1

loading...

Wednesday, November 28, 2018

MAKALAH SEJARAH DINASTI

MAKALAH HISTOGRAFI

"SEJARAH DINASTI"

                 BAB I
                     PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
      Tentang aliran-aliran penulisan sejarah diawal masa kebangkitan islam. Setiap aliran tu menggunakan metode dan tema yang berbeda. Aliran madinah, misalnya mengembangkan penulisan sejarah bertolak dari pengumpulan dari hadist-hadist nabi. Sementara itu untuk kepentingan penelitian hadist, para ulama juga menyusun biografi para shabat dan kemudian berkembang menjadi  kumpulan biografi para ulama.Aliran yaman yang menyumbang penulisn sejarah pra islam banyak menulis sejarah bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan sebelum islam, sebagaiman yang dilakukan oleh Wahb al-Munabbih.
Sedangkan aliran irak menyumbang penulisan al-ansab( nasab, garis keturunan) disamping peristiwa-peristiwa politik yang sedang terjadi dalam sejarah islam.Meskipn terjadi pertemuan tiga aliran dengan terhimpunya tema-tema sejarah kedalam karya besar, karya-karya teatik yang sudah dimulai sejak awal perkembangan historiografi dalam islam itu juga berlanjut.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa pada masa klasik dan pertengahan penulisan sejarah dalam islam ada yang berupa sejarah umum dan ad juga yang membatasi diri dari tema-tema tertentu, keduanya mengalami perkembangan yang pesat.                                                                       
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana sejarah dinasti islam ?
2. Apa saja biografi muslim ?
3. Jelaskan Al-ansab dalam tema-tema karya sejarah islam?
C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sejarah dinasti islam
2.Untuk mengetahui siapa saja biografi muslim
3.Untuk mengetahui al-ashab dalam tema-tema karya sejarah islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Dinasti

Sebelumnya kita membahas apa itu sejarah islam diindonesia yaitu berbagai peristiwa yang bertalikan dengan islam diindonesia pada masa lampau, sejak kedatangan,proses penyebaran, pertumbuhan dan perkembangannya. Peristiwa tersebut dapat terwujud dalam bidang politik,sosial, ekonomi, keagamanan dan kebudayaan[1].Perkataan arab untuk dinasti adalah Dawlah . Secara sematik, kata dawlah mempunyai arti peredaran dan giliran dan menurut Franz Rosenthal, dalm islam dihubungkan dengan teori pergantian penguasa seperti Al-kindi, yang menulis karya judul Risalah fi mulk al-arab.
 Sejarah dinasti ini, sebagian dapt dilihat pada perkembangan awal penulisan sejarah dalam islam, sudah ada sejak pertama kali historiografi berkembang dalam islam. Dalam aliran yaman, sebagaiman disebutkan, Wahb ibn Munabbih(34 H- 110 atau 114 H/729 M) telah menulis karya berjudul kitab muluk al-Mutawwajah min Himyar wa Akhbaruhum wa Ghayr dzalik ( kitab tentang raja-raja bermahkota dari himyar, sejarah mereka,dan lain-lain).
Ketika ketiga aliran awal itu bertemu, sejaah dinasti ini sangat memberi warna penulisan sejarah dalam islam. Muhamad ibnu ishak ibn Yasar( W.150 H), misalnya juga meninggalkan bentuk penulisan sejarah dinasti. Dia juga meninggalkan karya sejarah yang berjudul Tharik khulafa( sejarah para khalifah), berisi hal-hal berhubungan dengan pemerintahan khulafa rasyidhun dan khalifah-khalifah bani umayah. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, meskipun merangkum banyak tema namun sejarah dinasti ini sangat dominan dalam karya-karya sejarah dari sejarawan besar muslim. Abu Ja’far Muhamad ibn jarir al- thabrani, al- mas’udi, ibn khaldun, al-jabarti dan bahkan sampi kepaa sejarawan-sejarawan muslim kontemporer dalam karya-karya mereka sejarah dinasti sangat dominan.
Meskipun terdapat perkembangan-perkembangan tertentu dalam bidang metodologi. Diantara sejarawan muslim yang paling pertama menulis sejarah dengan menggunakan pendekatan dinasti dan masa pemerintahan adalah Ahmad ibn Abi Ya’qubi ibn Wadhih, yang dikenal dengan al-Ya’qubi( w. 284).Dia semasa dengan al-thabari disamping seorang sejarawan, dia juga dikenal sebagai seorang rabalah ( sejarawan pengembara). Karya sejarahnya terdiri atas dua jilid pertama tentang sejarah klasik, didalam bagian ini dia memaparkan gagasan/ pemikiran sejarah dunia pada masa pra islam dan sejarah islam sampai tahun 295 H dengan menyusun informasi sejrah itu berdasarkan kronologi.
Kedua jilid yang khusus berbicara tentang sejarah islam. Dalam menulis informasi sejarah dia menyusunnya dengan berdasarkan urutan para khalifah dengan tetap mempertahankan urutan peristiwa berdasarkan tahun. Dia memulainya dengan kelahiran nabi Muhamad saw, dan perang-perangnya hingga wafat, kemudian diikuti dengan sejarah para khalifah sampai masa al-mu’tamid, khalifah bani Abbas.
Sebagian besar sejarawan arab muslim yang mengambil metode penulisan sejarah ini, seperti ibn al-Udzari dalam kitabnya kitab al-Ma’arif. Ibn al-Udzari ketika menulis berdirinya  dinasti bani ummaiyah di andalusia dan keamiran Abd al-rahman ibn Mu’awiyah, menjelaskan terlebih dahulu tentang nasab-nasabnya dan gelar-gelarnya, disebutkan ibunya, sejrah kelahirannya, negeri tumpah darahnya, peristiwa wafatnya, sejarah pembaiatannya sebagai amir, sekertaris, sifat-sifatnya dan nama-nama putrinya.[2]
Juga termasuk diantara sejarawan yang paling awal menulis sejarah dengan menggunakan tema dinasti dan masa pemerintahan, adalah ibn Qutaybah al-Dinawari( w,270). Karya sejarahnya yang berjudul al-ma’arif dapat diktakan sebagai sebuah contoh penting penulisan sejrah dunia. Dari karya-karya dinasti tersebut, kita dapat menyatakan bahwa perkembangan penulisan sejarah dinasti ini sejalan dengan perkembangan sejrah politik dalam islam.
Historiografi dinasti ini sudah dimulai sejak awal abad ke-3 H, dan semakin mengalami perkembangan pesat setelah dunia politik islam mengalami disentegrasi politik, dengan munculny dinasti-dinasti kecil yang salng berkopentisi. Pada waktu itu penulisan sejarah dinasti menjadi alat propaganda politik, akibatnya, obyektifitas berkurang, terutama karena penulis sejarah kebanyakan beasal dari kalangan istana.[3]
B.       Biografi
      Perkembangan penulisan biografi dalam sejarah( historiografi) islam dimulai dengan penulisan riwayat hidup nabi muhamad saw yang lebih dikenal dengan sirah al- nabi wa magbazih(riwayat hidup nabi saw dan perang-perangnya) atau disingkat dengan al-sirah wa al-magbazi ( riwayat hidup dengan perang-perang nabi saw), seteah itu biografi para sahabat, tab’in, dan tabi’al-tabi’in, terutama mereka yang merawikan hadis. Penulisan biografi nabi muhamad saw , para sahabat, dan para prawi hadist tersebut dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penulisan sejarah islam yang pertama.
Karena subjek karya biografi adalah nabi, para sahabat, para prawi hadist, maka terlihat jelas penulisan biografi itu sangat berhubungan erat dengan kepentingan ilmu hadist. Salah satu tolak ukur terpenting yang berkaitan sahih tidaknya sebuah hadist adalah kekuatan hafalan, kejujuran dan ketakwaan prawinya. Tolak ukur itulah yang memotivasi para sejarawan pertama menyusun biografi para prawi hadist.
Dalam pengembangan selanjutnya, muncul dan berkembang pula penulisan biografi para tokoh pemerintah( politik0 dan para ilmuwan, Akan tetapi penulisan biografi terakhir ini berkembang dengan caranya sendiri. Dalam tahap pertama biografi para tokoh atau ulama anya diselipkan dalam karya-karya sejarah umum yang ditulis secra kronologis( berdasarkan urutan tahun).
Dalam perkembangan selanjutnyamuncul karya-karya biografi khusus,yang telah memisahkan diri dari penulisan sejarah dinasti atau sejarah umum.
1.                   Penulisan As-sirah
Al-sirah secra sistematik berarti perjalanan. Dalam termenologi historiografi al-sirah perjalanan hidup,atau biografi. Apabila disebut al-sirah saja tanpa dikaitan dengan nama atau tokoh tertentu sesudahnya maka yang dimaksudkn adalah perjalanan hidup atau biografi nabi muhamad saw. Hal itu karena banyaknya karya al-sirah yang berhubungan dengan riwayat hidup nabi muhamad saw.
Kajian tentang al-sirah ini terdapat didalam ilmu-ilmu keislaman lainnya yaitu al-tarikh( sejarah), hadist, dan fikih. Meskipun demikian al-sirah mempunyai kedudukan tersendiri dan oleh karena itu merupakan ilmu khusus yang berbeda dari ketiganya. Berbeda dengan al-tarikh, ia merupakan bagian khusus dan penting dari objek sejarah islam, yang hanya meliputi informasi-informasi tentang perang-perang nabi muhamad saw, riwayat hidupnya, perkembangan pertama dakwahnya islam dimekah hingga hijrah ke madinah, hubungan islam dengan komunitas non-muslim dan dengan negara-negara tetangga.
Ilmu al-sirah juga menghimpun hukum-hukum syariat yang terambil dari al-sunnah al- nabawiyah dalam persoalan muamalat dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang mendapat perlindungan negara islam, hubunan negara islam dengan non muslim, baik didalam mau pun di luar negara islam, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, harta rampasan perang, dan sebagainya. Ilmu al-sirah bagi umat islam dinilai sangat penting karena  melalui pengetahuan yang mendetail tentang kehidupan nabi muhamad saw dengan segala aspeknya, umat islam dapat mengambil faidah dari padanya berupa iktibar, nasihat, hukum-hukum, prinsip-prinsip kehidupan, dan nilai-nilai.
Sebagaimana dinyatakan didalam Al-Quran  nabi muhamad bagi umat islam adalah teladan yang harus ditiru.Arti penting lainnya adalah bahwa perjalanan hidup nabi muhamad saw. Penulisan al-sirah yang bermula dari aliran madinah diawal kebangkian historiografi islam ini bahkan sampai sekarang masih mendapat perhatian serius dari kalangan sejarawan muslim.[4]
Sebagai teladan bagi umat yang selalu menimbulkan inspirasi, penulisan biografi nabi muhamad saw,ini tampaknya tidak akan terputus dan akan selalu berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman. Disamping biografi nabi muhamad saw, biografi seorang tokoh yang berdiri sendiri juga bermunculan. Bentuk penulisan biografi nabi saw, al-sirah itu selanjutnya diikuti oleh tokoh-tokoh keturunan ali bin abi thalib , seperti husein bin ali dan Zaid bin ali.
Lebih lanjut banyak pula para penguasa  yang memerintahkan kepada sekertarisnya untuk menulis biografinya untuk pewarisan nilai. Dalam menulis biografi para penguasa itu, para sejarawan mempunyai kelebihan tersendiri karena mereka sangat memperhatiakn persoalan-persoalan akhlak dan administrasi, yang menurut franz Rosenthal, merupakan pengaruh penulisan sejarah bangsa persia terhadap sejarawan klasik.
Disamping itu ada juga biografi seorang ulama yang ditulis secara tersendiri, seperti karya as- sakhawi tentang gurunya ibnu hajar al-asqalani yang berjudul al- jawabir wa al- durar fi tarjamat ibn hajar ( permata dan mutiara tentang riwayat hidup ibn hajar). Biografi seorang tokoh, baik tokoh politik maupun ilmuwan, yang berdiri sendiri, terus berkembang dengan jumlah yang makin meningkat sampai sekarang.
2.                  Al-Thabagat, al-Tarajim, al-siyar, dan al- mu’jam
Thabagat secra sistematik berarti lapisan, Dalam historiografi islam, berarti kumpulan biografi berdasarkan pelapisan generasi. Dan juga biasanya menghimpun sejumlah tokoh dalam bidang lmu tertentu, seperti para ahli fikih, hakim agama, ahli sastrawan, dokter dan lain-lain. Menurut Rosenthal penulisan pengumpulan biografi dengan menggunakan pembagian thabaqat orisinal berasal dari islam.
Pembagian thabagat pada mulanya ada hubungan dengan kebutuhan kritik haist, tepatnya kritik isnad, arena itu ia bermula dari pembahasan terhadap orang-orang sekitar nabi muhamad saw. Disamping tabagat, karya sejarah yang menghimpun biografi banyak tokoh juga dikenal dengan nama lain seperti al-tarajim, al-siyar, dan al-mujam, tarajim adalah jamak dari tarjamah yang berarti biografi, al-siyar adalah jamak dar al-sirah dan al-mujam(  secra termonologis berarti kamus).
Al-tabagat merupakan nama yang paling terkenal dalam historiografi islam. Penulisan al-thabagat ini berkembang sejak awal penulisa sejarah islam dan bertahan sampai sekarang. Faktor utma yang menyebabkan berkembangnya penulisan kumpulan biografi dalam historiografi islam adalah perhatian besar ulama  islam kepada ilmu kritik hadis( bagi generasi sahabat dan generasi sesudahnya) yang menentukan shahih tidaknya sebuh hadis melalui penilaian perawi hadist itu.
C.     Al-Ansab
              Banyak sejarawan irak yang ahli dalam bidang ansab( silsilah), kabilah-kabilah banyak menulis buku-buku yang memuat sisilah ini. Pada masa awal kebangkitan islam, perhatian terhadap penulisan al-ansab memang dimulai oleh aliran irak. Sejarawan lain yang mengembangkan penulisan, al-ansab ini adalah abu al-yaqzhan( w.190H / 805M), nama aslinya suhyam. Dia adaalah ahli nasab pertama yang menyusun kitab tentang nasab bani tamim dan khindif.
                          Karya-karyanya tiak ditemukan lagi, tetapi isi-isi karyanya dapat ditemukan atau diketahui dari karya-karya penulis sejarah kemudian yang sengaja mengutip karyanya. Setelah abad ke-9  karya al-ansab ini tidak banyak lagi menyumbang informasi sejrah bagi perkembangan sejarah politik didunia islam sebelah timur, meskipun penulisannya terus berlanjut, terutama setelah munculnya persaingan antar bangsa didalam daulat abbasiyah.
                Faktor lain yang mendukung perkembangan penulisan al-ansab disepanyol-islam adalah karena sejarah islam disepanyol tidak dapat dipisahkan dari dinasti bani ummayah, yang sebagaimana yang di damaskus, sangat berorentsi kearaban. Faktor lain yang mendorong berkembangnya penulisan al-ansab  disepanyol –islam adalah karena sejarah politik disana sangat diwarnai oleh persaingan etnis baik antara arab utara dan arab selatan maupun arab dab barbar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penulisan al-ansab ini berkembang dimasa klasik islam diantaranya yaitu:
1)                  Tradisi al-ansab merupakan tradisi yang hidup dan banyak di dminati orang arab sejak sebelum islam.
2)                  Lembaga diwan ( administrasi pemerintahan0 yang diciptakan oleh khalifah umar ibn khatab menetapkan besarnya hadiah kepada kaum muslimin berdasarkan jauh dekatnya seseorang dengan nabi muhamad saw dan sahabat-sahabat besar nabi
3)                  Persaingan politik antara kabilah-kabilah arabdinegeri-negeri baru
4)                  Munculnya rasa kefanatikan pengikut ali ibn abi thalib
5)                  Pada masa bani ummayah karena didorong oleh tujuan-tujuan politik, pengetahuan dan penulisan mengenai nasab ini mendapat pehatian dan dukungan dari khalifah
6)                  Munculnya gerakan syu’ubiyah( secara harfiyah berarti kebangsaan) dimasa pemerintahan bani abbas.[5]

BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Sejarah dinasti ini, sebagian dapt dilihat pada perkembangan awal penulisan sejarah dalam islam, sudah ada sejak pertama kali historiografi berkembang dalam islam. Dalam aliran yaman, sebagaiman disebutkan, Wahb ibn Munabbih(34 H- 110 atau 114 H/729 M) telah menulis karya berjudul kitab muluk al-Mutawwajah min Himyar wa Akhbaruhum wa Ghayr dzalik ( kitab tentang raja-raja bermahkota dari himyar, sejarah mereka,dan lain-lain).
Ketika ketiga aliran awal itu bertemu, sejaah dinasti ini sangat memberi warna penulisan sejarah dalam islam. Muhamad ibnu ishak ibn Yasar( W.150 H), misalnya juga meninggalkan bentuk penulisan sejarah dinasti. Dia juga meninggalkan karya sejarah yang berjudul Tharik khulafa( sejarah para khalifah), berisi hal-hal berhubungan dengan pemerintahan khulafa rasyidhun dan khalifah-khalifah bani umayah. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, meskipun merangkum banyak tema namun sejarah dinasti ini sangat dominan dalam karya-karya sejarah dari sejarawan besar muslim. Abu Ja’far Muhamad ibn jarir al- thabrani, al- mas’udi, ibn khaldun, al-jabarti dan bahkan sampi kepaa sejarawan-sejarawan muslim kontemporer dalam karya-karya mereka sejarah dinasti sangat dominan.
Sebagai teladan bagi umat yang selalu menimbulkan inspirasi, penulisan biografi nabi muhamad saw,ini tampaknya tidak akan terputus dan akan selalu berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman. Disamping biografi nabi muhamad saw, biografi seorang tokoh yang berdiri sendiri juga bermunculan. Bentuk penulisan biografi nabi saw, al-sirah itu selanjutnya diikuti oleh tokoh-tokoh keturunan ali bin abi thalib , seperti husein bin ali dan Zaid bin ali.

      B.     Saran
         Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat menjadi acuan dalam membuat karya-karya selanjutnya dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
  
H.Uka Tjadrasasmita,”Kajian-kajian Naskah Klasik”, Jakarta:Diklat Departemen Agama RI,2006
Ibn al-Udzari,al-Bayan al-Maghrib fi Akhbar al- Maghrib, jilid II ( Beirut: 1950)
HAR Gibb,’’ Ilm al-Tarikh” dalam Da’irah al-Ma’arif al-Islamiyyah, Jilid 4
Badri Yatim, “Historiografi Islam”,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997)



[1] H.Uka Tjadrasasmita,”Kajian-kajian Naskah Klasik”, Jakarta:Diklat Departemen Agama RI,2006, hlm 7
[2] Ibn al-Udzari,al-Bayan al-Maghrib fi Akhbar al- Maghrib, jilid II ( Beirut: 1950) hlm 94
[3] HAR Gibb,’’ Ilm al-Tarikh” dalam Da’irah al-Ma’arif al-Islamiyyah, Jilid 4 hlm 492
[4] Badri Yatim, “Historiografi Islam”,Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997, hlm 199
[5] Badri Yatim, “Historiografi Islam”,Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997, hlm  215

No comments:

Post a Comment