1

loading...

Friday, November 23, 2018

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAHMANAJEMEN PENDIDIKANManajemen Pada Aspek Lingkungan/Masyarakat’’

BAB I
PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi disekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.
Seperti diketahui bahwa tugas manajemen antara lain ialah mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memamfaatkan seoptimal mungkin. Sumber-sumber pendidikan ini dapat saja diambil dari lingkungan sekolah / kampus dan bisa berupa keempat kelolampok benda-benda lingkungan diatas. Namun sumber-sumber pendidikan itu biasanya secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan proses belajar mengajar masing-masing. Manajemen hanya memberi petunjuk-petunjuk umum saja.
            Pada beberapa uraian yang lampau dikatakan bahwa organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontrak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati. Hanya sistem terbuka yang memiliki negetropy, yaitu suatu usaha yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadi entropy atau kepunahan( immegart, 1972, h.44). Komunikasih tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukan kepada masyarakat, agar timbul citra positif tentang pendidikan dikalangan mereka ( National school public relations association, 1976, h. 24). Masyarakat umum pada umumunya memang ingin bukti nyata sebelum mereka memberi dukungan terhadap sesuatu. Begitu pula halnya dengan pendidikan, mereka juga ingin minta bukti. Hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan, misalnya lewat pameran setahun sakali. Komunikasih tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukan kepada masyarakat, agar timbul citra positif tentang pendidikan dikalangan mereka ( National school public relations association, 1976, h. 24). Masyarakat umum pada umumunya memang ingin bukti nyata sebelum mereka memberi dukungan terhadap sesuatu. Begitu pula halnya dengan pendidikan, mereka juga ingin minta bukti. Hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan, misalnya lewat pameran setahun sakali.
      B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana manajemen pada aspek lingkungan/masyarakat ?
2.      Bagaiman manajemen pendidikan menangani  masyarakat ?
3.      Bagaimana hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat ?
4.      Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah/perguruan tinggi ?
5.      Bagaimana bentuk-bentuk kerja sama ?
6.      Bagaimana manajemen dalam menangani hubungan dengan masyarakat
      C.    Tujuan penulisan
1.      Mengetahui Bagaimana manajemen pada aspek lingkungan/masyarakat ?
2.      Mengetahui bagaimana manajemen pendidikan menangani  masyarakat?
3.      Mengetahui Bagaimana hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
4.      Mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pendidikan disekolah/perguruan tinggi ?
5.      Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk kerja sama ?
BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Manajemen pada aspek lingkung an/masyarakat
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi disekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.
            Seperti diketahui bahwa tugas manajemen antara lain ialah mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memamfaatkan seoptimal mungkin. Sumber-sumber pendidikan ini dapat saja diambil dari lingkungan sekolah / kampus dan bisa berupa keempat kelolampok benda-benda lingkungan diatas. Namun sumber-sumber pendidikan itu biasanya secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan proses belajar mengajar masing-masing. Manajemen hanya memberi petunjuk-petunjuk umum saja.
            Perhatian manajemen berpusan kepada kelompok manusia atau masyarakat lingkungannya. Sebab hanya dengan masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang hal-hal yang menyangkut pendidikan, termasuk menunjukan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda matiapa yang ada disekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk belajar.
      B.     Manajemen pendidikan menangani masyarakat
Pada beberapa uraian yang lampau dikatakan bahwa organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontrak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati. Hanya sistem terbuka yang memiliki negetropy, yaitu suatu usaha yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadi entropy atau kepunahan( immegart, 1972, h.44). ini berarti hidup atau matinya sistem (lembaga pendidikan) itu sebagian besar ditentukan oleh usaha lembaga itu sendiri. Negentropy itu melekat pada mekanisme kinerja yang selalu menyangkut diri kepada dunia luar sebagai lingkungannya.
