MAKALAH STATISTIK PENDIDIKAN PENGAJUAN HIPOTESIS, STATISTIK PARAMETRIK DAN STATISTIK NON PARAMETRIK
BAB
I
PENADAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Dalam kehidupan
sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam
bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih
dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data
tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui
berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul
data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu
terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan
sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep
hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis.
Terkadang dalam
penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam
melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis
penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang
terjadi.Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang
mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu,
dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan
hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan
terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga
dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi
sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari
hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului.
Dari renungan-renungan
atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan
yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup membuat konklusi
dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan merumuskannya
dalam bentuk statmen (pernyataan).
B.
Rumusan Masalah.
1.
Apa pengertian hipotesis ?
2.
Apa pengertian statistic parametric ?
3.
Apa pengertian statistic non parametric ?
C.
Tujuan Masalah.
1.
Untuk mengetahui hipotesis
2.
Untuk mengetahui statistic parametric
3.
Untuk mengetahui statistic non parametrik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hipotesis.
1.
Pengertian Hipotesis.
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo
(belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau
kesimpulan yang ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu
kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan
bukti-bukti. Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
a.
Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis
sebagai hubungan yang diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih
variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis
sangat berkaitan dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab
rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan empiris.[1]
b.
Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis
berupa logika berpikir deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus
(hipotesis) dari kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika
deduktif menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu
merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya,
maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu
mempunyai kepastian kebenaran pula.[2]
c.
Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa
hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
d.
Dalam Yatim Riyanto (1996: 13), menyetakan bahwa
hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang
diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar atau tidaknya
suatu hipotesis tergantung pengujian dari dara empiris.
e.
Suharsimi Arikunto (1995: 71), mendefinisikan bahwa hipotesis
sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika
yang diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesis
merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitian dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji,
ini disebut hipotesis.
Secara
garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:[3]
a.
Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
b.
Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antar fakta yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian
peneliti.
c.
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta
yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang
menyeluruh.
d.
Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian
dengan fakta.
2.
Jenis-jenis Hipotesis
Adapun
jenis-jenis hipotesis, yaitu :[4]
a.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang
mengandung pernyataan mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau
secara negatif antara dua variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis
hipotesis ini juga sering disebut sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat
variabel yang akan diuji. Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis
penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang
hubungan dan (2) hipotesis tentang perbedaan. Hipotesis tentang hubungan yaitu
hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau
lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a)
hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b)
hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c)
hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi
tidak timbal balik.
Sedangkan
hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini
mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
b.
Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
(Hipotesis Statistik)
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat
dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil (null
hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, dan (2) hipotesis alternative
(alternative hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ha. Hipotesis nihil (Ho),
yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara suatu variabel
dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis
yang menyatakan adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang
lain. Contohnya, Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu
directional hipotheses (hipotesis terarah) dan non directional hipotheses
(hipotesis tak terarah). (Frankel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto,
1989 :57)
Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah
hipotesis yang diajukan oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan
tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang sudah diprediksi
berpengaruh terhadap variabel dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan
metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses)
adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas
bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Frankel dan
Wallen (1990: 42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa
peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian
yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode
mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
c.
Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau
lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat
dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah
hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.
Sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau
sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
3.
Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan.
Ketetapan ramalan itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas
ketetapan landasan teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada
sumber-sumber acuan ketika melakukan telaah pustaka.[5] Menggali
dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. peneliti harus sanggup
memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
a.
Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang
ingin dipecahkan dengan cara banyak membaca literature-literatur yang ada
hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b.
Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan
tentang tempat-tempat, objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu sama
lain dalam masalah yang sedang diselidiki.
c.
Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu
keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan
bidang yang bersangkutan.
Perumusn
hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut indrianto dan supomo ( 2002:
77) antara lain dengan mempertimbangkan criteria kreteria tertentu sebagai
acuannya dan penjelasan sebagai berikut :
a.
Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan
penelitian
Tujuan penekitian adalah memecahkan masalah atau
utuk menjawab pernyataan penelitian hipotesis dalam penelitian kuantitaf,
merupakan jawaban rasiional yang deduksi dari konsef konsef dan teori teori
yang sudah ada
b.
Berupa perfnyatan yang dirumuskan dengan maksud
ingin diuji secara empiris.
