MAKALAH KALIMAT DAN INTONASI KALIMAT
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
kalimat dan intonasi kalimat.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian kalimat
b. Jenis-jenis kalimat
c. Intonasi kalimat
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Latar
belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas
Bahasa
Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang
bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya.
Dengan perkataan lain,semua kalimat
yang kita gnakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja, Sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, kalimt dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembanganya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian kalimat ?
2. Apa
saja jenis-jenis kalimat ?
3. Apa
yang dimaksud dengan intonasi kalimat ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan
dengan suara naik turun, keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo
(1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut
ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam
hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya
intonasi. Namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat
bahasa Indonesia baku.
Contoh
kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di
Poso.
Kalimat
ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu
karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku
menurut Susilo (1990:4), yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur
mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan
yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
B. Jenis-jenis
Kalimat
1. Kalimat
berdasarkan pengucapan
a. Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga) dengan lngsung menirukan, mengutip atau
mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut. Kalimat ini biasanya
ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan Intonasi dari bagian kutipan
bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
·
b. Kalimat
tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan
tanda petik dua, berkata
tugas(bahwa,agar,sebab,untuk,supaya,tentang,dsb),Intonasi mendatar dan menurun
pada akhir kalimat
2. Kalimat
berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
a. Kalimat
tunggal, ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang
terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling
sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan
pola-pola pembentukannya.
Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
KB
+ KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak
S P
KB
+ KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat
rajin.
S P
KB
+ KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu
ada dua buah.
S P
Kalimat
tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
-
Kalimat
Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh: Adik
perempuan saya ada dua orang.
-
Kalimat
Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikatnya.
Contoh: Saya
sedang mandi.
Dua
jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada
tiap unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama
masih dapat dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
1. Keterangan
tempat
misalnya:
disini, lewat jalan itu, di daerah ini.
Contoh: Rumahnya
ada di daerah ini.
2. Keterangan
waktu
misalnya: setiap hari, pukul, tahun
ini, tahun depan, kemaren, lusa.
Contoh: Aktifitasnya
dimulai pukul 08.30 pagi.
3. Keterangan
alat
misalnya:
dengan baju, dengan sepatu, dengan motor.
Contohnya: Dia
pergi dengan sepeda motor.
4. Keterangan
cara
misalnya:
dengan hati-hati, secepat mungkin.
Contoh: Prakarya
itu dibuat dengan hati-hati.
5. Keterangan
modalitas
misalnya:
harus, mungkin, barangkali.
Contoh: Saya harus giat
berlatih.
6. Keterangan
aspek
misalnya: akan, sedang, sudah, dan
telah.
Contoh: Dia
sudah menyelesaikannya.
7. Keterangan
tujuan
misalnya: untuk dirinya, untuk semua
orang,
Contoh: Orang
itu membuat dirinya terlihat menawan.
8. Keterangan
sebab
misalnya:
karena rajin, karena panic.
Contoh: Dia lulus ujian karena
rajin belajar.
9. Keterangan
tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan)
contoh: penerima medali emas,
taufik Hidayat.
10. Perluasan
kalimat yang menjadi frasa
contoh: orang
itu menerima predikat guru teladan.
b. Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur
kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi. Ada berbagai macam
kalimat majemuk yaitu :
1. Kalimat
majemuk koordinatif(kalimat majemuk setara)
Adalah
kalimat majemuk yang klausa-klausa nya memiliki status yang sama,yang
setara,atau yang sederajat.klausa-klausa dalam kalimat majemuk koordinatif
secara eksplisit dihubungkan dengan konjungsi koordinatif,seperti dan, atau,
tetapi, dan lalu.
Contoh
: nenek melirik, kakek tersenyum,
dan adik-adik tertawa.
Dia membuka pintu,lalu menyilahkan kami masuk.
2. Kalimat
majemuk subornatif(kalimat majemuk bertingkat)
Adalah
kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausa nya tidak setara atau
sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa atasan,dan klausa yang lain merupakan
klausa bawahan.kedua klausa itu biasanya dihubungkan dengan konjungsi
subordinatif,seperti kalau, ketika, meskipun, dan karena.
Contoh
: kalau nenek pergi kakek pun akan pergi.
Karena hujan deras dan sekolah banjir, sekolah diliburkan.
3. Kalimat
majemuk kompleks
Adalah
kalimat campuran antara kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majemuk
subornatif.
Contoh : bibik
membaca novel karena paman tidak ada
dirumah dan tidak ada pekerjaan lain
yang harus diselesaikan.
c.
Kalimat Mayor dan Minor
1. Kalimat
mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti).
Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.
misalnya
:
- Saya
mengantuk.
- Presiden berkunjung ke Australia.
- Susilo pergi
- Presiden berkunjung ke Australia.
- Susilo pergi
2. Kalimat minor adalah kalimat
yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor hanya dibentuk
oleh subjek atau predika atau objek bahkan keterangan saja. Meskipun hanya
dibentuk dengan satu kata, kalimat minor dapat dipaham pesannya karena sudah
diketahui konteksnya (kalimat,situasi,topic yang dibicarakan). Kalimat dapat
berupa kalimat jawaban-jawaban singkat,seruan, pertanyaan, salam, dan sapaan.
Contoh :
-
pergi!
-
mana?
-
hai!
-diam!
d. kalimat bebas dan terikat
1) Kalimat
bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran lengkap,atau
dapat memulai sebuah paragraph atau wacana tanpa bantuan kalimat atau konteks
lain yang menjelaskannya.
2) Kalimat
terikat adalah kaliamat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran
lengkap,atau menjadi pembuka paragraph atau wacana tanpa bantuan konteks.
Contoh
dari kalimat bebas dan terikat yaitu :
(a)Sekarang
diriau amat sukar mencari terubuk. (b)Jangankan ikannya,telornya pun sukar di
peroleh. (c)Kalau pun bisa diperoleh,harga melambung selangit.
(d)Mangkanya,ada
kecemasan masyarakat nelayan disana bahwa terubuk yang spesifik itu akan punah.
Jadi,pada
kalimat (a) pada teks diatas merupakat contoh kalimat bebas,tanpa harus diikuti
kalimat (b),(c),(d), kalimat tersebut sudah dapat menjadi ujaran lengkap yang
bisa dipahami.
Sedangkan
kalimat (b,c,d) pada teks itu adalah contoh kalimat terikat.
C. Intonasi
kalimat
Dalam
bahasa Indonesia tampaknya intonasi ini berupa( tekanan, nada, lafal, dan
tempo).
·
Lafal adalah
suatu cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa.
Contoh : ijin = izin
Pitnah
= fitnah
Rejeki
= rezeki
·
Tekanan/nada
adalah tinggi rendahnya pengucapan suatu kata.
Contoh:
saya membaca buku bahasa Indonesia, pada kata “saya” mrngandung pengertian
bahwa pelaku yang membaca buku adalah saya,bukan yang lainnya.
·
Intonasi adalah
naik turunnya lagu kalimat.intonasi berfungsi sebagai pembentu makna kalimat.
Contoh:- apa maksudya ? -Kita harus
rajin belajar.
-Tutup pintunya ! -“Besok pagi tugas ini
hars selesai”, kata kakak.
·
Jeda adalah
perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi kedalam 3 jenis: jeda panjang(.) titik,
jeda sedang (,) koma, jeda pendek (-) spasi. Contoh :
1. Kata
ayah. Ibu cantik.
2. Kata
ayah, ibu cantik.
3. Kata
ayah ibu cantik.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan
dengan suara naik turun, keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
chaer.2014.linguistik umum,Jakarta
Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment