1

loading...

Wednesday, March 27, 2019

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM “PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM”


MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM
“PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM”

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S Ar-Rum : 30)
Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses pekembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.[2] Dengan demikian, maka agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan sebaik-baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan fitrah anak didik.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peseta didik dalam pendidikan Islam memiliki aspek-aspek penting yang perlu kita kaji dan kembangkan dalam kajian pendidikan. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang pengertian peserta didik dalam pendidikan Islam, kebutuhan-kebutuhan peserta didik, karakteristik peserta didik, dan sifat-sifat serta kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Peserta Didik Dalam Pandangan Islam?
2.      Karakteristik Peserta Didik Dalam Pandangan Islam?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Peserta Didik Dalam Pandangan Islam
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta  sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikina dapat di simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam proses ini peserta didik akan banyak sekali menerima bantuan yang mungkin tidak disadarinya, sebagai contoh seorang peserta didik mendapatkan buku pelajaran tertentu yang ia beli dari sebuah toko buku. Dapat anda bayangkan betapa banyak hal yang telah dilakukan orang lain dalam proses pembuatan dan pendistribusian buku tersebut, mulai dari pengetikan, penyetakan, hingga penjualan.
Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan keindividuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya. Dalam konteks ini seorang pendidik harus mengetahuai ciri-ciri dari peserta didik tersebut.
a.       Ciri-ciri peserta didik :
1.      kelemahan dan ketak berdayaannya
2.      berkemauan keras untuk berkembang
3.      ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kemampuan)
4.      kriteria peserta didik :
Syamsul nizar mendeskripsikan  enam kriteria peserta didik, yaitu :
b.      peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
c.       peserta didik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan
d.      peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
e.       peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
f.       peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Didalam proses pendidikan seorang peserta didik yang berpotensi adalah objek atau tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang secara langsung berperan sebagai subjek atau individu yang perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuai dengan keberadaan individu itu sendiri. Sehingga dengan pengakuan tersebut seorang peserta didik akan mengenal lingkungan dan mampu berkembang dan membentuk kepribadian sesuai dengan lingkungan yang dipilihnya dan mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya pada lingkungan tersebut.
Sehingga agar seorang pendidik mampu membentuk peserta didik yang berkepribadian dan dapat mempertanggungjawabkan sikapnya, maka seorang pendidik harus mampu memahami peserta didik beserta segala karakteristiknya. Adapun hal-hal yang harus dipahami adalah :
1.      kebutuhannya
2.      dimensi-dimensinya
3.      intelegensinya
4.      kepribadiannya.
Allah SWT berfirman :
salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Q.S. Al – Qashas 28:26).
Tiap-tiap dari kalian adalah penggembala, dan tiap-tiap orang diantara kalian akan bertanggung jawab tentang gembalanya. (al-hadits).

B.     Karakter  Peserta  Didik  Dalam  Pendidikan Islam
Setiap  aktivitas  pendidikan,  umum maupun  Islam  tentu  memiliki  sumber- sumber norma. Pendidikan sebagai aktivitas yang  normatif  dibatasi  oleh  peraturan-peraturan tertentu yang digunakan sebagai landasan  berpijak.  Dengan  demi kian, pendidikan Islam memiliki landasan utama yang bersumber pada ajaran-ajaran Islam. Al-Qur’an menurut Abdurrahman Shalih (1994:152), sebagaimana yang dikutip dari Thabram  dan  S.  Arifin,  memiliki  spesifikasi pandangan  kependidikan.  Beberapa  idiom yang  banyak  dijumpai  dalam  al-Qur ’an seperti perkataan “rabb” sebagai akar kata tarbiyah merupakan konsep pendidikan yang secara konvensionai masih digunakan hingga sekarang. Di samping itu pula al-Qur’an memiliki beberapa  keistimewaan  dalam  usaha pendidikan manusia di antaranya adalah:
1.      Menghormati akal manusia;
2.      Bimbingan ilmiah;
3.      Tidak menentang fitrah manusia;
4.      Penggunaan  kisah-kisah  untuk tujuan pendidikan; dan
5.      Memelihara  keperluan-keperluan sosial (Hasan Langgulung, 1995:36- 37).
Sumber  pendidikan  Islam  yang  paling utama    adalah   al-Qur ’an    yang    juga merupakan  sumber  pertama  dalam  ajaran Islam.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat Langgulung (1995: 196) menyatakan bahwa tidaklah  berlebihan  kita  menjadikan  al-Qur’an sebagai sumber pertama yang patut menjadi  tempat  peng-ambilan  pendidikan Islam  kita.  Demikian  juga  Zakiyah  Darajat (1996:21)  berpendapat  bahwa  pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur’an sebagai sumber utama yang merumuskan berbagai teori pendidikan Islam. Salamet Jurnal Pelopor Pendidikan 40 Oleh  karena  itu,  bertolak  dari  pe- mahaman  terhadap  al-Qur’an  khususnya surat al-Kahfi ayat 66-67, peserta didik agar sukses dalam belajarnya, ia harus:
1.      Menunjukkan minat yang tinggi,
2.      Tawadhu’
3.      Tha’at,
4.      Berambisi untuk memperoleh ilmu,
5.      Sopan santun,
6.      Sabar,
7.      Optimis, dan
8.      Ikhlas.
Karakteristik-karakteristik tersebut yang dapat dipahami dari surat al-Kahfi ayat 66-67  tentu  memiliki  implikasi  logis  terhadap diri peserta didik yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan demikian, implikasi  pendidikan  dari  karakter  peserta didik dalam ayat al-Qur’an tersebut, yaitu:
1.      Peserta  didik  dalam  melaksanakan proses  belajar  mengajar  harus memiliki niat yang lurus. Niat  yang  lurus,  merupakan  langkah awal  untuk  membangun  unsur  psikologi manusia yang kokoh, tangguh, tidak mudah patah  semangat,  sehingga  suatu  aktivitas dilalui  dengan  penuh  keyakinan.  Dalam pendidikan Islam, niat yang lurus itu terpusat pada  Allah  SWT  sebagai  sumber  ilmu  dan kebahagiaan.  Oleh  karena  itu,  niat  dalam belajar  terkonsentrasi  pada  upaya  untuk memperoleh  ilmu  yang  bermanfaat  yang dianugerahkan oleh Allah Swt.
2.      Peserta  didik  dalam  melaksanakan proses  belajar  mengajar  harus memiliki kesucian hati. Sifat-sifat yang dituntut dalam mencari ilmu  tersebut  dalam  pendidikan  Islam mengarah    pada    konsekuensi    untuk mensucikan hatinya dari sifat kotor, hasud, dan akidah yang lemah agar ia mampu menangkap ilmu dan menghapalnya serta menyingkap  berbagai  rahasianya.  Dalam  pendidikan  Islam,  ilmu  itu  datang  dari  Allah, sehingga  untuk  mendapatkannya  perlu mendekatkan diri kepada Allah. Untuk dapat dekat dengan Allah, tiada lain yaitu dengan cara membersihkan hati dari sifat-sifat yang hina dan kotor. Hal ini didasarkan pula bahwa ilmu adalah ibadahnya hati dan taqarubnya Jiwa kepada Allah. Sebagaimana shalat tidak sah  kecuali  suci  dari  najis,  maka  ilmu  pun tidak  sah  kecuali  bersi hnya  hati  dari kejelekan  karakter.  Hal  inilah  yang  menyebabkan  seseorang  akan  mendapatkan ilmu yang bermanfaat sehingga menggapai derajat yang tinggi. Sebagai  pribadi,  peserta  didik  harus bersih  hatinya  dari  kotoran  dan  dosa  agar dapat  dengan  mudah  dan  benar  dalam menangkap  pelajaran,  menghapal  dan meng-amalkannya.
3.      Peserta  didik  dalam  proses  belajar mengajar  harus  memiliki  akhlak yang mulia. Peserta didik yang sedang belajar harus  bersikap tawaddu’ rendah hati pada ilmu dan guru.  Di  samping  ia  juga  harus  menjaga keridhaan gurunya. Ia jangan menggunjing di  sisi  gurunya,  juga  jangan  menunjukkan perbuatan yang buruk, mencegah orang lain yang menggunjing gurunya. Dalam pada itu, ia berupaya untuk lebih dekat dengan guru agar  mendapatkan  pemahaman  yang sempurna  dan  tidak  sulit,  bersikap  sopan santun  ketika  mengadakan  proses  belajar mengajar, karena yang demikian itu berarti menghormati guru dan memuliakan majelis ilmu,  jangan  mengajukan  pertanyaan  atau permasalahan kecuali setelah mendapatkan izin dari guru. Bersamaan dengan itu jangan bertanya,  tentang  sesuatu  di  luar  masalah yang dibahas, kecuali masalah itu diketahuinya, karena hal itu akan kurang menyenangkan hati guru. Selanjutnya,  peserta  didik  bersikap sabar,  dan  menjauhkan  diri  dari  perlakuan yang  kurang  baik  dari  gurunya  dan  jangan menutup  diri  dan  terus  berupaya  menyertainya dengan menduga tetap ada nilai.

  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta  sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Setiap  aktivitas  pendidikan,  umum maupun  Islam  tentu  memiliki  sumber- sumber norma. Pendidikan sebagai aktivitas yang  normatif  dibatasi  oleh  peraturan-peraturan tertentu yang digunakan sebagai landasan  berpijak.  Dengan  demi kian, pendidikan Islam memiliki landasan utama yang bersumber pada ajaran-ajaran Islam. Al-Qur’an menurut Abdurrahman Shalih (1994:152), sebagaimana yang dikutip dari Thabram  dan  S.  Arifin,  memiliki  spesifikasi pandangan  kependidikan. 





DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment