1

loading...

Tuesday, November 27, 2018

MAKALAH SENI BUDAYA KETERAMPILAN


MAKALAH SENI BUDAYA KETERAMPILAN "PEMBELAJARAN SENI TARI "

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Sesuatu obyek yang sangat menarik perhatian siswa, akan sangat mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula penanaman nilai-nilai atau budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling efektif apabila dimulai sejak dini, remaja sampai dewasa.
Pendidikan seni tari di sekolah merupakan wahana yang tepat untuk kegiatan melestarikan budaya leluhur, mereka akan mengenal, mengagumi, dan mencintai seni tari. Pelajaran dan pendidikan seni tari bukan sekedar kegiatan bersenang-senang atau rekreasi bagi anak akan tetapi merupakan alat ekspresi dan laku estesis bagi para siswa. Kebiasaan anak dapat dasalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah untuk dinikmati.
Sekolah-sekolah SD/MI pada umumnya telah mempelajari dan telah mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang efektif, akan tetapi untuk meningkatkan minat belajar seni tari pada siswa SD/MI perlu metode-metode yang tepat sesuai karakteristik siswa SD/MI, untuk itu penulis menuliskan berbagai metode pembelajaran seni tari yaitu tutor sebaya, eksplorasi, praktek, demonstrasi, diskusi, dan ceramah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
2.      Bagaimana Pendekatan Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
3.      Bagaimana Metode Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
4.      Bagaimana Teknik dan Strategi Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
5.      Bagaimana Evaluasi pembelajaan Pengertian Pembelajaran Seni Tari?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
2.      Untuk Mengetahui Pendekatan Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
3.      Untuk Mengetahui Meode Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
4.      Untuk Mengetahui Teknik dan Strategi Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
5.      Untuk Mengetahui Evaluasi pembelajaan Pengertian Pembelajaran Seni Tari.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Seni Tari Di SD/MI
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Sesuatu obyek yang sangat menarik perhatian siswa, akan sangat mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula penanaman nilai-nilai atau budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling efektif apabila dimulai sejak dini, remaja sampai dewasa. Melalui proses pendidikan, setiap individu dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Melalui pendidikan pula, setiap individu diharapkan dapat mempelajari pranata-pranata sosial, simbol-simbol budayanya, serta dapat menjadikan nilai-nilai dari apa yang dipelajarinya itu sebagai pedoman bertingkah laku yang bermakna bagi individu yang bersangkutan dalam kehidupan sosialnya
Pendidikan seni bertujuan: (1) memperoleh pengalaman seni berupa pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, (2) memperoleh pengetahuan seni, misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain. Pendidikan seni tari juga menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan kepribadian siswa, bukan untuk menciptakan tarian-tarian untuk pertunjukan (Depdikbud, 1999: 180). Sementara itu, ada enam pokok tujuan tari dalam pendidikan yang bisa dikenali, yaitu: 1) sebagai pendidikan gerak, 2) meningkatkan kreativitas individu, 3) sebagai pengalaman estetis, 4) sebagai media penggabungan antar seni dan budaya serta pengalaman, 5) sebagai media sosialisasi, dan 6) media penanaman nilai-nilai budaya.
Tujuan yang paling utama dari pendidikan tari adalah membantu siswa melalui tari untuk menemukan hubungan antara tubuhnya dengan seluruh eksistensinya sebagai manusia. Dengan demikian pendidikan seni tari berfungsi sebagai alternatif pengembangan jiwa siswa menuju kedewasaannya. Melalui penekanan kreativitas, siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya di dalam proses pengungkapan gerak tarinya, sehingga hasil akhir bukanlah merupakan tujuan utama. Yang penting melalui kegiatan kreatif dan ekspresif, mereka mendapat latihan atau pengalaman untuk mengembangkan cara merasa, cara berfikir dan cara memahami serta keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan persoalan tentang diri atau lingkungannya.

