MAKALAH PERJUANGAN DAN DIPLOMASI (SPN)
BAB I
PENDAHULUAN
Kata “Pergerakan
Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas yakni
merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke
arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan
terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini
mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak
hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi
gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial, ekonomi,
pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.
Istilah “nasional” berarti bahwa pergerakan-pergerakan
tersebut mempunyai cita-cita nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsanya
yang masih terjajah. Disamping itu, sifat pergerakan pada masa ini lebih
bersifat nasional bila dibanding dengan sifat pergerakan sebelumnya yang
bercorak kedaerahan.
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :
1.
Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara
lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi
imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia.
Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga
membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat.
Disamping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
2. Faktor yang berasal dari dalam
negeri (internal), yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan
dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan
kolonial. Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui
perlawanan bersenjata melawan Belanda di berbagi daerah, antara lain: perlawanan
yang dipimpin oleh Pattimura, Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll.
Namun perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih
belum ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang
menyadarkan para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional
untuk merubah taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan
cita-cita mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan
organisasi-organisasi modern.
Pergerakan
Negara Indonesia pun memiliki jalan yang tidak mudah. Diantaranya adalah
melalui metode Perjuangan dan Diplomasi.
1.
Apa yang
dimaksud perjuangan?
2.
Bagaimana
Diplomasi yang dilakukan pihak Indonesia?
1.
Untuk mengetahui Proses
Sejarah Pergerakan Nasional
2. Untuk menmahami sejarah dan perjuangan untuk meraih kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai cara
dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda. Organisasi
pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui cara
nonkooperasi dan kooperasi.[1]
Organisasi
pergerakan yang berhaluan nonkooperasi bersikap radikal terhadap pemerintah
Belanda. Radikal disini dimaknai mereka tidak mau bekerjasama dengan pemerintah
kolonial Belanda. Sikap ini diwujudkan dengan bersikap menolak ikut serta dalam
keanggotaan Dewan Rakyat (Volksraad) yang dibentuk pemerintah Kolonial untuk
menampung aspirasi masyarakat pribumi. Segala sesuatu yang dperlukan untuk
mencapai cita-cita Indonesia merdeka akan diusahakan sendiri.
Organisasi
pergerakan yang berhaluan kooperasi bersikap lunak terhadap pemerintah Kolonial
Belanda. Dalam artian organisasi ini bersedia bekerjasama dengan pemerintah
kolonial Belanda melalui Dewan Rakyat (Volksraad). Perjuangan dengan cara ini
berlangsung setelah gaglnya pemberontakan PKI terhadap pemerintah kolonial pada
tahun 1926 dan 1927. Akibat pemberontakan tersebut pemerintah Kolonial Belanda
Mengeluarkan aturan tentang pembatasan kegiatan berserikat dan berkumpul bagi
organisasi pergerakan, serta melakukan penangkapa dan pengasingan terhadap
sebagian besar tokoh Pergerakan Nasional Indonesia.
Diplomasi
artinya perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang
diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan
dilaksanakan.[2]
Berikut adalah berbagai perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia:
Perjanjian
Linggrajati berlangsung di Linggrajati,Cirebon pada 10 November 1946. Dalam
perundingan, Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili Van
Mook. Isi perjanjian Linggrajati adalah:
a.
Belanda hanya
mengakui kekuasaan RI atas Jawa,Madura, dan Sumatera.
b. RI dan Belanda bersama-sama membentuk Negara Indonesia
Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Indonesia
merupakan salah satu negara bagiannya.
c. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia-Belanda yang diketuai oleh ratu Belanda.
Hasil
perundingan ini disebut sebagai Perjanjian Linggrajati yang ditandatangani
di Istana Rijswijk (merdeka) pada tanggal 25 Maret 1947. Sebenarnya, hasil
perundingan ini merugikan Indonesia. Bagaimana tidak,wilayah Indonesia semakin
dipersempit dan Belanda pun tidak menjalankan dengan baik perjanjian ini.
Karena Belanda selalu melakukan penyerangan besar-besaran ke wilayah Indonesia
yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I.
Perjanjian
Renville berlangsung di kapal angkatan laut Amerika Serikat USS Renville. Untuk
mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dan sengketa Indonesia dengan Belanda.
PBB (perserikatan bangsa-bangsa) membentuk Komite Tiga Negara (KTN) yang
anggotanya dipilih Indonesia dan Belanda.
Anggota KTN
adalah Australia yang dipilih Indonesia, Belgia yang dipilih Belanda dan
Amerika Serikat yang dipilih Australia dan Belgia sebagai penengah. Dalam
perjanjian ini Indonesia diwakili Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili
R.Abdulkadir Wijoyoatmojo dan sepertinya si R.Abdul Kadir M. ini orang
Indonesia yang memihak Belanda kawan.
Isi perjanjian
Renville adalah:
a.
Belanda hanya
mengakui Wilayah RI atas Jateng,Jogjakarta, Jatim, sebagian kecil Jabar dan
Sumatera.
b. Tentara Republik Indonesia (TRI) ditarik mundur dari
daerah kedudukan Belanda.
