MAKALAH SEJARAH SINGKAT PEMERINTAHAN DAN PENDIDIKAN DI ARAB SAUDI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Negara
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang letak sangat strategis. Ini
dikarenakan Arab Saudi terdapat Baitullah di Mekah yang menjadi pusat kiblat
dan ibadah haji bagi setiap umat muslim yang ada dimuka bumi ini. Secara
geografis di sebelah utara negara Arab Saudi ini berbatasan dengan Jordania,
Kuwait, dan Irak. Laut merah disebelah barat, Qatar dan Uni Emirat sebelah
timur, serta disebelah selatan berbatasan dengan Yaman dan Oman.
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang
berbeda-beda, begitu juga dengan Mesir atau arab saudi yang terkenal dengan
sebutan ardhul anbiyâ (negeri para nabi), memang telah menjadi
kiblat keilmuan keislaman dunia. Di samping mempunyai segudang peradaban,
negeri seribu menara ini juga merupakan gudang segala ilmu. Negara ini seakan
memiliki magnet tersendiri. Terbukti, Mesir telah memikat jutaan hati para
pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di sana. Dalam
kesempatan ini, pemakalah akan mendeskripsikan sistem pendidikan yang ada di
negarar Arab Saudi.
Disetiap
negara semestinya memiliki sistem serta struktur jenjang pendidikan
masing-masing. Tidak tekecuali dengan negara Arab Saudi ini. Lalu bagaimana
bentuk dari sistem pendidikan di negara Arab Saudi dan apakah keunggulan yang
dimiliki pada sistem pendidikan Negara Arab Saudi . Pada Makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai sistem pendidikan yang dimiliki negara Arab Saudi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
sejarah pemerintahan dan pendidikan di Arab Saudi ?
2.
Bagaimanakah
sistem dalam pendidikan di Arab Saudi ?
3.
Apa
sajakah kebijakan pendidikan di Arab Saudi ?
4. Bagaimana tempat dan metode pembelajaaran di Makkah ?
5. Apakah motivasi studi di Makkah ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sejarah pendidikan di Arab Saudi.
2.
Untuk
mengetahui sistem dalam pendidikan di Arab Saudi.
3.
Untuk
mengetahui kebijakan manajemen pendidikan di Arab Saudi.
4.
Untuk
mengetahui tempat dan metode pembelajaran di Mekkah.
5. Untuk mengetahui motivasi studi di Makkah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Singkat Pemerintahan dan Pendidikan Di Arab Saudi
Modernisasi pendidikan di Arabia Saudi telah
berlangsung sejak akhir abad XIX, subyek non-religius diajarkan oleh
pemerintahan Ottoman di Hijaz melalui kuttab yang awalnya mengkhususkan diri
dalam hafalan alQur’an.
Sejak tahun 1950, Saudi Arabia telah melancarkan usaha
pendidikan. Pendidikan dilaksanakan secara Cuma-Cuma bagi semua penduduk,
seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah.[1]
Pemikiran tentang pendidikan di Arab
Saudi awalnya bercorak kuttab dan sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan
laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Jadi, jika ditinjau dari
ranah pemikiran filsafat, Saudi sangat mengedepankan ideologi bangsanya yang
merupakan negara Islam.[2]
Pada tahun 1989 Arab Saudi memiliki sistem pendidikan
dengan lebih dari 14.000 lembaga pendidikan, termasuk tujuh universitas dan
pelatihan guru, sebelas perguruan tinggi, di sampung sekolah untuk pelatihan
kejuruan dan teknis, kebutuhan khusus dan keaksaraan dewasa. Sistem ini
berkembang sangat cepat, sehingga di tahun 1988-1989, 950 sekolah baru dibuka
untuk menampung 400.000 siswa baru.
Kerajaan Saudi Arabia berdiri pada tahun 1920-an,
tetapi proklamasi terhadap negaranya dilakukan pada tahun 1932 oleh raja Abdul
Aziz ibn Abdul Rahman al Sa’ud. Jadi, pendiriSaudi Arabia dipimpin oleh raja
Salman bin Abdulaziz al-Saud, beliau adalah raja ke-7 Dinasti Al-Saud.
Kerajaan Saudi Arabia memperingati hari nasionalnya
setiap tahun pada tanggal 23 September, sesuai dengan tanggal didirikannya
kerajaan tersebut oleh raja Abdul Aziz al Sa’ud. Kalender resminya adalah
kalender hijriyah, yakni berpedoman atas peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW
dari Makkah ke Madinah yang bertepatan dengan 622 M.
B. Sistem Pendidikan Di Arab Saudi
Di Arab Saudi, pendidikan untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan sehingga
tidak bercampur menjadi satu. Hal ini sesuai dengan syariat yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Sistem pendidikan di Arab Saudi terdiri
dari dua bagian, yaitu :
1. Pendidikan Umum, pendidikan umum di Arab Saudi memiliki tiga tahapan, yakni
:
·
Sekolah Dasar
(Ibtida’iyah) selamastudi enam tahun
·
Sekolah Menengah
Pertana (Mutawasithah) selama studi tiga tahun
·
Sekolah Menengah Atas
(Tsanawiyah) selama studu tiga tahun.
2. Pendidikan Tinggi, yang terbagi menjadi dua, yakni :
Ø
Pendidikan Tinggi Umum
Semua Pendidikan Tinggi Umum di atas
berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher
Education) yang ada di Arab Saudi. Untuk pendidikan tinggi ini,
tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu:
·
Strata 1 (Bachelor) :
Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk
teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya.
·
Strata 2 (Master) :
Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan
syarat harus sudah menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by
thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis,
maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus
menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan
untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang
telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
·
Strata 3 (Doctor) :
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan
S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi
yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan.
Ø
Pendidikan Tinggi
Agama
Yaitu Universitas
Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab
Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas ini berada di bawah supervisi
dewan menteri (Council of Ministers).
C.
Kebijakan Pendidikan di Arab Saudi
·
Kebijakan
Pendidikan Formal
Sistem pendidikan di Saudi Arabia memisahkan antara laki-laki
dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan
dibagi menjadi 3 bagian utama:
1.
Pendidikan umum untuk laki-laki
2.
Pendidikan umum untuk perempuan
3.
Pendidikan islam untuk laki-laki
Pendidikan umum dibagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu pendidikan dasar 6-12
tahun, pendidikan menengah 12-15 tahun, pendidikan sekunder 15-18 tahun dan
pendidikan tinggi berupa universitas atau akademi. Ada juga lembaga swasta
khusus laki-laki yang mulai muncul tahun 1920-an.
Sejak tahun 1951, program ekstensif sekolah didanai publik, sedangkan untuk
pendidikan khusus perempuan mulai didanai sejak 1961 atas prakarsa Pangeran
Faisal dan istrinya, Iffat. Semua buku dan pelayanan kesehatan untuk siswa
disediakan secara gratis oleh pemerintah. Pendidikan Islam tradisional bagi
laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama.[3]
Sebagai bentuk pembinaan pemuda, Saudi Arabia berupaya meningkatkan
prestasi mereka dibidang olahraga dan kebudayaan yang ditangani oleh Badan
Negara Urusan Kesejahteraan Pemuda (General Presidency of Youth Welfare).
Studion Internasional Raja Fadh di Riyadh yang diresmikan pada tahun 1408 H
atau 1988 M merupakan salah satu pusat gelanggang oelahraga terbesar di dunia
yang dapat menampung 80.000 penonton.
Masalah
manajemen pendidikan formal di Saudi Arabi ditangani oleh departemen, yaitu:
1.
Wizarah al-Ma’arif wa al-Tsaqafah
(Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) yang menangani Pendidikan Dasar
dan Menengah, baik umum maupun khusus.
2.
Wizarah al-Ta’lim al-Alay
(Departemen Pengajaran Tinggi) yang menangani lembaga pendidikan tinggi, baik
di lingkungan Perguruan Tinggi Umum (PTU) maupunPerguruan Tinggi Agama (PTA).
·
Kebijakan Pendidikan Agama
Madrasah
modern di Saudi Arabia dulunya merupakan bagian dari pembaharuan pendidikan
Islam yang dilakukan oleh Turki Usmani. Akan tetapi, setelah berpisah dari
kekuasaan Turki Usmani, tahun 1917 lembaga pendidikan itu di transformasikan
menjadi “sekolah Hasyimiyah”. Sekolah ini mengkombinasikan mata pelajaran agama
dan umum, terdiri dari tiga jenjang yaitu;
1.