B.     Bentuk dan Pendekatan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
Bentuk pembelajaran seni tari, harus disesuaikan dengan pengor­ganisasian materinya, yakni didasarkan pada aktivitas siswa. Selain itu juga diselaraskan dengan tujuan utama pendidikan seni, untuk peningkatan sensitivitas dan kreativitas siswa serta untuk pembaharuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan guru mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pengembangan individu siswa sekaligus perbaikan masyarakatnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Dewey bahwa seni dan kehidupan berada dalam hubungan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Kehadiran seni hanya akan dapat dipahami apabila dipandang dari makna sosial yang terkandung di dalamnya.
Bentuk pembelajaran seni di Sekolah Dasar berdasarkan pada sifat pendidikan seni itu sendiri, yaitu: multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendekatan pembelajaran seni dapat dilakukan melalui pendekatan terpadu yaitu pendekatan yang dapat memberikan pemahaman secara holistik pada siswa tentang suatu konsep atau prinsip. Dalam pembelajaran seni dikembangkan kemampuan yang terpadu antara konseptual, operasional dan sintetik antar bidang seni dan lintas bidang seni. Goldberg ( 1997: 17-20) memberikan alternatif belajar tentang seni melalui pendekatan terpadu, yaitu : (1) belajar dengan seni (learning with the arts) adalah pengetahuan suatu subject matter yang dipelajari dari mata pelajaran lain dengan bantuan suatu karya seni, (2) belajar melalui seni (learning throught the arts) yaitu menggali suatu subject matter melalui berkarya seni dengan mengungkapkan suatu konsep dari mata pelajaran lain yang sedang dipelajari, dan (3) belajar tentang seni (learning with arts) yaitu memahami dan mengekspresikan serta menciptakan berbagai konsep seni kedalam karya seni, dimana siswa murni belajar seni dengan melalui proses penghayatan, penciptaan dan kreativitas.
Pembelajaran seni tari, dalam pelaksanaannya dapat menggunakan pendekatan: (1) ekspresi bebas yaitu pembelajaran seni tari dengan menggunakan ekspresi bebas, merancang kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan model emerging curriculum yaitu kegiatan pembelajaran yang tidak dirancang sebelumnya, tetapi berkembang sesuai dengan keinginan siswa, (2) disiplin ilmu bertujuan menawarkan program pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan dalam empat bidang yang digeluti orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan, penikmatan, pemahaman dan penilaian, dan (3) multikultural merupakan pendekatan pendidikan yang mempromosikan keragaman budaya melalui kegiatan penciptaan, penikmatan dan pembahasan keindahan rupa (visual).

C.    Metode Pembelajaran Seni Tari di MI/SD
1.      Metode Tutor Sebaya
Penggunaan metode tutor sebaya yaitu siswa membentuk kelompok besar yang dipimpin salah satu anak dalam berdiskusi membahas masalah alur cerita atau adegan berkarya tari, tutor di sini ditugaskan mencipta tari bertema membimbing. Hal ini sejalan dengan pernyataan Winatapura (1999:380) bahwa seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi. Tutor sebaya merupakan bagian dari Cooperative Learning atau belajar bersama, siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman sendiri yang lebih mampu dalam suatu kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu teman, atau satu tutor membimbing beberapa teman dalam kelompok.
2.      Metode Eksplorasi 
Penggunaan metode eksplorasi terlihat pada saat praktek siswa mencari gerak dan menciptakan gerak tari, dalam menciptakan gerak tari siswa masih mendapatkan pengarahan dari guru. Hal tersebut terkait pernyataan Iriaji (2011:27) tentang metode ekspresi terikat bahwa metode ekspresi terikat merupakan cara pembelajaran kegiatan praktek berkarya seni dalam bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mencipta suatu karya seni, tetapi yang mendapat pengarahan
3.      Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat dilihat pada saat proses pembelajaran guru memberi ragam gerak menggunakan properti, kemudian siswa siswa diminta mendemonstrasikan gerak tari tersebut secara bersama-sama.

4.      Metode Diskusi
Penggunaan metode diskusi dapat dilihat pada saat siswa membentuk kelompok besar dan berdiskusi membahas masalah alur cerita atau adegan dalam karya tari. Hal tersebut terkait pernyataan Sujana (2005:79) bahwa metode diskusi pada dasarnya tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
5.      Metode ceramah
Penggunaan metode ceramah dapat dilihat pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pembelajaran berkarya tari, yang diarahkan pada lingkungan hidup dengan tema kegiatan sehari-hari bertani atau bercocok tanam, penggunaan properti diolah menjadi gerak tari. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Nana Sujana (2005:77) bahwa metode ceramah merupakan cara mengajar dengan penuturan secara lisan tentang suatu bahan yang telah ditetapkan dan di dukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaanya.

D.    Pelaksanaan Metode Pembelajaran Seni Tari di MI/SD
Penyampaian materi pada semester ini diarahkan menuju penggarapan karya tari kelompok Nusantara yang bertemakan lingkungan hidup sesuai program adiwiyata mandiri dari sekolah dengan Standar Kompetensi (mengekspresikan diri melalui karya seni tari) dan Kompetensi Dasar (mempertunjukkan karya seni tari kelompok dan kreasi orang lain di sekolah). Namun pada kenyataanya biasanya pembelajaran berbasis budaya lokal yang mengambil Tari kreasi daerah. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa adiwiyata sebenarnya lebih mengungulkan kearifan budaya lokal. Hal ini terkait pernyataan tentang program adiwiyata menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2012:3) bahwa adiwiyata merupakan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.
Dalam pembelajaran tari di sekolah dapat dilakukan kegiatan reproduktif, yaitu kegiatan yang diarahkan untuk mempelajari hasil karya orang lain, untuk memperkaya pengetahuan batin dan ketrampilannya, serta menunjang kegiatan kreatifnya. Misalnya dengan mempelajari tari daerah setempat atau tari daerah lain.
Adapun bahan ajar atau materi pembelajaran dalam berkarya tari meliputi: komposisi tari dan eksplorasi gerak, cara berkarya tari, langkah-langkah dalam pembuatan karya tari, serta pustaka yang menunjang dalam pembuatan koreografi tari berupa karya-karya kreasi orang lain. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Sudjana (2005:67) bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan ajar siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dalam proses eksplorasi yaitu sebuah proses kreatif dalam menanggapi rangsangan (rangsangan awal: idesional, auditif, visual, rabaan, atau kinestetis). Proses ini merupakan sebuah langkah awal menjajaki berbagai kemungkinan yang dapat dijadikan langkah awal dalam menentukan teknik, gaya, atau berbagai hal yang memiliki daya tarik.
Dalam pembelajaran ini media yang digunakan berupa media elektronik yaitu CD pembelajaran, tape recorder, laptop, dan media yang menunjang pembelajaran seni tari berupa; gamelan, properti, busana tari, ruang praktek berupa ruangan terbuka berbentuk pendopo, serta sumber penunjang lain dalam proses pembelajaran di kelas berupa media cetak yaitu buku seni tari. Tetapi pada praktenya hanya media laptop dan CD pembelajaran yang digunakan. Laptop merupakan media audiovisual yang mana merupakan media untuk penglihatan dan pendengaran. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Arsyad (2010:91) bahwa media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua
Jenis media auditif (media untuk pendengaran) dan media visual (media untuk penglihatan). Bahwasannya penggunaan media berdampak positif yaitu membangkitkan minat dan motivasi belajar seperti yang dikatakan menurut Hamalik (dalam 11 Arsyad, 2010:6) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

E.     Teknik Dan Strategi Pembelajaran Seni Tari
1.      Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
2.      Strategi Pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
 Strategi yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran seni tari :
a.         Contoxtual Teaching Learning (CTL)
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
b.        Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
c.         Strategi Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan)
Strategi practice rehearsal pairs (praktek berpasangan) adalah salah satu strategi yang berasal dari active learning, yang menjelaskan bahwa strategi ini adalah strategi yang digunakan untuk mempraktekkan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman belajar dengan latihan praktek berulang-ulang mengunakan informasi untuk mempelajarinya.
Dalam pembelajaran seni tari yang harus ditentukan guru adalah dapat merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai antara strategi, metode teknik,dan model pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan. Pemilihan metode, teknik dan model pembelajaran yang tepat dapat memudahkan guru dalam mengajarkan materi yang diajarkan dan siswa juga mudah memahami pesan yang disampaikan dari tarian tersebut.