     C.    Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-purti mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara total, integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberikan sesuatu yang berharga kepada masyarakat.
            Disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan pengajaran terhadap putra-putra warga masyarakat, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaharuan atau mercu penerang bagi msayarakat. Banyak hal baru yang bermamfaat bagi masyarakat bersumber dari lembaga pendidikan, disamping dari sumber-sumber lain. Lemabag pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharu atau penerang, yang oleh stoop disebut sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (1981. H.463-464). Dikatakan fungsi layanan karena dia melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Fungsi layanan ini tidak  hanya terbatas kepada pemberian pendidikna dan pengajaran kepada para putra warga masyarakat, tetapi juga melayani aspirasi daerah-daerah setempat.
      D.    Partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah/perguruan tinggi
Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan) sebagai cara yang meyakinkan dalam membina perkembangan para siswa (dan mahasiswa ), karena itu masyarakat berpartipasi dan setia kepadanya ( walsh, 1993,h. 131) namun hal ini tidak otomotis terjadi terutama di negara-negara berkembang termasuk diindonesia.hal ini disebabkan karena banyak warga masyarakat yang belum paham akan makna lembaga pendidikan,lebih-lebih bila ekonomi mereka lemah,mereka hampir tidak hirau akan lembaga pendidikan.pusat perhatian mereka adalah pada kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari.
            Untuk mengikutsertakan warga masyarakat ini dalam pembangunan pendidikan disekilah/perguruan tinggi, sudah sepatutnya para menejer pendidikan melalui tokoh-tokoh masyarakat aktif mengguh perhatian mereka. Para menejer dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama dalam meningkatkan pendidikan. Dalam pertemuan ini mereka akan mengadu pendapat, bertukar fikiran untuk menemukan alternatif-alternatif peningkatan pendidikan. Keputusan diambil secara musyawarah untuk memperoleh alternatif yang terbaik. Komunikasih tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukan kepada masyarakat, agar timbul citra positif tentang pendidikan dikalangan mereka ( National school public relations association, 1976, h. 24). Masyarakat umum pada umumunya memang ingin bukti nyata sebelum mereka memberi dukungan terhadap sesuatu. Begitu pula halnya dengan pendidikan, mereka juga ingin minta bukti. Hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan, misalnya lewat pameran setahun sakali.
Komunikasih tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukan kepada masyarakat, agar timbul citra positif tentang pendidikan dikalangan mereka ( National school public relations association, 1976, h. 24). Masyarakat umum pada umumunya memang ingin bukti nyata sebelum mereka memberi dukungan terhadap sesuatu. Begitu pula halnya dengan pendidikan, mereka juga ingin minta bukti. Hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan, misalnya lewat pameran setahun sakali.
            Yang paling menarik bagi masyarakat bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila lulusan ini baik mereka sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara relatif baik. Keadaan seperti ini tidak hanya disambut dengan gembira oleh konsumen pemakai tenaga kerja, tetapi juga oleh para orang tua lulusan itu sendiri, sebab mereka pada umumnya lulusan seperti ini memang merupakan tantangan berat bagi para manajer pendidikan.
            Bila manajer berhasil, biasanya imbalanya dari warga masyarakat cukup besar. Mereka secara antusias akan mendukungan lembaga pendidikan bersangkutan baik secara moral maupun material. Kadang kala sebelum para mahasiswa tamat, beberapa diantara mereka sudah dipesan oleh konsumen. Melihat kondisi seperti ini sudah tentu orang-orang tua mahasiswa bersangkutan sangat gembira. Maka banyak orang tua dan konsumen yang merasakan kepuasan itu, makin banyak dan makin besar pula partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.
           
Beberapa contoh partisifasi masyarakat dalam pendidikan ialah:
a.       Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putranya dirumah dan bila perlu memberi laporan/berkonsultasi ke lembaga pendidikan.
b.      Menyediakan fasilitas belajar di rumah dan bimbingan putranya agar giat belajar.
c.       Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar dilembaga pendidikan.
d.      Berusaha melunasi SPP dan dana bantuan pendidikan lainnya.
e.       Memberikan umpan balik kepada lembaga pendidikan tentang pendidikan, terutama yang menyangkut keadaan putra-putranya.
f.       Bersedia datang ke lembaga pendidikan bila diundang.
g.      Ikut berdiskusi memecahkan masalah-maslah pendidikan seperti keuangan, sarana, kegiatan, dan sebagainya.
h.      Membantu fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan lembaga dalam memajukan proses belajar mengajar.
i.        Meminjami perlengkapan pertukangan, perkembangan, kesenian, dan sebagainya yang dibutuhkan oleh lembaga.
j.        Bersedia menjadi tenaga pelatih dan narasumber bila ditunjuk.
k.      Menerima para siswa/mahasiswa dengan senang hati bila mereka belajar di masyarakat.
l.        Memberi layanan/penjelasan kepada para pelajar atau mahsiswa yang belajar dimasyarakat.
m.    Menjadi responden yang baik terhadap penelitian-penelitian siswa/mahasiswa atau lembaga.
n.      Memberi bantuan penginapan bagi para mahasiswa yang praktek di masyarakat.
o.      Bagi ahli pendidika, bersedia menjadi ekspert dalam membina lembaga pendidikan.
p.      Ikut memperlancar komunikasi pendidikan dimasyarakat dalam bentuk penerbitan-penerbitan, siaran-siaran radio, televisi, pertunujukan-pertunjukan, dan sebagainya.
q.      Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan.
r.        Ikut mengontrol jalanya pendidikan.
s.       Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi parner manajer pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan lembaga.
t.        Ikut memikirkan dan merealisasi kesejatraan psama antara lembaga pendidikan dengaersonalia pendidikan.
Dalam usaha membina hubungan dan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, sesungguhnya sudah ada beberapa badan yang dapat membantu para manajemen pendidikan. Badan-badan itu ialah Dewan penyantun, badan pembantu penyelenggara pendidikan(BP3), dan yayasan pendidikan. Dewan penyantun bergerak di perguruan tinggi dan jug disekolah yang berstatus swasta.
        E.     Bentuk-bentuk kerja sama
Pada halam-halaman terdahulu telah diuraikan bahwa antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi kerja sama saling memberi dan saling menerima. Lembaga pendidikan memberi layanan kepada masyarakat terhadap kebutuhan –kebutuhan mereka, termasuk sebagai agen pemberaharuan terhadap masyarakat dengan penemuan-penenumuan dan inovasi-inovasinya. Sebaliknya juga masyarakat mengimbangi pemberian lembaga terhadap kelangsungan hidup dan kemajuan lembaga.
Kerja sama seperti itu mengisyaratkan adanya informasi yang kontinu diantara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Informasi itu seharusnya bersifat dua arah, yaitu dari lembaga ke masyarakat dan dari masyarakat ke lembaga pendidikan ke masyarakat dan dari masyarakat ke lembaga pendidikan (stoop, 1981, h.464). tidak dibenarkan hanya lembaga pendidikan yang aktif memberikan informasi sementara masyarakat pasif menerima saja, melainkan kedua belah pihak hendaknya secara bergantian mengadakan aksi dan respon.
            Agar kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat efektif, mendapat resfon yang positif dari masyarakat, stoop mengusulkan agar bentuk program itu memenuhi syarat berikut (1981, h. 465):
1.      Jujur
2.      Mulia
3.      Mencakup segala yang diperlukan
4.      Komprehensif
5.      Sensitif terhadap masyarakat
6.      Dapat dipahami oleh mereka.
Program lembaga yang menyangkut masyarakat dalam usaha meningkatkan pendidikan semuanya bersifat mulia dan jujur dalam usaha meningkatkan semuanya bersifat dan jujur selama hal itu dilaksanakan secara terbuka. Keterbukaan ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kegairahan warga masyarakat berpartisifasi. Mereka tidak akan segan-segan membantu demi peningkatan pendidikan dan prestasi putra-putranya asal mereka tahu dengan jelas dimamfaatkan untuk apa dana dan material yang telah mereka sumbangkan. Manajer perlu mempertahankan kejujuran atau keterbukaan pemakaian dana atau material tersebut. Program yang sensitif adalah program yang mudah menyentuh hati masyarakat. Sensitivitas bisa mengarah ke negatif dan juga bisa mengarah ke negatif.
Jones (1969, h. 395-400) menyebutkan lima cara lembaga pendidikan mengadakan kontrak hubungan dengan masyarakat yaitu:
1.      Melalui aktivitas-aktivitas para siswa kurikuler
2.      Aktivitas-aktivitas para pengajar
3.      Ekstra kurikuler
4.      Kunjungan masyarakat atau para orang tua kelembaga pendidikan
5.      Melalui media masa
Kegiatan proses belajar mengajar dapat dipakai alat untuk menghubungkan lembaga pendidikan dengan masyarakat. Kegiatan ini bisa berupa pemberian bahan-bahan pembelajaran dimasyarakat, mengamati obyek-obyek yang ada dimasyarakat, tanya jawab tentang sesuatu dengan masyarakat, magang dan melakukan penelitian. Selain hubungan proses belajar mengajar aktivitas siswi/siswa ini dapat pula dihubungkan dengan usaha penyebaran informasi tentang lembaga pendidikan dengan masyarakat. Misalnya memasang spanduk-spanduk tentang jurusan yang dibuka pada tahun kulia baru. Aktivitas yang erat kaitannya dengan belajar masyarakat ialah kegiatan ekstrakulikuler. Tempat belajar ini tidak selalu dihalaman sekolah/kampus melainkan dilingkungan masyarakat. Beberapa aktivitas para pengajar yang berkaitan dengan usaha memajukan hubungan lembaga dengan masyarat ialah :
a.       Mengunjungi rumah-rumah dalam rangka memecahkan masalah pendidikan atau membina persahabatan.
b.      Menunjukan sikap positip terhadap orang tua tentang kemajuan putranya secara tertulis atau lewat telepon.
c.       Bekerjasama dengan masyarakat mengembangkan kebijakan pekerjaan rumah para putra mereka.
d.      Berusaha menjari jalan untuk memperbaiki komunikasi antara lembaga dan masyarakat.
e.       Menghargai warga masyarakat yang terampil dengan cara memamfaatkan sebagai narasumber (national school public relation association, 1976, h. 26).
Kunjungan warga masyarakat kelembaga-lembaga pendidikan di Indonesia masih langka. Hal ini mungkin disebabkan oleh kekurangsadaran mereka akan tanggung jawab bersama dalam pendidikan dan ditambah dengan kesibukan mereka dalam  mengurus pekerjaan masing-masing. Oleh sebab itu setiap ada kesempatan untuk bertemu dengan warga masyarakat, seyogyanya para manajer pendidikan memberi informasi tentang pentingnya bertukar pikiran dan bahwa lembaga selalu membuka pintu kepada setiap warga masyarakat yang ingin berkunjung kelembaga pendidikan. Ada berbagai macam media masa yang dapat dipakai mengadakan kontak hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Macam-macam media itu ialah publikasi lembaga berupa majalah, surat kabar, radio dan televisi.
       F.     Perana Manajer Dalam Menangani Hubungan Dengan Masyarakat
Walaupun dalam uraian-uraian yang lampu sudah banya disinggung peranan manajer pada pokok-pokok yang dibahas, namun pada bagian terakhir ini pembahasan dikhususkan memajukan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat ialah menjalin kerjasama yang erat dengan para tokoh masyarakat termasuk pemimpin formal masyarakat dalam rangka membina pendidikan disekolah atau diperguruan tinggi. Tetapi kerjasama itu tidak selalu mudah diwujudkan, sebab masih banyak hal lain yang lebih penting bagi masyarakat untuk mereka perhatikan. Moral kerja dan cara kerja para pengajar seperti itu sudah tentu dapat membuahkan siswa/mahasiswa beserta para lulusan seperti yang dicita-citakan. Prestasi kerja lembaga pendidikan ini akan menarik perhatian masyarakat. Perhatian seperti ini merupakan modal awal bagi peningkatan hubungan kerja sama yang erat antara lembaga dengan masyarakat. Peranan para pengajar dalam menggalang hubungan kerja sama dengan masyarakat dibenarkan pula oleh Nugent (1976, h. 97) bahwa pengajarlah yang mengitervensi hubungan siswa dengan orang tuanya, walaupun ia harus tunduk kepada kerelaan orang tua itu. Melalui proses belajar mengajar para guru membimbing perkembangan siswa dalam segala aspeknya. Melalui proses ini pula guru mencoba menarik perhatian para orang tua siswa, yaitu lewat tugas-tugas yang harus dipelajari siswa di rumah, bahan-bahan yang harus dikumpulkan, pekerjaan-pekerjaan rumah yang harus diselesai, dan ditantatangani oleh orang tua. Hal ini semua membuat para orang tua lebih memperhatikan pendidikan puta-putranya. Itulah cara-cara dipakai oleg guru mengintevensi hubungan orang tua dengan putra-putranya yang pada gilirannya nanti dapat meningkatkan hubungan orang tua bersangkutan dengan sekolah.
 BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi disekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat. Pada beberapa uraian yang lampau dikatakan bahwa organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontrak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-purti mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara total, integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia.

No comments:

Post a Comment