1

loading...

Monday, October 29, 2018

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses yang terjadi di setiap kehidupan seseorang di sepanjang hidupnya. Belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Salah satu ciri belajar adalah adanya interaksi antara dua orang atau lebih. Proses tersebut dapat diartikan sebagai salah satu proses pendidikan. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan.[1]
Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”[2]
                                                                     
Pendidikan mampu mengembangkan potensi diri, kecerdasan, akhlak dan aspek lain yang ada pada diri seseorang. Ilmu pengetahuan berperan penting untuk mengembangkan potensi diri seseorang. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut membutuhkan orang lain sebagai mediator penyampainya. Seperti di jelaskan dalam Qs Al-Anbiya ayat 7:
!!$tBur$uZù=yör&šn=ö6s%žwÎ)Zw%y`ÍûÓÇrqœRöNÍköŽs9Î)((#þqè=t«ó¡sùŸ@÷dr&̍ò2Ïe%!$#bÎ)óOçFZä.ŸwšcqßJn=÷ès?ÇÐÈ

“Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”[3]

   Guru berperan penting terhadap sebuah proses pendidikan. Guru merupakan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, dimana ilmu yang dimilikinya dapat di jadikan sebagai sumber dalam belajar. Guru menentukan perkembangan peserta didik. Sebagai pendidik, guru menjadi nahkoda yang akan mengomandoi para peserta didik dalam mengarungi lautan kehidupan. Apabila nahkoda memberi intruksi  yang salah, maka akibatnya sangat fatal. Kapal mungkin akan tetrsesat jauh dari tujuan, bahkan karam sebelum mencapai tujuan. [4]
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan. Guru adalah pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas.[5]
   Guru harus kreatif dalam mendesain metode pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan. Dengan cara demikian, di harapkan siswa dapat memahami materi yang diberikan dan mencapai pembelajaran bermakna.[6]
  Kesuksesan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari  penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru. Menurut M. Sobri Sutikno:
“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam mencapai tujuan”.

Seorang guru tidak bisa mengabaikan sebuah metode. Ada begitu banyak metode yang dicetuskan oleh para ahli. Secara umum metode pembelajaran terbagi atas metode konvensional dan modern. Metode konvensional adalah metode yang digunakan berdasarkan kecenderungan yang menjadikan guru dan siswa tidak pasif selalu belajar, berfikir dan inovatif. Sedangkan metode pembelajaran modern adalah metode yang menggunakan cara-cara yang inovatif dengan berbagai kombinasi yang komparatif untuk menghasilkan cara belajar yang taktis, teknis, dan praktis d alam mengaplikasikan, mengapresiasikan dan menginterpretasikan. Wortham mengemukakan bahwa:
 “Metode pembelajaran modern dan konvensional akan melahirkan metode pembelajaran yang taktis, teknis, dan praktis berupa metode ekspitori, demonstrasi, metode diskusi dan debat, metode bermain peran dan metode simulasi. Metode modern dan konvensional ini diarahkan untuk menjadi metode yang efektif, efisien dan berkualitas dalam pembelajaran dunia pendidikan”.

Penggunaan metode di era yang semakin berkembang, seharusnya semakin inovatif pula. Siswa tidak hanya diharuskan menerima materi yang disampaikan oleh guru, melainkan mampu mengembangkan materi yang telah diberikan.
Faktanya, pada era ini siswa cenderung kurang memperdalam ilmu kegamaan, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah umum hanya dengan dua jam pelajaran saja dalam satu minggu, Itu pun tidak di barengi dengan penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik, sehingga menyebabkan berkurangnya usaha pemberdayaan siswa selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran pun terkesan membosankan. Pada akhirnya tujuan pembelajaran pun tak terpenuhi. Hasil belajar pun tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan juga pemberdayaan siswa dalam pembelajaran, untuk membuat anak tertarik belajar Pendidikan Agama, maka diperlukan metode-metode yang menarik. Metode yang dapat digunakan ialah metode kooperatif tipe STAD (Student Team-Achievement Divisions).
Student Team-Achievement Divisions (STAD) merupakan metode yang terdiri atas lima komponen utama seperti presentasi kelas, tim kuis, diskusi kelompok, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.[7] Metode pembelajaran Student Team-Achievementnini akan dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan di sekolah.
Metodel pembelajaran konvensional bermacam-macam, salah satunya tipe ceramah. Metode Ceramah Merupakan penuturan bahan pelajaran secara lisan.[8] Setiap Metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, kuncinya bagaimana seorang guru menyampaikan materi tersebut. Penggunaan kedua metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar itu berupa kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan tingkat keberhasilan Penggunaan Metode Pembelajaran Modern (Kooperatif) Tipe STAD (Student Team-Achievement Divisions) dan Metode Konvensional (Ceramah) terhadap hasil Belajar siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”.

