1

loading...

Tuesday, December 11, 2018

MAKALAH SEJARAH KEGEMILANGAN ISLAM

MAKALAH SEJARAH KEGEMILANGAN ISLAM 

MAKALAH SEJARAH MASA KEGEMILANGAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang luasnya lembaga- lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaanIslam. Lembaga-lembaga pendidikan, sekolah – sekolah dan universitas –universitas tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan danpengembangan berbagai macam aspek budaya kaum muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa – bangsa baru yang memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat pesat.
Kebudayaan Islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini, bukan saja mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.Dalam perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari luar tersebut, hanyalah berupa sekedar sebagairangsangan atau tantangan saja, agar potensi pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. Yang paling menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan pendidikan Islam itu?
2.       Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu?
3.       Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam.
3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu.


BAB II
PEMBAHASAN
 A. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
            Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenalsebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga pendidikan Islam yang bersifat non formal. Lembaga–lembaga ini berkembang terus dan bahkan bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk – bentuk lembaga pendidikan non formal yang semakin luas.
 Diantara lembaga – lembaga pendidikan Islam yang bercorak non formal tersebut adalah :
              Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah yang mula – mula belajar menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negeri Hirah. Sewaktu agama Islam diturunkan Allah sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis dan membaca.ayat alquran yang pertama diturunkan adalah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Karena tulis baca semakin terasa perlu maka khuttab sebagai tempat belajar tulis membaca terutama bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada mulanya kuttab dilaksanakan dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul jenis kuttab yang disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga mengajarkan membaca alquran dan pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya, berkembang kuttab tersebut manjadi lembaga pandidikan dasar yang bersifat formal yang mengajarkan ilmu bacaan, hitungan, tulisan, dan tempat para remaja belajara dasar-dasar ilmu agama fiqih, hadis, dan bahasa.
                       Pendidikan rendah di istana Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka memanggil guru-guru khusus pad anak-anak mereka. Pendidikan di istanberbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada umumnya. Istana, orang tua yang membuat rencana pembelajaran agarselaras dengan anaknya dan tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut mu’addib, karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan, pengetahuan-pengetahuan orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
         Toko-toko kitab Pada permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan islam sudah tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab. Saudagar-saudagar buku itu bukanlah semata- semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka sastrawa-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai pedagang kita agar mereka dapat kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah dan bergaul dengan para ulama dan para pujangga. Dengan demikian toko-toko kitab berkembang fungsinya sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu untuk berdiskusi, berdebat dalam berbagai masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
     Rumah-rumah para ulama Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan pelajaran namun pada zaman kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya : Rumah Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
       Majelis atau salon kesusastraan Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas macam- macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah al rasyidin. Pada harun alrasid (170- 193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar bisaa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan sehingga khalifah aktif didalamnya. Di samping itu pada masa tersebut dunia islam diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masanya sering di adakan pelombaan antar ahli-ahli syair, perdebatan antar fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana berbagi macan ilmu pengetahuan, juga diadakan sayembara diantara ahli kesenian dan pujangga

 B.  Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam
1. Berdirinya sekolah-sekolah Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah bahwa:
            Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut keluar lingkaran masjid dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
       Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka diperlukan semakin banyak khalaqahkhalaqah (lingkaran pengajaran ),yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid. Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang mendorong bagi para penguasa dan pemegang pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid antara lain:
                                i.            Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam pemrintahan bani abbasiyah, dan untuk memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha menarik hati kaum muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum.
                              ii.            Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping dengan harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap mendapat ampunan pahala dari tuhan.
              Para pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil mengumpulkan harta kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya kekayaan tersebut tidak bisa diwariskan kepada anak-anaknya kaerna diambil oleh sultan, anak-anak mereka hidup terlantar dan hidup dalam kemiskinan. Di samping itu, didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan usaha untuk mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut akan berkembanga dalam masyarakat.
C. Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu
Harun Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang mana periode pertama disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga 1250 M.,sejak lahirnya islam sampai hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan pada periode kedua disebut dengan periode pertengahan yaitu dari hancurnya baghdad sampai timbulnya ide-ide baru di Mesir yaitu sejak tahun 1250 hingga 1800 M. Dan terakhir periode modern yaitu mulai tahun 1800 M. hingga sekarang. Dan adapun bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu antara lain:
            Kurikulum kurikulum dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar pada bidang study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural, materi kurikulum semakin luas. Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran berkisar pada belajar menulis, membaca Al-Quran, keimanan, ibadah, akhlak, dasar ekonomi, dasar politik, dan kesatuan. Setelah wilayah Islam semakin luas, Islam harus bersentuhan dengan budaya masyarakat non Islam yang menyebabkan permaslahan social semakin kompleks. Problem social tersebut pada akhirnya berpengaruh besar terhadap kehidupan keagamaan dan intelektual Islam, termasuk ilmu helenistik yang terjalin kontak dengan Islam. Perkembangan kehidupan inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam Islam membawa situasi lain bagi kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti tafsir, hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi, dan kedokteran Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam berbagai kasus-kasus lain dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan sebagian prinsip-prinsip pokok agama. Sedangkan untuk anakanak amir dan penguasa, kurikulum tingkat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana bisanya ditegaskan pentingnya pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fikih.
           Metode Pengajaran Metode pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa yang disampaikan gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada masa Masa Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
              Metode lisan Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi. Dikte (imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik dan aman sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama bagi yang daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al asma`), yaitu guru membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan kepada murid untuk menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya digunakan untuk membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam dengan cara perdebatan.
               Metode hafalan Metode ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid mengeluarkan kembali pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia dapat merespon, mematahkan lawan, atau memunculkan ide baru.
                       Metode tulisan Metode ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini di samping bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya bagi penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak.
 c. Kehidupan Murid Ciri utama kehidupan murid dalam pendidikan tingkat dasar adalah :
1. Diharuskannya belajar membaca dan menulis.
2. Bahan pengajarannya menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena dikhawatirkan mereka membuat kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3. Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
 4. Pada sekolah dasar tidak ditentukan lamanya belajar dan tergantung pada kemampuan anak- anak.
 5. Hubungan guru dan murid sebagai hubungan orang tua dan anak. Pada pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih guru yang mereka sukai yang dianggapnya paling baik.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko kitab, rumah para ulama, majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi), rumah sakit, perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam; adanya lembaga-lembaga formal seperti sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain yang lebih dahulu maju, dan pengaruh-pengaruh dari Persia, India dan pengaruh Hellenisme di masa Abbasiyah. Dari perkembangan lembaga-lembaga serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu sendiri maka lahirlah bentuk-bentuk kejayaan pendidikan islam pada masa klasik diantaranya; Kurikulum, metode pengajaran, kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.

B.       Saran
 Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan penulis meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada dosen mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam ini untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberkahi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairini. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment