MAKALAH Definisi Metode dalam Perkembangan Peserta didik
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk yang berpikir (homo
sapiens),makhluk yang berbuat (homo faber), makhluk yang dapat dididik (homo
educandum) dan lain sebagainya. Daripandangan tersebut dapat diketahui bahwa
manusia adalah makhluk yang kompleks. Jadi yang dimaksud manusia secara
utuh adalah manusia dengan sifat yang seimbang dari segi individu dan sosial,
jasmani dan rohani, serta duniadan akhirat. Karena manusia adalah makhluk yang
kompleks tentunya manusia ini dalam hidupnya akan mengalamiproses pertumbuhan
dan perkembangan.pertumbuhan digunakan untukmenyatakan perubahan-perubahan
kuantitatif mengenai fisik maupun biologis, sedangkan perkembangan
digunakanuntuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani
dan aspek sosial.
Dari definisi di atas dapat diketahui
bahwa ada manusia ini juga merupakan makhluk yang dapat didik.Maka dari itu
manusia membutuhkan pendidikan untuk keberlangsungan hidupnya. Pada saat itulah
manusia
memiliki
kedudukan sebagai peserta didik. Peserta didik adalah setiap individu yang
melakukan suatu kegiatan untukmemperoleh ilmu pengetahuan untuk membentuk
kepribadiannya menjadi lebih baik. Setiap peserta didik ini jugamengalami
pertumbuhan dan perkembangan. seorangguru penting untuk mengetahi sejauh mana
siswanyaberkembangdan apa saja yangharus dilakukan sertaapasaja yangdiperlukan
untuk melaksankan hal tersebut. Maka dari itu sangatlah penting bagi tenaga
pendidik untukmemahamimetodedan instrumennyayangakan diuraikandalam bab
pembahasan.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
definisi metode untuk mempelajari perkembangan peserta didik?
2.
Bagaimana
jenis pendekatan penelitian untuk mempelajari perkembangan peserta didik?
3.
Bagaimanakah
definisi dan jenis instrument riset perkembangan peserta didik?
3. Tujuan
Menjelaskan definisi metode untuk mempelajari perkembangan peserta
didik. Menjelaskan jenis pendekatan penelitian untuk mempelajari perkembangan
peserta didik. Menjelaskan definisi dan jenis instrument riset perkembangan
peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Metode dalam Perkembangan Peserta didik.
Metode adalah
seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secarasistematis
(urutannya logis). Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara
atau jalan yangditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahamiobjek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Jadi metode ini sudah mencakup desain, pendekatan
maupuninstrumen.Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.Singkatnya metode merupakan cara
berpikir atau cara apa yang harus dilakukan agar dapatmendapat sesuatu yang
menjadi tujuan. Seorang tenaga pendidik atau sebut saja misalnya seorang guru
akan selalumenggunakan metode dalam mengajar siswa dan sebagai cara untuk
mengetahui sejauh mana ia (guru tersebut)dapat memberikan sebuah kemajuan atau
perubahan. Cara yang guru tersebut pakai ialah sebuah metode dalammengamati
siswa. Kesimpulannya, dalam mengamati apa yang terjadi atau untuk mengamti
perkembangan pesertadidik, seorang tenaga pendidik pastilah memakai sebuah
metode atau dapat juga disebut sebagai strategi dalam usaha mencapai sebuah
tujuan
B.Pendekatan Penelitian untuk Memahami Perkembangan Peserta Didik
a) Pendekatan Lintas-Seksional
Variasi
usia yang berbeda-beda. Dari usia yang berbeda-beda ini akan dibandingkan
bagaimana perbedaan mereka dalam beberapa hal. Penelitian ini akan lebih efisien
karena untuk mengamati tahapan kehidupan manusia misalnya peneliti tidak perlu
menunggu seseorang untuk mencapai usia tertentu. Contoh penerapannya misalnya
ketika kitaingin mengamati perkembangan peserta didik usia 5 – 15 tahun maka
diambil masing – masing 2 orang anak dari setiap anak berusia 5 sampai 15
tahun. Setelah itu kita mengamati hal-hal apa saja atau perkembangan apa saja
yang terjadi pada tiap-tiap usia 5 hingga 15 tahun dari anak-anak yang
dijadikan contoh tadi. Namun jika ada kelebihan pastilah ada
kekurangan.Kekurangan dalam metode ini adalah bagaimana sebuah proses
perkembangan terjadi, bagaimana progress atau regressnya tentu akan sulit
dilihat karena yang diketahui adalah hasilnya.
