FITRAH MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna. Selain menyembah Allah SWT, tugas manusia adalah mengelola alam
beserta isinya. Dalam menjalankan peran dan fungsinya itu, manusia diberikan
bekal berupa potensi atau fitrah. Oleh karena itu manusia harus mampu
menggunakan potensi itu agar pengelolaan bumi, alam, dan kekayaan yang ada di
dalamnya, dapat berjalan sesuai dengan irodat Allah
SWT.
Bekal potensi yang dimiliki oleh manusia berupa
kelengkapan jasmaniyah (fisiologis) dan bekal ruhaniah (psikologis). Secara
fisik manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan bentuk
sebaik-baiknya. Firman Allah dalam Surrat At-Tiin ayat 4 yang artinya: “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.”
Jika diperbandingkan dengan makhluk-makhluk kasat mata lainnya, seperti hewan
dan tumbuh-tumbuhan, manusia memiliki bentuk yang paling baik. Keindahan itu
masih dilengkapi dengan akal dan budi yang sengaja diberikan oleh Allah agar
manusia bisa menjadi khalifah di
muka bumi.
Bekal akal dan budi yang dimiliki manusia, merupakan
potensi yang paling penting dalam kehidupan manusia. Potensi itu juga yang
dapat menentukan level kualitas dan kemuliaan manusia. Secara fisik, bisa jadi
tidak semua manusia memiliki bentuk yang sempurna. Tetapi, akal dan budi yang
dimiliki oleh manusia dapat melengkapi sehingga ia bisa tetap menjalankan peran
dan fungsinya sebagai khalifah. Sebaliknya bentuk fisik yang sempurna tidak
menjamin seseorang menjadi manusia yang mulia. Apalagi jika akal dan budinya
tidak baik atau tidak selaras dengan tujuan penciptaannya. Oleh karena itu,
keterpaduan dalam menggunakan dua macam potensi itu sangat diperlukan, agar
manusia benar-benar menjadi makhluk Allah SWT yang mulia dihadapanNya.
Apakah hakikat dari potensi
atau fitrah manusia itu? Bagaimanakah seharusnya manusia menggunakan semua
potensi atau fitrah yang dimilikinya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fitrah (Potensi) Manusia
Secara etimologi fitrah
berasal dari kata fathara yang artinya ‘menjadikan’, secara terminologi fitrah
adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan merupakan pola
dasar yang perlu penyempurnaan. Menurut Shanminan Zain (1986) bahwa fitrah
adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia
dibawah sejak lahir. Menurut Al Auzal (1976) fitrah adalah kesucian dalam
jasmani dan rohani. Menurut Ramayulis : fitrah adalah : kemampuan dasar bagi
perkembangan manusia yang dianugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai
harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat
kesempurnaan.
Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat
30 dijelaskan, yaitu :
Artinya
: “Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya
(sesuai dengan kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan
manusia diatas fitrah itu tak ada perubahan atas fitrah ciptaannya. Itulah
agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”
Dari ayat di atas dapat
diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan oleh Allah yaitu kemampuan
dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan potensialitas
dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki
struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain.
Jadi
menurut permakalah fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap
diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna
melalui bimbingan dan latihan.
B. Hakekat
Fitrah (Potensi) Manusia Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam
Allah SWT telah menciptakan
manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk menyembah khaliknya, juga
bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar mereka
dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. Untuk melaksanakan fungsinya
sebagai khalifah Allah membekali manusia dengan seperangkat potensi. Dalam
konteks ini, maka pendidikan Islam merupakan upaya yang ditujukan ke arah
pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal. Sehingga dapat
diwujudkan dalam bentuk konkrit, dalam artian berkemampuan menciptakan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan. Sebagai
realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya sebagai khalifah.
Walaupun berfikir dan bernalar
diakui sebagai salah satu kemampuan dasar manusia, namun kemampuan untuk
menemukan jalan kebenaran tidaklah mutlak tanpa petunjuk Ilahi, pikiran dan
penalaran dalam perkembangannya memerlukan pengarahan dan latihan yang bersifat
kependidikan yang sekaligus mengembangkan fungsi-fungsi kejiwaan lainnya dalam
pola keseimbangan dan keserasian yang ideal.
Oleh karena itu pendidikan Islam tidak
hanya menekankan pada pengajaran. Dimana orientasinya hanya kepada
intelektualisasi penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan dimana
sasarannya adalah pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan
Islam pada hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas
sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an yang Artinya : “Wahai orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total
menyeluruh dan berkebulatan. (QS. Al-Baqarah : 208)
C. Makna
Fitrah
Makna fitrah menurut Hasan
Langgulung (1986 : 5) menyatakan bahwa, ketika Allah menghembuskan/meniupkan ruh
pada dirinya manusia (pada proses kejadian manusia secara fisik maupun
nonfisik) maka pada saat itu pula manusia (dalam bentuk sempurna) mempunyai
sebagian sifat-sifat ketuhanan yang tertuang dalam Al-Asmahusna. Hanya saja
kalau Allah serba maha, sedangkan manusia hanya diberi sebagiannya, sebagian
sifat-sifat ketuhanan yang menancap pada diri manusia dan dibawanya sejak lahir
itulah yang disebut fitrah.
