MAKALAH
STRATEGI PERMAINAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Strategi Permainan Dalam Proses Pembelajaran ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita terhadap apa
saja yang termasuk dalam pesawat sederhan dan bagaimana penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini
dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terjadi
kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3.Tujuan ........................................................................................................ 1
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi................................................................................... 2
2.2. Pengertian Bermain, Bercerita
dan Bernyanyi......................................... 2
2.3. Penerapan Strategi Bermain..................................................................... 3
2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Melalui
Bermain Anak................................. 9
2.5. Strategi Pembelajaran Melalui
Bermain.................................................. 10
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 12
3.2. Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kita mendengar dari para ahli bahwa
bermain itu sangat penting bagi anak bahkan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap kita berbicara tentang anak, pastinya kita akan selalu
mengaitkannya dengan permainan-permainan dan permainan seperti apa yang bisa
kita cocokkan dan disesuaikan dengan usia anak Seiring dengan perkembangan
zaman permainan pun sudah sangat banyak, baik itu modelnya, bentuknya, dan juga
warnanya. Disini dapat kita lihat betapa pentingnya arti bermain bagi anak-anak
usia dini karena bermain bagi mereka adalah belajar.
Dari bermainlah anak dapat mengembangkan
segala kemampuannya karena dari setiap permainan itu segala aspek dapat muncul
seperti aspek sosial emosional, kognitif, bahasa, dan motoriknya (kasar dan
halus). Tidak kalah pentingnya kita dapat memunculkan
permainan-permainan tradisional yang lebih atraktif yang cenderung hampir sudah
mulai dilupakan dengan munculnya permainan yang lebih canggih sesuai dengan perkembangan
zaman. Namun, dampaknya bagi anak kurang begitu memunculkan kebersamaan gotong
royong dan kerjasama karena itu kita sebagai guru dan para orang tua haruslah
lebih berhati-hati dalam memilih mainan yang cocok bagi anak dan tentunya lebih
bermanfaat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan strategi?
2. Apakah
yang dimaksud dengan bermain, bercerita, dan bernyanyi?
3. Bagaimanakah
penerapan strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi bagi anak usia dini?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian strategi.
2. Untuk
mengetahui pengertian bermain, bercerita, dan bernyanyi.
3. Untuk
mengetahui penerapan strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi bagi anak usia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa
asing strategy atau
strategi yang biasanya digunakan sebagai istilah militer, khususnya dalam
menyusun siasat untuk berperang atau mengadakan pertempuran di medan laga. Menurut kamus The
Advanced Learner’s Dictionary of Current English by Hombu; London
Oxford University Press, strategy adalah
seni atau ilmu berperang (the art science
of war) atau rencana dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa
sehingga pertempuran sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling
menguntungkan. Jadi, apabila istilah ini, yaitu strategi digunakan dalam
kondisi pembelajaran di Taman Kanak-kanak, kira-kira artinya ialah keterampilan
dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar
mencapai hasil maksimal. Strategi pembelajaran adalah suatu alat interaksi di
dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung baik
sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.
2.2 Pengertian
Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi
2.2.1
Bermain
Menurut Anggani Sudono, bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan
pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan
imajinasi pada anak. Menurut Mayke S.
Tedjasaputra, bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna
untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan
sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan
tertekan, dan lain-lain.Menurut Aziz Alimul, bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan
diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Menurut Brooks & Elliot (1971), bermain adalah
setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Jadi, bermain adalah segala kegiatan
yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, yang dilakukan oleh anak dengan
suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari luar. Dalam bermain
tidak ada peraturan lain kecuali yang ditetapkan permainan itu sendiri.
2.2.2
Bercerita
Menurut KBBI, cerita yaitu tuturan yang membentangkan
bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Menurut M.Nur Mustakim (2005: 20), bercerita adalah upaya
untuk mengembangakan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan
kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam
bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
Jadi, cerita yaitu penggambaran tentang sesuatu secara
verbal. Melalui bercerita, anak diajak berkomunikasi, berfantasi, berkhayal dan
mengembangkan kognitifnya. Bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat
membangkitkan anak terlibat secara mental. Melalui cerita, aktivitas mental
anak dapat melambung, melanglang buana melampaui isi cerita itu sendiri. Dengan
demikian melalui cerita, kecerdasan emosional anak semakin terasah.
2.2.3
Bernyanyi
Menurut KBBI, Menyanyi adalah melantunkan suara dengan
nada-nada yang beraturan, biasanya menyanyi diiringi dengan alat musik, baik
itu menyanyi secara single/sendirian
maupun menyanyi dalam kelompok. Jadi menyanyi adalah bagian dari
kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak
akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan segala pikiran
dan isi hatinya. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi.
2.3 Penerapan Strategi Bermain.
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan
peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan
terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan
langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh setiap peserta permainan. Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri
dari tiga kegiatan yaitu:
a. Kegiatan pra-bermain
Pada kegiatan pra-bermain, terdapat dua
macam kegiatan persiapan, yaitu:
1. Kegiatan
penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain. Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru
menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan
aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan
tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dan
seterusnya, dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak
dalam melakukan tugasnya.
2. Kegiatan
penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan
bermain. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan,
misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b.
Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan
dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap
bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak
yang mengikuti permainan.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh
langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada
aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti,
menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan
sebagainya. Evaluasi atau penilaian perlu
dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan
bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan
bermain yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Solehuddin (2000:89)
terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan bermain, yaitu
:
a. Langsung
Bermain
sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang bertujuan
mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Tidak
langsung
Melengkapi
ruang bermain (play center) dengan
alat-alat permainan pendidikan. Anak diberi keleluasaan untuk melakukan
kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang dirancang oleh guru.
Berikut
ini beberapa bentuk permainan yaitu; Puzzle,
Balok, Kuartet, Bowling, Halma, dan lain-lain. Selain permainan tersebut di
atas terdapat beberapa permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di
antaranya yaitu :
1. Siapa
Cepat Dia Dapat
Permainan yang menguji hafalan dan mengevaluasi materi
pelajaran yang telah disampaikan dengan indikator keberhasilan anak tersebut
telah hafal materi yang disampaikan. Teknik permainan : Anak dibagi menjadi 2
kelompok masing-masing diketuai oleh satu orang. Setiap kelompok menyusun ayat
yang sebelumnya telah diacak-acak. Tugas setiap anak adalah menyusunnya dengan
benar. Siapa yang paling cepat maka kelompoknyalah yang menang.
2. Memori Game
Permainan yang akan menguji daya ingat anak dengan cara
melatih konsentrasi terhadap suatu objek. Alat permainan: Kartu
warna-warni yang terbuat dari karton manila terdiri dari 10 kartu berukuran
10x10 cm. Cara permainan: 4 orang anak duduk di meja untuk memilih kartu-kartu
yang sebelumnya telah diacak-acak dalam posisi tertelungkup. Kemudian secara
bergiliran anak memilih dan membuka kartu-kartu tersebut. Jika pasangannya
benar maka kartu diambil dan anak tersebut mendapat point. Permainan ini akan dimenangkan jika anak mengumpulkan
banyak point. Bila anak yang
tidak mendapatkan point, diberikan
kesempatan untuk menunjukan kemampuan dengan bernyanyi, membaca surat pendek, membaca doa-doa, dan
lain-lain.
Area kegiatan juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam
bermain karena merupakan pusat-pusat belajar yang diberi tanda di dalam kelas,
diisi dengan berbagai jenis kegiatan belajar dan alat-alat berdasarkan pada
program kemampuan dasar tiap kelas serta pada tema dan subtema. Area-area
kegiatan ini juga didesain untuk mengajarkan anak-anak konsep-konsep yang
spesifik. Konsep-konsep tersebut dapat diciptakan oleh guru sendiri, guru
bersama anak-anak atau juga oleh anak-anak sendiri. Area-area kegiatan ini
memberikan kesempatan anak-anak untuk memanipulasi benda-benda, melakukan
permainan drama, serta berkomunikasi satu dengan yang lain melalui percakapan
antara mereka dalam membuat perencanaan bermain dan belajar sesuai kecepatan
masing-masing.
Perencanaan anak dapat juga mempertinggi potensi belajar
dari bermain. Para peneliti tentang motivasi bermain mengemukakan bahwa pada
hakikatnya motivasi belajar pada anak-anak lebih besar di dalam
kegiatan yang mereka pilih sendiri. Ada pula penelitian lain yang menyebutkan
bahwa bermain sebagai hasil perencanaan anak-anak sebelumnya, lebih rumit dan
lebih menantang daripada bermain tanpa direncanakan sebelumnya. Berikut langkah-langkah mengimplementasikan pendekatan area-area
kegiatan.
1. Menetapkan
secara realistis jumlah area kegiatan serta banyaknya peralatan yang dapat
diatur dalam area kegiatan. Untuk permulaan, batasi jumlahnya, misalnya 5-6
area kegiatan dan yang paling sedikit membutuhkan pengarahan dan campur tangan
guru, misalnya area keluarga/rumah tangga untuk bermain peran, area balok, dan
area bahasa/perpustakaan, area seni serta bak pasir dan bak air. Secara
bertahap saat anak-anak sudah merasa lebih enak pendekatan area kegiatan, dapat
ditambah lagi beberapa area kegiatan serta alat dan perlengkapannya. Namun,
perlu diperhatikan, tujuan dari tiap area kegiatan harus jelas.
2. Petunjuk
untuk bepergian dari satu area ke area yang lain, memasuki dan meninggalkan
tiap area kegiatan serta penggunaan alat-alat di dalam area-area kegiatan
hendaknya secara eksplisit dijelaskan sebelum anak-anak menggunakan
tempat-tempat tersebut. Akhirnya anak-anak akan menjadi mandiri dan merupakan
pembelajar yang mampu saat mereka menjadi terbiasa dengan tanggung jawab mereka
memilih area-area belajar yang menyenangkan.
3. Guru
menyiapkan pula kartu-kartu yang bertuliskan nama area-area kegiatan, warna dan
simbol area kegiatan, jepitan baju yang dijepit pada karton sesuai jumlah
maksimal anak yang dapat melakukan kegiatan sekaligus pada waktu yang
bersamaan. Sebagai contoh, untuk area kegiatan , baik karton, simbol balok
serta jumlah jepitan-jepitan baju berwarna merah semua. Anak-anak akan
mengambil jepitan dari karton dan menjepit baju atau kemejanya ketika mereka
menuju ke area balok. Jumlah jepitan merah yang ada di area balok, misalnya
hanya lima buah yang berarti hanya lima anak yang boleh bermain di area
tersebut dalam satu kelompok. Jadi, apabila kelima jepitan telah diambil oleh
lima orang anak, anak lain yang juga ingin bermain di area balok tidak mendapat
jepitan merah lagi berarti ia harus menunggu sampai ada satu anak
yang telah selesai bermain di area balok dan mengembalikan jepitan merah
tersebut pada karton merah yang bertuliskan dan bersimbolkan balok.
Alat-alat/perlengkapan dalam area kegiatan perlu mendapat
perhatian khusus. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat membantu, yaitu
:
1. Pilih
alat-alat yang akan digunakan dalam area kegiatan untuk sehari sesuai dengan
perencanaan.
2. Tempatkan
alat-alat di atas rak-rak rendah dekat meja area kegiatan dimana alat-alat
tersebut akan digunakan, namun apabila anak-anak cenderung tidak ingin memilih
di rak-rak, tak ada salahnya menempatkan beberapa alat di meja-meja kegiatan,
sebelum anak-anak memasuki pusat-pusat kegiatan yang disediakan untuk satu hari
tertentu.
3. Simpanlah
alat-alat dalam wadah-wadah menurut jenisnya atau menurut set (kumpulan).
4. Alat-alat
perlu digilir atau ditukar-tukar secara berkala.
5. Berilah
kesempatan pada anak-anak untuk menggunakan alat-alat maupun mainan yang
disiapkan selama kegiatan bermain di area-area kegiatan yang berlangsung antara
1-2 jam.
6. Yang
perlu perhatian khusus adalah ruang yang cukup terang dan pengaturan lokasi
area-area kegiatan yang terpisah satu dengan yang lain.
3. Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita
kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan
mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi
pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
a) Isi cerita harus terkait dengan
dunia kehidupan anak TK.
b) Kegiatan bercerita diusahakan dapat
memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan
sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita.
c) Kegiatan bercerita harus diusahakan
menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa
macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca
langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan
flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita
dengan menggunakan jari-jari tangan.Bercerita sebaiknya dilakukan dalam
kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung
sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur
sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi
yang lebih efektif.
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat
besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum
melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan
bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur
pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
a.
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
b.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih. Misalnya
bercerita dengan membaca langsung
dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel, dan seterusnya.
c.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan
bercerita.
d.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
a) Mengkomunikasikan tujuan dan tema
cerita;
b) Mengatur tempat duduk;
c) Melaksanakan kegiatan pembukaan;
d) Mengembangkan cerita;
e) Menetapkan teknik bertutur;
f) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan isi cerita.
e.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan
pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta
tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya.
Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang
bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan
dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih
sebelumnya.
Pengaturan
tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan
yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping
teknik bercerita, dan teknik penilaian. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan
dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan isi cerita untuk menumbuhkan pemahaman anak akan isi cerita
yang telah disampaikan.
4. Bernyanyi
Di Taman Kanak-kanak, kegiatan bernyanyi merupakan sebuah
kegiatan yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Pengalaman dalam
bermusik dapat membantu mengembangkan kemampuan daya pikir dan bahasa anak
serta dapat dijadikan sebagai pusat lingkungan belajar anak secara lebih
menyeluruh.
Dalam mengembangkan prosedur penerapan strategi pembelajaran
melalui bernyanyi guru harus mempertimbangkan karakteristik anak sehingga
pembelajaran dapat berlangsung lebih bermakna. Terdapat tiga tahap dalam
prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi, yaitu :
a.
Tahap perencanaan.
Pada tahap ini guru mulai menentukan
tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai. Selanjutnya guru
menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan dengan menetapkan
tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut.
Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.
Tahap pelaksanaan.
Pada tahap ini guru harus menetapkan
tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung.
Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
1) Kegiatan awal
Kegiatan
awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan memberi
contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan
bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
2) Kegiatan tambahan
Kegiatan
tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata Saya,
yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik
lagu.
c.
Kegiatan pengembangan
Kegiatan pengembangan : guru
membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya
pianika.
d.
Tahap penilaian.
Pada tahap ini guru menetapkan alat
penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian mengacu
pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu pada
daftar pertanyaan yang telah disusun.
2.4 Pelaksanaan Pembelajaran Melalui
Bermain Anak
Dalam menerapkan bermain sebagai bagian pembelajaran di
Pendidikan Anak Usia Dini, pendidik perlu mengetahui prosedur atau
langkahh-langkah yang harus ditempuh. Berkaitan dengan hal itu Masitoh, dkk
(2006:9.12) menerangkan tentang prosedur penerapan pembelajaran melalui
bermain, yaitu:
a.
Menentukan tujuan dan tema kegiatan bermain Tujuan kegiatan
bermain bagi anak usia dini adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak usia dini, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa,
kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang
optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan seksama dan tidak secara
kebetulan.
b.
Menentukan jenis kegiatan bermain
Setelah menentukan tujuan dan tema
bermain, selanjutnya dittentukan jenis kegiatan bermain yang coocok dengan
tujuan dan tema tersebut. Jenis kegiatan bermain yang dipilih adalah bermain
kreatif dengan menggunakan media pasir. Kegiatan bermain kreatif ini
dilaksanakan secara bergiliran. Setiap ssi hanya melibatkan maksimal 5 orang
anak. Sisanya melakukan kegiatan lain dibawah pengawasan pendidik yang lain.
c.
Menentukan tempat dan ruang bermain
Tempat dan ruang bermain dapat
dilakukan di dalam dan di luar ruang. Untuk kegiatan bermain dalam rangka
mengembangkan kemampuan kreatif, sebagaimana ditentukan dalam tujuan dan tema
yang dipilih, yaitu kegiatan bermain kreatif membangun istana pasir, maka
kegiatan bermain tersebut cocok apabila dilakukan di area pasir yang terdapat
di luar ruangan kelas.
d.
Menentukan bahan dan peralatan bermain
Sebelum melakukan kegiatan bermain,
bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu
dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Selama melakukan kegiatan bermain
guru tidak lagi mencari bahan atau perlengkapan yang belum tersedia, agar
kegiatan bermain berlangsung tanpa hambatan yang berarti.
e.
Menentukan urutan langkah bermain
Sebelum menentukan urutan langkah bermain, sesuai jenis
bermain yang sudah ditetapkan yaitu bermain kreatif membangun istana pasir
misalnya, maka perlu ditetapkan pula kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
anak-anak yang terlibat dalam permainan ini. seperti siapa yang akan membangun
istana, membangun menara, benteng dan jembatan. Kualitas pelaksanaan kegiatan
bermain banyak dipengaruhi oleh perancangan kegiatan bermain yang sudah
disusun. Hasil pelaksanaan kegiatan bermain merupakan masukan bagi pendidik
untuk mengadakan perbaikan dan pengemangan rancangan bermain yang telah
disusun. Setelah mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh
tentang prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bermain, fasilitator juga
harus mengetahui tentang alat dan cara untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran
anak, evaluasi pembelajaran dilaksankan berdasarkan gambaran atau diskripsi
pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan menggunakan alat
dan cara penilaian serta serangkaian prosedur.
2.5 Strategi
Pembelajaran Melalui Bermain
A.
Rasional strategi pembelajaran melalui
bermain
Bermain merupakan
kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia anak,
yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan
kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst. Dengan bermain akan
mengalami suatu proses yang menarahkan pada perkembangan kemampuan
manusiawinya.
B.
Sintaks pembelajaran melalui bermain
Strategi
pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap
prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
I.
Tahap prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan :
kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan
penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan.
II.
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari :
a) guru menyampaikan
tujuan kegiatan bermain kepada para siswa,
b) guru menyampaikan
aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain,
c) guru menawarkan
tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara,
dst., dan
d) guru memperjelas
apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
III.
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang
diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
C.
Tahap bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian
kegiatan berikut :
a) semua anak menuju
tempat yang sudah disediakan untuk bermain,
b) dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai
melakukan tugasnya masing-masing,
c) setelah kegiatan
selesai setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya, dan
d) anak-anak mencuci
tangan.
D.
Tahap penutup
Tahap penutup dari strategi
pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-kegiatan : a) menarik
perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam
membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang dibentuk anak,
dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan
dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c) menunjukkan aspek-aspek penting
dalam bekerja secara kelompok, d) menekankan petingnya kerja sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Strategi ialah keterampilan dalam
mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai
hasil maksimal.
2) A. Bermain adalah segala kegiatan
yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, yang dilakukan oleh anak
dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari luar.
B.
Bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat
secara mental.
C.
Menyanyi adalah bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan
musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat
mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya.
3) Penerapan strategi :
a. Bermain : Kegiatan pra-bermain;
Kegiatan bermain; Kegiatan penutup.
b. Bercerita : Menetapkan tujuan dan
tema cerita; Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih; Menetapkan bahan dan
alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan
langkah-langkah kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan penilaian
kegiatan bercerita.
c. Bernyanyi : Tahap perencanaan; Tahap
pelaksanaan; Tahap penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
.
Danar Santi. (2009) Pendidikan Anak Usia Dini Antara teori dan
Praktik. Jakarta:
PT Indeks.
Fadlillah
Muhammad. (2012). Desain Pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini.
Masitoh,dkk.
(2006). Strategi Pembelajaran TK.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Moleong,
Lexi J. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Partini.
(2010). Pengantar Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
Soegeng
Santoso. (2008). Dasar-Dasar Pendidikan
TK. Jakarta: Universitas Terbuka
Sudarna.
(2014). Pendidikan Anak Usia Dini
Berkarakter. Yogyakarta: Genius Publisher.
No comments:
Post a Comment