LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
“ Fried Bread Saiyo”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian,
keterampilan dan juga keatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk
mndapatkan pekerjaan yang menjanjikan sesuai dengan lmu dan bidangnya
masing-masing. Apalagi sekarang ini dunia bisnis sudah menggunakan teknologi
yang canggih untuk memudahkan setiap kegiatan usahanya.
Seperti usaha makanan yang terlihat sekarang ini yang dulu nya
belum banyak kreasi sekarang sudah sangat
kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha dengan menanfaatkan
teknologi yang canggih. Sebagai contoh sekarang ini masyarakat sudah tidak
susah lagi untuk mencari resep makanan yang disukainya, hanya dengan bergabung
dengan grub-grub resep berbagai kreasi masakan di berbagai jaringan sosial
seperti facebook dan instagram dan juga bisa lansung cari di google. Begitu
juga dengan pemasaran yang juga sudah sangat terbantu dengan kemajuan berbagai
jaringan sosial ini, dengan demikian diperlukan pengetahuan luas tentang
teknologi.
Usaha roti goreng merupakan peluang usaha yang menarik dikembangkan,
karena tingginya permintaan masyarakat. Walaupun, usaha bakeri sudah cukup
banyak ditemui di kota Bengkulu, tetapi masih jarang ditemui dilokasi Tugu Hiu
terutama di sekitar Prumnas Griya Tugu Hiu Saiyo, padahal usaha ini sangat
menjanjkan jika dilihat dari data masyarakat di sekitar Prumnas Griya Tugu Hiu
Saiyo, Dilihat dari banyaknya masyarakat di sekitar Prumnas Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu yang mempunyai anak-anak yang
masih kecil hingga anak-anak remaja SMP
dan SMA yang sering ditinggal pergi oleh orang tua nya kerja hingga sore bahkan
malam hari sehingga mereka terbiasa dengan makanan yang berupa snack seperti
roti goreng dan juga orang-orang tua nya
yang mempunyai profesi yang tergolong sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk
menyiapkan makanan karena pergi pagi dan pulang sore bahkan malam, mereka juga
lebih sering membeli makanan diluar berupa snack-snack yang tentunya dapat
dijadikan peluang usaha.
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari bapak Darmawansyah
selaku kepala dusun setempat, data penduduk di Prumnas Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu ada 57 (lima puluh tujuh)
KK yang terdiri dari 208 orang yang
tersebar di 7 (tujuh) blok dari blok A hingga G, dimana 85% dari setiap KK itu
sudah menikah dan sudah mempunyai anak satu hingga tiga orang yang rata-rata
masih balita 10% , anak-anak yang belum sekolah hingga SD 20 % ,remaja siswa
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi 15% dan dewasa 55%, dan juga masyarakat di
sekitar perumnas Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu
yang mana rumah-rumah penduduk baik rumah pribadi maupun prumnas sudah sangat
padat sekali yang rata-rata penduduknya pekerja yang tidak punya banyak waktu
untuk memasak dikarenakan kesibukan pekerjaan, serta juga dengan penerimaan
orderan via online juga bisa menambah target pasar. Oleh karena itu, penulis
berminat melakukan penelitian pada usaha ini, untuk mengetahui apakah usaha ini
layak untuk dikembangkan di sekitar kawasan Tugu Hiu.
1.2
Rumusan Masalah
2.
Bagaimana
perkembangan penjualan produk roti goreng di tinjau dari aspek pasar?
3.
Apakah
usaha roti goreng ini mampu bersaing dipasaran?
1.3
Tujuan
2.
Menganalisa
perkembangan penjualan produk roti goreng di pasar
3.
Untuk
mengetahui apakah usaha roti goreng ini mampu bersaing dipasaran atau tidak
1.4.1
Manfaat
1.
Bagi
pihak internal atau pemilik usaha sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan
yang dapat digunakan sebagai dasar membuat kebijakan mengenai pengembangan usaha di masa yang akan datang
2.
Bagi
pihak eksternal dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan pembelajaran
dibidang studi kelayakan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Aspek Pasar
A.
Pengertian
Aspek Pasar
Menurut Stanton dalam buku studi
kelayakan bisnis karangan Husein Umar
( 2007, p35) pasar adalah kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan
untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, ada
tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu: orang dengan segala
keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
Menurut Umar (2007, p35) pasar
menurut para ahli merupakan tempat pertemuaan antara penjual dan pembeli, atau
saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk
suatu harga.
Menurut
Rangkuti (2012, p4) dalam studi kelayakan bisnis, aspek pasar membahas tentang
besarnya permintaan, penawaran dan harga. Permintaan dan penawaran dalam pasar
dilakukan dengan menggunakan metode forcast atau peramalan selama beberapa
tahun kedepan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar permintaan dan
penawaran dari pasar sehingga menghindari terjadinya kelebihan produksi yang mengakibatkan
kerugian pada investor. Harga juga harus diperhatikan dalam aspek ini, dimana
harga yang ditentukan harus dipertimbangkan dengan barang sejenis lainnya
sehingga konsumen tidak ragu dalam membeli produk atau jasa. Jadi, yang dmaksud
dengan aspek pasar adalah suatu
pandangan jauh kedepan atau padangan bagaimana jangkauan yang akan terjadi pada
masa depan tentang saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga.
B. Gambaran Umum Industri
Salah satu unit
usaha yang layak untuk dijalankan adalah unit usaha penjualan roti goreng. unit
usaha ini sangat menjanjikan terlebih
ketika pesaing belum banyak dan tingkat produksinya masih rendah, hal ini
tentulah dapat dijadikan peulang bagi pembisnis baru terlebih lagi keuntungan
yang ditawarkan dalam usaha ini juga sangat menggiurkan. Dan data yang didapat dilapangan menunjukan bahwa
konsumen mengharapkan produk yang inovatif dan bervariasi serta harga yang
terjangku,yang masih susah ditemukan untuk saat ini, terutama di sekitar
prumnas tugu hiu saiyo ini, penjualan roti segar dengan kualitas yang baik
dapat menarik hati konsumen dan mendapatkan keuntungan yang memuaskan.
C. Bentuk Pasar
Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujuan pasar
mana yang akan kami masuki, dalam hal
ini ada dua bentuk pasar, yaitu:
a.
Pasar
produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha roti
goreng ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
b.
Pasar
konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen, karena produk kami hanya untuk
dibeli perorangan, dan keluarga saja, belum untuk dijual kembali.
c.
Mengukur
dan Meramal Permintaan
Di asumsikan:
Jumlah produsen roti goreng di
sekitar prumnas griya tugu hiu saiyo= 2 pesaing
Jumlah pembeli di setiap produsen =
65org x 30hr x 12bln = 23400 orang
Harga rata-rata = Rp. 1.000
Berdasarkan
data yang penulis dapat dari produsen roti goreng yang berjualan di prumnas
tugu hiu, konsumen biasanya membeli roti
goerng sebanyak sepuluh hingga dua puluh buah, jadi dari data tersebut
penulis simpulkan bahwa rata-rata
konsumen membeli sebanyak 15 buah roti goreng.
Berdasarkan
data yang diperoleh dapat diketahui berapa total permintaan pasar selama satu
tahun, dengan menggunakan rumus:
Q =
n x p x q
Q =
23400org x Rp. 1.000 x 15 buah
Q = Rp. 351.000.000
D. Segmentasi, Target dan Posisi di pasar
a.
Segmentasi
Berdasarkan
wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan menjadi segmen
pemasaran produk ini adalah masyarakat
yang ada di sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu.
b.
Targeting
Setelah
menentukan segmentasi pasar, maka yang akan dijadikan target pemasaran produk
ini adalah semua lapisan masyarakat yang
tinggal di daerah sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo. Produk ini banyak
diminati oleh masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di daerah-daerah,
karena produk ini dapat bergizi, praktis, dan dapat memuaskan konsumen.
c.
Positioning
Berdasarkan
keunggulan yang dimiliki produk ini, seperti bahan baku yang berkualitas baik,
inovasinya unik, diferensiasi produk pada satu jenis, keberagaman produk yang
dihasilkan dan proses produksi yang baik, serta dapat mengikuti selera
konsumen, maka posisi produk ini adalah produk yang berkualitas tinggi dengan
harga terjangkau dan akan disukai oleh target pemasaran produk ini.
2.2 Aspek Pemasaran
Menurut (Kasmir & Jakfar, 2012) pemasaran adalah
proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain. Menurut (Chrismardani, 2014) , sebuah program sederhana dari
komunikasi pemasaran terpadu yang dapat digunakan adalah memperkenalkan produk
kepada pelanggan dengan menggunakan brosur, banner (spanduk), diskon atau
produk sample (gratis), dan pemasaran online dapat digunakan sebagai alat
promosi dengan anggaran yang rendah.
Kajian aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui keadaan
objek dimasa lalu dan saat ini, sedangkan tujuan pemasaran dalam ilmu marketing
adalah untuk mengendalikan pasar diwaktu yang akan datang ( market driven).
Materi yang akan dbahas dalam aspek ini, antara lain:
1.
Permintaan
2.
Penawaran
3.
Proyeksi
permintaan dan penawaran
4.
Proyeksi
penjualan
5.
Produk
6.
Analisis
pesaing
7.
Pemasaran
dan implementasi strategi
Hal yang penting untuk diketahui dalam aspek pasar adalah seberapa
besar pasar potensial yang ingin dimasuki atau tersedia untuk masa yang akan
datang. Untuk mengetahui pasar potensial, maka perlu dilakukan pengukuran
terhadap permintaan, baik permintaan saat ini maupun masa yang akan datang.
menurut (Philp, 2006) bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus
menerus untuk mencapa tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan Menurut (Christian, 2013) , bauran pemasaran adalah suatu
perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi, yang
didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu
ditunjukan untuk mendapatkan respon yang dinginkan dari pasar sasaran. Bagi
pemasaran suatu produk barang, manajemen pemasaran dibagi menjadi 4 (empat)
komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi dan tempat (place),
dan promosi (promotion). Yang masing masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Produk
Produk berupa barang atau jasa yang dapat diklasifikasikan menurut
bentuk dan jenisnya, produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi
juga hendaknya berupa produk yang mudah, praktis, aman, tidak mahal, sederhana
dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
2.
Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang akan ditukarkan oleh konsumen
dengan segala manfaat dari memiliki atau menggunakan produk tersebut. Yang
nilainya ditetapkan oleh pembel dan penjual melalui proses tawar menawar, atau
yang ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua
pembeli.
3.
Distribusi
dan tempat (place)
Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk
memasarkan produknya, khususnya barang dengan cara membangun saluran
distribusi, yakni sekelompok organisas yang saling tergantung pada proses yang
memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumen.
4.
Promosi
Dalam mengkomunikasikan produk perlu dibuat suatu strategi yang
tepat dalam memenangkan persaingan atau dengan strategi yang disebut bauran
promosi, yang terdir atas empat komponen utama yatu periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan.
Penerapan pada pemasaran roti goreng
a.
Bahan
untuk membuat roti goreng:
500 gr terigu protien tinggi
10 sdm gula pasir
Telur 1 buah (untuk adonan roti)
Telur 1 (putihnya saja untuk bahan celupan ketepung panir
1 sdm fermipan
Air secukupnya
6 sdm mentega
Garam sejumput
b.
Cara
membuat:
1.
Campurkan
adonan kering seperti terigu, gula pasir, dan fermipan, aduk hingga rata lalu
masukkan telur
2.
Tuangkan
juga sedikit demi sedikit air, aduk hingga rata
3.
Masukkan
mentega dan garam, aduk kembali hingga adonan kalis
4.
Diamkan
sekitar 40 menit hingga adonan mengembang, tutupi adonan dengan serbet
5.
Setelah
adonan mengembang lalu kempeskan
6.
Bentuk
adonan menjadi kecil-kecil kemudian isi adonan dengan cokelat atau isian
lainnya hingga adonan terisi semuanya
7.
Diaamkan
kembali sekitar 30 menit dan tutupi menggunakan serbet
8.
Setelah
itu, celupkan kedalam putih telur, lalu gulingkan pada tepung panir
9.
Goreng
hingga matang, angkat dan tiriskan
10.
Roti
goreng siap disajikan
c.
Segmentasi
Berdasarkan
wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan menjadi segmen
pemasaran produk ini adalah masyarakat
yang ada di sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu.
d.
Keunggulan
kompetitif
Menggunakan
bahan-bahan yang berkualitas dan berbagai inovasi dengan varian isi, giat
melakukan promosi lewat sosial media serta harga yang tetap bersaing.
3.3
Aspek Perilaku Konsumen
Menurut (Mowen, 2002) ,
prilaku konsumen adalah studi tentang unti pembelian dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan, barang, jasa, serta de-ide.
Sedangkan menurut (Swastha & Handoko, 2000) perilaku kosumen (
consumer behanivior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu
yang secara lansung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan
jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
menetukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bisnis fried
bread saiyo diantaranya:
a.
Aspek
budaya
b.
Aspek
kelas sosial
c.
Aspek
kelompok anutan
d.
Aspek
keluarga
e.
Aspek
pengalaman
f.
Aspek
kepribadian
g.
Aspek
sikap dan keyakinan
h.
Aspek
konsep diri
Dalam klasifikasinya di bisnis fried bread saiyo konsumen dapat
dibedakan menjadi dua, diantaranya:
a.
Konsumen
individu
Adalah
konsumen yang melalukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadi
b.
Konsumen
industri
Adalah
konsumen yang melalukan pembelian atas nama dan untuk suatu lembaga atau
organisasi
3.4
Aspek Teknik Dan Teknologi
Menurut (Hoedi & Wahyudi, 2018) Ditinjau dari metode
penelitian, sebagian besar riset dilakukan melalui metode deskriptif dan
konseptual, sedangkan ditinjau dari aspeknya aspek bisnis dan teknologi menjadi
fokus riset para peneliti.
Menurut (Rangkuti, 2012) aspek teknik mempelajari tentang hal
yang berhubungan dengan operasional bsnis, seperti kapasitas produksi,
teknologi, skala produksi, proses produksi, lokas, tata letak, penjadwalan,
tingkat persediaan produk, serta semua aspek yang berhubungan dengan
operasional bisnis tersebut, dengan adanya aspek teknik dapat diperhitungkan
biaya yang diperlukan untuk investasi termasuk biaya operasional yaitu:
1.
Ketersediaan
bahan mentah
2.
Letak
pasar yang dituju
3.
Energy
( listrik dan air)
4.
Supply
tenaga kerja
5.
Fasilitas
transportasi
Faktor lain yang harus dipertimbangkan antara lain:
1.
Peraturan
pemerintah
2.
Topografi
3.
Iklim
4.
Sikap
masyarakat
5.
Rencana
perluasan bisnis dimasa yang akan datang
Penerapan pada usaha roti goreng
1.
Pemilihan
dan perencanaan produk
Untuk menghasilkan roti goreng yang enak dan berkualitas diperlukan
bahan baku dengan kualitas yang baik pula dan juga kreatifitas dan inovasi yang
tinggi dari tenaga kerjanya. Roti goreng yang dihasilkan atau diproduksi
memiliki berbagai varian isi diantaranya, cokelat, sayuran dan susu.
2.
Pemilihan
teknologi
Untuk membuat roti goreng ini teknologi yang digunakan sangat
sederhana, tetapi dapat memproduksi roti yang berkualitas tinggi.
3.
Perencanaan
jumlah produksi
Kapasitas jumlah produksi yang dihasilkan dalam sekali produksi
adalah sebanyak 75 buah roti goreng
4.
Perencanaan
tata letak ruangan
Tata letak ruangan pada suatu usaha sangat penting untuk
direncanakan, sebab hal ini berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan
yang nantinya akan berkaitan dengan pendapatan usaha. Untuk itu, pada usaha ini
letak usaha sangat strategis karena dekat dengan wilayah target pasar, hal ini
bertujuan untuk mempermudah penjualan produk. Recananya produk di produksi di
dapur dan di jual di depan rumah.
5.
Pengawasan
kualitas
Agar kualitas produk tetap terjaga, maka hal yang paling penting
dilakukan adalah pengawasan terhadap bahan baku yang digunakan lansung
dilakukan oleh produsen sendiri, kemudian lakukan pengawasan terhadap proses
produksi, apakah proses produksi nya baik dan berjalan semestinya atau apakah
ada sistem yang harus diperbaiki.
2.5 Aspek Manajemen Dan Sumber Daya Manusia
Menurut (Rangkuti, 2012) aspek manajemen
berkaitan dengan perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan bisnis yang akan
dijalankan oleh investor, aspek ini dibagi menjadi dua hal penting yaitu manajemen
waktu dan manajemen operasional (penjadwalan).
Menurut (Benny, 2008) Manajemen waktu
menekankan pada penyusunan rencana dan perkiraan waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan bisnis. Artinya penyusunan jadwal pekerjaan dibuat dengan
mengalokasikan waktu yang tersedia buat pelaksanaan masing-masing bagian dengan
waktu penyelesaian yang optimal. Penjadwalan meliputi:
1.
Daftar
pemeriksaan (check list)
2.
Jadwal
kegiatan penting (milestone)
3.
Diagaram
batang ( gantt chart), merupakan suatu metode sederhana dan mudah dimengerti
namun masih terdapat kekurangan, yaitu tidak dapat memperlihatkan hubungan dan
ketergantungan antar kegiatan
4.
Line
Scheduling Method (LSM), merupakan grafik hubungan antar waktu dengan lokasi,
lama oekerjaan, urutan pekerjaan.
5.
Network
planning, merupakan hubungan dan ketergantungan antar kegiatan, lintasan kritik
proyek, serta waktu akhir penyelesaian proyek
6.
Pada
network planning dikenal dengan dua macam cara yaitu, arrow dagram method, CPM,
dan PERT, serta precendence diagram method (PDM)
7.
Perencanaan
terhadap manajemen operasional akan berdampak pada kualitas kerja serta beban
biaya yang dikeluarkan. Ada tiga hal pokok dalam perencanaan manajemen
operasional, yaitu:
1.
Jenis
pekerjaan yang dperlukan
2.
Struktur
organisasi yang dibuat
3.
Persyaratan
dan penunjukan tenaga-tenaga yang akan mengisi jabatan tersebut.
Ketiga hal pokok dalam manajemen operasional tersebut mengandung
deskripsi pekerjaan, lingkup, tanggung jawab, koordinasi, dan lingkup
pengawasan.
Menurut (Subagyo, 2007) analisis aspek manajemen dan sumber
daya manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Job
Analysis, yaitu menganalsis jabatan yang diperlukan untuk menyelesaikan jenis
pekerjaan tertentu
2.
Job
Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan
untuk mengisi suatu jabatan
3.
Mendesain
struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organsasi yang menggambarkan
jenjang manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur pertanggungjawaban.
4.
Job
Description, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis
anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu
5.
Mendesain
sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secar lengkap untuk
semua jabatan dalam pekerjaan berdasrkan garis struktural dan fungsional.
6.
Sistem
pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan pelatihan untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktifitas, dan kinerja karyawan
secara keseluruhan.
Aspek manajemen yang harus dipenuhi dalam studi kelayakan bisnis
a.
Perencanaan
(planning)
Menurut (Nickels & James, 1997) yang dimaksud
dengan perencanaan (Planning), yaitu proses menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kencenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan
strategi serta taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
kecenderungan di dunia bisnis sekarang salah satu perencanaan yang biasa
dilakukan suatu usaha yaitu bagaimana cara merencanakan bisnis yang ramah
lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam
persaingan global, dan lain sebagainya. Perencanaan selain berfungsi dalam
kegiatan manajemen juga menentukan arah dan tujuan sebuah organisasi bisnis
atau perusahaan. Perencanaan juga berfungsi untuk meminimalisasi ketidakpastian,
sebagai pengarah, dan juga untuk menetapkan standar pencapaian kualitas dari
apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Perencanaan dari segi keluasan dan waktu terbagi tiga, diantaranya:
1.
Perencanaan
jangka panjang, adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam
organisasi atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan.
2.
Perencanaan
jangka menengah, adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka
menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang.
3.
Perencanaan
jangka pendek, adalah rencana yang djalankan untuk mencapai tujuan jangka
pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah
Menurut (Bringhamdan, 2001) Aspek manajemen pada
bagian perencanaan dapat dikaji dari 3 sisi sebagai berikut:
a.
Pendekatan
dalam bentuk perencanaan berdasarkan pendekatan campuran
b.
Fungsi
perencanaan dan rencana atau tujuan perencanaan
c.
Bentuk
perencanaannya antara lain perencanaan jangka panjang yaitu agar produk ini
dapat diterima oleh masyarakat sehingga dapat menembus pasar lokal, nasional
bahkan internasional. Perencanaan jangka menengah yaitu terus meningkatkan
kualitas, inovasi dan kreatifitas. Perencanaan jangka pendek yaitu agar
penjualan tahun ini dapat terus meningkat sehingga memperoleh laba yang besar.
b.
Pengorganisasian
( organizing)
Menurut (Nickels & James, 1997) yang dimaksud dengan
Pengorganisasian (Organizing), yaitu
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organsasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lngkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan organisasi.
Menurut (Stoner, Freeman, & Gilbert, 1995) , ada empat
pilar dalam pengorganisasian, diantaranya:
1.
Pembagian
kerja ( division of work)
2.
Pengelompokan
pekerjaan (departemettalization)
3.
Penentuan
relasi antar bagian dalam organsasi(hierarchy)
4.
Penentuan
mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau
koordinasi (coordination)
c.
Pergerakan
( actuanting), merupakan proses dimana cara terbaik dalam melakukan kegiatan
perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan tujuan
awal usaha atau bisnis.
d.
Pengendalian
(controlling)
Menurut (Nickels & James, 1997) yang dimaksud dengan
pengendalian (controlling) adalah proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Beberapa kegiatan yang terkait dengan fungsi pengendalian diantaranya:
1.
Mengevaluasi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan
2.
Mengambil
langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
3.
Melakukan
berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis
2.6 Aspek keuangan
Menurut (Umar, 2005)
dari sisi keuangan, usaha dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan
yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Kegiatan ini dilakukan
setelah aspek lain selesai dilaksanakan. Kegiatan pada aspek finansial ini
antara lain menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan
modal awal dan untuk pengadaan harta tetap usaha. Menurut (Harahap,
2014) ,
kemampuan menyusun laporan keuangan oleh pelaku UKM sangat berpengaruh terhadap
kinerja UKM tersebut serta akan menyulitkan dalam meminjam uang apabila tidak
ada laporan keuangan. Investasi. Menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) investasi adalah
mengorbankan uang sekedar untuk uang di masa yang akan datang Dalam analisis
finansial atau keuangan, terdapat beberapa hal yang harus dianalisis yaitu:
1.
Analisis
kas (Cash Flow)
2.
Biaya
Modal (Cost of Capital)
3.
Initial and Operasional Cash Flow
4.
Payback Period
5.
Internal Rate of Return
6.
Net Present value
7.
Profitability Indeks
Menurut (Kasmir &
Jakfar, 2010) Cash Flow merupakan
arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash
Flow menggambarkan beberapa uang yang masuk (Cash in) ke perusahaan
dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash Flow juga menggambarkan berapa
uang yang keluar (Cash Out) serta
jenis- jenis biaya yang dikeluarkan. Uang masuk dapat berupa pinjaman dari
lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Investasi
Rincian Biaya Perbulan (Asumsi)
1.
Biaya
pemasaran (promosi)
a.
Pulsa,
kouta dan brosur: Rp. 200.000
2.
Biaya
modal produksi
a.
Pembelian
bahan baku: Rp. 400.000
b.
Pembelian
alat: Rp. 200.000
3.
Biaya
operasional
a.
Biaya
bensin : Rp. 300.000
b.
Biaya
listrik: Rp. 150.000
c.
Biaya
gas: Rp. 250.000
Rekapitulasi Biaya
1.
Biaya
promosi: Rp. 200.000
2.
Biaya
modal produksi: Rp. 600.000
3.
Biaya
operasional: Rp. 700.000
Jadi total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 1.500.000
Proyeksi Pendapatan (asumsi)
Pendapatan per hari: 20 roti x Rp. 1.000 = Rp. 20.000
Keuntungan 1 roti adalah Rp. 1.000
Pendapatan keseluruhan selama 20 hari: 20 x 20.000 = Rp. 400.000
Operasional penjualan ( 1 bulan adalah 20 hari)
Berdasarkan data diatas, maka analisis metode penilaian investasi
usaha bisnis roti goreng adalah sebagai berikut:
A.
Metode
payback period ( PP)
Usaha roti goreng membutuhkan modal awal sebesar Rp. 1.500.000,
setiap tahunnya dapat menghasilkan arus
kas sebesar Rp.400.000, maka berdasarkan metode payback period modal dapat
dikembalikan dalam periode enam tahun.
= = 3,75= 4
bulan
Jadi,
modal bisa kembali
dalam waktu empat bulan.
B.
Metode
profitability index (PI)
Usaha roti goreng membutuhkan membutuhkan modal awal sebesar Rp. 1.500.000, setiap bulaannya dapat menghasilkan arus kas sebesar
Rp.400.000, jika pihak investor mengharapkan return 15 % perbulan, maka
berdasarkan metode profitability index usaha ini dapat dihitung sebagai
berikut:
=== 1.77
Jadi, berdasarkan analisis
metode profitability index maka usaha roti goreng dinyatakan menguntungkan dan
bisa diterima.
2.7 Aspek hukum
Menurut (Imaniyati, 2010) , suatu bisnis harus
memperhatikan aspek-aspek hukum yang menjadi rujukan dalam menjalankan roda
operasionalisasinya. Dan menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) aspek ini membahas
tentang masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen sebuah usaha, mulai dari
bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan
dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dmiliki
apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen
dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen
tersebut.
Menurut (Subagyo, 2007) usaha dalam bentuk apapun memerlukan
keabsahan legalitas karena faktor ini yang mnentukan keberlanjutan hidupnya.
Sebelum melakukan investasi di suatu daerah, pada saat menganalisis aspek-aspek
studi kelayakan, maka terlebih dahulu di lakukan evaluasi dan pra-penelitian
yang berlaku di daerah tersebut, agar tidak terjadi kerugian di kemudan hari,
apabila ternyata didaerah tersebut melarang bentuk usaha yang dimaksud.
Semua warga harus taat pada hukum yang berlaku di Negara dimana
tempat mereka tinggal, begitu juga setiap usaha. Setiap usaha yang berjalan tanpa
adanya pencatatan atau pendaftaran secara hukum, akan dianggap sebagai usaha
illegal dan akan dikenai sanksi jika terdeteksi di kemudian hari. Oleh karena
itu, sangat penting sekali memperhatikan aspek hukum dalam studi kelayakan
bisnis, karena suatu usaha yang awalnya dikatakan layak dari berbagai aspek,
dapat menjadi tidak layak karena aspek hukum yang belum terpenuhi.
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis berkaitan dengan masalah
perizinan, perizinan dalam hukum mencakup banyak hal, meliputi izin pendirian
usaha ( pendirian badan usaha), izin produk, izin lokasi, dan izin investasi.
Manfaat dari izin yang diajukan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
izin
pendirian usaha:
a.
merupakan
ajang promosi sehingga memudahkan pemasaran produknya
b.
untuk
memperoleh kepastian usaha sehingga memudahkan kerjasama dan perluasan usaha
dengan adanya penanaman modal dari pihak lain yang berminat
c.
mendapatkan
pembinaan dan dukungan pemerintah mengenai permodalan dengan kredit prioritas,
pameran produk, serta manjemen usaha.
d.
Terlindungi
dari praktek usaha yang tidak jujur
2.
Izin
produk:
a.
Membangun
kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk, seperti: standar kualitas (SNI),
makanan aman konsumsi (BPOM, Halal)
3.
Izin
lokasi:
a.
Keamanan
dan ketenangan dalam menjalankan suatu usaha di suatu lokasi
b.
Adanya
dukungan dari masyarakat sekitar
4.
Izin
investasi
a.
Agar
masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak
negatif dari adanya suatu investasi bisnis
Dari penjelasan diatas beberapa manfaat yang didapatkan dengan
memenuhi aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis, maka dapat disimpulkan bahwa
aspek hukum sangat penting dan berperan dalam kelansungan suatu bisnis,
disetiap tahap dan proses bisnis. Aspek hukum dapat mempengaruhi setiap aspek-
aspek dalam SKB, sehingga aspek hukum penting untuk diperhatikan sebelum
memdirikan suatu usaha.
2.8 Aspek ekonomi, sosial dan politik
Aspek ini di analisis untuk menganalisa kelayakan suatu bisnis
dilihat dari lingkungan eksternal perusahaan, juga untuk mengertahui seberapa
jauh lingkungan eksternal tersebut berpengaruh dan memberikan peluang sekaligus
ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat lainnya adalah untuk mengetahui
kontribusi seperti apa yang dapat diberikan perusahaan pada lingkungan
eksternalnya jika usulan proyek dapat terlaksana.
Menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) , aspek ekonomi,
sosial dan politik merupakan dampak yang timbul karena adanya investasi yang
lebih ditekankan pada masyarakat dan pemerintah. Jika dilihat dari aspek
ekonomi secara umum, dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau
investasi adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pemberian kesempatan
kerja bagi masyarakat, peningkatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan serta
meningkatkan perekonomian pemerintah lokal serta menghasilkan devisa bagi
negara.
Selanjutnya jika dilihat dari aspek sosial sebuah perusahaan tidak
akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
kelansungan hidup suatu perusahaan bergantung kepada masyarakat juga,
masyarakat sangat memegang peranan penting dalam sebuah usaha. Jadi, selain
bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, hendaknya perusahaan juga
memiliki tanggung jawab sosial.
Adapun analisis penulis mengenai aspek ekonomi, sosial dan politik
usaha roti goreng, diantaranya:
a.
Analisis
usaha roti goreng dilihat dari segi sosial
Menurut (Siswanto, 1993) , tujuan utama perusahaan adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya. namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup
sendiri, perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain, salah satu
komponen lain yang dimaksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka
keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Manfaat- manfaat sosial yang akan dterima masyarakat dengan adanya usaha ini
diantaranya:
1.
Membuka
lapangan kerja baru
2.
Meningkatkan
mutu hidup
3.
Memberikan
pengaruh positif kepada mayarakat sekitar
4.