Misalnya,
Al-Alim (maha mengetahui), manusia hanya diberi kemampuan untuk mendapatkan
pengetahuan. Al-Rahman dan Al-Rahim (maha pengasih maha penyayang) manusia juga
diberi kemampuan untuk mengasihi dan menyayangi, Al-Afuw Al-Ghafar (maha
pema’af maha pengampun), manusia juga diberi kemampuan untuk mema’afkan dan
mengampuni kesalahan orang lain. Al Khalik (maha pencipta) manusia juga diberi
kemampuan untuk mengkrerasikan sesuatu, membudayakan alam.
D. Macam-Macam
Fitrah
A. Potensi Fisik (Psychomotoric)
Merupakan potensi fisik
manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Potensi Mental Intelektual
(IQ)
Merupakan potensi yang ada
pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan
menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut.
Potensi Mental Spritual
Question (SP)
Merupakan potensi kecerdasan
yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan
keimanan dan akhlak manusia.
Potensi Sosial Emosional
Yaitu merupakan potensi yang
ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab
terhadap sesuatu.
D. Hubungan
Fitrah Dengan Pendidikan
Sebelum
kita melihat hubungan fitrah dengan pendidikan maka dilihat dulu dari segi
pengertian.
Fitrah adalah : kemampuan
dasar yang ada pada diri seseorang yang harus dikembangkan secara optimal.
Pendidikan adalah : usaha
sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup secara optimal, baik
secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai
religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan fitrah dengan
pendidikan adalah potensi yang ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang
dapat dikembangkan tersebut. Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan
sampai dimana titik optimal kemampuan-kemampuan tersebut untuk mencapainya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi
atau Nasrani dan Majusi”
Keutuhan terhadap pendidikan
bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi,
melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola
hidup yang ukhawi. Oleh karena itu diperlukan atau keharusan pendidikan.
Dengan demikian proses pendidikan Islam demi
mencapai tujuan yang total, menyeluruh dan meliputi segenap aspek kemampuan
manusia diperlukan landasan falsafah pendidikan yang menjangkau pengembangan
potensi kemanusiannya, falsafah pendidikan yang demikian itu bercorak
menyeluruh dimana iman melandasarinya. Sehingga proses pendidikan yang berwatak
keagamaan mampu mengarahkan kepada pembentukan manusia yang mukmin, atau dengan
filsafat pendidikan Islam bisa memikirkan perkembangannya secara mendasar,
sistematik, dan rasional yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits agar berkembang
secara optimal dan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah
perkembangan yang optimal maka pendidikan dalam mengembangkannya harus
memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang antara lain :
Aspek Pedagogis
Dalam hal ini manusia
dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu makhluk yang
harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini
pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia
tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.
Aspek Psikologis
Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘ Psychophyisk Netral’ yaitu makhluk yang
memiliki kemandirian (selftandingness)
jasmaniahnya dan rohaniah. Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang.
Aspek Sosiologis Dan Kultural
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak
dan berkemampuan dasar untuk hidup
bermasyarakat.
Aspek Filosofis
Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo
Sapiens’ yaitu makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk berilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fitrah (potensi) adalah : kemampuan dasar yang dimiliki
oleh manusia dan perlu pengembangan ke arah yang lebih sempurna. Hakekat fitrah
manusia dalam pandangan filsafat pendidikan Islam, manusia yang mempunyai
potensi untuk berkembang, maka menghendaki pembinaan yang mengacu kearah
perkembangan tersebut yang memerlukan pendidikan untuk mengembangkan yang
optimal sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Makna fitrah, Manusia telah dianugrahkan oleh Allah yaitu
memiliki potensi yaitu potensi ilmu pengetahuan, saling mengasihi dan
menyayangi antara sesama. Macam-macam fitrah : Fitrah (potensi) fisik, Fitrah (potensi)
IQ, Fitrah (potensi) EQ dan Fitrah (potensi) SP.
Hubungan fitrah dengan pendidikan.Potensi adalah
kemampuan dasar yang ada pada diri manusia dan memerlukan perkembangan maka
alat untuk mengembangkan itu adalah pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Langgulung, Hasan.
1988. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka
Al-Husna. 1988.
Ramayulis. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
No comments:
Post a Comment