b) Pendekatan Longitudinal
Pendekatan
Longitudinal (Longitudinal approach) ialahsuatu strategi penelitian yang
mempelajari individu yang sama selama suatu periode waktu, biasanya beberapa
tahun atau lebih .Pendekatan ini memakan waktu yang lama tetapi proses
perubahan yang terjadi pada seseorang akan lebih terlihat jelas karena peneliti
mengamati objek yang sama dan dengan jangka waktu tertentu. Penerapan pendekatan
ini dalam meneliti perkembangan anak dari usia 5 hingga 15 tahun dengan cara
mengambil misal 2 orang anak yang berusia 5 tahun. Maka kita amati apa saja
yang terjadi atau perubahan/perkembangan yang terjadi hingga 2 orang anak
tersebut berusia 15 tahun. Hal ini membuat peneliti akan dapat lebih jelas
melihat perubahan-perubahan yang terjadi beserta proses terjadinya, namun
penelitian dengan model pendekatan ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
c)
Pendekatan
sekuensial
Pendekatan sekuensial
(Sequential approach) ialah kombinasi rancangan lintas seksional dan
longitudinal. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi lintas
seksional yang mencakup individu dari usia berbeda. Berbulanbulan atau
bertahun-tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi – ini
merupakan aspek longitudinal dari rancangan. Pada waktu selanjutnya, sekelompok
subyek baru diiukur pada masing-masing tingkat usia .Jadi dalam pendekatan ini,
peneliti memadukan dua cara Secara bertahap sehingga informasi yang tidak
diperoleh dari pendekatan longitudinal maupun lintas seksional dapat
diketahuimenggunakan pendekatan ini. Misalnyauntuk meneliti perkembangan
peserta didik usia 5 hingga 15 tahun kita melaksanakan penelitian dengan cara
mengambil masing-masing 2 orang dari setiap usia 5 hingga 15 tahun setelah itu
kita amati perkembangan apa saja yang terdapat pada tiap usia (pendekatan
cross-sectional). Setalah itu individu yang sama misalnya 2 orang Dari usia 5
tahun kita amati kembalihingga usia mereka mencapa 15 tahun ( pendekatan
longitudinal). Dengan cara ini kita dapat
mengetahui dengan lebih jelas dan valid.
C.
Definisi Dan Jenis Instrument Riset Perkembangan Peserta Didik
1.
MenurutSuyantodan
Sutinah instrument riset adalah perangkatuntuk menggali data primer dari
respondensebagaisumber data terpenting dalam sebuah penelitian survey.Semua
jenis instrument penelitian ini berisi rangkaianpertanyaanmengenai suatu hal
atau suatu permasalahan yangmenjadi tema pokok penelitian.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses, cara,
perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah sarana
penelitian (berupa seperangkat tes, dsb) untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan[1].
2.
Menurut
Suharsini Arikuntodalam Kholifah instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yangdipilih dandigunakanoleh peneliti dalam kegitannyamengumpulkan data agar
kegiatantersebut menjadi sistematis dandipermudah olehnya. Sedangkan menurut
Sumadi Suryabrata dalam Kholifah menyatakan bahwa instrumenpenelitian adalah
alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan
aktivitasatribut-atribut psikologis. Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat
diketahui bahwa instrumen pengumpulan dataadalah alat yang digunakan untuk
mempermudah dalam memeperoleh informasi (data) dalam melakukan
sebuahpenelitian.
Data sendiri menurut sifat dan bentuknya
dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka sedangkan data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata atau susunan dari kalimat-kalimat.
3.
Menurut
Sugiyono dalam Kholifah teknik pengumpulan data kuantitatif dapat dilakukan
dengan cara interview (wawancara), kuisioner(angket), dan observasi atau pngamatan.
Adapun untuk pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan cara interview
(wawancara), observasi (pengamatan), dokumen dan triangulasi. Pada dasarnya
teknik atau cara pengumpulan data kualitatif ataupun kuantitatif adalah hampir
sama hanya ada beberapa cara yang mungkin dapat digunakan pada pengumpulan data
kualitatif namun tidak dapatdigunakan pada data kuantitatif.[2]
Penjelasan
mengenai teknik atau cara pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a)
Wawancara
(interview) dan Kuisioner
Menurut Singaribun wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi. Dalam proses inihasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor
yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor- faktortersebut
adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar
pertanyaan dan situasiwawancara.
Menurut Santrock cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh
informasi dari seseorang adalahdengan meminta informasi kepada orang tersebut.
Para pakar psikologi menggunakan wawancara dan kuisioner
untuk
mengetahui pengalaman serta sikap dari individu.
Menurut Esterberg dalam Kholifah mendefinisikan interview sebagai a
meeting of two persons to exchangeinformation and idea through question and
responses, resulting in communication and joint construction of meaningabout a
particular topic. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa wawancara adalah
pertemuan dua orang yangmelakukan pertukaran informasi dengan cara bertanya dan
menjawab, sehingga dapat memperoleh makna dari suatutopik.Model dari wawancara
ternyata juga beragam mulai dari wawancara yang tidak terstruktur hingga
wawancarayang terstruktur.
Menurut Esterberg dalam Kholifah wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang dimanapeneliti tidak menggunakan pedoman berupa
pertanyaan secara sistematis dalam pengumpulan datanya. Adapunwawancara
semistruktur adalah pelaksanaan wawancara lebih bebas, dengan tujuan menemukan
permasalahnsecara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat dan
ide-idenya.Sedangkan wawancara tersruktur adalahdimana pewawancara (peneliti)
sudah mengetahui perkiraan informasi apa saja yang akan diperoleh,
sehinggapertanyaannya sudah dipersiapkan beserta alternatif jawabannya.[3]
Biasanya untuk meneliti perkembangan pesertadidik dapat dilakukan
wawancara langsung ke peserta didiknya atau bisa wawancara melalui gurunya.
Apabilalangsung kepada peserta didiknya maka peneliti bisa mendapat informasi
yang lebih akurat.Dengan menggunakan metode wawancara ini peneliti akan
memperoleh informasi secara langsung. Jadiapabila ada jawaban dari responden
yang kurang dimengerti bisa ditanyakan langsung pada saat itu.
Perolehaninformasi akan lebih akurat dan mendalam. Namun sayangnya dengan
metode wawancara ini peniliti tidak dapatmenjangkau banyak orang, karena
biasanya wawancara dilakukan secara face to face.Selanjutnya adalah kuisioner.
menurut Santrock kuisioner ini hampir mirip dengan
wawancaraterstruktur hanya saja pertanyaan yang diajukan kepada responden
dituliskan di atas kertas jadi responden tidakmenjawab secara verbal kepada
pewawancara namun menuliskannya dalam kertas tersebut. Adapun keuntungandari
cara ini adalah peneliti dapat menjangkau banyak orang karena tidak harus
dilakukan secara face to face. Namunterkadang jawaban dari responden kurang
akurat karena mungkin pertanyaan kurang spesifik atau responden kurangbisa
memahaminya.[4]
b)
Observasi
(pengamatan)
Observasi ini memiliki ciri yang lebih spesifik dibandingkan dengan
wawancara dan kuisioner karena observasitidak hanya menggunakan objek manusia
tetapi juga alam. Menurut Sutrisno Hadi dalam Kholifah obser vasimerupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis.Dua diantara proses yang paling penting adalah
pengamatan dan ingatan.
Berdasarkan proses pelaksanaannya observasi dapat dibagi menjadi
dua yaitu observasi partisipan(participant observation) dan observasi non
partisipan (non participant observation). Observasi partisipan adalahketika
peneliti ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi.
Sedangkan observasi nonpartisipan adalah ketika peneliti tidak ikut langsung
dalam kehidupan orang yang diteliti melainkan hanya mengamatisaja.
Adapun keuntungan dari observasi ini adalah peneliti dapat
menegatahui banyak gejala yang terjadi secara langsung,dan hasil dari observasi
lebih akurat serta sulit dibantah. Namun kekurangannya cara ini tidak dapat
digunakan untukmeneliti sebuah peristiwa yang sudah berlangsung lama. Selain
itu observasi ini sangat bergantung padakemampuan pengamatan dan mengingat si
peneliti. Untuk meneliti perkembangan peserta didik si peneliti dapatmelakukan
penelitian secara langsung di sekolah, taman bermain, penitipan anak ataupun
tempat-tempat yangdisukai anak. Dari pengamatan secara langsung ini si peneliti
dapat langsung mengetahui bagaimana tingkah lakuindividu yang beragam.
c)
Tes
terstandar
Menurut Aiken dalam Santrock dari tes terstandarisasi ini
memungkinkan pencapaian individu untukdibandingkan dengan individu lainnya.
Jadi dengan tes tersebut memberikan gambaran bagaimana kepribadiansetiap
individu. Tes terstandar ini biasanya dibuat oleh lembaga khusus atau lembaga
resmi. Tes tersebut harusmemenuhi syarat yang baik seperti validitasnya. Maksud
dari standar disini adalah tes tersebut memiliki tolak ukuryang sama misalnya
adalah tes tersebut dilakukan diwaktu yang bersamaan jadi kemungkinan kondisi
peserta didiksama, diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama, memiliki waktu
pengerjaan yang sama serta memiliki carapengolahan hasil yang sama pula.
Contoh dari tes terstandar ini biasanya
adalah tes intelegensi. Tes intelegensi ini dibuat oleh suatu lembaga
resmi.Dalam tes intelegensi peserta didik diberikan berbagai persolan atau
permasalahan yang harus diselesaikan.Persolan-persoalan yang diberikan memiliki
tingkat kesukaran yang sama dan harus dikerjakan dalam waktu yangsama pula.Jadi
dari hasil perolehan pengerjaan dapat diketahui bagaimana kecerdasan individu.
Menurut Gregory dalam Santrock dijelaskan bahwa keuntungan utama
dari tes terstandar ini adalah dapatmemberikan informasi mengenai perbedaan
individual antar manusia. Namun terdapat permasalahan juga daripelaksaan tes
terstandar ini, yaitu terkadang hasil tes tidak sesuai dengan kemampuan
individu di luar tes. Biasanyaindividu tidak mendapat hasil rendah atau kurang
maksimal dalam tes, namun di luar tes dapat memperoleh hal yanglebih baik.
Permasalahan tersebut biasanya muncul karena adanya kecemasan pada individu.
Maka dari itu terkadanghasil dari belum tentu menggambarkan kemampuan individu
yang sebenarnya.
d) Pengukuran Fisiologis
Menurut Susman & Dorn dalam Santrock pengukuran fisiologis
adalah penelitian biologi manusia, denganmenggunakan pengukuran fisiologis ini
peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang menakjubkan menegenaipikiran dan
perilaku manusia. Pengukuran fisiologis ini digunakan untuk mengukur fungsi dari
sistem sarat pusat,sistem saraf otonomi dan sistem endokrin. Jadi dengan
menggunakan pengukuran ini peneliti dapat mengetahuibagaimana fungsi dari
biologis seseorang apakah sudah berfungsi dengan sempurna atau belum.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
tulang belakang. Dengan menggunakan pengukuran terhadap sistem sarafpusat ini
peneliti dapat menegetahui informasi otak dan kinerjanya. Dengan menggunakan
pengukuran inijuga dapat diketahui fungsi dari otak bahkan juga kerusakan pada
otak. Selain sistem saraf pusat terdapat jugasistem saraf otonomi yaitu
berkaitan dengan organ-organ yang ada di dalam tubuh manusia. Sitem saraf
tersebutberfungsi untuk membawa pesan dari maupun ke organ dalam tubuh,
memantau proses detak jantung, pernafasanserta pencernaan. Selanjutnya terdapat
sistem endokrin yaitu terdiri dari sekumpulan kalenjar yang mengaturaktivitas
organ-organ tertentu dengan memproduksi maupun melepaskan produk kimia yang
disebut hormon kedalam aliran darah.Dari pengukuran beberapa sistem saraf
tersebut peneliti dapat mengetahui kinerja otak seseorang, kelainan yangterjadi
pada seseorang , tingkat emosi maupun fisik seseorang. Pengukuran fisiologis ini
juga dapat digunakan padapeserta didik jika dibutuhkan. Misalnya apabila
seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana masa pubertas padaanak-anak dapat
diketahui dari perubahan tingkat hormon estrogen dan androgen pada anak tersebu
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Metode merupakan
cara berfikir atau cara yang harus dilakukan agar dapat mendapat sesuatu yang
menjadi tujuan.Jenis instrumen riset perkembangan peserta didik dapat
didefinisikan sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakanpeneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data. Data dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Dalampengupulan data tersebut terdapat beberapa cara yaitu
wawancara, kuisioner, observasi, dan tes terstandar.
2.
Saran
Dalam menangani peserta
didik, pendidik harus lebih sabar dalam menanganinya, pendidik dapat
menggunakanmetode diatas agar bisa lebih mudah menangani para peserta didik
yang beraneka ragam sifatnya. Karena jika salahdalam menanganinya maka akan
berpengaruh pada perkembangan peserta didik di masa yang akan datang.
[1]Sunarto & Agung Hartono, 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jendral Perguruan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Hal.151
[2]Kholifah.
Ummi.__Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. (http://e-journal.
pengumpulan-data-dan-instrumenpenelitian_umi-kholifah_oke.com),
(Online).
[3]Singaribun,
Masri. 1982. Metode Peneletian Survey.Jakarta:PT. Repro Golden Victory.Hal.40-43
[4]Santrock,John _W. Child Development:Perkembangan Anak. Terjemahan
Rachmawati & Kuwanti.2007. Jakarata:Erlangga.hal.70-75
No comments:
Post a Comment