Akibat dari
perjanjian Renville sebenarnya semakin merugikan Indonesia karena wilahnya
semakin sempit. Setelah perjanjian ini tejadi peristiwa penting antara lain
pemberontakan PKI di Madiun dan pemindahan ibukota RI ke Jogjakarta karena
Jakarta diduduki Belanda.
Bahkan pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda mengumumkan bahwa tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville lalu melakukan serangan besar-besaran ke wilayah RI yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
Bahkan pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda mengumumkan bahwa tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville lalu melakukan serangan besar-besaran ke wilayah RI yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
Hebatnya
perjuangan rakyat dan tekanan Internasional memaksa Belanda menerima perintah
PBB agar menghentikan agresinya dan kembali ke meja perundingan. Untuk
mengawasi jalannya perundingan, PBB membentuk UNCI (United Nations Comission
for Indonesia) Perundingan ini berjalan berlarut-larut hingga akhirnya
ditandatangani pada 7 Mei 1949.
Delegasi
Indonesia dipimpin Mr. Moh. Roem dan Belanda dipimpin dr. Van Royen sebagai
penengah adalah UNCI.
Isi perjanjian Roem-Royen adalah:
a.
Pemerintahan
RI dikembalikan ke Yogyakarta, penghentian perang dan pembebasan tahanan
politik.
b. Indonesia dan Belanda bekerja sama mengembalikan
perdamaian.
c. Belanda menyetujui RI sebagai bagian dari Negara
Indonesia Serikat.
d. Akan diselenggarakan KMB setelah pemerintahan RI kembali
ke Jogjakarta.
KMB merupakan
tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. KMB bertempat di Deen Hag,Belanda
pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949.
Delegasi
Indonesia dipimpin Moh.Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg)
atau Badan Musyawarah negara-negara Federal dipimpin Sultan Hamid II, delegasi
Belanda dipimpin Mr. Van Maarseveen,sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Hasil dari KMB adalah:
a.
Indonesia
menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda menyerahkan kedaulatan
pada RIS pada akhir Desember 1949.
b. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni
Indonesia-Belanda.
c. Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah
pengakuan kedaulatan.
Berikut ini
adalah beberapa pejuang diplomasi Indonesia:
1) Bung Karno
Bung Karno merupakan pejuang diplomasi sekaligus presiden
Indonesia pertama. Ia lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901.
ditangkap,dipenjara, dan diasingkan merupakan hal biasa baginya. Bung Karno
merupakan ahli diplomasi.Menurutnya,diplomasi adalah cara terbaik melawan
musuhnya. Misalnya, pada waktu berdiplomasi dengan Letjen Christison.
Hasilnya,sekutu menyatakan kedatangannya tidak akan melebur kemerdekaan RI pada
tanggal 1 Oktober 1945. Bung Karno wafat tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di
Blitar, Jatim.
2) Drs. Moh.Hatta
Lahir 12
Agustus 1902 di Bukit Tinggi,Sumatera Barat. Bersama Bung Karno ia
ditangkap,dipenjara, dan diasingkan. Keberhasilan Bung Hatta dalam
diplomasi antara lain:
a. Pemimpin Delegasi Indonesia di KMB, Den Haag Belanda.
b. penggerak ekonomi dengan membuat koperasi (Sebagai Bapak
Koperasi Indonesia)
c. Penggerak pelajar mahasiswa di Belanda.
d. Anggota perundingan di Kaliurang, yang dilakukan oleh
KTN.
Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan
dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
3) Sri Sultan Hamuwengkubono IX
Lahir 13 April
1912 di Jogjakarta. Ia menyatakan Daerah Jogjakarta bersifat kerajaan sebagai
bagian NKRI dan Daerah Istimewa. Keberhasilannya dalam diplomasi antara lain:
a. Bersama Letkol Suharto mengatur dan menyiapkan serangan
umum 1 Maret 1949 dan berhasil menguasai kembali Jogjakarta.
b. Pada tanggal 27 Desember 1949 menandatangani naskah
pengakuan kedaulatan Indonesia dan Belanda di Jakarta.
BAB III
PENUTUP
Kata “Pergerakan
Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas yakni
merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke
arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan
terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini
mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak
hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi
gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial, ekonomi,
pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.
Berbagai cara
dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda. Organisasi
pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui cara
nonkooperasi dan kooperasi.
Diplomasi,
merupakan perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang
diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan
dilaksanakan.
Menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis harap
kedepannya tulisan makalah ini akan lebih baik lagi serta fokus dan detail
dalam menjelaskan isi dalam makalah ini dengan sumber - sumber yang lebih
banyak dan lengkap yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk itulah
penulis harap kritik atau saran terhadap penulisan makalah ini. Sehingga
makalah ini akan lebih baik lagi kedepannya. Sebelum kritik dan saran itu
diterima oleh penulis, penulis haturkan terimakasih sebanyak-banyaknya karena
telah membaca makalah ini dan mendiskusikannya lalu dapat memberikan kritik
maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari
Pergerakan Nasio-nal sampai Dekrit Presiden. Malang: IKIP Malang.
Poeponegoro,
D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Balai
Pustaka.
No comments:
Post a Comment