1

loading...

Monday, October 29, 2018

TUGAS METODELOGI PENELITIAN

TUGAS METODELOGI PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Didalam pendidikan itu sendiri, lingkungan yang sangat dekat berhubungan langsung dengan pendidikan yaitu lingkungan sosial. Lingkungan sosial merupakan bentuk hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Adapun lingkungan sosial ini meliputi: keluarga, teman, guru dan masyarakat. Teman merupakan salah satu lingkungan sosial pertama bagi anak atau remaja berinteraksi dengan orang lain selain anggota keluargannya[1]. Didalam Al-Qur’an, Allah Swt. pernah menyinggung masalah pergaulan agar memilih teman yang baik. Sebagaimana firmannya dalam Q.S At-Taubah:119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”[2]
Firman Allah Swt. diatas jelas bahwa Allah Swt. melarang kita agar tidak bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan bejat moralnya. Hendaknya seseorang itu bergaul dengan orang-orang yang benar seperti orang-orang yang baik. Teman yang baik dan dapat memberi pengaruh yang baik juga terhadap dirinya.
Menurut pendapat Dr.M.J. Langeveld bahwa “pergaulan itu merupakan ladang atau lapangan yang memungkinkan terjadinya pendidikan”[3] sebagaimana pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia. Bahkan  didalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta terampil yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sidiknas 2003 : 1)[4]
Setiap pengaruh dari pergaulan teman sebaya mempunyai dampak terhadap pendidikan, baik hal yang dapat mendukung proses pembelajaran atau malah akan menjadi penghambat sistem pembelajaran itu sendiri, karena setiap apa yang dilakukan seorang teman akan berpengaruh dan memberi dampak terhadap motivasi belajar anak tersebut.
Menurut Purwanto (2007:73) Motivasi belajar adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu”. Tentu saja motivasi ini sangat penting dalam memajukan peningkatan mutu pembelajaran yang dapat mengacu pada tujuan dari pembelajaran itu sendiri[5]. Motivasi belajar ini sering menjadi pengaruh dari dalam diri anak jika dihadapkan dengan berbagai macam pengaruh yang terjadi diluar diri anak tersebut terutama pengaruh dari teman-teman  sebayanya.
Seorang anak yang telah memasuki dunia pendidikan formal (sekolah) dan telah memasuki masa remaja. Anak tersebut cenderung lebih dekat dengan teman sebayanya ketimbang dengan keluarganya sendiri, hal ini karena anak lebih sering berada diluar menghabiskan waktunya disekolah, ekstrakulikuler dan bermain bersama teman sebayanya dibandingkan dengan keluargaanya sendiri.
Permasalahan yang banyak terjadi sekarang ini, salah satunya merupakan dampak dari pengaruh-pengaruh teman sebaya yang tidak diinginkan. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran dari para orang tua terhadap prilaku dan moral anaknya serta menjadi tanggung jawab orang dewasalah untuk dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi dikedepannya. Peranan orang tua tentu sangat penting demi masa depan anak-anaknya terutama dalam hal memilih teman yang baik untuk anaknya. Sebagaimana Menurut anjuran Imam Al-Ghazali: ”Hendaknya (orang tua) menjaga anak-anaknya dari bergaul dengan anak-anak yang dibiasakan bersenang-senang dan bermewah-mewah serta dibiasakan berpakaian yang serta lux dan demikian pula terhadap anak-anak yang berkelakuan buruk”[6].
Peranan orang dewasa tidak hanya sebatas orang tua saja, melainkan juga guru dan masyarakat sekitar. Didalam pendidikan formal, hal ini menjadi tanggung jawab seorang guru yang merupakan motivator terhadap anak didiknya. Diharapkan pengaruh yang dihasilkan teman sebaya hendaknya dapat berpengaruh kearah yang positif dan dapat menjadi motivasi yang baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi anak disekolah. Membimbing dan mengarahkan anak agar tidak berkelakuan yang buruk dan dapat memberikan pengaruh positif kepada teman-temanya merupakan tujuan dari seorang guru kepada anak didiknya[7].
Teman sebaya merupakan salah satu dari ruang lingkup sekolah. Biasanya didalam sekolah seringkali kita mendengar adanya kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sekelompok anak atau remaja yang memiliki usia dan tingkat kematangan yang hampir sama. Hubungan yang terjadi diantara keduanya merupakan hubungan yang edukatif. Dimana mereka akan saling berinteraksi, belajar bersama, bercerita, saling mengajak dan diajak dan saling memberikan dukungan antara satu sama lain. Hubungan yang dibangun dengan baik akan sangat membantu pembelajaran dan proses pembentukkan tingkah laku anak keranah yang lebih baik juga[8].
Pada dasarnya ada beberapa jenis teman sepermainan/sebaya dengan berbagai tipe adanya teman sepermainan itu karena didasari oleh kesamaan hobi, tujuan, pikiran dan seringnya bertemu. Dan setiap teman sepermainan memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter ini memengaruhi dalam banyak hal, khususnya prestasi belajar. Pengaruh tersebut dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap tingkat prestasi belajar . tergantung diri sendiri atau teman sepermainan tersebut.
Kelompok teman sebaya mempuyai fungsi dalam proses belajar karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif bagi anak. Teman dapat dijadikan teman diskusi tentang berbagai macam masalah dan cara menyelesaikannya, dapat juga tempat untuk belajar kelompok, mengemukakan pendapat, dan untuk meningkatkan kemampuan dalam penalaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa teman sebaya dapat mempengaruhi hal-hal positif, bertukar pikiran, berbagi info atau pendapat. Dimana hal ini Justru sangat baik dalam memberikan perubahan dalam hasil belajar siswa dan dapat juga  berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar siswa[9].
Tingkat prestasi anak diukur dari keberhasilan pembelajaran yang telah diberikan. Hendaknya dalam proses pembelajaran yang terjadi, lingkungan juga dapat mendukung pembelajaran dan dapat memberi dorongan untuk tambah semangatnya dalam belajar[10]. Lebih khususnya penelitian ini melihat dari pergaulan teman sebaya tingkat remaja yang sampel penelitiannya diambil pada pergaulan siswa yang terjadi  disekolah.
Selanjutnya dari awal penelitian, penulis dapat menemukan fenomena yang dapat dilihat dari siswa bahwa masih banyaknya dampak negatif yang terjadi akibat teman sebaya. Adanya sebagian dari teman sebaya yang masih memberikan dampak yang buruk dalam perkembangan belajar anak. Teman sebaya bukan hanya sebagai rekan tetapi juga sebagai pendukung yang memberikan motivasi atau dorongan belajar dan semangat belajar yang tinggi untuk sama-sama memperbaikki prestasi belajar yang maksimal.
Problem yang terjadi pada saat ini bahwa teman sebaya juga dapat menurunkan semangat belajar dan prestasi belajar diantara siswa. Dampak yang sering muncul juga kebanyakkan dari teman sebaya, kemalasan dan tidak adanya semangat untuk belajar sering terjadi didalam kehidupan siswa. Ada yang mengikuti tingkah laku temannya seperti malas belajar, tidak mengerjakan PR, bolos sekolah, dalam belajar hanya memikirkan bermain bahkan ada yang sampai prestasi anak tersebut menurun hanya karena  mengikuti temannya yang sering bermalas-malasan.
Dari apa yang dipaparkan diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pegaruh Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar”.
B. Identifikasi Masalah
Pencapaian pemahaman siswa salah satunya ditentukan oleh nilai prestasi yang diperoleh peserta didik, bahkan sampai saat ini nilai prestasi yang diperoleh siswa menjadi tolak ukur keberhasilan belajar seseorang. Namun, dalam proses pembelajaran itu banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan prestasi belajar tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain seperti minat dan bakat.
Disamping itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi proses dari pemahaman siswa tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang turut mempengaruhi pemahaman siswa berasal dari dalam diri siswa tersebut dan ada juga faktor eksternal (lingkungan) seperti lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah pada faktor-faktor lingkungan yang menjadi pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam lingkup teman sebaya. Memusatkan penelitian pada pergaulan teman sebaya termasuk juga yang dilakukan seorang guru dalam mengarahkan pertemanan yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      apakah faktor yang dapat mempengaruhi teman sebaya dalam proses belajar dan prestasi belajar siswa?
2.      Bagaimanakah peran guru dalam mengarahkan pertemanan yang terjadi dalam pergaulan teman sebaya dalam lingkup sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah faktor yang ditimbulkan teman sebaya dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
2.      Untuk mengetahui peran apasaja yang dilakukan seorang guru dalam mengarahkan pertemanan yang terjadi dalam pergaulan teman sebaya dalam lingkup sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
1.    Teoritis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga tercapainya prestasi belajar yang maksimal dan membantu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dalam hal saling adanya sikap saling memengaruhi antara satu sama lain dalam hal yang baik dengan cara membimbing dan mengarahkan siswa dan teman sebaya kearah yang positif.
2.    Praktis
a.       Bagi Siswa
1.      Dapat meningkatkan semangat belajar sehingga terelialisasikan melalui prestasi belajar siswa.
2.      Meningkatkan antusias siswa dalam hal saling memberi dukungan antara satu sama lain saat belajar.
3.      Menciptakan lingkungan yang juga dapat meningkatkan persaingan yang positif diantara siswa.
b.      Bagi Guru
1.      Dapat meminimalisir hal buruk terjadi dalam pergaulan teman sebaya sehingga tujuan dari pendidikan tercapai maksimal.
2.      Dapat menjadi acuan bagi guru untuk memahami karakter dari setiap peserta didiknya.
3.      Guru dapat memperbaikki cara dalam hal menghadapi siswa-siwanya yang dapat memberi pengaruh yang tidak baik kepada siswa lainnya.
4.      Menjadi pemahaman guru jika berhasil memberi arahan dan motivasi siswanya sehingga pergaulan yang ada menjadi ladang kberhasilan pembelajaran yang maksimal.
c.       Bagi Peneliti
1.    Peneliti dapat melatih diri dalam melaksanakan penelitian.
2.    Sebagai sarana dalam memperaktekkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan.
3.    Peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh teman sebaya terhadapa prestasi belajar siswa.
G. Kajian Terdahulu
kajian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dedalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan satu kajian terdahulu yang masalahnya sama mengenai permasalahan yang akan diangkat penulis untuk diteliti. Berikut adalah penelitian terdahulu berupa jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Danti Indri Astuti 2016
Pengaruh pergaulan Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Didalam pengaruh teman sebaya dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar hal ini terjadi pada tahun 2015-2016
Perbedaan: Dalam kajian terdahulu ini variabel yang diteliti sangat Luas dan penelitiannya bukan hanya terfokus dengan satu variabel saja melainkan banyak variabel, dan mata pelajaraan yang diteliti yaitu hanya menjurus kepada motivasi terhadap pembelajaran akuntansi saja. Sedangkan menelitian saya hanya terfokus kepada pergaulan teman sebaya dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Disini hanya lingkup teman sebaya, dan peranan guru serta orang tua didalamnya.

H. Sistematika Penulisan
Untuk terarahnya penulisan skripsi ini dibuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I adalah Pendahuuan, berisikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II adalah Landasan Teori, yang berisikan faktor-faktor dari pergaulan teman sebaya, motivasi guru dan cara menghadapinya, Penelitian Relevan, Kerangka Teoritis, Hipotesis Penelitian.
Bab III adalah bab yang membahas tentang Jenis Penelitian,Waktu dan Tempat Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional Variabel, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Uji Validitas dan Reliabilitas, Teknik Analsis Data.
Bab IV adalah bab yang membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi Deskripsi Wilayah Penelitian, Penyajiann Data Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian.
Bab V merupakan Penutup, bab ini berisikan tentang Kesimpulan Hasil Penelitian dan Saran-saran Penulisan terhadap Hasil Penelitian.






DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu  Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.2007
Abu Ahmadi.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Pt. Rineka cipta. 2005.
Asri Budiningsih.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta.2005 hal 20-30
Boere George, General Psychology. Jogjakarta: Prismashophie. 2016.
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. 2009.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2006.
Mustofa Bisri, Psikologi Pendidikan. yogjakarta: parama ilmu. 2015
Robert A. Baron dan Donn Byrne.Psikologi Sosial.Jakarta: Penerbit: ERLANGGA.2005.







[1] Robert A. Baron dan Donn Byrne, Psikologi Sosial. (Jakarta: Erlangga).,2005, h. 9.
[2] Al-Qur’an dan Terjemahannya
[3] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu  Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2007, h. 5.
[4] Hadari Nawawi. Perundang-Undangan Pendidikan. 1983. Hal 23
[5] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu  Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2007, h. 161.
[6] Ibid,... Hal 98-100
[7] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2005, h. 46
                [8] Bisri Mustofah, Psikologi Pendidikan, (Yogjakarta: Parama Ilmu)., 2015,  h. 78-79
[9] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu  Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2007, h. 25.
[10] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).,2005, h. 20.

No comments:

Post a Comment