahwa semuanya dikembalikan pada bilangan.karna semua reaitas tidak bisa terlepas dari unsur bilangan. Sehingga bilangan adalah unsur utama dari alam dan menjadi alat ukur. Seluruh alam semesta ini merupakan harmoni yang mendamaikan suatu hal yang berlawanan. Artinya semua hal dapat dikembalikan  pada bilangan.[4]
Jasa Pythagoras sanganlah berpengah dan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.karna sampai detik ini kita masih menggunakan dan bergantung pada pendekatan matematika.dan dipertegas kembali oleh galileo bahwa alam ini ditulis dalam bahasa matematika. Dan menurut ilmu filsafat matematika merupakan sarana terpenting dan akurat karena ilmu dapat dihitung dengan akurat.matematika juga dapat menguraikan penjabar yang panjang dalam bentuk simbol,sehngga dapat mudah kita fahami.
Setelah masa filosofis alam berakhir, muncul lah masa transisi, dimana tidak lagi meeneliti alam tetapi meneliti manusia. Tokoh utamanya adalah pythagores (481-411SM)”manusia adalah ukuran kebenaran”. Karena kebenaran itu bersifat subjektif dan relatif. Maka mengakibatkan tidak adanya ukuran yang absolut dalam etika, metafisik, maupun agama. Bahkan teori matematika tidak dianggap mempunyai kebenaran yang absolut.
Tokoh lain dari sofian Gorgias (483-375SM) pengaruh kaum sofis sangatlah berpengaruh dan terasa karena pada masa ini membangkitkan semangat berfilsafat. Mereka berpendapat bahwa filosofis itu bukan berasal dari filosofis alam tetapi berasal dari manusia. Mereka juga memberikan luang untuk berspekulasi dan sekaligus merelatifikan teori ilmu sehingga muncul sintesa baru.
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan sangatlah berkaitan, karena suatu penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Socrates juga mempunyai semboyan yaitu apa yang tertera pada kuil Delphi “kenalilah dirimu sendiri”.[5]
Plato (429-347 SM), adalah tokoh yang sangat menonjol sekaligus murid dari Scorates dia juga yang menulis ide-ide dari Scorates. Menurut Plato esensi itu mempunyai realitas dan realitasnya ada didalam ide.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles berdasarkan analisinya bahasa yang disebut silogisme terdiri dari 3 premis :
-          Semua manusia akan mati (premis mayor)
-          Socrates seorang manusia (premis minor)
-          Socrates akan mati (konklusi)
Aristoteles adalah ilmuan yang perama kali mengenalkan teoretis dan praktis. Teoretis itu mencakup logika, metafiska, dan fisika, sedangkan praktis menckup etika, ekonomi, dan politik. Setelah 3 priode filsafat besar itu tadi mutu filsafat menjadi menurun. Kemunduran filsafat ini bersamaan dengan kemunduran politik. Setelah wafatnya Alexander the Great terjadinya pepecahan kecil kerajaan Macedonia. Tepatnya pada zaman helenisme, yaitu pada ujung sebelum masehi menjelang Neo Platonisme.
B.     Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Dari awal kelhiran Islam sudah memberikan penghargaan yang sangat besar terhadap ilmu. Contohnya saja seperti nabi Muhammad SAW ketika beliau diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul, beliau menjadi masyarakat sangat terbelaknag dimana paganisme tumbuh menjadi identitas yang melekat dan dekat terhadap masyarakat Arab. Kemudian Islam datang membawa cahaya penerangan yang dapat mengubah masyarakat jahilia menjadi masyarakat yang berilmu pengetahuan.
Sejarah pandangan Islam tumbuh menjadi ilmu yang penting bersamaan dengan munculnya Islam. Ketika rasulullah menerima wahyu yang pertama beliau diperintahkan untuk membaca. Jibril memerintahkan Nabi Muhammad pertama kali untuk membaca nama Tuhanmu yang menciptakan.[6] jibril pun tidak hanya sekali mengajarkan Nabi Muhammad tetapi berulang-ulang sampai Nabi Muhammad menerima wahyu tersebut. Dari kata Iqra kemudian lahirla anekah arti seperti menyampaikan, menyelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks baik yang berupa tulisan maupun tidak.[7] wahyu pertama yang turun menghendaki umat manusia untuk membaca dengan landasan Rabbik, yang dapat diartikan hasil bacaan yang bermanfaat untuk manusia. Ada juga ayat yang menjelaskan katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya (hanya) orang-orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran.[8] ada juga hadis Rasulullah yang menanyakan tentang wajibnya mencari ilmu, “carilah ilmu sampai kenegeri cina”. Sehingga dapat disimpilkan bahwa hadis dan Al-Quran dapat dijadikan sebagai sumber pokok untuk mencari ilmu yang seluas-luasnya. Selain dari pemahaman Al-Quran kita juga dapat menafsirkan yang bersifat Esoteris terhadap kitap suci, didalam penafsiran ini kita tidak hanya menemukan pengungkapan misteri-misteri tetapi kita juga dapat mencari makna secara mendalam yang dapat berguna untuk pembanguna paradikma ilmu.
Al-Quran dan Hadis tidak hanya menciptakan iklim yang komdusif bagi pemandangan ilmu dengan cara kebajikan dan keutamaan ilmu. Tetapi pencari ilmu itu akan bermuara pada penegasan Tauhid. Karena semua mata fisika dan kosmologi yang terlahir dari Al-Quran dan Sunnah merupakan pembangunan dan pengembangan ilmu Islam. Al-Quran dan Sunnah sama-sama menciptakan Atmosfir has yang mendorong aktifitas intelektual dalam konformitas dengan semangat Islam.[9]
Sejarah perkembangan ilmu dalam Islam dari beberapa zaman seperti yang diuraikan sebagai berikut:
1.    Penyampaian Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam
masuknya pengetahuan ilmia dan filsapat yunani ke dunia Islam, dan penyerapan serta pengintekgrasian ilmu pngetahuan oleh umat Islam. Dalam sejarah perasaban manusia, sangatlah jarang ditemukannya suatu kebbudayaan yang asing yang dapat diterima oleh kebudayaan lain, yang akan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangan intelektualdan pemahaman filosofis.
Perjalanan ilmu dan filsafat didunia Islam awalnya didasari upaya Rekonsiliasi yang diartikan sebagai mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda bahkan sering terjadinya perbedaan antara pandangan filsafat yunani. Seperti filsafat Flato dan Aristoteles yang bertolak belakang dengan keagamaan dalam Islam. Contohnya Aritorteles dan Flato memberika pengaruh terhadap Mazhab-mazhab Islam khususnya Mazhab Eklektisme. Al-farabi mempunyai pemikiran bahwa dia percaya pada kesatuan filsafat dan tokoh-tokoh filsafat harus bersepakat bahwa tujuan utama mereka adalah kebenaran. Ilmuan-ilmuan filosof muslim mulai dari Al-kindi sampai Ibnu Rusyd mereka terlibat dalam upaya rekonsilisasi (perbutan untuk memulihkan hubungan persahabatan). Dengan cara mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat relatip baru dan menarik.
Proses penyampain ilmu dan filsafat yunani kedunia Islam. Menurut C. A. Qodir, proses penerjemaha dan penapsiran buku-buku yunani dinegeri Arab dimilai jauh sebelum lahirnya Agam Islam atau penaklukan timur dekat oleh bangsa Arab pada tahun 641M.[10] Sebelum umat Islam dapat menaklukan Negara timur dekat, pada saat itu daerah surya menjadi tempat pertemuan antara dua dunia yaitu Romawi dan Persia. Maka dari itu surya menjadi peran yang sangat penting dalam penyebaran kebudayaan yunani ketimur dan kebarat. Ilmu pengetahuan yunani terutama disebarluaskan melalui sekolah-sekolah. Tujuan utama sekolah-sekolah yaitu untuk menyebarluskan pengetahuan injil, pengetahuan ilmiah seperti kedokteran yang banyak diminati oleh pelajar. Tapi sangat disayangkan pihak gereja berpendapat bahwa ilmu kedokteran sebagai ilmu sekular sehingga posisinya sangat rendah daripada ilmu pengobatan sipiritual yang merupakan hak istimewah para pendeta.[11]
Pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Ariokh, Ephesus, dan Iskandariah, dimana buku-buku yunani purba masih dibaca dan masih diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa terutama siriani, walaupun tempat itu sudah ditaklukan oleh umat Islam, pengaruh pemikiran yunani masih tetap mendalam dan meluas. Seorang tokoh Kristen yang bernama Nestorius, yang melakukan dekontruksi atas pemahaman teologi kalangan Kristen konservatif ortodoks,setelah ia terpengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yunani. Dia bersama pengikutnya melanjutkan kegiatan ilmu pengetahuan dan filsafat yunani kedaerah surya. Dalam perjalanan ini mereka dapat mnghasilkan karya filosof yunani seperti Phorphyriu, diantaranya Isagoge, Categorias, Hermeneutica, dan Analytica Priori. Pusat-pusat yang dipimpin oleh umat Kristen ini terus berkembang dengan bebas sampai mereka berada dibawah kekuasaan Islam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual,  tetapi membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan menghormati para ilmuan tanpa memandang Agama mereka.[12]
2.      Perkembangan ilmu pada masa Islam klasik
Sudah kita ketahui bahwa pentinya ilmu pengetahuan sangatah ditekankan dari masa rasulullah sampai dengan Khalifah al-Rasydin, perkembangan ilmu pengetahuan berkembang secara pesat seiringan dengan tantangan zaman.