B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya yaitu:
1.     Siswa mulai lengah belajar di dalam kelas. Siswa lebih mudah bosan mendengarkan dan memperhatikan guru yang menerangkan pembelajaran di kelas.
2.    Ada begitu banyak metode pembelajaran, akan tetapi banyak guru yang belum tahu dan masih banyak menggunakan metode konvensional.
3.    Metode pembelajaran berperan penting terhadap keberhasilan belajar siswa, akan tetapi metode yang dipilih guru terkadang kurang mendukung keberhasilan belajar.
C.  Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus dan menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis perlu membatasi variabelnya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini ialah penggunaan metode pembelajaran ceramah dan STAD (Student Team Achievement Divisions), hasil belajar dan tingkat keberhasilan penggunaan metode STAD dan Ceramah terhadap hasil belajar.

D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dipilih penulis, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode STAD (Student Team Achievement Divisions)?
2.    Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional (ceramah)?
3.    Bagaimana perbandingan tingkat keberhasilan penggunaan metode konvensional (ceramah) dan metode modern (Student Team-Achievement Divisions) terhadap hasil belajar siswa?

E.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban atau sasaran yang ingin dicapai penulis dalam sebuah penilitian. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode STAD (Student Team Achievement Divisions)?
2.    Untuk mengetahui hasil belajar yang menggunakan metode konvensional (ceramah)?
3.    Untuk mengetahui perbandingan tingkat keberhasilan penggunaan metode konvensional (ceramah) dan metode modern (Student Team-Achievement Divisions) terhadap hasil belajar siswa?

F.   Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
1.    Manfaat Teoritik
a.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkhusus dalam hal penggunaan Metode pembelajaran.
b.    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pijakan ataupun rujukan bagi peneliti yang mengadakan penelitian pada masalah yang bersangkutan.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi siswa, sebagai motivasi pendorong untuk memiliki kesadaran diri melakukan kegiatan dengan baik dan semangat dalam belajar.
b.    Bagi guru, membantu guru dalam memperbaiki dan meningkatkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektiv dan efisien.
c.       Bagi sekolah, sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas siswa dan guru. Bahan pertimbagan pemilihan metode pembelajaran.
d.      Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terhadap metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa (keberhasilan pembelajaran).

G. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Erni Ratna Dewi 2018
Metode Pembelajaran Modern dan Konvensional pada Sekolah Menengah Atas.
Hasil metode pembelajaran modern dan konvensional yang diterapkan oleh guru SMA sudah bisa dikatakan efisien, efektif dan berkualitas dalam penerapannya mulai tahun 2013-2017.

Perbedaan: Dalam kajian terdahulu ini variabel penelitiannya luas atau dengan kata lain metode yang diteliti banyak, hampir menyeluruh. Rentang waktu penelitiannya juga panjang yaitu 4 tahun. Sedangkan variabel yang ada pada penelitian saya hanya terfokus pada penggunaan metode konvensional ceramah, metode modern STAD (Student Team Achievement Division) dan hasil belajar.

Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Samsul Bahri -
Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Guna Meningkatkan Prestasi Belajar PKN Siswa Pada Kelas IV SD Negeri 211 Sabadolok
Hasil penerapan model pembelajaran tipe STAD belum berjalan baik. Karena dari hasil penelitian didapatkan data bahwa keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan metode ini hanya mencapai 55% sementara kriteria yang diharapkan 85%.

Perbedaan: Pada kajian terdahulu ini yang diteliti hanya penerapan sebuah metode dan perannya dalam meningkatkan prestasi belajar, sedangkan pSada penelitian penulis metode yang digunakan sebanya dua metode.

Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Elisabet Dyah Kusuma, Gunarhadi dan Riyadi
Keefektifan Model Quantum Learning Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah
 Berdasarkan hasil uji hipotesis terbukti bahwa model Quantum Learning berbasis masalah berpengaruh terhadap pemecahan masalahsiswa pada pembelajaran tematik.
Perbedaan:  Kajian terdahulu ini yang diteliti ialah keefektifan model Quantum Learning, sedangkan pada penelitian penulis yang diteliti ialah perbandingan tingkat ketercapaian metode.

Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Hanri Eko Saputro
Implementasi Metode Guide Discovery Dalam Pembelajaran PAI di SMP 1 Lasem Kabupaten Rembang
Dalam kajian terdahulu ini tidak dilakukan penelitian, karena hanya berupa Sinopsis Tesis.
Perbedaan: Kajian terdahulu ini hanya berupa penjelasan-penjelasan terkait tata cara pengimplementasian metode Guide Discovery, sedangkan penulis melakukan penelitian.

Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Dhida Dwi Kurniawati 2010
Pengaruh Metode Mind Mapping dan Keaktifan Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
Model Mind Mapping dan keaktifan belajar IPS berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
Perbedaan: Kajian terdahulu ini membahas pengaruh metode metode Mind Mapping dan keaktifan belajar, sedangkan penulis membahas mengenai perbandingan tingkat ketercapai penggunaan metode ceramah dan STAD terhadap hasil belajar.

H.  Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran permulaan terhadap hasil penelitian ini, maka perlu dikemukakan sistematika penulisan:
1.    BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, kajian terdahulu, dan sistematika penulisan penelitian.
2.    BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi metode, metode pembelajaran, definisi metode STAD (Student Team Achievement Divisions), definisi metode ceramah hubungan antar variable dan hipotesis.
3.    BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis dan rancangan penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi, sampel dan sampling, data dan instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data,  teknik penyajian data dan teknik analisis data.
4.    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil pengembalian kuesioner, pengujian kualitas dan hasil analisis data.
5.    PENUTUP
Penutup menguraikan tentang kesimpulan akhir penelitian, keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti.
6.    BAB V PENUTUP
Penutup menguraikan tentang kesimpulan akhir penelitian, keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti.
7.    DAFTAR PUSTAKA
8.    LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Aliyy. 2006.  Al-Quran dan Terjemahannya Jawa Barat: Diponegoro.
Danim Sudarwan. 2013. Pengantar Kependidikan. Bandung:Alfabeta Bandung.

E. Slavin Robet. 2010. COOPERATIVE LEARNING Teori, Riset dan praktik. Bandung:Nusa Media.

Ien Mahmudah Hurin. 2016. Bahan Ajar Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam.

Said Alamsyah dan Andi Budiman Jaya. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta: Prenadia Group.

Susanto Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:Prenadia Group

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Dapertemen Agama RI




[1]Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan (Bandung:Alfabeta Bandung, 2013). h. 2.
[2]Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. (Jakarta: Dapertemen Agama RI). h. 5.
               [3]Al-‘Aliyy Al-Quran dan Terjemahannya (Jawa Barat: Diponegoro. 2006). ayat 7.             
[4] Hurin ‘Ien Mahmudah, Bahan Ajar Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam (2016). h. 43.
[5] Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar(Jakarta:Prenadia Group:2016). h. 92.
[6] Ibid,... h.  93.
[7]Robet E. Slavin, COOPERATIVE LEARNING Teori, Riset dan praktik (Bandung: Nusa Media:2010). h. 143.
[8]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences (Jakarta:Prenadia Group:2015). hal. 33.

No comments:

Post a Comment