1

loading...

Tuesday, November 6, 2018

MAKALAH PERJUANGAN DAN DIPLOMASI (SPN)


MAKALAH PERJUANGAN DAN DIPLOMASI (SPN)


BAB I

PENDAHULUAN

Kata “Pergerakan Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas yakni merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial, ekonomi, pendidikan,  keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.
Istilah “nasional” berarti bahwa pergerakan-pergerakan tersebut mempunyai cita-cita nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsanya yang masih terjajah. Disamping itu, sifat pergerakan pada masa ini lebih bersifat nasional bila dibanding dengan sifat pergerakan sebelumnya yang bercorak kedaerahan.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :
1.      Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat. Disamping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
2.      Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal), yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda di berbagi daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura, Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih belum ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang menyadarkan para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional untuk merubah taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-cita mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan organisasi-organisasi modern.
Pergerakan Negara Indonesia pun memiliki jalan yang tidak mudah. Diantaranya adalah melalui metode Perjuangan dan Diplomasi.

1.      Apa yang dimaksud perjuangan?
2.      Bagaimana Diplomasi yang dilakukan pihak Indonesia?

1.      Untuk  mengetahui Proses Sejarah Pergerakan Nasional
2.      Untuk menmahami sejarah dan perjuangan untuk meraih  kemerdekaan


BAB II

PEMBAHASAN
Berbagai cara dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda. Organisasi pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui cara nonkooperasi dan kooperasi.[1]
Organisasi pergerakan yang berhaluan nonkooperasi bersikap radikal terhadap pemerintah Belanda. Radikal disini dimaknai mereka tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda. Sikap ini diwujudkan dengan bersikap menolak ikut serta dalam keanggotaan Dewan Rakyat (Volksraad) yang dibentuk pemerintah Kolonial untuk menampung aspirasi masyarakat pribumi. Segala sesuatu yang dperlukan untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka akan diusahakan sendiri.
Organisasi pergerakan yang berhaluan kooperasi bersikap lunak terhadap pemerintah Kolonial Belanda. Dalam artian organisasi ini bersedia bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda melalui Dewan Rakyat (Volksraad). Perjuangan dengan cara ini berlangsung setelah gaglnya pemberontakan PKI terhadap pemerintah kolonial pada tahun 1926 dan 1927. Akibat pemberontakan tersebut pemerintah Kolonial Belanda Mengeluarkan aturan tentang pembatasan kegiatan berserikat dan berkumpul bagi organisasi pergerakan, serta melakukan penangkapa dan pengasingan terhadap sebagian besar tokoh Pergerakan Nasional Indonesia.

Diplomasi artinya perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan dilaksanakan.[2]  Berikut adalah berbagai perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia:
Perjanjian Linggrajati berlangsung di Linggrajati,Cirebon pada 10 November 1946. Dalam perundingan, Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili Van Mook. Isi perjanjian Linggrajati adalah:
a.       Belanda hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa,Madura, dan Sumatera.
b.      RI dan Belanda bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat  dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Indonesia merupakan salah satu negara bagiannya.
c.       Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh ratu Belanda.
Hasil perundingan ini disebut sebagai Perjanjian Linggrajati yang ditandatangani di Istana Rijswijk (merdeka) pada tanggal 25 Maret 1947. Sebenarnya, hasil perundingan ini merugikan Indonesia. Bagaimana tidak,wilayah Indonesia semakin dipersempit dan Belanda pun tidak menjalankan dengan baik perjanjian ini. Karena Belanda selalu melakukan penyerangan besar-besaran ke wilayah Indonesia yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I.
Perjanjian Renville berlangsung di kapal angkatan laut Amerika Serikat USS Renville. Untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dan sengketa Indonesia dengan Belanda. PBB (perserikatan bangsa-bangsa) membentuk Komite Tiga Negara (KTN) yang anggotanya dipilih Indonesia dan Belanda.
Anggota KTN adalah Australia yang dipilih Indonesia, Belgia yang dipilih Belanda dan Amerika Serikat yang dipilih Australia dan Belgia sebagai penengah. Dalam perjanjian ini Indonesia diwakili Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili R.Abdulkadir Wijoyoatmojo dan sepertinya si R.Abdul Kadir M. ini orang Indonesia yang memihak Belanda kawan.
Isi perjanjian Renville adalah:
a.       Belanda hanya mengakui Wilayah RI atas Jateng,Jogjakarta, Jatim, sebagian kecil Jabar dan Sumatera.
b.      Tentara Republik Indonesia (TRI) ditarik mundur dari daerah kedudukan Belanda.
Akibat dari perjanjian Renville sebenarnya semakin merugikan Indonesia karena wilahnya semakin sempit. Setelah perjanjian ini tejadi peristiwa penting antara lain pemberontakan PKI di Madiun dan pemindahan ibukota RI ke Jogjakarta karena Jakarta diduduki Belanda.
                 Bahkan pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda mengumumkan bahwa tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville lalu melakukan serangan besar-besaran ke wilayah RI yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
Hebatnya perjuangan rakyat dan tekanan Internasional memaksa Belanda menerima perintah PBB agar menghentikan agresinya dan kembali ke meja perundingan. Untuk mengawasi jalannya perundingan, PBB membentuk UNCI (United Nations Comission for Indonesia) Perundingan ini berjalan berlarut-larut hingga akhirnya ditandatangani pada 7 Mei 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin Mr. Moh. Roem dan Belanda dipimpin dr. Van Royen sebagai penengah adalah UNCI.
Isi perjanjian Roem-Royen adalah:
a.       Pemerintahan RI dikembalikan ke Yogyakarta, penghentian perang dan pembebasan tahanan politik.
b.      Indonesia dan Belanda bekerja sama mengembalikan perdamaian.
c.       Belanda menyetujui RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
d.      Akan diselenggarakan KMB setelah pemerintahan RI kembali ke Jogjakarta.
KMB merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. KMB bertempat di Deen Hag,Belanda pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin Moh.Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan Musyawarah negara-negara Federal dipimpin Sultan Hamid II, delegasi Belanda dipimpin Mr. Van Maarseveen,sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Hasil dari KMB adalah:
a.       Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda menyerahkan kedaulatan pada RIS pada akhir Desember 1949.
b.      RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda.
c.       Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Berikut ini adalah beberapa pejuang diplomasi Indonesia:
1)      Bung Karno
Bung Karno merupakan pejuang diplomasi sekaligus presiden Indonesia pertama. Ia lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. ditangkap,dipenjara, dan diasingkan merupakan hal biasa baginya. Bung Karno merupakan ahli diplomasi.Menurutnya,diplomasi adalah cara terbaik melawan musuhnya. Misalnya, pada waktu berdiplomasi dengan Letjen Christison. Hasilnya,sekutu menyatakan kedatangannya tidak akan melebur kemerdekaan RI pada tanggal 1 Oktober 1945. Bung Karno wafat tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jatim.
2)      Drs. Moh.Hatta
Lahir 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi,Sumatera Barat. Bersama Bung Karno ia   ditangkap,dipenjara, dan diasingkan. Keberhasilan Bung Hatta dalam diplomasi antara lain:
a.       Pemimpin Delegasi Indonesia di KMB, Den Haag Belanda.
b.      penggerak ekonomi dengan membuat koperasi (Sebagai Bapak Koperasi Indonesia)
c.       Penggerak pelajar mahasiswa di Belanda.
d.      Anggota perundingan di Kaliurang, yang dilakukan oleh KTN.
Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
3)      Sri Sultan Hamuwengkubono IX
Lahir 13 April 1912 di Jogjakarta. Ia menyatakan Daerah Jogjakarta bersifat kerajaan sebagai bagian NKRI dan Daerah Istimewa. Keberhasilannya dalam diplomasi antara lain:
a.       Bersama Letkol Suharto mengatur dan menyiapkan serangan umum 1 Maret 1949 dan berhasil menguasai kembali Jogjakarta.
b.      Pada tanggal 27 Desember 1949 menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dan Belanda di Jakarta.


BAB III

PENUTUP

Kata “Pergerakan Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas yakni merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial, ekonomi, pendidikan,  keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.
Berbagai cara dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda. Organisasi pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui cara nonkooperasi dan kooperasi.
Diplomasi, merupakan perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan dilaksanakan. 

Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis harap kedepannya tulisan makalah ini akan lebih baik lagi serta fokus dan detail dalam menjelaskan isi dalam makalah ini dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan lengkap yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk itulah penulis harap kritik atau saran terhadap penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini akan lebih baik lagi kedepannya. Sebelum kritik dan saran itu diterima oleh penulis, penulis haturkan terimakasih sebanyak-banyaknya karena telah membaca makalah ini dan mendiskusikannya lalu dapat memberikan kritik maupun saran.

DAFTAR PUSTAKA

Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari Pergerakan Nasio-nal sampai Dekrit Presiden. Malang: IKIP Malang.
Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Balai Pustaka.



[1] Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari Pergerakan Nasio-nal sampai Dekrit Presiden. Malang: IKIP Malang.
[2] Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Balai Pustaka.

No comments:

Post a Comment