1

loading...

Wednesday, November 7, 2018

MAKALAH STRATEGI PERMAINAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN


MAKALAH
STRATEGI PERMAINAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
           
 Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan  rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Strategi Permainan Dalam Proses Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap apa saja yang termasuk dalam pesawat sederhan dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3.Tujuan ........................................................................................................ 1
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi................................................................................... 2
2.2. Pengertian Bermain, Bercerita dan Bernyanyi......................................... 2
2.3. Penerapan Strategi Bermain..................................................................... 3
2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bermain Anak................................. 9
2.5. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain.................................................. 10
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 12
3.2. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Sering kita mendengar dari para ahli bahwa bermain itu sangat penting bagi anak bahkan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kita berbicara tentang anak, pastinya kita akan selalu mengaitkannya dengan permainan-permainan dan permainan seperti apa yang bisa kita cocokkan dan disesuaikan dengan usia anak Seiring dengan perkembangan zaman permainan pun sudah sangat banyak, baik itu modelnya, bentuknya, dan juga warnanya. Disini dapat kita lihat betapa pentingnya arti bermain bagi anak-anak usia dini karena bermain bagi mereka adalah belajar.
            Dari bermainlah anak dapat mengembangkan segala kemampuannya karena dari setiap permainan itu segala aspek dapat muncul seperti aspek sosial emosional, kognitif, bahasa, dan motoriknya (kasar dan halus). Tidak kalah pentingnya kita dapat memunculkan permainan-permainan tradisional yang lebih atraktif yang cenderung hampir sudah mulai dilupakan dengan munculnya permainan yang lebih canggih sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, dampaknya bagi anak kurang begitu memunculkan kebersamaan gotong royong dan kerjasama karena itu kita sebagai guru dan para orang tua haruslah lebih berhati-hati dalam memilih mainan yang cocok bagi anak dan tentunya lebih bermanfaat.

1.2     Rumusan Masalah
1.        Apakah yang dimaksud dengan strategi?
2.        Apakah yang dimaksud dengan bermain, bercerita, dan bernyanyi?
3.        Bagaimanakah penerapan strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi bagi anak usia  dini?

1.3     Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian strategi.
2.        Untuk mengetahui pengertian bermain, bercerita, dan bernyanyi.
3.        Untuk mengetahui penerapan strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi bagi anak usia



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Strategi
            Kata strategi berasal dari bahasa asing strategy atau strategi yang biasanya digunakan sebagai istilah militer, khususnya dalam menyusun siasat untuk berperang atau mengadakan pertempuran di medan laga. Menurut kamus The Advanced Learner’s Dictionary of Current English by Hombu; London Oxford University Press, strategy adalah seni atau ilmu berperang (the art science of war) atau rencana dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga pertempuran sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling menguntungkan. Jadi, apabila istilah ini, yaitu strategi digunakan dalam kondisi pembelajaran di Taman Kanak-kanak, kira-kira artinya ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal. Strategi pembelajaran adalah suatu alat interaksi di dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung baik sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.

2.2     Pengertian Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi
2.2.1 Bermain
Menurut Anggani Sudono, bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Menurut Mayke S. Tedjasaputra, bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan tertekan, dan lain-lain.Menurut Aziz Alimul, bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Menurut Brooks & Elliot (1971), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.  Jadi, bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari luar. Dalam bermain tidak ada peraturan lain kecuali yang ditetapkan permainan itu sendiri.

2.2.2  Bercerita
Menurut KBBI, cerita yaitu tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Menurut M.Nur Mustakim (2005: 20), bercerita adalah upaya untuk mengembangakan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
Jadi, cerita yaitu penggambaran tentang sesuatu secara verbal. Melalui bercerita, anak diajak berkomunikasi, berfantasi, berkhayal dan mengembangkan kognitifnya. Bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental. Melalui cerita, aktivitas mental anak dapat melambung, melanglang buana melampaui isi cerita itu sendiri. Dengan demikian melalui cerita, kecerdasan emosional anak semakin terasah.
2.2.3 Bernyanyi
Menurut KBBI, Menyanyi adalah melantunkan suara dengan nada-nada yang beraturan, biasanya menyanyi diiringi dengan alat musik, baik itu menyanyi secara single/sendirian maupun menyanyi dalam kelompok. Jadi menyanyi adalah bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi.