F.     Evaluasi Pembelajaran Seni Tari
Evaluasi merupakan suatu kegiatan pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan suatu pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan serta perbaikan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph Tyler dalam Arikunto Suharsimi 2012:3). Sementara itu, Menurut Zainal (2013:5) evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1, evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan. Evaluasi  pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilain itu sendiri. Tujuan evaluasi pembelajaran secara khusus seperti berikut: (1) Untuk merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan, (2) Untuk mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti program pembelajaran pada khususnya, (3) Untuk memberikan bimbingan sesuai kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa, (4) Untuk memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa, (5) Untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran (Sudaryono 2012:50). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi pembelajaran menyangkut tujuan, metode, lingkungan maupun penilaiannya.
Evaluasi dapat memberikan manfaat baik bagi siswa maupun guru. Manfaat evaluasi untuk siswa evaluasi dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan kemampuan siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil nilai yang diperoleh siswa dapat menjadi acuan bagi siswa untuk lebih baik lagi. Apabila nilai yang diperoleh memuaskan akan berdampak berupa semangat serta motivasi untuk mempertahankan nilai serta untuk meningkatkan nilai. Apabila nilai yang diperoleh tidak memuaskan dapat menjadi acuan bagi siswa untuk mengoreksi diri serta lebih meningkatkan kemampuannya.
Hasil evaluasi dari sisi guru untuk mengetahui siswa-siswi yang dapat melanjutkan pelajaran karena keberhasilan dan mana saja yang butuh pengulangan lagi, dengan adanya evaluasi dapat memperoleh informasi strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum serta digunakan sebagai umpan balik dan tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Hasil evaluasi dapat di manfaat sekolah untuk memperoleh informasi untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk yang akan datang. Manfaat evaluasi bagi lembaga pendidikan dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Hasil dari proses evaluasi adalah adanya informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran pada siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mimin Haryati (2008:1) berpendapat Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum merupakan seperangkat rencana mengenai isi dan bahan pelajaran yang nantinya harus ditempuh dan dipelajari siswa untuk mencapai tujuan. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terutama yang berkaitan dengan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum.
Struktur dan muatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam Kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, ada bidang-bidang kemampuan atau keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti pendidikan tertentu, yang dirumuskan dalam terminologi sebagai berikut: Standard Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator-indikator (I) Standar Kompentensi Ideal (SKI) dalam bentuk kemampuan yang harus dicapai peserta didik. Hasil penilaian pendidikan pembelajaran/pelatihan, peserta didik/ dinyatakan kompeten apabila yang bersangkutan telah menguasai domain-domain sebagai berikut: (1) kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian,(2) Sikap meliputi aspek penerimaan, kemampuan merespon, kemampuan menghargai, (3) ketrampilan yang meliputi persepsi, respon/gerak terpimpin/terbimbing (Susetyo 2008. Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Teknik penilaian yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan antara lain: (1) Tes tertulis: adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di lembaga penyelenggara pendidikan ketrampilan. (2) Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap objek tertentu. (3) Tes kinerja adalah penilaian yang menuntut peserta didik mempraktekan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, serta proses dan produk. (4) Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut  peserta didik menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium. (5) Tes lisan dilaksanakan dengan tatap muka antara peserta didik dengan seorang penguji. (6) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik. (7) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukaan kelebihan dan kekurangan diri. (8) Penilaian antar teman merupakan teknik dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya (Susetyo. 2008. Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. http://. academia. edu/
Seni adalah segala kegiatan manusia untuk mengkonsumsikan pengalaman batinnya pada orang lain (Iriani 2008: 144). Tari adalah gerakan badan yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian musik, gamelan (Kementrian Pendidikan. Tari. http:// kamus bahasa indonesia.org/tari. Di unduh 10 Maret
2015). Tari dilakukan dengan jangkauan suara, irama, kadang juga menggunakan kostum dan alat peraga dengan tujuan untuk menunjukkan pengalaman emosional melalui gerakan itu sendiri (Eka 2013:144).
Seni Tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo 2005:50). Pembelajaran Seni Tari di Sekolah . Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya, menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya, menampilkan kreatifitas melalui Seni Budaya, menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya khususnya Seni Tari meliputi aspek ketrampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa  rangsang bunyi, apresiasi terhadap gerak tari

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan seni tari di sekolah merupakan wahana yang tepat untuk kegiatan melestarikan budaya leluhur, mereka akan mengenal, mengagumi, dan mencintai seni tari. Pelajaran dan pendidikan seni tari bukan sekedar kegiatan bersenang-senang atau rekreasi bagi anak akan tetapi merupakan alat ekspresi dan laku estesis bagi para siswaDalam pembelajaran seni tari media yang digunakan berupa media elektronik yaitu CD pembelajaran, tape recorder, laptop, dan media yang menunjang pembelajaran seni tari berupa; gamelan, properti, busana tari, ruang praktek berupa ruangan terbuka berbentuk pendopo, serta sumber penunjang lain.

B.     Saran
 Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya para guru MI/SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar dikelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.  Demikian makalah ini kami susun dengan segala keterbatasan dan belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon kritikan dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1999). Konsep Pendidikan Kesenian, Panduan Teknis Sebagai Pelengkap Penataran Pendidikan Kesenian Bagi Guru Taman Kanak-kanak dan Guru SD di DKI Jakarta. Jakarta: Depdikbud.

Rusyana, Yus. 2000. Tujuan Pendidikan Seni. Gelar: Jurnal Ilmu dan Seni STSI Surakarta: STSI Press.

Salam, Sofyan. 2005. Paradigma Dan Masalah Pendidikan Seni. Semarang: PPS UNNES.

Sujamto. 1992. Wayang dan Budaya Jawa, Semarang: Dahara Prize.

No comments:

Post a Comment