1

loading...

Tuesday, April 2, 2019

MAKALAH SHOLAT


MAKALAH SHOLAT

PENGERTIAN SALAT
Secara etimologi salat berarti doa dan secara terminology (istilah), para ahli Fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah salat berarti ‘Beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, yang beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Secara hakiki salat ialah ‘Berhadapan hati, jiwa dan raga kepada Allah, kita sembah dengan perkataan dan perbuatan’. Dalam pengertian lain salat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan(gerakan) yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa salat adalah suatu ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan berupa penyerahan diri secara lahir batin kepada Allah dalam rangkah ibadah dan memohon ridho-Nya.
A.      HAKIKAT SALAT
Hakikat salat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah dengan cara yang dapat mendatangkan perasaan takut dan cinta kepada-Nya, serta menumbuhkan dalam jiwa akan kebesaran-Nya. Sedangkan jiwa shalat adalah menghadap Allah dengan khusyu’, ikhlas dan kesadaran hati baik dalam berdzikir maupun memuji. Meski semua ibadah kepada Allah adalah baik, tapi shalat adalah ibadah yang terbaik. Demikian dinyatakan oleh Al-Qur’an. Hadis, dan ungkapan para ulama dan sufi. Rasulullah bersabda : “Sebaik-baiknya amal adalah salat pada waktunya.” Sayidina Ali bin Abi Thalib menyatakan : “Sesungguhnya amal perbuatan yang paling disukai Allah adalah salat.
A.      MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN SALAT?
Ketika mendengar kata ’kewajiban’, seringkali kita merasa ’tertekan’. Atau ’terpaksa’. Dan muncul ’keengganan’ pada tingkat tertentu untuk menjalankan perintah itu. Sebaliknya ketika mendengar kata ’dilarang’, kita menjadi merasa ingin tahu. Dan ketika mendengar kata ’dibolehkan’, hati kita malah merasa ’biasa-biasa’ saja. Kewajiban beribadah, sama sekali bukan untuk Allah. Karena Dia memang dzat yang tidak membutuhkan apa-apa dari makhluk-Nya. Justru, makhluk-lah yang membutuhkan Dia. Jika semua makhluk di alam semesta tidak menuhankan Dia, Allah tetap saja Tuhan Penguasa seluruh alam. Tidak berkurang sedikit pun keagungan-Nya.
Ternyata desain kita memang makhluk ibadah. Manusia dan jin diciptakan memang sebagai makhluk ibadah. Sehingga, jika tidak beribadah kita akan menemui masalah. Seluruh kewajiban yang kita terima dari Allah itu sebenarnya adalah untuk memaksimumkan seluruh potensi kita sebagai manusia. Dan memunculkan sikap istiqomah alias kestabilan hidup. Manusia itu diciptakan dengan sifat lupa yang selalu melekat dalam dirinya. Manusia bila memperoleh kesuksesan cenderung lupa. Apabila lupa telah menguasai dirinya, maka dia mudah menjadi sombong. Bahkan yang mendapat kesusahan saja juga sering lupa. Apabila orang yang ditimpa kesusahan ini lupa kepada Allah, dia pasti mengalami frustasi, putus asa yang akan menjerumuskannya pada jalan yang tidak di ridhoi Allah.
B.       TUJUAN DAN FUNGSI SALAT
Tujuan utama salat adalah agar manusia selalu mengingat Allah, dengan mengingat Allah maka akan selalu berbuat ma’ruf dan takut atas perbuataan yang munkar dan salat juga akan memperoleh ketenangan jiwa. Salat di didahulukan dengan thaharah berarti membersihkan badan yang menjadi syarat shalat, seperti wudhu atau tayamum. Bertayamum dilakukan karena tidak memperoleh air ketika hendak shalat, ini merupakan rukhsah yang memberikan isyarat bahwa shalat itu wajib dan terjadi masyaqah maka ada keringanan-keringanan yang menyebabkan selalu dilaksanakan dan tidak ditinggalkan. Bersih pakaian dan tempat shalat, menghadap qiblat, pada waktu yang telah ditentukan dan menutup aurat
       FUNGSI SALAT :
1.      Salat adalah pencegah dari perbuatan buruk
Sesungguhnya, shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”(QS Al-Ankabût [29]: 45). Perbuatan keji adalah semua perkataan dan perbuatan yang mengotori kehormatan dan kesucian diri, sementara yang mungkar adalah apa saja yang ditolak oleh syariat



2.      Salat adalah sumber petunjuk
Rasulullah bersabda, Salat adalah sumber cahaya.” Barang siapa yang memeliharanya, ia akan mendapatkan cahaya dan petunjuk. Dan barang siapa yang tidak memeliharanya, maka tiada cahaya atau petunjuk baginya
3.      Salat adalah sarana kita meminta pertolongan dari Allah SWT
Mintalah pertolongan denga sabar (dalam sebagian tafsir, sabar diartikan sebagai puasa) dan salat (QS Al-Baqarah [2]: 45)
4.      Salat adalah pelipur jiwa
Allah Swt. berfirman, “… dirikanlah salat untuk mengingat-Ku” (QS Thâ Hâ [20]: 13-14). “Dan bukankah  dengan mengingat-Ku, hati menjadi tenteram?” (QS Al-Ra‘d [13]: 28). Diriwayatkan bahwa setiap kali Rasul mengalami kesedihan atau kegundahan, beliau akan memerintahkan kepada Bilal, “Senangkan kami, wahai Bilal.” Maksud beliau, hendaklah Bilal mengumandangkan iqamah agar Rasul dan para sahabatnya dapat melakukan shalat setelah itu. Pada kesempatan lain, beliau menyatakan, “Dijadikan bagiku shalat sebagai penyejuk jiwaku.”
5.      Mengacu pada penemuan – penemuan mutakhir yang menyatakan bahwa kesehatan tubuh dan penyakit sebenarnya berasal dari jiwa, dan banyak penyakit tubuh sesungguhnya dapat disembuhkan melalui ketenangan jiwa dan bahwa banyak penyakit tubuh sesungguhnya dapat disembuhkan melalui ketenangan jiwa, maka shalat dapat dilihat sebagai sarana kesehatan tubuh juga. Dan, sehubungan dengan ini, telah banyak dilakukan penelitian untuk melihat manfaat mengerjakan shalat secara teratur bagi kesehatan tubuh.

Sesungguhnya di samping fungsi utamanya sebagai sarana beribadah kepada-Nya, mengembangkan keimanan kepada suatu Zat Maha kuasa dan Maha Penyayang yang kepada-Nya kita dapat mempertautkan kecintaan dan keimanan, serta memperhalus akhlak adalah fasilitas yang dianugerahkan-Nya kepada kita untuk meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari. Banyak orang bersusah payah mencari jalan dalam mencapai hal ini dengan mengembangkan bahkan lari kepada obat-obat penenang atau kebingungan serta tekanan stres dan depresi.



D. AKHLAK DALAM SALAT
Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam menjalankan salat :
1.    Latihan kedisiplin
Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu. Dengan senantiasa menjaga keteraturan ibadah dengan sunguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk berdisiplin terhadap waktu
2.    Latihan kebersihan
Seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudlu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci. Di sini, kebersihan yang dituntut bukanlah secara fisik semata, akan tetapi meliput aspek non-fisik sehingga diharapkan orang yang terbiasa melakukan shalat akan bersih secara lahir maupun batin.
3.    Latihan konsentrasi
Salat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan salat.
4.    Latihan kebaikan
Bacaan-bacaan di dalam salat adalah kata-kata baik  yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan
5.    Latihan kebersamaan
Dalam mengerjakan salat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan salat sendiri-sendiri. Dengan salat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan salat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.

E.       HIKMAH SALAT
Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliknya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berhadapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.
Melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan sifat rendah hati karena menyadari bahwa manusia diciptakan untuk menghambakan diri kepada Allah dengan kewajiban menghambakan diri dan mematuhi kepada hukum-hukum yang datang dari Allah SWT dan jika ibadah shalat itu dilaksanakan secara berjama’ah maka akan membawa dampak positif bagi pembinaan persatuan dan kesatuan antara umat Islam itu sendiri serta menumbuhkan rasa kebersamaan di berbagai bidang.

F.       MAKNA SPRITUAL SALAT
1.      Rahasia Sujud
Sujud benar-benar mengingatkan kita bahwa manusia berasal dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan akhirnya juga ia kembali ke tanah lalu masuk ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah.
2.      Rahasia Di Balik Salat
Seorang yang salat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada. Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan waktu yang teratur.
3.      Rahasia Bangkit dari Sujud
Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri sebagai manusia ditumpahkan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua sujud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai betul-betul bejana dalam bentuk rongga ini bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya kesucian.
4.      Rahasia Salam
Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam puncak pendakian. Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi raji'un (Kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya/QS al-Baqarah [2]:156).
Ketika dalam tasyahhud  maka yang bersangkutan merasakan sebuah perasaan misteri, seolah-olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti terbebas dari beban yang selama ini menggunung di pundaknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus.
G. ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN SALAT                                         
Barang siapa meninggalkan salat tanpa alasan yang dibenarkan syariat, pada hari kiamat Allah SWT tidak akan mempedulikannya, bahkan Allah SWT akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Diriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah SAW berkata, ”Katakanlah, ya Allah, janganlah Engkau jadikan seorang pun di antara kami celaka dan diharamkan dari kebaikan. “Tahukah kalian siapakah orang yang celaka, dan diharamkan dari kebaikan? “Siapa, ya, Rasulullah?” “Orang yang meninggalkan salat,” jawab Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi'raj, Rasulullah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya seperti sedia kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” “Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan sholat”. Jawab Jibri
Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT.
Enam Siksaan di dunia :
1.      Dicabut keerkahan umurnya
2.      Dihilangkan tanda-tanda keshalihan wajahnya
3.      Segala amal baiknya tidak akan mendapatkan pahala
4.      Doanya tidak akan dikabulkan/diterima
5.      Tidak termasuk bagian dari do’anya orang-orang shalih
6.      Keluar ruhnya (mati) tanpa membawa iman
Tiga siksaan ketika meninggal :
1.      Mati dalam kondisi terhina
2.      Mati dalam keadaan lapar
3.      Mati dalam keadaan haus, yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya
Tiga siksaan di alam kubur :
1.      Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya saling bersimpangan
2.      Tubuhnya dipanggang di atas bara api siang dan malam
3.      Dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja’ul Aqra’ yang akan menerkamnya karena menyia-nyiakan salat. Ular itu akan menyiksanya, yang lamanya sesuai dengan waktu shalat
Tiga siksaan yang menimpanya waktu bertemu dengan Allah :
1.      Apabila langit telah terbuka, maka malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai. Panjang rantai tersebut tujuh hasta. Rantai itu digantungkan ke leher orang tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya. Lalu malaikat mengumumkan : ” Ini adalah balasan orang yang menyepelekan perintah Allah”. Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata : ” seandainya lingkaran rantai itu jatuh ke bumi pasti dapat membakar bumi.”
2.      Allah tidak memandangnya dengan pandangan kasih sayang-Nya Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih.
3.      Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meninggalkan shalat, dan sesungguhnya dalam neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut “Lam-lam”. Di dalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta, panjangnya sepanjang perjalanan sebulan. Ular itu menyengat orang yang meninggalkan shalat sampai mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.”

No comments:

Post a Comment