TUGAS METODELOGI PENELITIAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Didalam pendidikan itu sendiri,
lingkungan yang sangat dekat berhubungan langsung dengan pendidikan yaitu lingkungan
sosial. Lingkungan sosial merupakan bentuk hubungan antara manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Adapun lingkungan sosial ini meliputi: keluarga, teman,
guru dan masyarakat. Teman merupakan salah satu lingkungan sosial pertama bagi
anak atau remaja berinteraksi dengan orang lain selain anggota keluargannya[1]. Didalam
Al-Qur’an, Allah Swt. pernah menyinggung masalah pergaulan agar memilih teman
yang baik. Sebagaimana firmannya dalam Q.S At-Taubah:119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ
الصَّادِقِينَ
Artinya: ”Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar.”[2]
Firman Allah Swt. diatas jelas bahwa
Allah Swt. melarang kita agar tidak bergaul dengan orang-orang yang buruk
akhlaknya dan bejat moralnya. Hendaknya seseorang itu bergaul dengan
orang-orang yang benar seperti orang-orang yang baik. Teman yang baik dan dapat
memberi pengaruh yang baik juga terhadap dirinya.
Menurut pendapat Dr.M.J. Langeveld
bahwa “pergaulan itu merupakan ladang atau lapangan yang memungkinkan
terjadinya pendidikan”[3] sebagaimana
pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia. Bahkan didalam Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan,
akhlaq mulia serta terampil yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Sidiknas 2003 : 1)[4]
Setiap pengaruh dari pergaulan teman
sebaya mempunyai dampak terhadap pendidikan, baik hal yang dapat mendukung
proses pembelajaran atau malah akan menjadi penghambat sistem pembelajaran itu
sendiri, karena setiap apa yang dilakukan seorang teman akan berpengaruh dan
memberi dampak terhadap motivasi belajar anak tersebut.
Menurut Purwanto (2007:73) Motivasi
belajar adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan
menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu”. Tentu saja motivasi ini
sangat penting dalam memajukan peningkatan mutu pembelajaran yang dapat mengacu
pada tujuan dari pembelajaran itu sendiri[5].
Motivasi belajar ini sering menjadi pengaruh dari dalam diri anak jika
dihadapkan dengan berbagai macam pengaruh yang terjadi diluar diri anak
tersebut terutama pengaruh dari teman-teman
sebayanya.
Seorang anak yang telah memasuki
dunia pendidikan formal (sekolah) dan telah memasuki masa remaja. Anak tersebut
cenderung lebih dekat dengan teman sebayanya ketimbang dengan keluarganya
sendiri, hal ini karena anak lebih sering berada diluar menghabiskan waktunya disekolah,
ekstrakulikuler dan bermain bersama teman sebayanya dibandingkan dengan
keluargaanya sendiri.
Permasalahan yang banyak terjadi
sekarang ini, salah satunya merupakan dampak dari pengaruh-pengaruh teman
sebaya yang tidak diinginkan. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran dari para
orang tua terhadap prilaku dan moral anaknya serta menjadi tanggung jawab orang
dewasalah untuk dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi dikedepannya.
Peranan orang tua tentu sangat penting demi masa depan anak-anaknya terutama
dalam hal memilih teman yang baik untuk anaknya. Sebagaimana Menurut anjuran
Imam Al-Ghazali: ”Hendaknya (orang tua) menjaga anak-anaknya dari bergaul
dengan anak-anak yang dibiasakan bersenang-senang dan bermewah-mewah serta
dibiasakan berpakaian yang serta lux dan demikian pula terhadap anak-anak yang
berkelakuan buruk”[6].
Peranan orang dewasa tidak hanya
sebatas orang tua saja, melainkan juga guru dan masyarakat sekitar. Didalam
pendidikan formal, hal ini menjadi tanggung jawab seorang guru yang merupakan
motivator terhadap anak didiknya. Diharapkan pengaruh yang dihasilkan teman
sebaya hendaknya dapat berpengaruh kearah yang positif dan dapat menjadi
motivasi yang baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi anak
disekolah. Membimbing dan mengarahkan anak agar tidak berkelakuan yang buruk
dan dapat memberikan pengaruh positif kepada teman-temanya merupakan tujuan
dari seorang guru kepada anak didiknya[7].
Teman sebaya merupakan salah satu
dari ruang lingkup sekolah. Biasanya didalam sekolah seringkali kita mendengar adanya
kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sekelompok anak atau
remaja yang memiliki usia dan tingkat kematangan yang hampir sama. Hubungan
yang terjadi diantara keduanya merupakan hubungan yang edukatif. Dimana mereka
akan saling berinteraksi, belajar bersama, bercerita, saling mengajak dan
diajak dan saling memberikan dukungan antara satu sama lain. Hubungan yang
dibangun dengan baik akan sangat membantu pembelajaran dan proses pembentukkan
tingkah laku anak keranah yang lebih baik juga[8].
Pada dasarnya ada beberapa jenis
teman sepermainan/sebaya dengan berbagai tipe adanya teman sepermainan itu
karena didasari oleh kesamaan hobi, tujuan, pikiran dan seringnya bertemu. Dan
setiap teman sepermainan memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter ini
memengaruhi dalam banyak hal, khususnya prestasi belajar. Pengaruh tersebut
dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap tingkat prestasi belajar .
tergantung diri sendiri atau teman sepermainan tersebut.
Kelompok teman sebaya mempuyai fungsi
dalam proses belajar karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif bagi anak. Teman
dapat dijadikan teman diskusi tentang berbagai macam masalah dan cara
menyelesaikannya, dapat juga tempat untuk belajar kelompok, mengemukakan
pendapat, dan untuk meningkatkan kemampuan dalam penalaran. Tidak dapat
dipungkiri bahwa teman sebaya dapat mempengaruhi hal-hal positif, bertukar
pikiran, berbagi info atau pendapat. Dimana hal ini Justru sangat baik dalam
memberikan perubahan dalam hasil belajar siswa dan dapat juga berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar
siswa[9].
Tingkat prestasi anak diukur dari
keberhasilan pembelajaran yang telah diberikan. Hendaknya dalam proses
pembelajaran yang terjadi, lingkungan juga dapat mendukung pembelajaran dan
dapat memberi dorongan untuk tambah semangatnya dalam belajar[10]. Lebih
khususnya penelitian ini melihat dari pergaulan teman sebaya tingkat remaja
yang sampel penelitiannya diambil pada pergaulan siswa yang terjadi disekolah.
Selanjutnya dari awal penelitian,
penulis dapat menemukan fenomena yang dapat dilihat dari siswa bahwa masih
banyaknya dampak negatif yang terjadi akibat teman sebaya. Adanya sebagian dari
teman sebaya yang masih memberikan dampak yang buruk dalam perkembangan belajar
anak. Teman sebaya bukan hanya sebagai rekan tetapi juga sebagai pendukung yang
memberikan motivasi atau dorongan belajar dan semangat belajar yang tinggi
untuk sama-sama memperbaikki prestasi belajar yang maksimal.
Problem yang terjadi pada saat ini bahwa
teman sebaya juga dapat menurunkan semangat belajar dan prestasi belajar
diantara siswa. Dampak yang sering muncul juga kebanyakkan dari teman sebaya,
kemalasan dan tidak adanya semangat untuk belajar sering terjadi didalam
kehidupan siswa. Ada yang mengikuti tingkah laku temannya seperti malas
belajar, tidak mengerjakan PR, bolos sekolah, dalam belajar hanya memikirkan
bermain bahkan ada yang sampai prestasi anak tersebut menurun hanya karena mengikuti temannya yang sering bermalas-malasan.
Dari apa yang dipaparkan diatas,
penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan melakukan penelitian
yang berjudul “Pegaruh Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar”.
B. Identifikasi
Masalah
Pencapaian pemahaman siswa salah
satunya ditentukan oleh nilai prestasi yang diperoleh peserta didik, bahkan
sampai saat ini nilai prestasi yang diperoleh siswa menjadi tolak ukur
keberhasilan belajar seseorang. Namun, dalam proses pembelajaran itu banyak
sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan prestasi belajar
tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain seperti minat dan bakat.
Disamping itu juga ada faktor lain
yang mempengaruhi proses dari pemahaman siswa tersebut yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang turut mempengaruhi pemahaman siswa berasal
dari dalam diri siswa tersebut dan ada juga faktor eksternal (lingkungan)
seperti lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah.
C. Batasan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah pada
faktor-faktor lingkungan yang menjadi pengaruh dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam lingkup teman sebaya. Memusatkan penelitian pada pergaulan
teman sebaya termasuk juga yang dilakukan seorang guru dalam mengarahkan
pertemanan yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
apakah
faktor yang dapat mempengaruhi teman sebaya dalam proses belajar dan prestasi
belajar siswa?
2.
Bagaimanakah
peran guru dalam mengarahkan pertemanan yang terjadi dalam pergaulan teman
sebaya dalam lingkup sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
E. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui apakah faktor yang ditimbulkan teman sebaya dapat berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar siswa.
2.
Untuk
mengetahui peran apasaja yang dilakukan seorang guru dalam mengarahkan pertemanan
yang terjadi dalam pergaulan teman sebaya dalam lingkup sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat
Penelitian
1.