Satu hal yang harus dicatat didalam kaitan perkembangan ilmu dalam Islam adalah Fitnah Al-kubra, yang tidak hanya membawa konsekuensi-logis dari segi politis an sich seperti yang dipahami selam ini tetapi juga membawa perubahan yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu didunia Islam. Saat terjadinya fitnah al-Kubrah, munculah beberapa golongan yang memiliki aliran teologis yang pada dasarnya berkembang karena alasn politis. Tetapi diluar konflik tersebut munculah dua orang tokoh besar yan tidak ikut berdebat dalam teologis tetapi lebih cenderung mengkafirkan satu samal lain, justru dua orang tersebut mencurahkan perhatiannya pada bidang ilmu agam Islam. Tokoh dua orang ini adalah Abdullah Ibn Umar dan Abdullah Ibn Abas. Mereka adalah tokoh pertama yang mencurahkan perhatian dalam bidang ilmu hadis. Kedua orang ini juga sering disebut sebagai pelopor kajian mendalam dan sistematis tentang agam Islam. Mereka juga serimg disebut “moyang” yaitu golongan suni atau Ahl-al-Sunnah wa al-Jama’ah.
Pasca Fitnah al-Kubra munculah berbagai alairan politik dan teologi. Dari sinilah muncul sejarah awal kajian-kajian dalam bidang teologi, meskipun masih berbentuk embrio. Embrio inilah yang kemudian menemukan bentuk yang lebuh sistematis dalam kajian-kajian teologis dalam Islam.[13] sebagai contoh persoalan hukum tentang orang yang berdosa besar apakah mukmin atau kafir, maslah kebebasan atau ketidak bebasan manusia itu tergantung kedalam perbuatannya, sudah diwakili sejak perdebatan antara kalangan Mu’tazilah dan Khawarij.
Unsur-unsur penting dalam perkembangan dan tradisi keilmuan Islam. Yaitu unsur-unsur budaya Perso-Seminitik (Zoroastrianisme khususnya Mazdaisme, serta yahudi dan Kristen) dan budaya Helenisme yang disebut sebagai pengaruh besar terhadap pemikiran Islam yaitu ibarat pisau bermata dua. Satu sisi ia mendukung Jabariyah (Jahm Ibn Safwan) didalam sisi lain ia mendukung Qodariah (Washil Ibn Atha) tokoh pendiri (Mu’tazilah).
Dapat disimpilkan bahwa pada awal Islam terpengaruh Hellenisme dan juga filsafat yunani terhadap tradisi terhadap keilmuan Islam sudah snagtlah kental, sehingga pengaruh selanjutnyapun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

3.      Perkembangan ilmu pada masa kejayaan Islam
Pada masa kejayaan Islam kekuasaan Islam, khususnya pada masa pemerintahan dinasti Umayah dan dinasti Abasyah, ilmu berkembang sangat maju dan pesat. Pada masa ini membawa Islam pada masa keemasan pertepatan pada wilayah-wilayah yang jauh diluar kekuasaan Islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (Dark Age).
Pada masa pemerintahan Al-masyur penerjemahan karya-karya filosof yunani kedalam bahasa arab sangat berkembang sangat pesat. Al-masyur dikabarkan telah memerintahkan penerjemah naskah-naskah yunani mengenai filsafat dan ilmu, dengan memberika imbalan yang sangat besar kepada ahli bahasa (penerjemah). Pada masa harun Al-Rasyid (786-809) proses penerjemahan masih terus berlangsung. Harun memerintah Yuhana (Yahya) Ibn Masawayh (w. 857), seorang dokter istana yang diberi tugas untuk menerjemahkan buku-buku kuno tentang kedokteran. Pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid masih banyak karya-karya yang diterjemahkannya. Seperti karya astronomi yang diterjemahkan oleh Muhammad ibn Ibrahim al-fazari(w.806)[14]
Perkembangan ilmu pada masa pemerintahan Al-Ma'mun (813-833). Ia adalah seorang pengikut mu'tazilah dan seorang nasionalis yang berusaha memaksa pandangannya pada rakyat melalui mekanisme rakyat. Jasa-jasa yang dilakukannya adalah mengembangkan ilmu didunia Islam dengan cara membangun Bait Al-Hikmah, didalamnya terdapat sebuah perpustakaan, observatorium dan sebuah departemen penerjemahan. Orang yang berperan penting diBait Al-Hikmah adalah Hunain, seorang murid Masawayh yang telah menterjemahkan buku-buku Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan Archimedes.
Pada abad ke-10 muncul dua penerjemah yaitu Yahya Ibn A'di (w. 974), dan Abu Ali Isa Ibn Ishaq Ibn Zera (w. 1008).
Pada masa kejayaan ini terdapat tokoh-tokoh filsafat yang berkecimbung secara serius dalam kajian diluar filsafat dimana mereka memperlakukan persoalan fisika sebagaimana mereka telah melakukan masalah-masalah yang bersifat metafisik.  Salah satu buktinya yaitu kitab al-syifa, ensiklopedi filsafat arab yang berisi 4 bagian. Bagian yang pertama mengenai logika, bagian kedua tentang fisika, bagian ketiga matematika, bagian keempat metafisik.
Al-kindi seorang ilmuan yang sering disebut sintis ketimbang filosof, yang berperan besar dimatematika dan fisika. Al-farabi melakukan penelitiannya didalam bidang geometrid an mekanika, dia juga termasuk seorang musikus muslim terbesar. Karya yang dilakukannya adalah didalam bidang musik adalah kitab al-musiqi al-kabir begitu juga Ibn majah, Ibn Tufail, dan Ibn Ruhd, yang hidup diandalusia dan bergelut dalam bidang kedokteran. Seperti ibn rusdh mengarang kitab al-kulliyat yang diterjemahkan kedalam bahasa latin pada abad pertengahan 13M.
Selain adanya perkembangan ilmu bidang umum sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu keIslaman, seperti tafsir, hadis, fiqih, usulfiqih dan ilmu keIslaman yang lain.perkembangan ilmu tafsir 'ulum alquran belum menemukan bentuknya yang kontret sampai abad ke-3 H.
Dalam bidang hadis perkembangan dimulai sejak imam safii menyusun kitabnya yaitu al-risalah. Di dalam nya terdapat problematika sanad dan matan hadist. Perkembangan ilmu hadist semakin di perluas pembahasannya dengan di ambil dua bentuk.
1. Ilmu riwayah, yaitu suatu ilmu untuk mengetahui sabda, perbuatan, pengakuan  dan sifat Nabi Saw.
2. Ilmu dirayah, yaitu ilmu yang membahas sanad dan matan dari segi diterima atau di tolaknya suatu hadist.
Selain dalam bidang alqur’an dan hadist, ilmu fiqih dan ushul fiqh telah mengalami perjalanan panjang hingga terbentuk seperti sekarang ini. Fiqih menjadi sebuah di siplin ilmu dengan mngalami beberapa tahapan pertama, tahap pembentukan pada masa Rasulullah, khulafa al-rhasidin, hingga paruh pertama abad ke -1 H. kedua, tahap pembentukan fiqih yang dimulai pada paruh pertama abad ke 1H sampai 2 H. Ketiga, tahap pematangan yang di mulai sejak dekade pada awal abad ke-2 H - 4 H. Keempat, tahap kemunduran fiqih yang di tandai jatuhnya bagdad kebangsa Tartar dan tertutupnya pintu ijtihad oleh para ulama.[15]
Terjadinya transformasi kebudayaan dan khusus nya ilmu dari dunia Islam kebarat di sebabkan oleh dua alasan. Pertama, kontak pribadi. Setelah penaklukan arab atas Persia, syiria, dan mesir, orang-orang Kristen di timur melakukan kontak dengan orang-orang Islam. Mereka pun akhirnya hidup bersamaan dan menikmati toleransi agama yang besar. Kedua, ada kegiatan penerjemahan. Kebudayaan Islam lah yang mendorong orang latin melakukan penerjemahan.
4.      Masa keruntuhan Tradisi Keilmuan Dalam Islam
     Pada abad ke-18 merupakan sejarah Islam yang sangat menyedihkan bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban Islam secara universal.
Lothrop Stoddard, menyatakan bahwamenjelang abad ke-8 dunia Islam mengalami kemrosotan yang sang rendah.seakan-akan umat Islam sudah mati,yang tersisa hanyalah cangkangnya yang kering kerontang berupa ritual tanpa jiwadan yahayulyang merendahkan martabat umatnya.dan dia juga menyatakan seandainya nabi Muhammad masih hidup maka dia akan  engutuk umatnya sebagai kaum yang murtad dan musyrik.[16]
Didalam bukunya,The Reconstruction of Religios Thought in Islam Iqbal menyatakan bahwa faktor utama kematian semangat ilmiah dikalangan umat Islam adalah dipahamnya paham yunani mengenai realitas yang pokok nya bersifat statis, dan jiwa Islam adalah dinamis dan berkembang.
Sebab lain yang menyebabkan tradisi keilmuan Islam adalah pemahaman yang keliru dalam memahami pemikiran A-Ghazali karena ia menolak filsafat seperti yang tertulis dalam Tahafuf al-fala –sifahnya. Tetapi sebenarnya beliau enawarkan sebuah metode yang ilmiah dan analisis, serta sifat skeptis.
Fiqih merupakan ilmu yang pertama yang dikembangkan oleh umat Islam. Yang berdasarkan empat sumber yaitu al-quran, sunah, ijma, qias yaitu merupakan sumber yang tetap. Selain sebab-sebab lain, kesulitan-kesulitan ijtihad dan mistisisme asketik juga merupakan faktor yang menyebabkan kemunduran tradisi intelektual dan keilmuan didunia Islam.  




[1] Soemardi soerjabrat pengantar filsafat,(Yogyakarta,1970),hlm.1-2.Endang Saifydin Ansori,ilmu filsafat dan agama (Surabaya,Bina ilmu,1991),cet .1X,hlm,80
[2] Ahmad Tafsir,filsafat hlm42
[3] Bertens,sejarah,hlm47
[4] Lbid,hlm37
[5] Fuad Hasan,Apologia Pidato Pembelan Socrates yang Diabadikan Plato,(Jakarta,Bulan Bintang,1986).hlm36
[6] Al-`Alaq(96);1
[7] M.Qurais Shihab,Wawasan Al-quran:Tafsir Maudhu`I atas Berbagai persoalan umat iaslam,(Bandung:Mizam,2001)cet.12,hlm.433.
[8] Al-Zumar (39):9
[9] Azyumardi Azra,Pendidikan Islam :Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,(Jakarta :Kalimantan,2001),cet.3,hlm.13
[10] C.A Qadir,filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam,alih bahasa:Hasad Basari,(Jakarta:yayasan Obor Indonesia ,2002),Edisi II.hlm.34.
[11] Ibid,hlm.35
[12]Ibid,hlm35-36
[13] Menurut AminAbdullah,jika diteliti lebih mendalam ternyata historitas kemanusiaan yang mengitari pencetus pemikiran kalam saat awal terbentuknya ikut mewarnai bentuk rancang bangun keilmuan kalam yang berkembang saat itu. Ini berarti kondisi sosial, budaya,terlebih lagi politik mewarnai bentuk paradigma keilmuan kalam. Baca bukunya, studi agama: Normanitas atau Historitas?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), cet. 3, hlm. 122.
[14] Majid Fakhry, A History of Islamic Philosophy, (New York: Columbia University Press, 1970), hlm. 45.
[15] Ibid. , hlm. 206.
[16] C. A. Qadir, Filsafat, hlm. 130.

No comments:

Post a Comment