Madrasah Tahdiriyyah, 2
tahun.
2.
Madrasah Ibtida’iyyah
Raqiyyah4 tahun.
3.
Madrasah ‘Aliyah.
Pembaharuan
pendidikan di Saudi Arabia mulai berkembang seiring kekuasaan Dinasti Sa’ud
sekaligus menandai perubahan dari Hijaz menjadi Arab Saudi. Selain itu juga
Saudi Arabia pada era modern ini memiliki beberapa universitas termasuk
universitas khusus bagi wanita. Universitas itu antara lain King Saud University
di Riyadh didirikan tahun 1957, Islamic University of Madinah 1961, King Abdul
Aziz University di Jeddah 1967, Imam Muhammad bin Saud Islamic Universiry di
Riyadh 1974, King Faisal University di Dammam 1975, Ummul Qura University di
Makkah 1979, dimana bahasa pengantar yang digunakan di universitas-universitas
ini umumnya adalah bahasa Arab.
Sejak tahun
1920-an, sejumlah lembaga swasta telah menawarkan pendidikan sekuler terbatas
untuk anak laki-laki, tetapi tidak sampai tahun 1951 yang program ekstensif
sekolah menengah yang didanai publik dimulai. Departemen pendidikan, yang
diberikan lembaga pendidikan publik untuk anak laki-laki, didirikan pada 1954.
Pendidikan publik didanai untuk anak perempuan dimulai pada tahun 1960 di bawah
inspirasi kemudian Crown Prince Faisal dan Iffat istrinya.
Pendidikan
Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota
dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga sebagian
menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi Islam dan
bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari
Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah).
Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama Islam
merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan mahasiswa.[4]
D.
Tempat dan Metode Pembelajaran Di Makkah
Beberapa tempat di Makkah yang menjadi tujuan para
pencari ilmu antara lain. Al-masjid al-haram, madrasah, dan al-jami’a.
· Al-Masjid al-haram. Selain sebagai tempat ibadah al-masjid al-haram
juga tempat studi yang banyak diminati. Kegiatan pembelajaran di al-masjid
al-haram terdiri atas tiga bentuk yaitu, halaqa dirasyah,halaqa tahfizal
al-qur’an, dan ma’had haram.
· Madrasah. Di Makkah terdapat
banyak madrasah. Tetapi, madrasah –madrasah pemerintahan umunya tidak terbuka
untuk bagi warga asing (ajanib). Madrasah yang dapat menampung warga asing
adalah madrasah-madrasah swasta yang umumnya didirikan oleh perorangan atau
paguyuban dari warga asing yang telah memperoleh kewarganegaraan saudi
(taba’iya) atau keturunan mereka.madrasah jenis ini pada umumnya independen dan
memusatkan perhatian pada ilmu-ilmu agama. Sekalipun tingkatanya madrasah,
peserta didik di madrasa umumnya juga telah mengenyam pendidikan serupa di
negara masing-masing. Mereka biasanya memasuki kembali madrasah dalam rangka
memperdalam, karena materi yang disampaikan dalam bahasa arab, atau menunggu
untuk dapat diterima di al jami’a Madrasah di Makkah yang banyak di ikuti warga
asing adalah Madrasah Shaulatiya.Madrasah shaulatiyah adalah madrasah tertua di
seluruh madrasah yang ada di Makkah (ketika wilayah ini dimasuki penguasa
al-mamlaka al-Hijaziyyah tahun 1924M.).[5]
E.
Motivasi Studi di Makkah
Banyak sekali alasan mengapa muslim banyak datang ke Makkah untuk
mencari ilmu.
1.
Karena
pandangan tentang keilm’an Islam dan cara memperoleh ilmu itu.. terkait dengan
hal ini adalah bahwa pandangan ilmu-ilmu keislaman (terutama fiqih , tasawuf, akidah) lebih unggul ( fardu’ain ) dari ilmu-ilmu kealaman (umum). Secara kebetutulan
yang terakhir ini tidak banyak di temukan di Makkah. Spesifikasi dari mereka
yang datang atau yang dikirimkan, yang yang umumnya berlatar belakang
pendidikan agama merupakan indikasi kuat yang mendukung asumsi ini.
2.
Pada titik ini ada keyakinan bahwa adalah lebih
auntentik jika ilmu-ilmu itu di cari dari pusat tumbuhnya, yaitu Timur Tengah,
dengan bahasa arab sebagai salah satu cirinya. Dan Makkah ahkan dianggap
sebagai yang paling pusat(center).Hal ini didukung dengan kenyataaan bahwa
banyak di antara muqimin dan pencari ilmu Makkah menunjukan prestasi dan
disambut positif oleh masyarakat berasal.
3.
Karena
keyakinan bahwa Makkah adalah tempat pusara atau bursa ilmu
keislaman yang paling dinamis karena, sebagai pusat peribadatan, Makkah
dikunjungi oleh para ulama mancanegara yang tidak hanya datang untuk menunaikan
ibadah tetapi mereka jugamelakukan pertukaran ilmu.
4.
Karena
tradisi Makkah yang memberikan peluang yang amat besar bagi orang asing
(non-arab) untuk menuntut ilmu keislaman disana.[6]
Pada
masa Islam, tradisi ini berkembang lebih jauh dan pada titik tertentu
dikaitkanya dengan ajaran islam yang mendorong pencarian ilmu dan penghormatan
terhadap pemilik dan penghormatanya. Mereka yang datang dari luar dan bermuqim
di Makkah juga memegangi tradisi ini, Dari itu, waqf dan infaq yang mengarah
pada perkembangan ilmu, khususnya ilmu-ilmu keislaman, berkembang dan mengakar
dengan kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya halaqa –halaqa
,madrasah-madrasah yang sama sekali tidak memungut bayaran atau bahkan
mencarikan dan memberikan beasiswa (mukafa’a) kepada para pelajarnya. Mauculnya
tempat-tempat tinggal yang khusus yang sengaja di bangun,diwaqafkan atau bahkan
di biayai untuk menjadi tempat tinggal dan tempat belajar para pencari ilmu
maupun para ulama, juga menjadi bukti yang cukup meyakinkan selain itu, banyak
individu-individu yang menyediakan sebagian kamar atau apartement kepentingan
pentingan pencari ilmu atau ulama. Yang lain adalah adanya peluang untuk
melakukan aktivitas ekonomi, walaupun secara terbatas., yang memungkinkan
peluang seperti itu tidak ditemukan di pusat-pusat pembelajaran lain di Timur
Tengah, bahkan di Madinah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Arab Saudi memiliki sistem
pendidikan yang umum dan pendidikan tinggi. Setiap sistem diatur atau diatasi
oleh pemerintahan tersendiri. Dalam menempuh pendidikan, laki-laki dan
perempuanpun tidak disatukan dalam saatu ruangan melainkan laki-laki dan perempuan dipisahkan
sebagaimana syariat pemerintahan Arab Saudi.
Pendidikan tinggi
di Arab Saudi terbagi menjadi dua, yakni pendidikan tinggi yang berbasi umum,
dan pendidikan tinggi yang berbasiskan agama. Pendidikan tinggi agama di Arab
Saudi yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah).
Tempat pembelajaran di Mekah antara lain Al-masjid al-haram, madrasah, dan al-jami’a. Banyak orang muslim
yang termotivasi untuk menuntut ilmu di Mekah.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen
matakuliah Perbandingan Pendidikan, agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Atas kritik dan sarannya, penulis ucpkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Komarudin Belajar Islam Di Timur Tengah. Dapertemen
Agama RI
Maunah, Binti. 2011. Perbandingan Pendidikan
Islam, Cet.1. Yogyakarta: Teras
Mustofa, Idam. 2015. Relasi Islam dan Kekuasaan
dalam Konteks Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia” Urwatul Wutsqo,
Volume 4, Nomor 2
Rachman Abd Assegaf. 2003. Internasionalisasi
Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Yogyakarta:
Gama Media.
[1]
Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi
Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat (Yogyakarta:
Gama Media, 2003),hlm. 71
[3] 6 Idam Mustofa, “Relasi
Islam dan Kekuasaan dalam Konteks Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia” Urwatul
Wutsqo, Volume 4, Nomor 2, September 2015, hlm. 15
[6] .Ibid, 21
No comments:
Post a Comment