Tujujan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah
menguji teoritis dan hipotesis maka akar dapatt diuji , hiotesis harus
menyatakan secara jelas pariabel variabal yang di teliti atau berupa duaaamn
tettentu pada hubungan antar dua variable
c.
Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan
teori-teori lebih kuat jika dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa
teori kemungkinan saling bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori yang
satu lebih kuat dengan teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti
harus mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada alternatif.
Dapat terjadi hipotesis lainnya kemungkinan dikembangakan melalui teori tgeori
yang lainnya.
Pendapat lain
mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya.
Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:[6]
a.
Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih.
b.
Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat
deklaratif atau pernyataan.
c.
Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan
padat.
d.
Hipotesis hendaklah dapat diuji.
4.
Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al (dalam
Arief Furchan, 1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji
hipotesis, peneliti perlu:[7]
a.
Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat
diamati apabila hipotesis itu benar.
b.
Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan
pengamatan, eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk
menunjukkan apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
c.
Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk
menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Pengujian ini
bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan memerlukan akurasi
yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah data sampel yang
merupakan bagian dari populasi. Pengujian hipotesis ini adalah ekspektasi
peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu populasi yang didukung dengan
landasan konseptual tertentu untuk diuji kebenarannya. Langkah selanjutnya
yaitu membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh
peneliti tersebut.
Suatu uji
hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang dilakukan, peneliti
memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan peneliti ditolak
karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu
kebetulan namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan dapat pula
karena hipotesis pendamping, hasil statistiknya didukung atau diterima sebagai
hal yang benar. Maksudnya dalam suatu hipotesis statistik, antara hipotesis nol
(H0) dan alternatif (Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti
diterima sehingga dapat dibuat keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak, dan
Ha = diterima.
Dan suatu
hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari hasil
kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika menerima
hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses
pengkajian pustaka hanya disebabkan oleh kesalahan tidak disengaja waktu
mengambil data di lapangan.
Atau hipotesis
riset yang telah diajukan peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau
tidak didukung oleh informasi yang ada. Untuk itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya
dalam makalah ini bahwa dalam merumuskan hipotesis terdapat dua pilihan
peneliti, yakni menerima keputusan seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau
mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).[8]
B.
Statistik parametris.
1.
Pengertian statistic parametris.
Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang
mempertimbangkan jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar
secara normal atau tidak. Statistik parametrik digunakan untuk menguji
hipotesis dan variabel yang terukur. Dengan kata lain, data yang akan
dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas.
Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan
dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan
transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa
dikerjakan dengan statistik parametrik.Misal : “Berapa menit rata-rata waktu
layanan pelanggan di restoran cepat saji X?”. variabel waktu layanan pelanggan
dapat diukur dalam menit.
2.
Ciri-ciri statistik parametris, sebagai berikut :
a.
Data yang digunakan berskala interval atau rasio.
b.
Data berdistribusi normal.
c.
Harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan,
seperti normalitas, liniearitas, multikolinearitas, homogenitas,
heteroskedasitas, autokorelasi, dll.
3.
Contoh metode statistik parametris sebagai berikut:
a.
Uji satu sampel atau dua sampel dengan uji-Z
b.
Uji satu sampel atau dua sampel dengan uji-t
c.
Korelasi Pearson Product Moments
d.
Korelasi Ganda
e.
Analisis Regresi
f.
Analisis of Varians (ANOVA) – parametric dll
4.
Keunggulan statistik parametris, diantaranya :
a.
Observasi bebas satu sama lain dan ditarik dari
populasi yang berdistribusi normal serta memiliki varian yang homogen.
b.
Biasanya tidak menguji syarat parameter dari suatu
populasi dan dianggap sudah memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan
dengan kuat.
5.
Kelemahan statistik parametris, diantaranya:
a.
Populasi harus memiliki varian yang sama.
b.
Variabel yang diteliti harus dapat diukur minimal
skala interval
c.
Dalam ANOVA harus ditambahkan persyaratan rata-rata
populasi harus normal dan bervarian sama Harus merupakan kombinasi linier dari
efek-efek yang ditimbulkan[9].
C.
Statistik Nonparametrik
1.
Pengertian Statistik nonparametric.
Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas
sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau
tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala
pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi
normal. Misal : “Berapa besar kepuasan pelanggan terhadap pelayanan restoran
cepat saji X?”. variabel kepuasan tidak memiliki satandar pasti.
2.
Syarat statistik non-parametrik.
a.
Data tidak berdistribusi normal
b.
Umumnya data berskala nominal dan ordinal
c.
Umumnya dilakukan pada penelitian social
d.
Umumnya jumlah sampel kecil
3.
Contoh metode statistik non-parametrik :
a.
Uji tanda (sign test)
b.
Rank sum test (wilcoxon)
c.
Rank correlation test (spearman)
d.
Fisher probability exact test.
e.
Chi-square test, dll
4.
Keunggulan dan kelemahan statistik
non-parametrik
a.
Keunggulan :
1)
Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2)
Secara umum metode statistik non-parametrik lebih
mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik
parametrik karena ststistika
non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti
halnya statistik parametrik.
3)
Statistik non-parametrik dapat digantikan data
numerik (nominal) dengan jenjang (ordinal).
4)
Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak
dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif.
5)
Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik
dilakukan secara langsung pada pengamatan yang nyata.
6)
Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat
pada distribusi normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi
berdistribusi normal.
b.
Kelemahan
1)
Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan
beberapa informasi tertentu.
2)
Hasil pengujian hipotesis dengan statistik
non-parametrik tidak setajam statistik parametrik.
3)
Hasil statistik non-parametrik tidak dapat
diekstrapolasikan ke populasi studi seperti pada statistik parametrik. Hal ini
dikarenakan statistik non-parametrik mendekati eksperimen dengan sampel kecil
dan umumnya membandingkan dua kelompok tertentu.[10]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Hipotesis dapat di bagi
atas dua jenis yaitu ; hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau
hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, dan hipotesis Nol (Ho). Bentuk hipotesis
penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari
tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu :
rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan
asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga
ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut; harus dengan nyata menunjukkan adanya
hubungan antara dua atau lebih variabel, harus jelas, tidak membingungkan, dan
dalam bentuk deklaratif (pernyataan), harus dapat di uji secara empires,
artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan guna menguji
kebenaran hipotesis tersebut, dan hipotesis harus didukung oleh teori-teori
yang dikemukakan para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Perumusan
hipotesis berguna untuk; memfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data
yang relevan untuk di kumpulkan, menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk
teknis analisis yang akan di gunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapat
kerangka penyimpulan, dan merangsang penelitian lebih
lanjut.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kamu kesehatan
sehingga mampu menyelesaikan kewajiban kami. Tak lupa pula shalawat dan salam
kepada junjungan alam penerang umat muslim Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umat dari kehidupan jahiliyah menuju kehidupan yang berilmu. Alhamdulillah,
pada kesempatan ini kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kami
pada mata kuliah Statistik Penelitian yang berjudul pengajuan hipotesis,
statistic parametric, dan statistic non parametrik. Tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah yang telah memberi arahan
dalam proses penyusunan makalah. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini sangat
banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami menerima saran dan kritikan yang
mendukung dan memotivasi dari pembaca..
Bengkulu,
November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan........................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah..................................................................................... 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... 3
A. Penajuan hipotesis................................................................................. 3
B. Statistik parametrik .............................................................................. 10
C. Statistic non parametrik........................................................................ 11
Bab III Penutup................................................................................................ 14
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
Daftar Pustaka.................................................................................................. iv
DAFTAR
PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro.2011. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations.Bandung:
Simbiosa
Retakama Media.
Margono.2010.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:
Rineka Cipta.
Nazir,
Moh.2013. Metodologi Penelitian
.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor,
Juliansyah.2013. Metodologi Penelitian
.Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Ruslan,
Rosady.2006.Metode Penelitian Public
Relation Dan Komunikasi.Jakarta:
Raja
Grafindo.
Suryabrata,
Sumadi .2014.Metodologi Penelitian.Jakarta:
Rajawali Pers.
Sugiyono.2003.Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D.Bandung: CV.
Alfabeta.
Zuriah, Nurul.2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
.Jakarta: Bumi
Aksara.
[1]Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra
Utama, 2013) h. 79
[2] Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations
(Bandung: Simbiosa Retakama Media, 2011) h. 21
[3] Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003)
h. 151
[4] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009) h. 163-165
[5] Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 68
[6] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers,
2014) h. 22
[7] Ibid, h. 167
[8] Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi
(Jakarta: Raja Grafindo, 2006)
[9] Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung :CV. ALFABETA,
2009), Hlm. 93
[10] Ibid, h. 110.
No comments:
Post a Comment