1

loading...

Friday, November 2, 2018

MAKALAH SEJARAH SINGKAT PEMERINTAHAN DAN PENDIDIKAN DI ARAB SAUDI

MAKALAH SEJARAH SINGKAT PEMERINTAHAN DAN PENDIDIKAN DI ARAB SAUDI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Negara Arab Saudi merupakan salah satu negara yang letak sangat strategis. Ini dikarenakan Arab Saudi terdapat Baitullah di Mekah yang menjadi pusat kiblat dan ibadah haji bagi setiap umat muslim yang ada dimuka bumi ini. Secara geografis di sebelah utara negara Arab Saudi ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak. Laut merah disebelah barat, Qatar dan Uni Emirat sebelah timur, serta disebelah selatan berbatasan dengan Yaman dan Oman.
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda, begitu juga dengan Mesir atau arab saudi yang terkenal dengan sebutan ardhul anbiyâ (negeri para nabi), memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia. Di samping mempunyai segudang peradaban, negeri seribu menara ini juga merupakan gudang segala ilmu. Negara ini seakan memiliki magnet tersendiri. Terbukti, Mesir telah memikat jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di sana. Dalam kesempatan ini, pemakalah akan mendeskripsikan sistem pendidikan yang ada di negarar Arab Saudi.
Disetiap negara semestinya memiliki sistem serta struktur jenjang pendidikan masing-masing. Tidak tekecuali dengan negara Arab Saudi ini. Lalu bagaimana bentuk dari sistem pendidikan di negara Arab Saudi dan apakah keunggulan yang dimiliki pada sistem pendidikan Negara Arab Saudi . Pada  Makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem pendidikan yang dimiliki negara Arab Saudi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah pemerintahan dan pendidikan di Arab Saudi ?
2.      Bagaimanakah sistem dalam pendidikan di Arab Saudi ?
3.      Apa sajakah kebijakan pendidikan di Arab Saudi ?
4.      Bagaimana tempat dan metode pembelajaaran di Makkah ?
5.      Apakah motivasi studi di Makkah ?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sejarah pendidikan di Arab Saudi.
2.      Untuk mengetahui sistem dalam pendidikan di Arab Saudi.
3.      Untuk mengetahui kebijakan manajemen pendidikan di Arab Saudi.
4.      Untuk mengetahui tempat dan metode pembelajaran di Mekkah.
5.      Untuk mengetahui motivasi studi di Makkah.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Singkat Pemerintahan dan Pendidikan Di Arab Saudi
Modernisasi pendidikan di Arabia Saudi telah berlangsung sejak akhir abad XIX, subyek non-religius diajarkan oleh pemerintahan Ottoman di Hijaz melalui kuttab yang awalnya mengkhususkan diri dalam hafalan alQur’an.
Sejak tahun 1950, Saudi Arabia telah melancarkan usaha pendidikan. Pendidikan dilaksanakan secara Cuma-Cuma bagi semua penduduk, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah.[1]
Pemikiran tentang pendidikan di Arab Saudi awalnya bercorak kuttab dan sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Jadi, jika ditinjau dari ranah pemikiran filsafat, Saudi sangat mengedepankan ideologi bangsanya yang merupakan negara Islam.[2]
Pada tahun 1989 Arab Saudi memiliki sistem pendidikan dengan lebih dari 14.000 lembaga pendidikan, termasuk tujuh universitas dan pelatihan guru, sebelas perguruan tinggi, di sampung sekolah untuk pelatihan kejuruan dan teknis, kebutuhan khusus dan keaksaraan dewasa. Sistem ini berkembang sangat cepat, sehingga di tahun 1988-1989, 950 sekolah baru dibuka untuk menampung 400.000 siswa baru.
Kerajaan Saudi Arabia berdiri pada tahun 1920-an, tetapi proklamasi terhadap negaranya dilakukan pada tahun 1932 oleh raja Abdul Aziz ibn Abdul Rahman al Sa’ud. Jadi, pendiriSaudi Arabia dipimpin oleh raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, beliau adalah raja ke-7 Dinasti Al-Saud.
Kerajaan Saudi Arabia memperingati hari nasionalnya setiap tahun pada tanggal 23 September, sesuai dengan tanggal didirikannya kerajaan tersebut oleh raja Abdul Aziz al Sa’ud. Kalender resminya adalah kalender hijriyah, yakni berpedoman atas peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang bertepatan dengan 622 M.


B.     Sistem Pendidikan Di Arab Saudi
Di Arab Saudi, pendidikan untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan sehingga tidak bercampur menjadi satu. Hal ini sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Sistem pendidikan di Arab Saudi terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.      Pendidikan Umum, pendidikan umum di Arab Saudi memiliki tiga tahapan, yakni :
·         Sekolah Dasar (Ibtida’iyah) selamastudi  enam tahun
·         Sekolah Menengah Pertana (Mutawasithah) selama studi tiga tahun
·         Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah) selama studu tiga tahun.
2.      Pendidikan Tinggi, yang terbagi menjadi dua, yakni :
Ø Pendidikan Tinggi Umum
 Semua Pendidikan Tinggi Umum di atas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) yang ada di Arab Saudi. Untuk pendidikan tinggi ini, tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu:
·           Strata 1 (Bachelor) :
Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya.
·           Strata 2 (Master) :
Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
·           Strata 3 (Doctor) :
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan.
Ø   Pendidikan Tinggi Agama
Yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas ini berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers).

C.    Kebijakan Pendidikan di Arab Saudi
·       Kebijakan Pendidikan Formal
Sistem pendidikan di Saudi Arabia memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama:
1.      Pendidikan umum untuk laki-laki
2.      Pendidikan umum untuk perempuan
3.      Pendidikan islam untuk laki-laki
Pendidikan umum dibagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu pendidikan dasar 6-12 tahun, pendidikan menengah 12-15 tahun, pendidikan sekunder 15-18 tahun dan pendidikan tinggi berupa universitas atau akademi. Ada juga lembaga swasta khusus laki-laki yang mulai muncul tahun 1920-an.
Sejak tahun 1951, program ekstensif sekolah didanai publik, sedangkan untuk pendidikan khusus perempuan mulai didanai sejak 1961 atas prakarsa Pangeran Faisal dan istrinya, Iffat. Semua buku dan pelayanan kesehatan untuk siswa disediakan secara gratis oleh pemerintah. Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama.[3]
Sebagai bentuk pembinaan pemuda, Saudi Arabia berupaya meningkatkan prestasi mereka dibidang olahraga dan kebudayaan yang ditangani oleh Badan Negara Urusan Kesejahteraan Pemuda (General Presidency of Youth Welfare). Studion Internasional Raja Fadh di Riyadh yang diresmikan pada tahun 1408 H atau 1988 M merupakan salah satu pusat gelanggang oelahraga terbesar di dunia yang dapat menampung 80.000 penonton.
Masalah manajemen pendidikan formal di Saudi Arabi ditangani oleh departemen, yaitu:
1.    Wizarah al-Ma’arif wa al-Tsaqafah (Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) yang menangani Pendidikan Dasar dan Menengah, baik umum maupun khusus.
2.    Wizarah al-Ta’lim al-Alay (Departemen Pengajaran Tinggi) yang menangani lembaga pendidikan tinggi, baik di lingkungan Perguruan Tinggi Umum (PTU) maupunPerguruan Tinggi Agama (PTA).
·       Kebijakan Pendidikan Agama
Madrasah modern di Saudi Arabia dulunya merupakan bagian dari pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan oleh Turki Usmani. Akan tetapi, setelah berpisah dari kekuasaan Turki Usmani, tahun 1917 lembaga pendidikan itu di transformasikan menjadi “sekolah Hasyimiyah”. Sekolah ini mengkombinasikan mata pelajaran agama dan umum, terdiri dari tiga jenjang yaitu;
1.    Madrasah Tahdiriyyah, 2 tahun.
2.    Madrasah Ibtida’iyyah Raqiyyah4 tahun.
3.    Madrasah ‘Aliyah.
