1

loading...

Tuesday, March 19, 2019

MAKALAH PENDEKATAN DAN METODE ILMU PENDIDIKAN ISLAM


MAKALAH PENDEKATAN DAN METODE ILMU PENDIDIKAN ISLAM 

BAB I

PENDAHULUAN

Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Metode Pembelajaran merupakan cara atau tekhnik pengkajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guna saat pengkajian bahan pelajaran, baik secara individual maupun kelompok.
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan didukung oleh metode dan pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila sudah menggunakan kedua sistem diatas maka komponen-komponen pendidikan akan berjalan dengan baik, khususnya pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran metode dan pendekatan tidak bisa dipisahkan karena kedua unsur ini merupakan alat dan cara yang digunakan untuk menunjang kelancaran pendidikan. Dilihat dari permasalahan diatas, maka penulis membuat makalah ini dengan judul “Pendekatan dan Metode dalam Pendidikan Islam ” 

1.      Apa pengertian pendekatan dalam pendidikan Islam?
2.      Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan Islam?
3.      Apa pengertian metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam?
4.      Apa saja macam-macam metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam?

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Dapat memahami proses pendekatan dalam pendidikan Islam
2.      Memahami metode pengajaran dalam pendidikan Islam



BAB II

PEMBAHASAN

Pendekatan adalah suatu proses untuk mengidentifikasi kebutuhan, menyelesaikan masalah, menemukan persyaratan untuk memilih alternatif pemecahan masalah, mendapatkan metode-metode dan alat-alat serta mengimplementasikannya, untuk kemudian dievaluasi.[1]
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain metode-metode memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang berdasarkan skill yang dimilikinya.

Pendidikan Islam dan Pengajaran Islam dapat diterima oleh obyek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat multi approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal berikut :[2]
     1.      Pendekatan Religius, yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan. Pandangan ini memandang bahwa ajaran Islam yang bersumberkan Kitab suci Alquran dan sunah Nabi menjadi sumber inspirasi dan motivasi pendidikan Islam.
      2.      Pendidikan Filosofis, yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo rationale”, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya. Berdasarkan pendekatan filosofis, ilmu pnedidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber pada kitab suci Alquran dan sunah Nabi Muhammad SAW.
     3.      Pendekatan Sosio Kultural, yang bertumpu pandangan bahwa manusia dipandang sebagai “homo sosius” dan “homo sapines” dalam kehidupan bermasyarakat yang berkebudayaan. Dengan demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangan kebudayaannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan dan individunya. Pendekatan sosio kultural memandang bahwa pendidikan Islam merupakan sarana enkulturasi (pembudayaan) umat manusia melalui agama Islam. Sebagai alat enkulturasi, pendidikan Islam berwatak lentur yang akomodatif terhadap asprasi umat Islam di satu segi dan berwatak iluminatif (menerangi) terhadap kemajuan pemikiran aktual dan intelektual serta kontekstual terhadap kebutuhan hidup yang seirama dengan tuntunan ajaran Islam.
     4.      Pendekatan Scientific, dimana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (koginit), berkemauan (konatif) dan merasa (emosional atau affektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan abalisis-analitis dan reflektif dalam berfikir.pendekatan ini menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang berada  dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah  dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses kependidikan.
     5.      Pendekatan Sistem (System Approach), dalam konteks ini pendidikan Islam dipandang sebagai proses yang terdiri dari sub-sub sistem atau  komponen-komponen yang saling berkaitan  dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.[3]
      6.      Pendekatan Historis, dimana analsis ilmu pendidikan Islam dilihat dari latar belakang historis, berarti menempatkan sasaran analisis pada fakta-fakta sejarah umat Islam yang berawal dari Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah saw. Analisis yang berdasarkan pendekatan historis mebatasi studi pada ruang lingkup pemikiran tentang proses dan nilai-nilai perkembangan sasaran analisis, dari sudut pandang sejarah.[4]
Selanjutnya, menurut Akmal Hawi, bahwasannya pelaksanaan PAI disekolah umum pada dasarnya melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler yang satu sama lain melengkapi, yaitu :[5]
     1.      Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagaaman kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan,
    2.      Pendekatan pembiasan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa megamalkan ajaran agamanya.
     3.      Pendekatan emosional yaitu usaha untuk mengunggah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami dan mngehayati ajaran agamanya.
   4.      Pendekatan rasional yaitu memberikan peranan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran jaran agama.