Teoritis
Hasil
penelitian ini digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan semangat dan motivasi
belajar siswa sehingga tercapainya prestasi belajar yang maksimal dan membantu
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dalam hal saling adanya sikap saling
memengaruhi antara satu sama lain dalam hal yang baik dengan cara membimbing
dan mengarahkan siswa dan teman sebaya kearah yang positif.
2.
Praktis
a.
Bagi
Siswa
1.
Dapat
meningkatkan semangat belajar sehingga terelialisasikan melalui prestasi
belajar siswa.
2.
Meningkatkan
antusias siswa dalam hal saling memberi dukungan antara satu sama lain saat
belajar.
3.
Menciptakan
lingkungan yang juga dapat meningkatkan persaingan yang positif diantara siswa.
b.
Bagi
Guru
1.
Dapat
meminimalisir hal buruk terjadi dalam pergaulan teman sebaya sehingga tujuan
dari pendidikan tercapai maksimal.
2.
Dapat
menjadi acuan bagi guru untuk memahami karakter dari setiap peserta didiknya.
3.
Guru
dapat memperbaikki cara dalam hal menghadapi siswa-siwanya yang dapat memberi
pengaruh yang tidak baik kepada siswa lainnya.
4.
Menjadi
pemahaman guru jika berhasil memberi arahan dan motivasi siswanya sehingga
pergaulan yang ada menjadi ladang kberhasilan pembelajaran yang maksimal.
c.
Bagi
Peneliti
1.
Peneliti
dapat melatih diri dalam melaksanakan penelitian.
2.
Sebagai
sarana dalam memperaktekkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan.
3.
Peneliti
dapat mengetahui seberapa besar pengaruh teman sebaya terhadapa prestasi
belajar siswa.
G. Kajian
Terdahulu
kajian terdahulu ini menjadi salah
satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya
teori yang digunakan dedalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
terdahulu, penulis menemukan satu kajian terdahulu yang masalahnya sama
mengenai permasalahan yang akan diangkat penulis untuk diteliti. Berikut adalah
penelitian terdahulu berupa jurnal yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis.
Nama
Peneliti
|
Judul
Penelitian
|
Hasil
Penelitian
|
Danti Indri
Astuti 2016
|
Pengaruh
pergaulan Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
|
Didalam
pengaruh teman sebaya dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar terdapat
pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar hal ini terjadi
pada tahun 2015-2016
|
Perbedaan: Dalam kajian terdahulu ini variabel yang diteliti sangat Luas dan
penelitiannya bukan hanya terfokus dengan satu variabel saja melainkan banyak
variabel, dan mata pelajaraan yang diteliti yaitu hanya menjurus kepada
motivasi terhadap pembelajaran akuntansi saja. Sedangkan menelitian saya
hanya terfokus kepada pergaulan teman sebaya dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa. Disini hanya lingkup teman sebaya, dan peranan guru
serta orang tua didalamnya.
|
H. Sistematika
Penulisan
Untuk terarahnya penulisan skripsi
ini dibuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I adalah Pendahuuan, berisikan
Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II adalah Landasan Teori, yang
berisikan faktor-faktor dari pergaulan teman sebaya, motivasi guru dan cara
menghadapinya, Penelitian Relevan, Kerangka Teoritis, Hipotesis Penelitian.
Bab III adalah bab yang membahas
tentang Jenis Penelitian,Waktu dan Tempat Penelitian, Populasi dan Sampel,
Definisi Operasional Variabel, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian,
Uji Validitas dan Reliabilitas, Teknik Analsis Data.
Bab IV adalah bab yang membahas
tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi Deskripsi Wilayah
Penelitian, Penyajiann Data Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian.
Bab V merupakan Penutup, bab ini
berisikan tentang Kesimpulan Hasil Penelitian dan Saran-saran Penulisan
terhadap Hasil Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.2007
Abu Ahmadi.Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Pt. Rineka cipta. 2005.
Asri Budiningsih.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT
Rineka Cipta.2005 hal 20-30
Boere
George, General Psychology. Jogjakarta: Prismashophie. 2016.
Dalyono, M. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. 2009.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta
: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2006.
Mustofa
Bisri, Psikologi Pendidikan. yogjakarta: parama
ilmu. 2015
Robert A. Baron dan Donn Byrne.Psikologi Sosial.Jakarta:
Penerbit: ERLANGGA.2005.
[1] Robert A. Baron dan Donn Byrne, Psikologi Sosial. (Jakarta:
Erlangga).,2005, h. 9.
[2]
Al-Qur’an dan Terjemahannya
[3]
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta).,2007, h. 5.
[4] Hadari
Nawawi. Perundang-Undangan Pendidikan. 1983. Hal 23
[5]
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta).,2007, h. 161.
[7] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta).,2005, h. 46
[9] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta).,2007, h. 25.
[10] Asri Budiningsih, Belajar
dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2005, h. 20.
No comments:
Post a Comment