Pembaharuan pendidikan di Saudi Arabia mulai berkembang seiring kekuasaan Dinasti Sa’ud sekaligus menandai perubahan dari Hijaz menjadi Arab Saudi. Selain itu juga Saudi Arabia pada era modern ini memiliki beberapa universitas termasuk universitas khusus bagi wanita. Universitas itu antara lain King Saud University di Riyadh didirikan tahun 1957, Islamic University of Madinah 1961, King Abdul Aziz University di Jeddah 1967, Imam Muhammad bin Saud Islamic Universiry di Riyadh 1974, King Faisal University di Dammam 1975, Ummul Qura University di Makkah 1979, dimana bahasa pengantar yang digunakan di universitas-universitas ini umumnya adalah bahasa Arab.
Sejak tahun 1920-an, sejumlah lembaga swasta telah menawarkan pendidikan sekuler terbatas untuk anak laki-laki, tetapi tidak sampai tahun 1951 yang program ekstensif sekolah menengah yang didanai publik dimulai. Departemen pendidikan, yang diberikan lembaga pendidikan publik untuk anak laki-laki, didirikan pada 1954. Pendidikan publik didanai untuk anak perempuan dimulai pada tahun 1960 di bawah inspirasi kemudian Crown Prince Faisal dan Iffat istrinya.
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi Islam dan bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama Islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan mahasiswa.[4]
D.    Tempat dan Metode Pembelajaran Di Makkah
Beberapa  tempat di Makkah yang menjadi tujuan para pencari ilmu antara lain. Al-masjid al-haram, madrasah, dan al-jami’a.
·      Al-Masjid al-haram. Selain sebagai tempat ibadah al-masjid al-haram juga tempat studi yang banyak diminati. Kegiatan pembelajaran di al-masjid al-haram terdiri atas tiga bentuk yaitu, halaqa dirasyah,halaqa tahfizal al-qur’an, dan ma’had haram.
·      Madrasah. Di  Makkah terdapat banyak madrasah. Tetapi, madrasah –madrasah pemerintahan umunya tidak terbuka untuk bagi warga asing (ajanib). Madrasah yang dapat menampung warga asing adalah madrasah-madrasah swasta yang umumnya didirikan oleh perorangan atau paguyuban dari warga asing yang telah memperoleh kewarganegaraan saudi (taba’iya) atau keturunan mereka.madrasah jenis ini pada umumnya independen dan memusatkan perhatian pada ilmu-ilmu agama. Sekalipun tingkatanya madrasah, peserta didik di madrasa umumnya juga telah mengenyam pendidikan serupa di negara masing-masing. Mereka biasanya memasuki kembali madrasah dalam rangka memperdalam, karena materi yang disampaikan dalam bahasa arab, atau menunggu untuk dapat diterima di al jami’a Madrasah di Makkah yang banyak di ikuti warga asing adalah Madrasah Shaulatiya.Madrasah shaulatiyah adalah madrasah tertua di seluruh madrasah yang ada di Makkah (ketika wilayah ini dimasuki penguasa al-mamlaka al-Hijaziyyah tahun 1924M.).[5]

E.     Motivasi Studi di Makkah
Banyak sekali alasan mengapa muslim banyak datang ke Makkah untuk mencari ilmu.
1.    Karena pandangan tentang keilm’an Islam dan cara memperoleh ilmu itu.. terkait dengan hal ini adalah bahwa pandangan ilmu-ilmu keislaman (terutama  fiqih , tasawuf, akidah) lebih unggul  ( fardu’ain ) dari ilmu-ilmu kealaman (umum). Secara kebetutulan yang terakhir ini tidak banyak di temukan di Makkah. Spesifikasi dari mereka yang datang atau yang dikirimkan, yang yang umumnya berlatar belakang pendidikan agama merupakan indikasi kuat yang mendukung asumsi ini.
2.    Pada  titik ini ada keyakinan bahwa adalah lebih auntentik jika ilmu-ilmu itu di cari dari pusat tumbuhnya, yaitu Timur Tengah, dengan bahasa arab sebagai salah satu cirinya. Dan Makkah ahkan dianggap sebagai yang paling pusat(center).Hal ini didukung dengan kenyataaan bahwa banyak di antara muqimin dan pencari ilmu Makkah menunjukan prestasi dan disambut positif oleh masyarakat berasal.
3.    Karena keyakinan bahwa Makkah adalah tempat pusara atau bursa ilmu keislaman yang paling dinamis karena, sebagai pusat peribadatan, Makkah dikunjungi oleh para ulama mancanegara yang tidak hanya datang untuk menunaikan ibadah tetapi mereka jugamelakukan pertukaran ilmu.
4.    Karena tradisi Makkah yang memberikan peluang yang amat besar bagi orang asing (non-arab) untuk menuntut ilmu keislaman disana.[6]

