1

loading...

Monday, November 5, 2018

MAKALAH STATISTIK PENDIDIKAN PENGAJUAN HIPOTESIS, STATISTIK PARAMETRIK DAN STATISTIK NON PARAMETRIK

MAKALAH STATISTIK PENDIDIKAN  PENGAJUAN HIPOTESIS,  STATISTIK PARAMETRIK  DAN STATISTIK NON PARAMETRIK  

BAB I
PENADAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis.
Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang terjadi.Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului.
Dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan).
B.     Rumusan Masalah.
1.      Apa pengertian hipotesis ?
2.      Apa pengertian statistic parametric ?
3.      Apa pengertian statistic non parametric ?
C.     Tujuan Masalah.
1.      Untuk mengetahui hipotesis
2.      Untuk mengetahui statistic parametric
3.      Untuk mengetahui statistic non parametrik
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hipotesis.
1.      Pengertian Hipotesis.
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti. Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
a.       Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan empiris.[1]
b.      Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula.[2]
c.       Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
d.      Dalam Yatim Riyanto (1996: 13), menyetakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung pengujian dari dara empiris.
e.       Suharsimi Arikunto (1995: 71), mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut hipotesis.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:[3]
a.       Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b.      Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c.       Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
d.      Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.
2.      Jenis-jenis Hipotesis
Adapun jenis-jenis hipotesis, yaitu :[4]
a.       Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau secara negatif antara dua variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang akan diuji. Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang perbedaan. Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a)      hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b)      hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c)      hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
b.      Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil (null hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, dan (2) hipotesis alternative (alternative hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ha. Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional hipotheses (hipotesis terarah) dan non directional hipotheses (hipotesis tak terarah). (Frankel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57)
Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Frankel dan Wallen (1990: 42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
c.       Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
3.      Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan telaah pustaka.[5] Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
a.       Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan cara banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b.      Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam masalah yang sedang diselidiki.
c.       Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Perumusn hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut indrianto dan supomo ( 2002: 77) antara lain dengan mempertimbangkan criteria kreteria tertentu sebagai acuannya dan penjelasan sebagai berikut :
a.       Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian
Tujuan penekitian adalah memecahkan masalah atau utuk menjawab pernyataan penelitian hipotesis dalam penelitian kuantitaf, merupakan jawaban rasiional yang deduksi dari konsef konsef dan teori teori yang sudah ada
b.      Berupa perfnyatan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji secara empiris.
Tujujan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah menguji teoritis dan hipotesis maka akar dapatt diuji , hiotesis harus menyatakan secara jelas pariabel variabal yang di teliti atau berupa duaaamn tettentu pada hubungan antar dua variable
c.       Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan teori-teori lebih kuat jika dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa teori kemungkinan saling bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori yang satu lebih kuat dengan teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada alternatif. Dapat terjadi hipotesis lainnya kemungkinan dikembangakan melalui teori tgeori yang lainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:[6]
a.          Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b.         Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c.          Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d.         Hipotesis hendaklah dapat diuji.
4.      Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al (dalam Arief Furchan, 1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji hipotesis, peneliti perlu:[7]
a.       Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis itu benar.
b.      Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
c.       Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian hipotesis ini adalah ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu populasi yang didukung dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji kebenarannya. Langkah selanjutnya yaitu membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti tersebut.
Suatu uji hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan peneliti ditolak karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan dapat pula karena hipotesis pendamping, hasil statistiknya didukung atau diterima sebagai hal yang benar. Maksudnya dalam suatu hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak, dan Ha = diterima.
Dan suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses pengkajian pustaka hanya disebabkan oleh kesalahan tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.
Atau hipotesis riset yang telah diajukan peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada. Untuk itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya dalam makalah ini bahwa dalam merumuskan hipotesis terdapat dua pilihan peneliti, yakni menerima keputusan seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).[8]
B.     Statistik parametris.
1.      Pengertian statistic parametris.    
Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Statistik parametrik digunakan untuk menguji hipotesis dan variabel yang terukur. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.Misal : “Berapa menit rata-rata waktu layanan pelanggan di restoran cepat saji X?”. variabel waktu layanan pelanggan dapat diukur dalam menit.
2.      Ciri-ciri statistik parametris, sebagai berikut :
a.       Data yang digunakan berskala interval atau rasio.
b.      Data berdistribusi normal.
c.       Harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan, seperti normalitas, liniearitas, multikolinearitas, homogenitas, heteroskedasitas, autokorelasi, dll.
3.      Contoh metode statistik parametris sebagai berikut:
a.       Uji satu sampel atau dua sampel dengan uji-Z
b.      Uji satu sampel atau dua sampel dengan uji-t
c.       Korelasi Pearson Product Moments
d.      Korelasi Ganda
e.       Analisis Regresi
f.       Analisis of Varians (ANOVA) – parametric dll
4.      Keunggulan statistik parametris, diantaranya :
a.       Observasi bebas satu sama lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal serta memiliki varian yang homogen.
b.      Biasanya tidak menguji syarat parameter dari suatu populasi dan dianggap sudah memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan dengan kuat.
5.      Kelemahan statistik parametris, diantaranya:
a.       Populasi harus memiliki varian yang sama.
b.      Variabel yang diteliti harus dapat diukur minimal skala interval
c.       Dalam ANOVA harus ditambahkan persyaratan rata-rata populasi harus normal dan bervarian sama Harus merupakan kombinasi linier dari efek-efek yang ditimbulkan[9].
C.     Statistik Nonparametrik
1.      Pengertian Statistik nonparametric.
Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal. Misal : “Berapa besar kepuasan pelanggan terhadap pelayanan restoran cepat saji X?”. variabel kepuasan tidak memiliki satandar pasti.
2.      Syarat statistik non-parametrik.
a.       Data tidak berdistribusi normal
b.      Umumnya data berskala nominal dan ordinal
c.       Umumnya dilakukan pada penelitian social
d.      Umumnya jumlah sampel kecil
3.      Contoh metode statistik non-parametrik :
a.       Uji tanda (sign test)
b.      Rank sum test (wilcoxon)
c.       Rank correlation test (spearman)
d.      Fisher probability exact test.
e.       Chi-square test, dll
4.      Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik 
a.       Keunggulan :
1)      Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2)      Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik  karena ststistika non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya statistik parametrik.
3)      Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan jenjang (ordinal).
4)      Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif.
5)      Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada pengamatan yang nyata.
6)      Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
b.      Kelemahan
1)      Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
2)      Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik parametrik.
3)      Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan dua kelompok tertentu.[10]

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Hipotesis dapat di bagi atas dua jenis yaitu ; hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, dan  hipotesis Nol (Ho). Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut; harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel, harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan), harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut, dan hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Perumusan hipotesis berguna untuk; memfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan, menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapat kerangka penyimpulan, dan merangsang penelitian lebih lanjut.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kamu kesehatan sehingga mampu menyelesaikan kewajiban kami. Tak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan alam penerang umat muslim Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat dari kehidupan jahiliyah menuju kehidupan yang berilmu. Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kami pada mata kuliah Statistik Penelitian yang berjudul pengajuan hipotesis, statistic parametric, dan statistic non parametrik. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah yang telah memberi arahan dalam proses penyusunan makalah. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini sangat banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami menerima saran dan kritikan yang mendukung dan memotivasi dari pembaca..

                                                                              Bengkulu,        November  2018


                                                                                               Penulis










DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................          i
Kata Pengantar.................................................................................................          ii
Daftar Isi...........................................................................................................          iii
Bab I Pendahuluan...........................................................................................          1
A.    Latar Belakang......................................................................................          1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................          2
C.     Tujuan Masalah.....................................................................................          2
Bab II Pembahasan...........................................................................................          3
A.    Penajuan hipotesis.................................................................................          3
B.     Statistik parametrik ..............................................................................          10
C.     Statistic non parametrik........................................................................          11
Bab III Penutup................................................................................................          14
A.    Kesimpulan...........................................................................................          14
Daftar Pustaka..................................................................................................          iv













DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro.2011. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations.Bandung:
            Simbiosa Retakama Media.
Margono.2010.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Nazir, Moh.2013. Metodologi Penelitian .Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor, Juliansyah.2013. Metodologi Penelitian .Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Ruslan, Rosady.2006.Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi.Jakarta:
            Raja Grafindo.
Suryabrata, Sumadi .2014.Metodologi Penelitian.Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.2003.Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung: CV.
            Alfabeta.
Zuriah, Nurul.2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan .Jakarta: Bumi
            Aksara.





[1]Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013) h. 79
[2] Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations (Bandung: Simbiosa Retakama Media, 2011) h. 21
[3] Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) h. 151
[4] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. 163-165
[5]  Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 68
[6] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) h. 22
[7] Ibid, h. 167
[8] Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo, 2006)
[9] Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung :CV. ALFABETA, 2009), Hlm. 93
[10] Ibid, h. 110.

No comments:

Post a Comment