2.3       Penerapan Strategi Bermain. 
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan. Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
a.     Kegiatan pra-bermain
       Pada kegiatan pra-bermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1.    Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain. Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dan seterusnya, dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
2.    Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b.    Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
c.     Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya. Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Solehuddin (2000:89) terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan bermain, yaitu :
a.       Langsung
Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan sebelumnya.
b.      Tidak langsung
Melengkapi ruang bermain (play center) dengan alat-alat permainan pendidikan. Anak diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang dirancang oleh guru.
Berikut ini beberapa bentuk permainan yaitu; Puzzle, Balok, Kuartet, Bowling, Halma, dan lain-lain. Selain permainan tersebut di atas terdapat beberapa permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di antaranya yaitu :
1.      Siapa Cepat Dia Dapat
Permainan yang menguji hafalan dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah disampaikan dengan indikator keberhasilan anak tersebut telah hafal materi yang disampaikan. Teknik permainan : Anak dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing diketuai oleh satu orang. Setiap kelompok menyusun ayat yang sebelumnya telah diacak-acak. Tugas setiap anak adalah menyusunnya dengan benar. Siapa yang paling cepat maka kelompoknyalah yang menang.
2.         Memori Game
Permainan yang akan menguji daya ingat anak dengan cara melatih konsentrasi  terhadap suatu objek. Alat permainan: Kartu warna-warni yang terbuat dari karton manila terdiri dari 10 kartu berukuran 10x10 cm. Cara permainan: 4 orang anak duduk di meja untuk memilih kartu-kartu yang sebelumnya telah diacak-acak dalam posisi tertelungkup. Kemudian secara bergiliran anak memilih dan membuka kartu-kartu tersebut. Jika pasangannya benar maka kartu diambil dan anak tersebut mendapat point. Permainan ini akan dimenangkan jika anak mengumpulkan banyak point. Bila anak yang tidak mendapatkan point, diberikan kesempatan untuk menunjukan kemampuan dengan bernyanyi, membaca surat pendek, membaca doa-doa, dan lain-lain.
Area kegiatan juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam bermain karena merupakan pusat-pusat belajar yang diberi tanda di dalam kelas, diisi dengan berbagai jenis kegiatan belajar dan alat-alat berdasarkan pada program kemampuan dasar tiap kelas serta pada tema dan subtema. Area-area kegiatan ini juga didesain untuk mengajarkan anak-anak konsep-konsep yang spesifik. Konsep-konsep tersebut dapat diciptakan oleh guru sendiri, guru bersama anak-anak atau juga oleh anak-anak sendiri. Area-area kegiatan ini memberikan kesempatan anak-anak untuk memanipulasi benda-benda, melakukan permainan drama, serta berkomunikasi satu dengan yang lain melalui percakapan antara mereka dalam membuat perencanaan bermain dan belajar sesuai kecepatan masing-masing.
Perencanaan anak dapat juga mempertinggi potensi belajar dari bermain. Para peneliti tentang motivasi bermain mengemukakan bahwa pada hakikatnya motivasi  belajar pada anak-anak lebih besar di dalam kegiatan yang mereka pilih sendiri. Ada pula penelitian lain yang menyebutkan bahwa bermain sebagai hasil perencanaan anak-anak sebelumnya, lebih rumit dan lebih menantang daripada bermain tanpa direncanakan sebelumnya. Berikut langkah-langkah mengimplementasikan pendekatan area-area kegiatan.
1. Menetapkan secara realistis jumlah area kegiatan serta banyaknya peralatan yang dapat diatur dalam area kegiatan. Untuk permulaan, batasi jumlahnya, misalnya 5-6 area kegiatan dan yang paling sedikit membutuhkan pengarahan dan campur tangan guru, misalnya area keluarga/rumah tangga untuk bermain peran, area balok, dan area bahasa/perpustakaan, area seni serta bak pasir dan bak air. Secara bertahap saat anak-anak sudah merasa lebih enak pendekatan area kegiatan, dapat ditambah lagi beberapa area kegiatan serta alat dan perlengkapannya. Namun, perlu diperhatikan, tujuan dari tiap area kegiatan harus jelas.
