TIMUN EMAS
Di suatu desa
hiduplah seorang janda tua yang bernama Mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan
waktunya sendiri, Karena tidak memilki seorang anak. Pada suatu sore, pergilah
Mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu bakar, ditengah jalan dia bertemu dengan
raksasa yang sangat besar “Hei, mau kemana kamu ?, tanya si raksasa. “Aku hanya
ingin mengumpulkan kayu bakar, jadi izinkanlah aku lewat,”jawab Mbok Sarni. “Ha
ha ha ...... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk
ku santap,”kata si raksasa.
Lalu mbok Sarni menjawab,”tetapi aku
tidak mempunyai anak”. “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun,
tanamlah biji ini di halaman rumahmu dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak.
Tapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya 17 tahun.Setelah dua
minggu, mentimun itu berbuah sangat lebat dan ada satu mentimun yang cukup
besar dan bekilau seperti emas. Mbok Sarni kemudian mengambilnya dan setelah
dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu
kemudian diberi nama Timun Emas. Tahun demi tahun, Timun emas pun tumbuh besar
dan mbok sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi.
Tiba-tiba terdengar suara dentuman
yang sangat keras, Mbok Sarni gemetar
ketakutan. “Hai perempuan tua, mana anak perempuan yang telah engkau
janjikan untukku ?. “teriak raksasa itu . “ Ia sedang mandi di kali Tuan
raksasa.... tubuhnya sangat bau. Kau pasti tidak akan suka memakannya.” Ujar
Mbok Sarni. “ Baiklah, aku akan kembali seminggu lagi. Pastikan nanti ia sudah siap untuk
ku bawa ke hutan .” kata raksasa. “Tentu
saja tuan. Aku tidak akan mengecewakanmu kata ujar mbok sarni. Setelah seminggu
berlalu .” Hai perempuan tua, aku kembali untuk menangih janji ! cepat serahkan
anak perempuanmu ! teriak si raksasa. “ Maaf tuan raksasa, timun mas sedang
menjaul kayu kekampun.”Kata Mbok Sarni dengan setengah marah raksasa itu
berteriak. “ Baiklah , kuberi waktu satu
minggu lagi. Jika anakmu tidak kau serahkan kepadaku, akan kuhancurkan rumahmu”
Mbok Sarni semakin ketakutan dengan
ancaman si raksasa. Timun emas berkata, “Ibu, janganlah bersedih. Relakanlah
aku menjadi santapan raksasa itu” kata Timun Emas. “Tapi anak akan membiarkanmu
menjadi mangsa raksasa jahat itu. Ibu akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu.”
Kemudian Mbok Sarni pergi menemui seorang kakek sakti yang tinggal digunung.
Kakek itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir garam dan sepotong
terasi.
Seminggu kemudian raksasa itu datang lagi “ cepat serahkan anakmu atau kuhancurkan
rumah beserta drimu ! aku sudah sangat lapar ! “ teriak raksaas “maaf, taun
raksasa. Anakku sudah berjalan kehutan, “ kata mbok sarni berbohong. Pada saat
itu Timun Emas sudah keluar rumah melalui pintu belakang dan membawa semua
benda yang diberikan kakek sakti dari gunung itu. Ternyata raksasa itu
menemukan Timun Emas dan mengejarnya.
Meskipun panik, Timun Emas melempar sebutir benih mentimun. Lalu benih itu
langsung berubah menjadi ladang mentimun yang besar-besar. Karena kelaparan, si
raksasa memakan mentimun itu. Setelah kenyang, ia kembali mengejar Timun emas.
Lalu timun emas melempar sebuah duri dan duri itu berubah menjadi sebuah hutan
bambu. Tubuh raksasa itu tetap mengejar mangsanya. Kali ini Timun Emas melempar
sebutir garam dan berubah menjadi lautan yang laus. Raksasa itu berenang untuk
mengejar Timun Emas.
Lalu Timun Emas melempar sepotong terasi dan terasinya berubah menjadi
lumpur hisap. Raksasa itu berteriak meminta tolong. Ia pun tewas terhisap
lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa jahat itu. Kehidupan Timun Emas dan Mbok
Sarni membaik. Timun Emas bertemu dengan seorang pangeran lalu mereka menikah.
Timun Emas dan Mbok Sarni dibawa oleh pangeran itu ke istananya. Mereka Pun
Hidup Bahagia Selamanya.
No comments:
Post a Comment