Pada masa Islam, tradisi ini berkembang lebih jauh dan pada titik tertentu dikaitkanya dengan ajaran islam yang mendorong pencarian ilmu dan penghormatan terhadap pemilik dan penghormatanya. Mereka yang datang dari luar dan bermuqim di Makkah juga memegangi tradisi ini, Dari itu, waqf dan infaq yang mengarah pada perkembangan ilmu, khususnya ilmu-ilmu keislaman, berkembang dan mengakar dengan kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya halaqa –halaqa ,madrasah-madrasah yang sama sekali tidak memungut bayaran atau bahkan mencarikan dan memberikan beasiswa (mukafa’a) kepada para pelajarnya. Mauculnya tempat-tempat tinggal yang khusus yang sengaja di bangun,diwaqafkan atau bahkan di biayai untuk menjadi tempat tinggal dan tempat belajar para pencari ilmu maupun para ulama, juga menjadi bukti yang cukup meyakinkan selain itu, banyak individu-individu yang menyediakan sebagian kamar atau apartement kepentingan pentingan pencari ilmu atau ulama. Yang lain adalah adanya peluang untuk melakukan aktivitas ekonomi, walaupun secara terbatas., yang memungkinkan peluang seperti itu tidak ditemukan di pusat-pusat pembelajaran lain di Timur Tengah, bahkan di Madinah.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Arab Saudi memiliki sistem pendidikan yang umum dan pendidikan tinggi. Setiap sistem diatur atau diatasi oleh pemerintahan tersendiri. Dalam menempuh pendidikan, laki-laki dan perempuanpun tidak disatukan dalam saatu ruangan  melainkan laki-laki dan perempuan dipisahkan sebagaimana syariat pemerintahan Arab Saudi.
            Pendidikan tinggi di Arab Saudi terbagi menjadi dua, yakni pendidikan tinggi yang berbasi umum, dan pendidikan tinggi yang berbasiskan agama. Pendidikan tinggi agama di Arab Saudi yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah).
            Tempat  pembelajaran di Mekah antara lain Al-masjid al-haram, madrasah, dan al-jami’a. Banyak orang muslim yang termotivasi untuk menuntut ilmu di Mekah.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen matakuliah Perbandingan Pendidikan, agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, penulis ucpkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Komarudin Belajar Islam Di Timur Tengah. Dapertemen Agama RI
Maunah, Binti. 2011. Perbandingan Pendidikan Islam, Cet.1. Yogyakarta: Teras
Mustofa, Idam. 2015. Relasi Islam dan Kekuasaan dalam Konteks Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia” Urwatul Wutsqo, Volume 4, Nomor 2
Rachman Abd Assegaf. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.




[1] Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat (Yogyakarta: Gama Media, 2003),hlm. 71
[2] Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Cet.1, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 200
[3] 6 Idam Mustofa, “Relasi Islam dan Kekuasaan dalam Konteks Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia” Urwatul Wutsqo, Volume 4, Nomor 2, September 2015, hlm. 15

[4]Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Cet.1, Op.Cit., hlm. 198-199
[5] Komarudin Hidayat. Belajar Islam Di Timur Tengah. Dapertemen Agama RI. hlm. 22-27
[6] .Ibid, 21

No comments:

Post a Comment