2.    Petunjuk untuk bepergian dari satu area ke area yang lain, memasuki dan meninggalkan tiap area kegiatan serta penggunaan alat-alat di dalam area-area kegiatan hendaknya secara eksplisit dijelaskan sebelum anak-anak menggunakan tempat-tempat tersebut. Akhirnya anak-anak akan menjadi mandiri dan merupakan pembelajar yang mampu saat mereka menjadi terbiasa dengan tanggung jawab mereka memilih area-area belajar yang menyenangkan.
3.   Guru menyiapkan pula kartu-kartu yang bertuliskan nama area-area kegiatan, warna dan simbol area kegiatan, jepitan baju yang dijepit pada karton sesuai jumlah maksimal anak yang dapat melakukan kegiatan sekaligus pada waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, untuk area kegiatan , baik karton, simbol balok serta jumlah jepitan-jepitan baju berwarna merah semua. Anak-anak akan mengambil jepitan dari karton dan menjepit baju atau kemejanya ketika mereka menuju ke area balok. Jumlah jepitan merah yang ada di area balok, misalnya hanya lima buah yang berarti hanya lima anak yang boleh bermain di area tersebut dalam satu kelompok. Jadi, apabila kelima jepitan telah diambil oleh lima orang anak, anak lain yang juga ingin bermain di area balok tidak mendapat jepitan  merah lagi berarti ia harus menunggu sampai ada satu anak yang telah selesai bermain di area balok dan mengembalikan jepitan merah tersebut pada karton merah yang bertuliskan dan bersimbolkan balok.
Alat-alat/perlengkapan dalam area kegiatan perlu mendapat perhatian khusus. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat membantu, yaitu :
1.  Pilih alat-alat yang akan digunakan dalam area kegiatan untuk sehari sesuai dengan perencanaan.
2.  Tempatkan alat-alat di atas rak-rak rendah dekat meja area kegiatan dimana alat-alat tersebut akan digunakan, namun apabila anak-anak cenderung tidak ingin memilih di rak-rak, tak ada salahnya menempatkan beberapa alat di meja-meja kegiatan, sebelum anak-anak memasuki pusat-pusat kegiatan yang disediakan untuk satu hari tertentu.
3. Simpanlah alat-alat dalam wadah-wadah menurut jenisnya atau menurut set (kumpulan).
4.  Alat-alat perlu digilir atau ditukar-tukar secara berkala.
5.  Berilah kesempatan pada anak-anak untuk menggunakan alat-alat maupun mainan yang disiapkan selama kegiatan bermain di area-area kegiatan yang berlangsung antara 1-2 jam.
6.   Yang perlu perhatian khusus adalah ruang yang cukup terang dan pengaturan lokasi area-area kegiatan yang terpisah satu dengan yang lain.
3.    Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
a)      Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
b)      Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan  mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita.
c)      Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat  unik dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis. Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
a.       Menetapkan tujuan dan tema cerita.
b.      Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih. Misalnya bercerita dengan membaca       langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel,  dan seterusnya.
c.       Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
d.      Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
a)      Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
b)      Mengatur tempat duduk;
c)      Melaksanakan kegiatan pembukaan;
d)     Mengembangkan cerita;
e)      Menetapkan teknik bertutur;
f)       Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
e.       Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih sebelumnya.
Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita, dan teknik penilaian. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk menumbuhkan pemahaman anak akan isi cerita yang telah disampaikan.

4. Bernyanyi
Di Taman Kanak-kanak, kegiatan bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Pengalaman dalam bermusik dapat membantu mengembangkan kemampuan daya pikir dan bahasa anak serta dapat dijadikan sebagai pusat lingkungan belajar anak secara lebih menyeluruh.
Dalam mengembangkan prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi guru harus mempertimbangkan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih bermakna. Terdapat tiga tahap dalam prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi, yaitu :
a.       Tahap perencanaan.
Pada tahap ini guru mulai menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai. Selanjutnya guru menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan dengan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.      Tahap pelaksanaan.
Pada tahap ini guru harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
1)      Kegiatan awal
Kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
2)      Kegiatan tambahan
Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.
c.       Kegiatan pengembangan
Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
d.      Tahap penilaian.
Pada tahap ini guru menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disusun.

2.4 Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bermain Anak
Dalam menerapkan bermain sebagai bagian pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini, pendidik perlu mengetahui prosedur atau langkahh-langkah yang harus ditempuh. Berkaitan dengan hal itu Masitoh, dkk (2006:9.12) menerangkan tentang prosedur penerapan pembelajaran melalui bermain, yaitu:
a.       Menentukan tujuan dan tema kegiatan bermain Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia dini, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan seksama dan tidak secara kebetulan.
b.      Menentukan jenis kegiatan bermain
Setelah menentukan tujuan dan tema bermain, selanjutnya dittentukan jenis kegiatan bermain yang coocok dengan tujuan dan tema tersebut. Jenis kegiatan bermain yang dipilih adalah bermain kreatif dengan menggunakan media pasir. Kegiatan bermain kreatif ini dilaksanakan secara bergiliran. Setiap ssi hanya melibatkan maksimal 5 orang anak. Sisanya melakukan kegiatan lain dibawah pengawasan pendidik yang lain.
c.       Menentukan tempat dan ruang bermain
Tempat dan ruang bermain dapat dilakukan di dalam dan di luar ruang. Untuk kegiatan bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan kreatif, sebagaimana ditentukan dalam tujuan dan tema yang dipilih, yaitu kegiatan bermain kreatif membangun istana pasir, maka kegiatan bermain tersebut cocok apabila dilakukan di area pasir yang terdapat di luar ruangan kelas.
d.      Menentukan bahan dan peralatan bermain
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Selama melakukan kegiatan bermain guru tidak lagi mencari bahan atau perlengkapan yang belum tersedia, agar kegiatan bermain berlangsung tanpa hambatan yang berarti.
e.       Menentukan urutan langkah bermain
Sebelum menentukan urutan langkah bermain, sesuai jenis bermain yang sudah ditetapkan yaitu bermain kreatif membangun istana pasir misalnya, maka perlu ditetapkan pula kegiatan yang harus dilaksanakan oleh anak-anak yang terlibat dalam permainan ini. seperti siapa yang akan membangun istana, membangun menara, benteng dan jembatan. Kualitas pelaksanaan kegiatan bermain banyak dipengaruhi oleh perancangan kegiatan bermain yang sudah disusun. Hasil pelaksanaan kegiatan bermain merupakan masukan bagi pendidik untuk mengadakan perbaikan dan pengemangan rancangan bermain yang telah disusun. Setelah mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh tentang prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bermain, fasilitator juga harus mengetahui tentang alat dan cara untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran anak, evaluasi pembelajaran dilaksankan berdasarkan gambaran atau diskripsi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan menggunakan alat dan cara penilaian serta serangkaian prosedur.

2.5 Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
A.    Rasional strategi pembelajaran melalui bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst. Dengan bermain akan mengalami suatu proses yang menarahkan pada perkembangan kemampuan manusiawinya.
B.     Sintaks pembelajaran melalui bermain
Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
                   I.            Tahap prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan : kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan.
                II.            Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari :
a)      guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa,
b)      guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain,
c)      guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dst., dan
d)     guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
             III.            Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
C.     Tahap bermain
            Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut :
a)      semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain,
b)       dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing,
c)      setelah kegiatan selesai setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya, dan
d)     anak-anak mencuci tangan.
D.    Tahap penutup
            Tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-kegiatan : a) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang dibentuk anak, dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c) menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, d) menekankan petingnya kerja sama.


BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
1)      Strategi ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.
2)      A. Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari luar.
B.  Bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental.
C. Menyanyi adalah bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya.
3)      Penerapan strategi :
a.       Bermain : Kegiatan pra-bermain; Kegiatan bermain; Kegiatan penutup.
b.      Bercerita : Menetapkan tujuan dan tema cerita; Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih; Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
c.       Bernyanyi : Tahap perencanaan; Tahap pelaksanaan; Tahap penilaian.













DAFTAR PUSTAKA

           .

          Danar Santi. (2009) Pendidikan Anak Usia Dini Antara teori dan Praktik. Jakarta:
PT Indeks.

Fadlillah Muhammad. (2012). Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.

Masitoh,dkk. (2006). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moleong, Lexi J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Partini. (2010). Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.


Soegeng Santoso. (2008). Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudarna. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Yogyakarta: Genius Publisher.




No comments:

Post a Comment