MAKALAH TAUHID SURAH AN-NAML, AL-BAQARAH, IBRAHIM,
AS-SAJDAH, AR-RUM, AL-A’RAF
BAB I
PEENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surah
Al-A'raf (bahasa Arab:الأعراف, al-A'rāf,
"Tempat Tertinggi") adalah surahke-7 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada
golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An'am dan termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal
(tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raf karena perkataan Al-A'raf
terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang
berada di atas Al-A'raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Surah
An-Naml (bahasa Arab:النّمل,
"Semut") adalah surah ke-27 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 93 ayat, termasuk golongan
surah-surah Makkiyah dan diturunkan sesudah Surah Asy-Syu’ara. Dinamai dengan An-Naml yang berarti semut, karena pada ayat 18 dan 19
terdapat perkataan An-Naml (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak
buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terlindas oleh Nabi Sulaimandan tentaranya yang akan melewati tempat itu.
Surah
Al-Baqarah (Arab: سورة البقرة, bahasa Indonesia: "Sapi Betina") adalah surah ke-2 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan
25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat
terbanyak dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamai al-Baqarahyang
artinya Sapi Betina sebab di dalam surah ini terdapat kisah
penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74).
Surah
As-Sajdah (bahasa Arab :السّجدة)
adalah surah ke-32 dalam AlQur'an. Surah ini terdiri atas 30 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al-Mu’minun. Dinamakan As-Sajdah berhubung
pada surah ini terdapat ayat Sajdah (sujud), yaitu ayat yang kelima belas.
Surah Ibrahim (bahasa Arab:إبراهيم, Ibrāhīm, "Nabi Ibrahim")
adalah surah ke-14
dalam al-Quran.
Surah ini terdiri atas 52 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah karena
diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah.
Dinamakan Ibrahim,
karena surah ini mengandung doa Nabi Ibrahim yaitu ayat 35 sampai dengan 41.
Doa ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan salat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala
dan agar Mekkah dan
daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur.
Surah Ar-Rum (bahasa Arab: الرّوم)
adalah surah ke-30 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 60 ayat dan termasuk golongan
surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sesudah surah Al-Insyiqaq. Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi (Bizantium), karena pada permulaan surat ini,
yakni ayat 2, 3 dan 4 (30:2-30:4) terdapat ramalan Al-Qur'an
tentang kekalahan yang berlanjut dengan kebangkitan bangsa Romawi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
saja isi kandungan dari surah Ar-Rum 30 : 31-32
2. Apa
saja isi kandungan dari surah As-Sajdah 32 : 7-9
3. Apa saja
isi kandungan dari surah Ibrahim 14 : 24-26
4. Apa isi kandungan dari surah Al-Baqarah 2 : 177
5. Apa saja
isi kandungan dari surah An-Naml 27 : 59-65
6. Apa saja
isi kandungan dari surah Al-A’raf 7 : 172-174
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah Al-A’raf 7 : 172-174
2. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah Ar-Rum 30 : 31-32
3. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah As-Sajadah 32 : 7-9
4. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah Ibrahim 14 : 24-26
5. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah Al-Baqarah 2 : 177
6. Untuk
mengetahui isi kandungan dari surah An-Naml 27 : 59-65
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Al-A’raf 172-174
2.1.1 Bacaan Surah Al-A’raf 172-174
{وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا
كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172) أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا
مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ
الْمُبْطِلُونَ (173) وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
(174) }
2.1.2 Terjemahan Surah Al-A’raf 172-174
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini
Tuhan kalian?” Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian
tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (kekuasaan Tuhan)(172). atau agar kalian tidak mengatakan,
'Sesungguhnya orang tua-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak
dahulu, sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka
apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat
dahulu'?(173).” Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka
kembali (kepada
kebenaran)(174).
3
2.1.3
Kandungan Ayat al-a’raf 172-174
Allah Subhanahu wata’ala. menceritakan bahwa Dia telah mengeluarkan
keturunan Bani Adam dari sulbi mereka untuk mengadakan persaksian atas diri
mereka bahwa Allah adalah Tuhan dan Pemilik mereka, dan bahwa tidak ada Tuhan
selain Dia. Sebagaimana Allah Subhanahu wata’alah. menjadikan hal tersebut di
dalam fitrah dan pembawaan mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu
wata’ala.
2.1.4 Pemahaman Penulis Tentang Surah Al-A’raf 172-174
Pemahaman penulis tentang surah al-a’raf
172-174. Setelah membaca arti
dan kandungan surah, penulis memahami bahwa surah Al-A’raf 172-174 menjelaskan
tentang Allah mengeluarkan keturunan Bani Adam dari sulbi mereka untuk mengadakan
persaksian atas diri mereka bahwa Allah adalah Tuhan dan Pemilik mereka, dan
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
2.2 Surah Al-Baqarah 177
2.2.1 Bacaan Surah Al-Baqarah 177
۞ لَيْسَ
الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي
الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ
إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ
الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
4
2.2.2 Terjemahan Surah Al-Baqarah
177
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah Subhanahu wata’ala, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
2.2.3 Kandungan ayat
al-albaqarah 177 :
Kebajikan ialah apabila jiwa terlebih dahulu diisi dengan iman, dibuktikan
dengan kasih sayang kepada manusia. Ayat ini menegaskan bahwa
kebajikan/ketaatan yang mengantar kepada kedekatan kepada Allah Subhanahu wata’ala bukanlah dalam
menghadapkan wajah dalam shalat kea rah timur dan barat tanpa makna, tetapi
kebajikan adalah yang mengantar kepada kebahagiaan dunia dan akherat, yaitu
keimanan kepada Allah Subhanahu wata’ala, dan lainlain yang disebutkan ayat tersebut.
Kebajikan yang sempurna bukan hanya dalam bentuk shalat saja tetapi nilai
kebajikan dari shalat itu yang tersimbulkan dalam amal nyata berupa kesediaan
mengorbankan kepentingan pribadi demi orang lain, sehingga bukan hanya memberi
harta yang sudah tidak disenangi atau tidak dibutuhkan, tetapi memberikan harta
yang dicintainya secara tulus dan demi meraih cinta-Nya. Kehidupan manusia di dunia ini adalah mata
rantai dari ikatan janji, baik janji dengan Tuhan maupun janji kepada sesama
makhluk. 5
Maka
orang yang beriman belumlah mencapai kebajikan, meskipun ia telah shalat,
berzakat, berderma, jika ia tidak teguh memegang janji. Allah Subhanahu wata’ala memberikan pernghargaan yang tinggi kepada
orang-orang yang memiliki sikap sabar, yaitu tabah, menahan diri dan berjuang
dalam mengatasi kesulitan hidup dan aneka cobaan hidup dengan tetap menguatkan
hatinya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Ketahulilah bahwasannya tidak kurang dari 98 ayat di dalam al-Qur’an
yang menyebutkan keutamaan sabar. Islam mengajarkan untuk tertib dalam amaliah,
yang dimulai dengan iman, diikuti dengan rasa cinta kepada sesama manusia, dan
diiringi lagi dengan iman kepada Allah Swt dengan shalat yang khusyu’, lalu
berzakatlah, teguhlah memegang janji, bersabarlah memikul tugas hidup. Kalau
semua itu sudah terisi, barulah pengakuan iman dapat diterima oleh Allah Subhanahu wata’ala, dan barulah terhitung dan termasuk dalam
daftar Allah Subhanahu wata’ala sebagai seorang yang benar (shadaqu), yang
cocok isi hatinya dengan amalannya. Inti kehidupan yang sejati adalah taqwa.
Karena itu Islam mewajibkan kita untuk memelihara hubungan baik dengan Allah Subhanahu wata’ala. Dengan cara meningkatkan iman. Jangan
sampai orang melakukan shalat tetapi jiwanya gelap, banyak orang shalat padahal
ia tidak tahan kena cobaan, ada orang taat shalat, tetapi ia bakhil, tidak mau
menolong orang lain.
2.2.4 Pemahaman Penulis Tentang Surah Al-Baqarah 177
Pemahaman penulis tentang surah Surah Al-Baqarah 177. Setelah membaca arti dan kandungan surah, penulis
memahami bahwa surah Surah Al-Baqarah
177 menerangkan tentang kebajikan. Kebajikan yang sempurna bukan hanya dalam
bentuk shalat saja tetapi nilai kebajikan dari shalat itu yang tersimpulkan dalam amal nyata berupa kesediaan
mengorbankan kepentingan pribadi demi orang lain,
sehingga bukan hanya memberi harta yang sudah
tidak disenangi atau tidak dibutuhkan, tetapi memberikan harta yang dicintainya
secara tulus dan demi meraih keridhoan Allah subhanahu wata’ala. Orang yang beriman belumlah mencapai kebajikan, meskipun ia telah shalat,
berzakat, berderma, jika ia tidak teguh memegang janji. Allah Subhanahu wata’ala memberikan pernghargaan yang tinggi kepada
orang-orang yang memiliki sikap sabar, yaitu tabah, menahan diri dan berjuang
dalam mengatasi kesulitan hidup dan aneka cobaan hidup dengan tetap menguatkan
hatinya kepada Allah Subhanahu wata’ala.
2.3. Surah an-naml 59-65
2.3.1 Bacaan Surah
An-Naml 59-65
قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ
عَلَىٰ عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَىٰ ۗ آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ{59}
ذَاتَ حَدَائِقَ بِهِ فَأَنْبَتْنَا مَاءً
السَّمَاءِ مِنَ لَكُمْ وَأَنْزَلَ وَالْأَرْضَ السَّمَاوَاتِ خَلَقَ أَمَّنْ
{60}ۗيَعْدِلُونَ قَوْمٌ هُمْ بَلْ
ۚاللَّهِ مَعَ أَإِلَٰهٌ ۗشَجَرَهَا تُنْبِتُوا أَنْ لَكُمْ
كَانَ مَا بَهْجَةٍ
الْبَحْرَيْنِ بَيْنَ وَجَعَلَ رَوَاسِيَ لَهَا وَجَعَلَ أَنْهَارًا خِلَالَهَا وَجَعَلَ قَرَارًا الْأَرْضَ جَعَلَ
أَمَّنْ
{61} يَعْلَمُونَ لَا أَكْثَرُهُمْ بَلْ ۚاللَّهِ مَعَ أَإِلَٰهٌ ۗحَاجِز
أَإِلَٰهٌ ۗرَحْمَتِهِ يَدَيْ
بَيْنَ بُشْرًا الرِّيَاحَ يُرْسِلُ وَمَنْ وَالْبَحْرِ الْبَرِّ ظُلُمَاتِ فِي
يَهْدِيكُمْ أَمَّنْ
{63}يُشْرِكُونَ عَمَّا اللَّهُ تَعَالَ ۚاللَّهِ مَعَ
قُلْ ۚ اللَّهِ مَعَ أَإِلَٰهٌ ۗوَالْأَرْضِ السَّمَاءِ مِنَ يَرْزُقُكُمْ وَمَنْ يُعِيدُهُ ثُمَّ
الْخَلْقَ يَبْدَأُ أَمَّنْ
{64}صَادِقِينَ كُنْتُمْ إِنْ بُرْهَانَكُمْ هَاتُوا
{65}يُبْعَثُونَ أَيَّانَ يَشْعُرُونَ وَمَا ۚاللَّهُ إِلَّا الْغَيْبَ وَالْأَرْضِ لسَّمَاوَاتِفِي مَنْ
يَعْلَمُ لَا قُلْ
2.3.2 Terjemahan Surah an-naml 59-65
’Katakanlah
(Muhammad): "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya
yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka
persekutukan (dengan Dia)?"(59). Atau siapakah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu
sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada
tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang
menyimpang (dari kebenaran)(60). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat
berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan
gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya)
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui(61).
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia
berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang
lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)(62).
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam
kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin
sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah
ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan
(dengan-Nya)(63). Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya),
kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu
dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah:
"Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang
benar(64)". Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi
yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan(65).
2.3.3 Kandungan
surah an-naml ayat 59
(Katakanlah) hai muhammad!,(“Segala puji
bagi Allah) atas binasanya orang-orang kafir dari umat-umat terdahulu (dan
kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya) yakni mereka yang
dipilih-nya (Apakah Allah) Allah dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (yang lebih
baik) bagi orang yang menyembah-nya (ataukah apa yang mereka persekutukan
dengan Dia) dapat dibaca,Yusyrikuna dan Tusyrikuna.Maksudnnya apa yang
dipersekutukan oleh para kuffar Mekah yaitu berhala-berhala.Apakah berhala-berhala
itu lebih baik bagi para penyembahnya?
2.3.4 Kandungan
surah an-naml ayat 60
(Atau
siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air dari
langit buat kalian,lalu kami tumbuhkan)
didalam ungkapan ini terdapat iltifat yakni
sindiran dari Ghibah kepada Mutakallim (dengan air itu kebun-kebun) lafal
Hada-iq bentuk jamak dari lafal Hadiqatun artinya kebun yang dipagari (yang
berpemandangan indah) tampak indah (yang kalian sekali-kali tidak mampu
menumbuhkan pohon-pohonnya?) karena kalian tidak akan mempunyai kemampuan dan
kekuasaan itu.(Apakah ada tuhan) ailahun dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hill (di
samping Allah) yang membantu-nya untuk melakukan hal-hal tersebut? Maksudnya
tidak ada tuhan lain disamping dia.(Bahkan sebenarnya mereka adalah orang-orang
yang menyimpang) yakni menyekutukan Allah dengan selainnya.
2.4.3
Kandungan surah an-naml ayat 61
(Atau
siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam) sehingga ia tidak
menggoncangkan penduduknya (dan yang menjadikan di celah-celahnya) yakni di
antara celah-celahnya (sungai-sungai dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
mengkokohkannya) sebagai pengokoh Bumi (dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut) antara air tawar dan air asin,satu sama lainnya tidak bercampur
bau.(Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Bahkan sebenarnya kebanyakan
dari mereka tidak mengetahui) keesaan-Nya.
2.3.4 Kandungan
surah an-naml ayat 62
(Atau
siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulita) orang yang dalam kesulitan)
orang yang sengasara kemudian tertimpa kemudaratan (apabila ia berdoa
kepada-Nya,dan yang menghilangkan kesusahan) dari dirinya dan dari diri orang
selainnya.
(dan yang menjadikan kalian sebagai khalifah
di bumi) idhafah dalam lafal Khulafa-al Ardhi mengandung makna
Fi.Maksudnya.setiap generasi menjadi pengganti generasi sebelumnya.(Apakah di
samping Allah ada tuhan yag lain?Amat sedikitlah kalian mengingati-nya)
mengambil pelajaran dari hal ini.Lafal Tadzkkaruna dapat pula dibaca
Yadzdzkkaruna; kemudian huruf Ta di-idgham-kan kepada huruf Dzal.Dan huruf Ma
disini untuk menunjukkan makna sedikit sekali.bintang sebagai pemandunya
diwaktu tengah malam,dan,dengan tanda-tanda yang ada di daratan di waktu siang
hari.
2.3.5 Kandungan surah an-naml ayat 63
(Atau
siapakah yang mempimpin kalian) yakni yang membimbing kalian kepada
tujuan-tujuan kalian (dalam kegelapan di daratan dan lautan) dengan
bintang-bintang sebagai pemandunya di waktu tengah malam dan dengan
tannda-tanda yang ada didaratan diwaktu siang hari (dan siapa pulakah yang
mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-nya) sebelum
hujan tiba (Apakah di samping allah ada tuhan yang lain? Maha tinggi Allah
terhadap apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya.
2.3.6 Kandungan
surah an-naml ayat 64
(Atau
siapakah yang menciptakan manusia dari permulaannya) di dalam rahim,yakni dari
air mani (kemudian mengulanginya lagi) menghidupkannya kembali sesudah
mati,sekalipun tidak mengakui adanya hari berbangkit itu,karena bukti-bukti
yang menunjukannya telah jelas (dan siapa pula yang memberikan rezeki dari
langit) melalui hujan (dan bumi?) melalui tumbuh-tumbuhan. 11
(Apakah
di samping Allah ada tuhan yang lain?”) maksudnya,tidak ada yang dapat
melakukan sedikit pun dari hal-hal yang telah disebutkan tadi melainkan hanya
Allah semata,dan tiada Tuhan selain-nya. (Katakalah) hai Muhammad (Unjukkanlah
bukti kebenaran kalian) argumentasi kalian (jika kalian memang orang-orang yang
benar”) bahwasanya di samping-Ku ada tuhan lain yang mampu berbuat sesuatu dari
hal-hal yang telah disebutkan tadi.Kemudian orang-orang kafir itu bertanya
kepada Nabi saw.tentang waktu kiamat,maka turulah firman-Nya.
2.3.7 Kandungan
surah an-naml ayat 65
(Katakanlah!,
“ Tidak ada seorang pun di langit dan dibumi yang mengetahui) baik dari
kalangan para malaikat maupun manusia (perkara yang gaib) dari mereka (kecuali)
hanya (Allah saja) yang mengetahuinya (dan mereka tidak mengetahui) maksudnya
orang-orang selain mereka (bila) kapan waktunya (mereka dibangkitkan hidup
kembali.
2.3.8 Pemahaman
Penulis Tentang Surah
an-naml ayat 59-65
Pemahaman penulis tentang Surah an-naml ayat 59-65. Setelah membaca arti dan kandungan surah, penulis
memahami bahwa Surah an-naml ayat 59-65. Pada ayat ke 59 menegaskan bahwasannya musnahnya
umat terdahulu karena menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala. Ayat ke 60 Mengingatkan kembali pada
manusia bahwa yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya adalah Allah Subhanahu wata’ala.
Ayat ke
61 penegasan kembali mengenai ayat ke 60 dan ayat ke 62 menjelaskan tentang
sesungguhnya Alah Subhanahu
wata’ala mendengar doa orang-orang
mukmin yang dalam kesulitan. Pada ayat ke 63 menerangkan bahwa Allah Subhanahu
wata’ala.
maha memberi petunjuk pada hambanya melalui
bintang-bintang sebagai pmandu di malam hari dengan tanda-tanda yang ada
didarat di waktu siang hari. Pada ayat
ke 64 Allah Subhanahu wata’ala.menjelaskan penciptaan manusia dari permlaan dan
pada ayat ke 65 menerangkan bahwa Allah Subhanahu wata’alamaha mengetahui
segala yang ada di langit dan di bumi serta seluruh perkara yang gaibyang hanya
Allah Subhanahu wata’ala yang mengetahuinya.
2.4 Surah Ar-Rum 31-32
2.4.1
Bacaan Surah Ar-Rum 31-32
(31). ۞ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ
(32). مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖكُلُّ
حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
2.4.2 Terjemahan Surah Ar-Rum 31-32
“dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah(31). yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka(32)”.
2.4.3
Kandungan ayat Ar-Rum 31
(Dengan kembali) bertobat
(kepada-nya) kepada Allah subhanahu wata’ala.,yaitu melaksanakan apa-apa yang
diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Lafal ayat
ini merupakan suatu hal atau keterangan keadaan bagi fa’il atau subjek yang
terkandung di dalam lafal aqim beserta makna yang dimaksud dari padanya, yaitu
hadapkanlah wajah kalian (dan bertakwalah kalian kepada-nya) takutlah kaliann
kepada-Nya (serta dirikan salat dan janganlah kalian termasuk oramg-orang yang
mempersekutukan Allah subhanahu wata’ala.
2.4.4 Kandungan ayat Ar-Rum 32
(Yaitu orang-orang) lafal ayat ini merupakan badal dari lafal
minal musyrikiinn berikut pengulangan huruf
jarnya (yang memecah belah agamanya) disebabkan perselisiha mereka dalam
apa yang mereka sembah ( dan mereka menjadi beberapa golongan) menjadi
bersekte-sekte dalam beragama.(Tiap-tiap golongan) dari kalangan mereka (dengan
apa yang ada pada golongan mereka) maksudnya apa yang ada pada diri mereka
(merasa bangga) yakni membanggakannya.Menurut qiraat yang lain lafal farraqu
itu dibaca faraquu artinya mereka meninggalkan agama yang mereka diperintahkann
untuk menjalankannya.
2.4.5 Pemahaman Penulis Tentang Surah
Surah Ar-Rum 31-32
Setelah membaca dan memahami arti
serta kandungan dari surah ar-rum ayat 31-32, penulis memahami bahwa surah
ar-rum ayat 31-32 menjelaskan bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan
agar senantiasa berakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Dan bukan menjadi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya dan memecah belah agama dan mrasa benar dengan agama mereka
sendiri.
2.5 Surah
As-Sajdah Ayat 7-9
2.5.1 Bacaan Surah As-Sajadah Ayat 7-9
(7). الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقَهُ ۖوَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ
طِينٍ
(8).ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ
مَاءٍ مَهِينٍ
(9). ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ
ۖوَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚقَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
2.5.2 Terjemahan
Surah As-Sajadah Ayat 7-9
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.(7).Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)(8).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur(9).
2.5.3 Kandungan
surat as-sajdah ayat 7
(Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya) kalau dibaca khalaqahu
berarti fi’madhi yang bekedudukan sebagai sifat.Apabila dibaca khalqahu berarti
sebagai badal isytimal (dan yang memulai penciptaan manusia) yakni Nabi Adam
(dari tanah)
2.5.4 Kandungan
surat as-sajdah
ayat 8
(Kemudian
Dia menjadikan keturunanya) anak cucunya (dari sulalah) dari darah kental (yang
berasal dari air yang lemah) yaitu air mani.
2.5.5 Kandungan
surat as-sajdah ayat 9
(Kemudian
Dia menyempurnakannnnya) menyem-purnakan penciptaan Adam (dan meniupkan ke
dalam tubuhnya sebagian dari roh-nya) yakni dia menjadikannya hidup dapat
meresa atau mempunyai perasaan,yang sebelumnya ia adalah benda mati (dan dia
menjadikan bagi kalian) yaitu anak cucunya (pendengaran) lafal as-sam’a
bermakna jamak sekalipun bentuknya mufrad (dan penglihatan serta hati) (tetapi
kalian sedikit sekali bersyukur) huruf maa adalah huruf zaidah yang berfungsi
mengukuhkan makna lafal qaliilan yakni sedikit sekali.
2.5.6 Pemahaman Penulis Tentng Sutat As-sajadah
Setelah membaca dan memahami terjemahan serta kandungan
surat as-sajadah ayat 7-9. Pembaca memahami bahwa surat as-sajadah ayat 7-9
menerangkan tentang penciptan manusia dari awal penciptaan hingga akhir dan
proses penciptaan manusia serta bagaimana Allah menciptakan pengindraan
manusia.
2.6 Surah
Ibrahim Ayat 24-26
2.6.1 Bacaan Surah Ibrahim ayat 24-26
{أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ
أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ
بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ (25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ
مِنْ فَوْقِ الأرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26) }
2.6.2 Terjemahan
Surah
Ibrahim Ayat 24-26
“Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak)sedikit
pun”.
2.6.3 Kandungan surah Ibrahim 24
Perumpamaan yang
disebutkan dalam ayat ini,ialah perumpamaan mengenal kata-kata yang mengandung
ajaran tauhid,seperti “ La ilaha illa ilah” atau kata-kata yang mengajak
manusia pada kebajikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.Kata-kata seperti
itu diumpamakan sebagai pohon yang baik,
“akarnya tempat bersila,batangnya tempat
bersandar,daunnya tempat bernaung dan buahnya lezat dimakan”. Artinya memberi
manfaat yang banyak.
Agama
islam mengajarkan kepada umatnya,agar membiasakan diri menggunakan ucapan yang
baik,yang berfaedah bagi dirinya dan bermanfaat bagi orang lain.Ucapan sesorang
menunjukan watak dan kepribadiannya serta adab dan sopan santunnya.
Sebaliknya,setiap
muslim harus menjauhi ucapan dan kata-kata yang jorok, yang dapat menimbulkan
kemarahan, kebencian, permusuhan dan menyinggung perasaan atau menumbuhkan rasa
jijik bagi yang mendengarnya.
2.6.4 Kandungan
Q.S Ibrahim ayat 25
Dalam ayat ini digambarkan,bahwa
pohon yang baik selalu memberikan
buahnya pada setiap manusia dengan seizin Tuhannya.Sebab manusia yang mengambil
manfaat dari pohon itu hendaklah bersyukur kepada Allah,karena pada
hakikatnya,bahwa pohon itu adalah rahmat dan nikmat dari Allah Swt.
Demikian
pula halnya kata-kata yang baik kita ucapkan kepada orang lain,misalnya dalam
memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dan manfaatnya akan didapat oleh orang
banyak.Dan setiap orang yang memperoleh ilmu pengetahuan dari seorang guru
haruslah bersyukur kepada Allah karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh melalui seseorang adalah rahmat dan karunia dari Allah subhanahu
wata’ala.
Dan
Allah subhanahu wata’ala mengadakan perumpamaan. Perumpamaan yang indah ini
supaya manusia tetap ingat, agar bibit pohon yang telah ditanam dalam jiwa dan akal
kita sejak kita dilahirkan kedunia jangan sampai layu,biar dia tumbuh dengan
suburnya.
2.6.4 Kandungan Ibrahim ayat 26
Dalam ayat ini disebutkan
perumpamaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang jelek,yaitu ucapan-ucapan yang
menganndung kekufuran dan kemusyrikan atau yang mengajak kepada perbuatan
maksiat.Kata-kata yang jelek itu diumpamakan sebagai pohon yang buruk,yang
akarnya tercabut dari bumi,sehingga pohon tersebut tidak dapat tegak dengan
kokoh,tidak dapat berdaun dan berbuah.Artinya tidak dapat memberi buah dan
manfaat lainnya bagi manusia,bahkan hanya memberikan madzarat,apabila pohon itu
roboh dan menimpa mereka.
2.6.5 Pemahaman Penulis
Tentang Surah Ibrahim ayat 24-26
Setelah membaca dan memahami arti dan
kandungan surah ibrahim ayat 24-26, Penulis memahami bahwa surah Ibrahim ayat
24-26 menjelaskan tentang istilah-istilah yang Allah ciptakan untung
mengisyaratkan pada hambanya berupa perumpamaan-perumpamaan agar manusia
senantiasa selalu ingat kepada Allah subhanahu wata’ala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan
pembahasan secara luas dapat ditarik kesimpilan dari seluruh Surah An-Naml, Al-Baqarah, Ibrahim, As-Sajdah, Ar-Rum, Al-A’raf bahwasannya
seluruh surah pada bagian ayat-ayat yang penulis buat tersebut menjelaskan mengenai Tuhid baik pengesaan
kepada Allah subhanahu wata’ala dan seluruh ruang lingkupnya seperti proses
penciptaan manusia dari awal hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh departemen agama
RI, Al- qur,an dan Terjemahan,penerbit qur’an tajwid
Scribe AL-QURAN DAN KANDUNGAN SURAH
No comments:
Post a Comment