Metode Berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya “melalui” dan hodos yang artinya” jalan atau cara”. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan[6]
Metode mempunyai peranan penting dalam upaya menjamin kelangsungan proses belajar mengajar lebih-lebih lagi bagi seorang guru yang akan menyampaikan meteri pelajaran, cara dalam penyampaian materi tersebut dapat diterima oleh murid, sesuai dengan apa yang diharapkan guru dan sekolah dalam proses belajar mengajar.
Menurut winarno surakhmad bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :[7]
    1.      Anak didik
    2.      Tujuan
    3.      Situasi
    4.      Fasilitas
    5.      Guru

Pada dasarnya metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendekatan Islam. Selain itu, metode pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia diatas. luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya. Berikut jenis-jenis metode pendidikan menurut para ahli pendidikan antara lain, adalah:[8]
       a.       Metode situasional yang mendorong manusia didik untuk belajar dengan perasaan gembira dalam berbagai tempat dan keadaan. Metode ini dapat memberikan kesan-kesan yang menyenangkan, sehingga melekat pada ingatan yang cukup lama.
        b.      Metode Tarhib wa Targhib, mendorong manusia didik untuk belajar suatu bahan pelajaran atas dasar minat yang berkesadaran pribadi, terlepas dari paksaan atau tekanan mental. Belajar berdasarkan motif-motif yang bersumber dari kesadaran pribadi dipandang oleh ahli psikologi suatu kegiatan yang positif yang membawa keberhasilan proses belajar.
        c.       Metode belajar yang berdasarkan condotioning dapat menimbulkan konsentrasi perhatian anak didik ke arah bahan-bahan pelajaran yang
disajikan oleh guru (pendidik).
       d.      Metode yang berdasarkan prinsip bermakna, menjadikan anak didik menyukai dan bergairah untuk mempelajari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan perasaan suka tersebut proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar, karena manusia didik menyadari bahwa yang dipelajari gurunya terdiri dari bahan-bahan ilmu pengetahuan yang akan memberikan makna bagi hidupnya lebih lanjut.
     e.       Metode dialogis yang melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan murid akan mendorong untuk saling memberi dan menerima (take and give) antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.
f.       Prinsip inovasi dalam proses belajar mengajar menjadikan manusia didik diberi pelajaran ilmu pengetahuan bagus yang dapat menarik minat mereka. Mereka didorong secara aktif dan inovatif serta kreatif melalui metode inquiry (menyelidiki) dan metode discovery (menemukan) fakta-fakta pengetahuan yang baru dari lingkungan sekitar dirinya sendiri.
       g.      Metode pemberian contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) terhadap manusia didik, terutama anak-anak yang belum mampu berpikir kritis, akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pembawa dan pengenal nilai-nilai agama, kultural dari ilmu pengetahuan akan memperoleh manfaat dalam mendidik anak apabila menerapkan metode ini, terutama dalam pendidikan akhlak dan agama serta sikap mental anak didik. Sistem sekolah aktif dalam melahirkan metode “belajar dengan berbuat” (learning by doing) dari ahli Amerika Serikat oleh Miss Helen Parkhuest. Dalam proses pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri metode ini lebih banyak mendapatkan perhatian dalam berbagai kesempatan. Pengaruh praktik dalam proses belajar mengajar telah banyak diselidiki oleh para ahli pendidik yang membuktikan bahwa dengan melalui praktik, seseorang akan lebih mendalam dan diingat dalam jangka lama daripada hanya belajar teori saja. Dalam penelitian dapat diketahui berbagai pengaruh cara belajar sebagai berikut:
1)      Belajar hanya dengan mendengarkan (learning by learning) hanya berhasil diserap oleh manusia didik sebesar 15 persen materi pelajaran.
2)      Belajar dengan menggunakan mata (visualisasi) dapat menghasilkan 55 persen dari bahan yang disajikan.
3)      Belajar dengan praktik menghasilkan apersepsi sampai dengan 90 persen dari bahan yang diajarkan.
h.      Metode yang menitikberatkan pada bimbingan yang berdasarkan rasa kasih sayang terhadap anak didik akan menghasilkan rasa kasih sayang terhadap anak didik akan menghasilkan kedayagunaan proses belajar mengajar. Rasa kasih sayang akan mampu memperlancar kegiatan belajar dari hambatan-hambatan psikologis akibat ketakutan atau keresahan batin dan sebagainya.
i.        Di samping metode-metode di atas, dalam pendidikan Islam masih didapati metode-metode lain seperti metode cerita, metode metafora, metode tanya jawab, metode induktif, metode verbalistik, metode pemberian hukuman dan pemberian hadiah.
1)      Metode cerita banyak terdapat dalam al-Quran yang bertujuan suatu cerita adalah untuk menunjukkan fakta kebenaran. Pengulangan suatu cerita menunjukkan bahwa cerita tersebut amat besar artinya bagi manusia untuk dijadikan ingatan dan peringatan serta bahan pelajaran yang diambil hikmahnya bagi kehidupan generasi berikutnya. Seluruh cerita dalam al-Quran adalah mengandung iktibar yang bersifat mendidik manusia. Dari segi psikologis, metode cerita mengandung makna reinforcement (penguatan) kepada seseorang untuk bertahan uji dalam berjuang melawan keburukan. Khusus bagi Nabi Muhammad SAW., cerita dalam Al-Quran adalah untuk menguatkan tekad Nabi dalam perjuangan melawan musuh-musuh, yaitu kaum kafir dan musyrikin.
2)      Metode tanya jawab atau dialogis, seperti telah disinggung dalam metode butir lima di atas perlu ditambahkan sedikit contoh tentang penerapannya seperti dialog Tuhan dengan Nabi Ibrahim dalam surah al-Anbiya ayat 21 yang Artinya: Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?
3)      Metode dengan metafora, yang tujuannya untuk memudahkan pengertian manusia didik tentang suatu konsep melalui pertimbangan akal. Misalnya firman Alah dalam surah al-Ankabut ayat 41 tentang perumpamaan orang-orang yang mengambil perlindungan selain dari Allah digambarkan sebagai laba-laba yang membuat rumahnya yang sangat lemah. Firman Allah yang artinya: Artinya: Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah, dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Dalam surah Ibrahim ayat 18, Allah menggambarkan bahwa amalan orang kafir bagaikan abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang, mereka tidak mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang mereka usahakan (di dunia) dan yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Firman Allah yang artinya:"orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
4)      Metode hukuman dan hadiah atau pemberian (tsawab/pahala) dan iqab (siksa) yang tujuan pokoknya untuk membangkitkan perasaan tanggung jawab manusia didik. Efektifitas ini terletak pada hubungannya dengan kebutuhan individual. Seorang anak didik bila diberi hadiah, akan merasa bahwa hal itu merupakan bukti tentang penerimaan dirinya dalam berbagai ukuran norma-norma kehidupan (dalam hal ini misalnya dalam kegiatan belajar) dan karena diberi hadiah ia menjadi tenang dan tenteram hatinya. Rasa tenang dan aman adalah merupakan kebutuhan anak didik dalam belajar, sedangkan hukuman sebaliknya, merupakan ancaman terhadap rasa aman itu.

BAB III

PENUTUP

Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang berdasarkan skill yang dimilikinya.
Berikut adalah Macam-Macam Pendekatan Dalam Pendidikan Islam :
a.       Pendekatan Religius
b.      Pendidikan Filosofis
c.       Pendekatan Sosio Kultural
d.      Pendekatan Scientific
e.       Pendekatan Sistem
f.       Pendekatan Historis

Metode Berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya “melalui” dan hodos yang artinya” jalan atau cara”. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Macam-macam metode dalam pendidikan Islam adalah :
a.       Metode situasional
b.      Metode Tarhib wa Targhib
c.       Metode belajar yang berdasarkan condotioning
d.      Metode yang berdasarkan prinsip bermakna
e.       Metode dialogis
f.       Prinsip inovasi dalam proses belajar mengajar
g.      Metode pemberian contoh teladan yang baik
h.      Metode yang menitikberatkan pada bimbingan yang berdasarkan rasa kasih sayang terhadap anak didik.
i.        Di samping metode-metode di atas, dalam pendidikan Islam masih didapati metode-metode lain seperti metode cerita, metode metafora, metode tanya jawab, metode induktif, metode verbalistik, metode pemberian hukuman dan pemberian hadiah.

Dari makalah yang kami buat semoga akan menjadikan manfaat bagi kita semua. Namun, penulis menyadari dari pembuatan makalah ini banyak sekali kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA


Arifin.2016.Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teorititis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Basuki dan Ulum, Miftahul.2007.Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorog: STAIN Po PRESS.
Hawi,Akmal.2013.Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.




[1] Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teorititis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. (Jakarta: PT. Bumi Aksara). 2016. Hlm. 83.
[2] Basuki dan Miftahul Ulum. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. ( Ponorogo: STAIN Po PRESS). 2007. Hlm. 141
[3] Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teorititis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. (Jakarta: PT. Bumi Aksara). 2016. Hlm. 90.
[4] Arifin, Ibid. Hlm. 119-120.
[5] Akmal Hawi. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2013. Hlm. 26.
[6] Ibid. Hlm. 27
[7] Ibid. Hlm. 28-29.
[8] Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teorititis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. (Jakarta: PT. Bumi Aksara). 2016. Hlm. 152-158.

No comments:

Post a Comment