1

loading...

Sunday, November 4, 2018

MAKALAH Definisi Metode dalam Perkembangan Peserta didik

MAKALAH Definisi Metode dalam Perkembangan Peserta didik
BAB 1

PENDAHULUAN


1.           Latar Belakang

Manusia dikenal sebagai makhluk yang berpikir (homo sapiens),makhluk yang berbuat (homo faber), makhluk yang dapat dididik (homo educandum) dan lain sebagainya. Daripandangan tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Jadi yang dimaksud  manusia secara utuh adalah manusia dengan sifat yang seimbang dari segi individu dan sosial, jasmani dan rohani, serta duniadan akhirat. Karena manusia adalah makhluk yang kompleks tentunya manusia ini dalam hidupnya akan mengalamiproses pertumbuhan dan perkembangan.pertumbuhan digunakan untukmenyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik maupun biologis, sedangkan perkembangan digunakanuntuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek sosial.
       Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa ada manusia ini juga merupakan makhluk yang dapat didik.Maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan untuk keberlangsungan hidupnya. Pada saat itulah manusia
memiliki kedudukan sebagai peserta didik. Peserta didik adalah setiap individu yang melakukan suatu kegiatan untukmemperoleh ilmu pengetahuan untuk membentuk kepribadiannya menjadi lebih baik. Setiap peserta didik ini jugamengalami pertumbuhan dan perkembangan. seorangguru penting untuk mengetahi sejauh mana siswanyaberkembangdan apa saja yangharus dilakukan sertaapasaja yangdiperlukan untuk melaksankan hal tersebut. Maka dari itu sangatlah penting bagi tenaga pendidik untukmemahamimetodedan instrumennyayangakan diuraikandalam bab pembahasan.


2.       Rumusan Masalah

1.       Bagaimanakah definisi metode untuk mempelajari perkembangan peserta didik?
2.       Bagaimana jenis pendekatan penelitian untuk mempelajari perkembangan peserta didik?
3.       Bagaimanakah definisi dan jenis instrument riset perkembangan peserta didik?


3.   Tujuan

Menjelaskan definisi metode untuk mempelajari perkembangan peserta didik. Menjelaskan jenis pendekatan penelitian untuk mempelajari perkembangan peserta didik. Menjelaskan definisi dan jenis instrument riset perkembangan peserta didik.















BAB II

PEMBAHASAN


A.  Definisi Metode dalam Perkembangan Peserta didik.

            Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secarasistematis (urutannya logis). Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yangditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahamiobjek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Jadi metode ini sudah mencakup desain, pendekatan maupuninstrumen.Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.Singkatnya metode merupakan cara berpikir atau cara apa yang harus dilakukan agar dapatmendapat sesuatu yang menjadi tujuan. Seorang tenaga pendidik atau sebut saja misalnya seorang guru akan selalumenggunakan metode dalam mengajar siswa dan sebagai cara untuk mengetahui sejauh mana ia (guru tersebut)dapat memberikan sebuah kemajuan atau perubahan. Cara yang guru tersebut pakai ialah sebuah metode dalammengamati siswa. Kesimpulannya, dalam mengamati apa yang terjadi atau untuk mengamti perkembangan pesertadidik, seorang tenaga pendidik pastilah memakai sebuah metode atau dapat juga disebut sebagai strategi dalam usaha mencapai sebuah tujuan

B.Pendekatan Penelitian untuk Memahami Perkembangan Peserta Didik
a)     Pendekatan Lintas-Seksional
            Variasi usia yang berbeda-beda. Dari usia yang berbeda-beda ini akan dibandingkan bagaimana perbedaan mereka dalam beberapa hal. Penelitian ini akan lebih efisien karena untuk mengamati tahapan kehidupan manusia misalnya peneliti tidak perlu menunggu seseorang untuk mencapai usia tertentu. Contoh penerapannya misalnya ketika kitaingin mengamati perkembangan peserta didik usia 5 – 15 tahun maka diambil masing – masing 2 orang anak dari setiap anak berusia 5 sampai 15 tahun. Setelah itu kita mengamati hal-hal apa saja atau perkembangan apa saja yang terjadi pada tiap-tiap usia 5 hingga 15 tahun dari anak-anak yang dijadikan contoh tadi. Namun jika ada kelebihan pastilah ada kekurangan.Kekurangan dalam metode ini adalah bagaimana sebuah proses perkembangan terjadi, bagaimana progress atau regressnya tentu akan sulit dilihat karena yang diketahui adalah hasilnya.

b)      Pendekatan Longitudinal
         Pendekatan Longitudinal (Longitudinal approach) ialahsuatu strategi penelitian yang mempelajari individu yang sama selama suatu periode waktu, biasanya beberapa tahun atau lebih .Pendekatan ini memakan waktu yang lama tetapi proses perubahan yang terjadi pada seseorang akan lebih terlihat jelas karena peneliti mengamati objek yang sama dan dengan jangka waktu tertentu. Penerapan pendekatan ini dalam meneliti perkembangan anak dari usia 5 hingga 15 tahun dengan cara mengambil misal 2 orang anak yang berusia 5 tahun. Maka kita amati apa saja yang terjadi atau perubahan/perkembangan yang terjadi hingga 2 orang anak tersebut berusia 15 tahun. Hal ini membuat peneliti akan dapat lebih jelas melihat perubahan-perubahan yang terjadi beserta proses terjadinya, namun penelitian dengan model pendekatan ini membutuhkan waktu yang sangat lama.

c)           Pendekatan sekuensial
          Pendekatan sekuensial (Sequential approach) ialah kombinasi rancangan lintas seksional dan longitudinal. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi lintas seksional yang mencakup individu dari usia berbeda. Berbulanbulan atau bertahun-tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi – ini merupakan aspek longitudinal dari rancangan. Pada waktu selanjutnya, sekelompok subyek baru diiukur pada masing-masing tingkat usia .Jadi dalam pendekatan ini, peneliti memadukan dua cara Secara bertahap sehingga informasi yang tidak diperoleh dari pendekatan longitudinal maupun lintas seksional dapat diketahuimenggunakan pendekatan ini. Misalnyauntuk meneliti perkembangan peserta didik usia 5 hingga 15 tahun kita melaksanakan penelitian dengan cara mengambil masing-masing 2 orang dari setiap usia 5 hingga 15 tahun setelah itu kita amati perkembangan apa saja yang terdapat pada tiap usia (pendekatan cross-sectional). Setalah itu individu yang sama misalnya 2 orang Dari usia 5 tahun kita amati kembalihingga usia mereka mencapa 15 tahun ( pendekatan longitudinal). Dengan cara ini kita dapat  mengetahui dengan lebih jelas dan valid.

C.      Definisi Dan Jenis Instrument Riset Perkembangan Peserta Didik

1.       MenurutSuyantodan Sutinah instrument riset adalah perangkatuntuk menggali data primer dari respondensebagaisumber data terpenting dalam sebuah penelitian survey.Semua jenis instrument penelitian ini berisi rangkaianpertanyaanmengenai suatu hal atau suatu permasalahan yangmenjadi tema pokok penelitian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah sarana penelitian (berupa seperangkat tes, dsb) untuk mengumpulkan data sebagai  bahan pengolahan[1].      
2.       Menurut Suharsini Arikuntodalam Kholifah instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yangdipilih dandigunakanoleh peneliti dalam kegitannyamengumpulkan data agar kegiatantersebut menjadi sistematis dandipermudah olehnya. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata dalam Kholifah menyatakan bahwa instrumenpenelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitasatribut-atribut psikologis. Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa instrumen pengumpulan dataadalah alat yang digunakan untuk mempermudah dalam memeperoleh informasi (data) dalam melakukan sebuahpenelitian.
     Data sendiri menurut sifat dan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau susunan dari kalimat-kalimat.
3.   Menurut Sugiyono dalam Kholifah teknik pengumpulan data kuantitatif dapat dilakukan dengan cara interview (wawancara), kuisioner(angket), dan observasi atau pngamatan. Adapun untuk pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan cara interview (wawancara), observasi (pengamatan), dokumen dan triangulasi. Pada dasarnya teknik atau cara pengumpulan data kualitatif ataupun kuantitatif adalah hampir sama hanya ada beberapa cara yang mungkin dapat digunakan pada pengumpulan data kualitatif namun tidak dapatdigunakan pada data kuantitatif.[2]
Penjelasan mengenai teknik atau cara pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a)       Wawancara (interview) dan Kuisioner
Menurut Singaribun wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses inihasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor- faktortersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasiwawancara. 
Menurut Santrock cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari seseorang adalahdengan meminta informasi kepada orang tersebut. Para pakar psikologi menggunakan wawancara dan kuisioner
untuk mengetahui pengalaman serta sikap dari individu.
Menurut Esterberg dalam Kholifah mendefinisikan interview sebagai a meeting of two persons to exchangeinformation and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaningabout a particular topic. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang yangmelakukan pertukaran informasi dengan cara bertanya dan menjawab, sehingga dapat memperoleh makna dari suatutopik.Model dari wawancara ternyata juga beragam mulai dari wawancara yang tidak terstruktur hingga wawancarayang terstruktur.

Menurut Esterberg dalam Kholifah wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dimanapeneliti tidak menggunakan pedoman berupa pertanyaan secara sistematis dalam pengumpulan datanya. Adapunwawancara semistruktur adalah pelaksanaan wawancara lebih bebas, dengan tujuan menemukan permasalahnsecara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-idenya.Sedangkan wawancara tersruktur adalahdimana pewawancara (peneliti) sudah mengetahui perkiraan informasi apa saja yang akan diperoleh, sehinggapertanyaannya sudah dipersiapkan beserta alternatif jawabannya.[3]
Biasanya untuk meneliti perkembangan pesertadidik dapat dilakukan wawancara langsung ke peserta didiknya atau bisa wawancara melalui gurunya. Apabilalangsung kepada peserta didiknya maka peneliti bisa mendapat informasi yang lebih akurat.Dengan menggunakan metode wawancara ini peneliti akan memperoleh informasi secara langsung. Jadiapabila ada jawaban dari responden yang kurang dimengerti bisa ditanyakan langsung pada saat itu. Perolehaninformasi akan lebih akurat dan mendalam. Namun sayangnya dengan metode wawancara ini peniliti tidak dapatmenjangkau banyak orang, karena biasanya wawancara dilakukan secara face to face.Selanjutnya adalah kuisioner.

menurut Santrock kuisioner ini hampir mirip dengan wawancaraterstruktur hanya saja pertanyaan yang diajukan kepada responden dituliskan di atas kertas jadi responden tidakmenjawab secara verbal kepada pewawancara namun menuliskannya dalam kertas tersebut. Adapun keuntungandari cara ini adalah peneliti dapat menjangkau banyak orang karena tidak harus dilakukan secara face to face. Namunterkadang jawaban dari responden kurang akurat karena mungkin pertanyaan kurang spesifik atau responden kurangbisa memahaminya.[4]

b)       Observasi (pengamatan)
Observasi ini memiliki ciri yang lebih spesifik dibandingkan dengan wawancara dan kuisioner karena observasitidak hanya menggunakan objek manusia tetapi juga alam. Menurut Sutrisno Hadi dalam Kholifah obser vasimerupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.Dua diantara proses yang paling penting adalah pengamatan dan ingatan.
Berdasarkan proses pelaksanaannya observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu observasi partisipan(participant observation) dan observasi non partisipan (non participant observation). Observasi partisipan adalahketika peneliti ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Sedangkan observasi nonpartisipan adalah ketika peneliti tidak ikut langsung dalam kehidupan orang yang diteliti melainkan hanya mengamatisaja.
Adapun keuntungan dari observasi ini adalah peneliti dapat menegatahui banyak gejala yang terjadi secara langsung,dan hasil dari observasi lebih akurat serta sulit dibantah. Namun kekurangannya cara ini tidak dapat digunakan untukmeneliti sebuah peristiwa yang sudah berlangsung lama. Selain itu observasi ini sangat bergantung padakemampuan pengamatan dan mengingat si peneliti. Untuk meneliti perkembangan peserta didik si peneliti dapatmelakukan penelitian secara langsung di sekolah, taman bermain, penitipan anak ataupun tempat-tempat yangdisukai anak. Dari pengamatan secara langsung ini si peneliti dapat langsung mengetahui bagaimana tingkah lakuindividu yang beragam.

c)       Tes terstandar
Menurut Aiken dalam Santrock dari tes terstandarisasi ini memungkinkan pencapaian individu untukdibandingkan dengan individu lainnya. Jadi dengan tes tersebut memberikan gambaran bagaimana kepribadiansetiap individu. Tes terstandar ini biasanya dibuat oleh lembaga khusus atau lembaga resmi. Tes tersebut harusmemenuhi syarat yang baik seperti validitasnya. Maksud dari standar disini adalah tes tersebut memiliki tolak ukuryang sama misalnya adalah tes tersebut dilakukan diwaktu yang bersamaan jadi kemungkinan kondisi peserta didiksama, diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama, memiliki waktu pengerjaan yang sama serta memiliki carapengolahan hasil yang sama pula.
       Contoh dari tes terstandar ini biasanya adalah tes intelegensi. Tes intelegensi ini dibuat oleh suatu lembaga resmi.Dalam tes intelegensi peserta didik diberikan berbagai persolan atau permasalahan yang harus diselesaikan.Persolan-persoalan yang diberikan memiliki tingkat kesukaran yang sama dan harus dikerjakan dalam waktu yangsama pula.Jadi dari hasil perolehan pengerjaan dapat diketahui bagaimana kecerdasan individu.

Menurut Gregory dalam Santrock dijelaskan bahwa keuntungan utama dari tes terstandar ini adalah dapatmemberikan informasi mengenai perbedaan individual antar manusia. Namun terdapat permasalahan juga daripelaksaan tes terstandar ini, yaitu terkadang hasil tes tidak sesuai dengan kemampuan individu di luar tes. Biasanyaindividu tidak mendapat hasil rendah atau kurang maksimal dalam tes, namun di luar tes dapat memperoleh hal yanglebih baik. Permasalahan tersebut biasanya muncul karena adanya kecemasan pada individu. Maka dari itu terkadanghasil dari belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang sebenarnya.

d)       Pengukuran Fisiologis
Menurut Susman & Dorn dalam Santrock pengukuran fisiologis adalah penelitian biologi manusia, denganmenggunakan pengukuran fisiologis ini peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang menakjubkan menegenaipikiran dan perilaku manusia. Pengukuran fisiologis ini digunakan untuk mengukur fungsi dari sistem sarat pusat,sistem saraf otonomi  dan sistem endokrin. Jadi dengan menggunakan pengukuran ini peneliti dapat mengetahuibagaimana fungsi dari biologis seseorang apakah sudah berfungsi dengan sempurna atau belum.
     Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan tulang belakang. Dengan menggunakan pengukuran terhadap sistem sarafpusat ini peneliti dapat menegetahui informasi  otak dan kinerjanya. Dengan menggunakan pengukuran inijuga dapat diketahui fungsi dari otak bahkan juga kerusakan pada otak. Selain sistem saraf pusat terdapat jugasistem saraf otonomi yaitu berkaitan dengan organ-organ yang ada di dalam tubuh manusia. Sitem saraf tersebutberfungsi untuk membawa pesan dari maupun ke organ dalam tubuh, memantau proses detak jantung, pernafasanserta pencernaan. Selanjutnya terdapat sistem endokrin yaitu terdiri dari sekumpulan kalenjar yang mengaturaktivitas organ-organ tertentu dengan memproduksi maupun melepaskan produk kimia yang disebut hormon kedalam aliran darah.Dari pengukuran beberapa sistem saraf tersebut peneliti dapat mengetahui kinerja otak seseorang, kelainan yangterjadi pada seseorang , tingkat emosi maupun fisik seseorang. Pengukuran fisiologis ini juga dapat digunakan padapeserta didik jika dibutuhkan.  Misalnya apabila seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana masa pubertas padaanak-anak dapat diketahui dari perubahan tingkat hormon estrogen dan androgen pada anak tersebu


BAB III

PENUTUP


1.           Kesimpulan

            Metode merupakan cara berfikir atau cara yang harus dilakukan agar dapat mendapat sesuatu yang menjadi tujuan.Jenis instrumen riset perkembangan peserta didik dapat didefinisikan sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakanpeneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Data dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalampengupulan data tersebut terdapat beberapa cara yaitu wawancara, kuisioner, observasi, dan tes terstandar. 

2.           Saran

            Dalam menangani peserta didik, pendidik harus lebih sabar dalam menanganinya, pendidik dapat menggunakanmetode diatas agar bisa lebih mudah menangani para peserta didik yang beraneka ragam sifatnya. Karena jika salahdalam menanganinya maka akan berpengaruh pada perkembangan peserta didik di masa yang akan datang.








[1]Sunarto & Agung Hartono, 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Hal.151
[2]Kholifah. Ummi.__Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. (http://e-journal. pengumpulan-data-dan-instrumenpenelitian_umi-kholifah_oke.com),
(Online).

[3]Singaribun, Masri. 1982. Metode Peneletian Survey.Jakarta:PT. Repro Golden Victory.Hal.40-43

[4]Santrock,John _W. Child Development:Perkembangan Anak. Terjemahan Rachmawati & Kuwanti.2007. Jakarata:Erlangga.hal.70-75


No comments:

Post a Comment