Melaksanakan
alih teknologi
b.
Analisis
usaha roti goreng dilihat dari segi ekonomi
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar diberbagai media yang
secara lansung maupun tidak lansung yang dapat dimanfaatkan suatu badan usaha.
Data makro ekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai indikator
ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting alam rangka studi kelayakan
bisnis. analisis manfaat bisnis ditinjau dari segi ekonomi, dimaksudkan agar
bisnis dapat:
1.
Memberikan
kesempatan kerja kepada masyarakat
2.
Menggunakan
sumber daya lokal
3.
Turut
menyediakan kebutuhan konsumen sesuai dengan kemampuan
4.
Menambah
pendapatan
c.
Analisis
usaha roti goreng dilihat dari segi politik
Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat kondisi politik
yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu
produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisa kelayakan bisnis,
hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi
politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu
sehingga kajian menjadi layak, situasi politik dapat diketahui melalui
berita-berita dan media masa.
2.9 Aspek lingkungan (AMDAL)
Menurut (wiran tika , 2016) di dalam suatu bisnis perlu diterapkan
aspek amdal atau aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan dampak yang
ditimbulkan akibat usaha tersebut terhadap lingkungan sekitar. Dan menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mencapai tujuan AMDAL, antara lain:
1.
Mengidentifikasi
semua rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan terutama yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
2.
Mengidentifikasi
komponen-komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting
3.
Memperkirakan
dan mengevaluasi rencana usaha atau kegiatan usaha yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup
4.
Merumuskan
RKL dan RPL
Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL adalah:
1.
Sebagai
bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah
2.
Membantu
proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana
usaha dan kegiatan.
3.
Memberikan
masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha atau kegiatan
4.
Memberkan
masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan kegiatan
5.
Memberikan
informasi bagi masyarakat atas dampak yang akan ditmbulkan dari suatu rencana
usaha atau kegiatan.
Dari beberapa uraian di proyeksi kelayakan bisnis pada aspek
AMDAL, akan difokuskan pada polusi
dampak-dampak lain yang dapat mempengaruhi atau lingkungan di sekitar bisnis.
Syarat undang- undang AMDAL yang harus dipenuhi dalam pembukaan bisnis di
indonesia adalah:
1.
Undang-undang
nomor 32 tahun 2004 tentang pemerntah daerah
2.
Undang-undang
nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
3.
Undang-undang
nomor 11 tahun 2011 tentang pelaku usaha yang memanfaatkan air tanah wajib
membayar pajak sebesar 20 %
4.
Undang-undang
nomor 7 tahun 2004 tentang pelaku usaha yang memanfaatkan air tanah dibawah 50
liter/detik wajib memiliki jin UPL dan
UKL
5.
Peraturan
pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan
6.
Peraturan
pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
7.
Peraturan
negara lingkungan hidup nomor 13 tahun 2010 tentang pedoman pelaksanaan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup dan surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
8.
Peraturan
menteri negara lingkungan hidup nomor 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha
dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup
9.
Peraturan menteri lingkungan hidup nomor 1
tahun 2010 tentang tata laksana pengendalian pencemaran air.
2.10 Aspek persaingan
Menurut (zaini, 2017) , untuk menghadapi
persaingan dalam dunia bisnis perlu menetapkan dahulu segala sasaran-sasaran
dalam pemasaran setelah itu baru kemudian mencapai target yang telah ditetapkan
tersebut. Dan Menurut (Umar, 2005)
dalam strategi kompetitif yang dikemukakan oleh Michael E. Porter, dimana dalam
menganalisis persaingan terdiri dari 5 aspek yang harus diperhatikan, antara
lain:
1. Persaingan diantara perusahaan sejenis
Persaingan diantara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan
terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu
perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif
dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi
oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti
menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa,
memperpanjang garansi, meningkatkan promosi dan pembaharuan keemasan. Menurut
Porter yang dikutip (Umar, 2005) ,
tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Jumlah
kompetitor
b.
Tingkat
pertumbuhan industri
c.
Karakteristik
produk
d.
Biaya
tetap yang besar
e.
Kapasitas
f.
Hambatan
keluar
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,
inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa
pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya menjadi semakin tinggi
sehingga akan mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru
bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam
mengantsipasi pendatang baru. Jika pendatang baru merasakan kesulitan bersaing
terhadap pesaing yang telah ada, maka ancaman dari pendatang baru akan rendah.
Menurut (Umar, 2005)
terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke dalam
industri, sebagai berikut:
a.
Skala
ekonomi
b.
Diferensiasi
produk
c.
Kecukupan
modal
d.
Biaya
peralihan
e.
Akses
ke saluran distribusi
f.
Ketidakunggulan
biaya independen
g.
Peraturan
pemerintah
3. Potensi pengembangan produk substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi
produk yang sejenis, namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang
memproduksi produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari
industri denagn menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan
dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti sering kali
timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di
industri mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para pemain dalam
ndustri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang
ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menakkan harga.
Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar
pemasok semakn kecil. Menurut (Umar, 2005) ,
pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut:
a.
Jumlah
pemasok sedikit
b.
Produk/
pelayanan yang ada adalah untuk dan mampu menciptakan switching cost yang besar
c.
Tidak
tersedia produk substitusi
d.
Pemasok
mampu melakukan intergasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi
produk yang sama denagn yang dihasilkan perusahaan
e.
Perusahaan
hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
5. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan meminta penurunan harga,
tawar menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanna yang lebih baik,
serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting
dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan
relatif pembeliaannya dari industri yang bersangkutandibandingkan dengan
keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut (Umar, 2005) ,
ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu:
a.
Pembeli
membeli dengan jumlah besar
b.
Pembeli
mampu memproduksi produk yang diperlukan
c.
Sifat
produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d.
Pembeli
mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif terhadap harga
dan diferensiasi servis. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli,
sehingga pembeli dengan mudah mncara substitusinya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis pasar dan pemasaran pada bisnis Fried Bread
Saiyo, dapat disimpulkan bahwa bisnis ini layak untuk dijalankan karena
memiliki siasat untuk menangani masalah kelesuan penjualan roti yang terjadi
dengan meluncurkan produk dengan inovasi baru yakni roti goreng dengan varian
isi, sehingga usaha ini akan terus berjalan tanpa mengalami kerugian yang
sangat besar karena karena permintaan pasar akan produk roti goreng menglami
kelesuan. Selain itu, meskipun Fried Bread Saiyo belum mempunyai teknik khusus
dalam mempromosikan produknya dan belum memiliki outlet sendiri, tetapi usaha
ini mampu membuat produknya dikenal dipasaran karena terus melakukan promosi di
sosial media dan secara lansung.
Hasil analisis aspek teknis dan teknologi pada Fried Bread Saiyo
dikatakan layak untuk dijalankan, karena dalam produksinya pihak Fried Bread
Saiyo menjalankan segala langkah atau SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan
baik, hal ini dikarenakan pemilik bisnis dari Fried Bread Saiyo terjun lansung
dalam kegiatan produksi sehingga pengawasan akan kualitas produk menjadi lebih
terpantau. Dari segi letak usaha, prumnas Tugu Hiu ini cukup strategis dalam
menjalankan usaha, dekat dengan SMP dan masyarakat luas serta fasilitas umum
lainnya, serta mudah mendapatkan sumber daya air dan listrik.
Hasil pengamatan aspek manajemen pada Fried Bread Saiyo juga
dikatakan layak untuk dijalankan karena dapat disimpulkan bahwa sistem
manajemen pada usaha ini terbilang sederhana karena Fried Bread Saiyo masih
tergolong usaha kecil sehingga hampir seluruh proses produksi hanya ditangani
oleh pemilik saja dan orang-orang terdekatnya, sehingga sistem manajemen dapat
diperhitungkan dengan baik. Dan dalam analisis aspek sumber daya manusia pada
Fried Bread Saiyo sudah cukup layak, maksudnya tidak terdapat kesulitan atau
kekurangan sumber daya manusia.
Hasil analisis aspek finansial berdasarkan hitungan PP ( Payback
Period), dan PI ( Profitability Index) usaha Fried Bread Saiyo ini
layak untuk dijalankan karena nilai Payback Period nya empat bulan , lebih
singkat dari maksimum payback nya. Hasil hitungan PI lebih besar dari satu maka
usaha ini dinyatakan bisa diterima dan menguntungkan.
B.
Saran
Oleh karena itu, pada penelitian aspek-aspek pada usaha ini dapat
disarankan untuk menjalankan bisnis Fried Bread Saiyo karena ditinjau dari
analisis kelayakan bisnis dianggap layak.
DAFTAR PUSTAKA
Works Cited
Basu, S. D. (1993).
perilaku konsumen. Journal of Indonesian Ekonomy and Business , 29-41.
Bismala, L. (2017). model
manajemen. jurnal entreprenuer dan entreprenuership, 19-26.
Chrismardani, Y. (2014).
komunikasi pemasaran. Neo Bis, 179-189.
Christian, A. S. (2013).
bauran pemasaran. jurnal EMBA: jurnal riset ekonomi, manajemen, bisnis dan
akuntansi, 1-3.
Harahap, Y. R. (2014). kemampuan menyusun laporan
keuangan. jurnal riset akuntansi dan bisnis, 14.
Hoedi, P., & Wahyudi,
S. (2018). aspek teknik. Jurnal Teknik Industri, 17-26.
Imaniyati, N. S. (2010).
aspek-aspek hukum. journal citra aditya bakti.
RF, L., L, F., A, B.,
& REKA INTEGRA. (2013). Analisis kelayakan bisnis. Jurnalonline.
itenas.ac.id.
wiran tika , f. y. (2016). aspek amdal. journal
university of muhammadiyah malang.
zaini, m. (2017). aspek persaingan. journal
ETD Unsyiah.
Works Cited
Benny, A. (2008). Manajemen
Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Bringhamdan, H. (2001). Manajemen
Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Kasmir, & Jakfar.
(2012). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Nickels, & James, M.
M. (1997). Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Philp, K. (2006). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Rangkuti, F. (2012). Studi
Kelayakan Bisnis dan Investasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Stoner, Freeman, & Gilbert. (1995). Pengantar
Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subagyo, A. (2007). Studi
Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipata.
No comments:
Post a Comment