1

loading...

Wednesday, November 14, 2018

MAKALAH RASIO LIKUIDITAS

MAKALAH RASIO LIKUIDITAS 


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang 
Alasan Mendasar Agar penulis dalam laporan akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada analisis laporan keuangan yang berhubungan dengan rasio keuangan serta analisis perbandingan laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akutansi. Laporan keuangan disusun oleh perusahaan dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan manajerial internal maupun pihak ekstrnalperusahaan. Laporan keuangan perusahaan dapat dianalisis mengunakan beberapa rasio keuangan, dengan adanya analisis laporan keuangan terrsebut dapat diketahui keadaan dan perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh perusahaan diwaktu yang lalu maupun waktu yang sedang berjalan baik itu badan usaha swasta maupun badan usaha milik negara.
Keutamaan Makalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. Untuk melakukan penilaian kinerja menejemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. Dapat juga digunakn sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,baik harta,kewajiban,modal,maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.[1]


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering disebut dengan nama rasio modal kerja. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa likuidnya. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada dineraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancer (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas  perusahaan dari waktu ke waktu.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, diaktakan perusahaan dalam keadaan ilikuid. Menurut James O. Gill menyebutkan rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar keperluan, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditasnya merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya, apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut, terutama utang yang sudah jatuh tempo.
B.       Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas tadak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahan. Terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahan, bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dipetik dari hasil rasio likuiditas:
1.        Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segerah jatuh tempo pada saat ditagih.
2.        Untuk mengukur kemampuan perusahan membayar kewajiban jangka panjang dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3.        Untuk mengukur kempuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tampa memperhitungkan sedian atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sedian dan hutang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4.        Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sedian yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5.        Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6.        Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
7.        Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkanya untuk beberapa priode.
8.        Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada diaktiva lancar dan utang lacar.
9.        Menjadi alat pemicu bagi pihak manajen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas pada saat ini.
B.       Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalm memenuhi kewajibannya. Dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih sfesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang digunakan.
Jenis-Jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan,:
1.    Rasio lancar (curren ratio)
2.    Rasio sangat lancar (quck ratio atau acit test ratio)
3.    Rasio kas (cash ratio)
4.    Rasio perputaran kas
5.    Inventori to net working  capital
a)        Rasio lancar (curren ratio)
          Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segerah jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tinggkat keamanan suatu perusahaaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan atara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Persi terbaru pengukuran rasio lancar adalah mengurangi sediaan dan piutang.
          Ativa lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singgkat (maksimal 1 tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sedian, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainya.
          Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belim tentu kondisi perusahaan sedang baik. hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Rumus untuk mencari rasio lancar sebagai berikut:
Current Ratio =  Aktiva lancar
                                                  Utang lancar
b)        Rasio Cepat (Quick Ratio)
          Rasio cepat atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan kativa lancar tampa memperhitungkan nilai sedian (Inventory).
          Untuk mencari quick ratio, diukur dari aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai sedian. Terkadang perusahaaaan juga memasukan biaya yang dibayar dimuka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.
Rumus untuk mencari rasio cepat:
Quick Ratio = Kas+ Bank+ Efek+ Piutang
                              Current liabilities

c)         Rasio Kas
          Perusahaan juga inggin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan untuk membayar utangnya. Artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya dengan mengunakan rasio lancar.
          Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarink setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukan kemampuan sesunggunnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utangnya jangka pendeknya.
          Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Cash Ratio = Kas + Bank
                  Curren Liabilities
d)        Rasio perputaran kas
          Menurut jamis O. Gill, rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersedian kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
          Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu. modal kerja kotar atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai beriku.
a)         Apabilah rasio perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidak mampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.
b)        Sebalinya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sihingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas antara lain:
Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih
                                     Modal Kerja Bersih
e)    Inventory to Net Working Capital
          Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sedian yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengukuran antara aktiva lancar dengan utang lancar.
          Rumus untuk mencari Inventory to net working capital dapat digunakan sebagai berikut:
              Inventory to net working capital =                                        Inventory
                                                                                       Current Assets-Current Liabilities
 

BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat ditagih atau jatuh tempo. Tujuan dan manfaat yang dipetik dari hasil rasio likuiditas:
a)        Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segerah jatuh tempo pada saat ditagih.
b)        Untuk mengukur kemampuan perusahan membayar kewajiban jangka panjang dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c)        Untuk mengukur kempuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tampa memperhitungkan sedian atau piutang.
d)       Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sedian yang ada dengan modal kerja perusahaan.
e)        Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
f)         Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
g)        Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkanya untuk beberapa priode.
h)        Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada diaktiva lancar dan utang lacar.
kemampuan,:
1)        Rasio lancar (curren ratio)
2)        Rasio sangat lancar (quck ratio atau acit test ratio)
3)        Rasio kas (cash ratio)
4)        Rasio perputaran kas
5)        Inventori to net working  capital[2]


DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), H 128-145



[1] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,…h.56
[2] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), H 128-145

No comments:

Post a Comment