MAKALAH SEJARAH KEGEMILANGAN ISLAM
MAKALAH SEJARAH MASA KEGEMILANGAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan
berkembang luasnya lembaga- lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah
formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaanIslam.
Lembaga-lembaga pendidikan, sekolah – sekolah dan universitas –universitas
tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan
pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui
lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan danpengembangan berbagai macam
aspek budaya kaum muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai
jawaban terhadap tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa –
bangsa baru yang memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan
jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri
yang tumbuh sangat pesat.
Kebudayaan Islam telah berkembang demikian cepatnya
sehingga menjadi unggul dan bahkan menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada
zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini, bukan saja mendatangkan
kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan bagi
umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.Dalam perkembangan
kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu
faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor ekstern,
yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh
dari luar tersebut, hanyalah berupa sekedar sebagairangsangan atau tantangan
saja, agar potensi pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri bisa tumbuh dan
berkembang. Yang paling menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin,
terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sebagaimana
terangkum dalam Al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam itu?
2. Apa saja yang
faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan
pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam
masa lalu itu.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian
dikenalsebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah
berkembang lembaga–lembaga pendidikan Islam yang bersifat non formal.
Lembaga–lembaga ini berkembang terus dan bahkan bersamaan dengan tumbuh dan
berkembangnya bentuk – bentuk lembaga pendidikan non formal yang semakin luas.
Diantara lembaga – lembaga
pendidikan Islam yang bercorak non formal tersebut adalah :
Kuttab
sebagai lembaga pendidikan dasar Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar
kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah tempat
belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah yang mula – mula belajar menulis
huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi
Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negeri Hirah. Sewaktu
agama Islam diturunkan Allah sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis
dan membaca.ayat alquran yang pertama diturunkan adalah memerintahkan untuk
membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan
sarana utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Karena
tulis baca semakin terasa perlu maka khuttab sebagai tempat belajar tulis
membaca terutama bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada mulanya kuttab
dilaksanakan dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah
menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul
jenis kuttab yang disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga
mengajarkan membaca alquran dan pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya,
berkembang kuttab tersebut manjadi lembaga pandidikan dasar yang bersifat
formal yang mengajarkan ilmu bacaan, hitungan, tulisan, dan tempat para remaja
belajara dasar-dasar ilmu agama fiqih, hadis, dan bahasa.
Pendidikan
rendah di istana Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para
pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan
anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek
karena itu mereka memanggil guru-guru khusus pad anak-anak mereka. Pendidikan
di istanberbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada umumnya. Istana,
orang tua yang membuat rencana pembelajaran agarselaras dengan anaknya dan
tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut
mu’addib, karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan,
pengetahuan-pengetahuan orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
Toko-toko
kitab Pada permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan
islam sudah tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab.
Saudagar-saudagar buku itu bukanlah semata- semata mencari keuntungan akan
tetapi kebanyakan mereka sastrawa-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai
pedagang kita agar mereka dapat kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah
dan bergaul dengan para ulama dan para pujangga. Dengan demikian toko-toko
kitab berkembang fungsinya sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu
untuk berdiskusi, berdebat dalam berbagai masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi
lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Rumah-rumah para ulama Walaupun sebenarnya
rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan pelajaran namun pada zaman
kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah para
ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya
: Rumah Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis,
Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
Majelis
atau salon kesusastraan Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang
diadakan khalifah untuk membahas macam- macan ilmu pengetahuan. Majelis ini
bermula sejak khalifah al rasyidin. Pada harun alrasid (170- 193 hijriyah)
majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar bisaa karena khalifah sendiri
adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan sehingga khalifah
aktif didalamnya. Di samping itu pada masa tersebut dunia islam diwarnai oleh
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masanya sering di adakan pelombaan antar
ahli-ahli syair, perdebatan antar fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana
berbagi macan ilmu pengetahuan, juga diadakan sayembara diantara ahli kesenian
dan pujangga
B. Faktor-Faktor
yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam
1. Berdirinya sekolah-sekolah Diantara faktor-faktor yang
menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah bahwa:
Khalaqah-khalaqah
(lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang didalamnya juga
terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling
mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam masjid.
Keadaan demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut
keluar lingkaran masjid dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang
kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari
khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
Dengan
berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka
diperlukan semakin banyak khalaqahkhalaqah (lingkaran pengajaran ),yang tidak
mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid. Di samping itu terdapat
faktor-faktor lainnya, yang mendorong bagi para penguasa dan pemegang
pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan
yang terpisah dari masjid antara lain:
i.
Pada
masa Turki mulai berpengaruh dalam pemrintahan bani abbasiyah, dan untuk
memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha menarik hati
kaum muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan pendidikan dan pengajaran
bagi rakyat umum.
ii.
Mereka
mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan segala
sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping dengan
harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap mendapat
ampunan pahala dari tuhan.
Para
pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil mengumpulkan
harta kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya kekayaan tersebut
tidak bisa diwariskan kepada anak-anaknya kaerna diambil oleh sultan, anak-anak
mereka hidup terlantar dan hidup dalam kemiskinan. Di samping itu, didirikannya
madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan usaha untuk mempertahankan
dan mengembangakan aliran keagamaan dari para pembesar Negara yang
bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus
diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut
akan berkembanga dalam masyarakat.
C. Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu
Harun Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang
mana periode pertama disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga
1250 M.,sejak lahirnya islam sampai hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan
pada periode kedua disebut dengan periode pertengahan yaitu dari hancurnya
baghdad sampai timbulnya ide-ide baru di Mesir yaitu sejak tahun 1250 hingga
1800 M. Dan terakhir periode modern yaitu mulai tahun 1800 M. hingga sekarang.
Dan adapun bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu
antara lain:
Kurikulum
kurikulum dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar
pada bidang study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural,
materi kurikulum semakin luas. Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran
berkisar pada belajar menulis, membaca Al-Quran, keimanan, ibadah, akhlak,
dasar ekonomi, dasar politik, dan kesatuan. Setelah wilayah Islam semakin luas,
Islam harus bersentuhan dengan budaya masyarakat non Islam yang menyebabkan
permaslahan social semakin kompleks. Problem social tersebut pada akhirnya
berpengaruh besar terhadap kehidupan keagamaan dan intelektual Islam, termasuk
ilmu helenistik yang terjalin kontak dengan Islam. Perkembangan kehidupan
inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam Islam membawa situasi lain bagi
kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti tafsir,
hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi,
dan kedokteran Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah
tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam
berbagai kasus-kasus lain dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan
sebagian prinsip-prinsip pokok agama. Sedangkan untuk anakanak amir dan
penguasa, kurikulum tingkat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana bisanya
ditegaskan pentingnya pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang,
cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan
fikih.
Metode
Pengajaran Metode pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam
proses belajar mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari
seorang guru kepada anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses
internalisasi dan pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa
yang disampaikan gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada masa Masa
Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
Metode lisan Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan
dapat berupa diskusi. Dikte (imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan
yang dianggap baik dan aman sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat
membantunya terutama bagi yang daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al
asma`), yaitu guru membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan,
sedangkan murid mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan
kepada murid untuk menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya
digunakan untuk membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam
pendidikan Islam dengan cara perdebatan.
Metode
hafalan Metode ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang
sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid
mengeluarkan kembali pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia
dapat merespon, mematahkan lawan, atau memunculkan ide baru.
Metode
tulisan Metode ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini di
samping bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya
bagi penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak.
c. Kehidupan Murid Ciri utama kehidupan murid
dalam pendidikan tingkat dasar adalah :
1.
Diharuskannya belajar membaca dan menulis.
2. Bahan
pengajarannya menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena dikhawatirkan
mereka membuat kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3.
Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
4. Pada sekolah dasar tidak ditentukan lamanya
belajar dan tergantung pada kemampuan anak- anak.
5. Hubungan guru dan murid sebagai hubungan
orang tua dan anak. Pada pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih
guru yang mereka sukai yang dianggapnya paling baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan
lembaga-lembaga pendidikan Islam non formal diantaranya; kuttab, pendidikan
rendah di istana, toko-toko kitab, rumah para ulama, majelis atau salon
kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi), rumah sakit,
perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan
pendidikan Islam; adanya lembaga-lembaga formal seperti sekolah-sekolah atau
madrasah-madrasah, terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain
yang lebih dahulu maju, dan pengaruh-pengaruh dari Persia, India dan pengaruh
Hellenisme di masa Abbasiyah. Dari perkembangan lembaga-lembaga serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu sendiri maka
lahirlah bentuk-bentuk kejayaan pendidikan islam pada masa klasik diantaranya;
Kurikulum, metode pengajaran, kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam. Apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat kekurangan penulis meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada
dosen mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam ini untuk memberikan saran dan
kritik yang membangun untuk makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa
memberkahi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Asrohah, Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT
Raja Grafindo Persada.
Zuhairini. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment