1

loading...

Thursday, June 20, 2019

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS “ Fried Bread Saiyo”

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ Fried Bread Saiyo”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian, keterampilan dan juga keatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk mndapatkan pekerjaan yang menjanjikan sesuai dengan lmu dan bidangnya masing-masing. Apalagi sekarang ini dunia bisnis sudah menggunakan teknologi yang canggih untuk memudahkan setiap kegiatan usahanya.
Seperti usaha makanan yang terlihat sekarang ini yang dulu nya belum banyak kreasi sekarang sudah sangat  kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha dengan menanfaatkan teknologi yang canggih. Sebagai contoh sekarang ini masyarakat sudah tidak susah lagi untuk mencari resep makanan yang disukainya, hanya dengan bergabung dengan grub-grub resep berbagai kreasi masakan di berbagai jaringan sosial seperti facebook dan instagram dan juga bisa lansung cari di google. Begitu juga dengan pemasaran yang juga sudah sangat terbantu dengan kemajuan berbagai jaringan sosial ini, dengan demikian diperlukan pengetahuan luas tentang teknologi.
Usaha roti goreng merupakan peluang usaha yang menarik dikembangkan, karena tingginya permintaan masyarakat. Walaupun, usaha bakeri sudah cukup banyak ditemui di kota Bengkulu, tetapi masih jarang ditemui dilokasi Tugu Hiu terutama di sekitar Prumnas Griya Tugu Hiu Saiyo, padahal usaha ini sangat menjanjkan jika dilihat dari data masyarakat di sekitar Prumnas Griya Tugu Hiu Saiyo, Dilihat dari banyaknya masyarakat di sekitar Prumnas Tugu Hiu Saiyo  Kota Bengkulu yang mempunyai anak-anak yang masih kecil hingga  anak-anak remaja SMP dan SMA yang sering ditinggal pergi oleh orang tua nya kerja hingga sore bahkan malam hari sehingga mereka terbiasa dengan makanan yang berupa snack seperti roti goreng  dan juga orang-orang tua nya yang mempunyai profesi yang tergolong sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan karena pergi pagi dan pulang sore bahkan malam, mereka juga lebih sering membeli makanan diluar berupa snack-snack yang tentunya dapat dijadikan peluang usaha.
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari bapak Darmawansyah selaku kepala dusun setempat, data penduduk di Prumnas Tugu Hiu Saiyo  Kota Bengkulu ada 57 (lima puluh tujuh) KK  yang terdiri dari 208 orang yang tersebar di 7 (tujuh) blok dari blok A hingga G, dimana 85% dari setiap KK itu sudah menikah dan sudah mempunyai anak satu hingga tiga orang yang rata-rata masih balita 10% , anak-anak yang belum sekolah hingga SD 20 % ,remaja siswa SMP, SMA dan Perguruan Tinggi 15% dan dewasa 55%, dan juga masyarakat di sekitar perumnas Tugu Hiu Saiyo  Kota Bengkulu yang mana rumah-rumah penduduk baik rumah pribadi maupun prumnas sudah sangat padat sekali yang rata-rata penduduknya pekerja yang tidak punya banyak waktu untuk memasak dikarenakan kesibukan pekerjaan, serta juga dengan penerimaan orderan via online juga bisa menambah target pasar. Oleh karena itu, penulis berminat melakukan penelitian pada usaha ini, untuk mengetahui apakah usaha ini layak untuk dikembangkan di sekitar kawasan Tugu Hiu.
1.2              Rumusan Masalah
2.      Bagaimana perkembangan penjualan produk roti goreng di tinjau dari aspek pasar?
3.      Apakah usaha roti goreng ini mampu bersaing dipasaran?
1.3              Tujuan
2.      Menganalisa perkembangan penjualan produk roti goreng di pasar
3.      Untuk mengetahui apakah usaha roti goreng ini mampu bersaing dipasaran atau tidak
1.4.1        Manfaat
1.      Bagi pihak internal atau pemilik usaha sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan yang dapat digunakan sebagai dasar membuat kebijakan mengenai  pengembangan usaha di masa yang akan datang
2.      Bagi pihak eksternal dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan pembelajaran dibidang studi kelayakan bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN
    2.1  Aspek Pasar
A.    Pengertian Aspek Pasar
Menurut Stanton dalam buku studi kelayakan bisnis karangan Husein Umar    ( 2007, p35) pasar adalah kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu: orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
Menurut Umar (2007, p35) pasar menurut para ahli merupakan tempat pertemuaan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
Menurut Rangkuti (2012, p4) dalam studi kelayakan bisnis, aspek pasar membahas tentang besarnya permintaan, penawaran dan harga. Permintaan dan penawaran dalam pasar dilakukan dengan menggunakan metode forcast atau peramalan selama beberapa tahun kedepan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar permintaan dan penawaran dari pasar sehingga menghindari terjadinya kelebihan produksi yang mengakibatkan kerugian pada investor. Harga juga harus diperhatikan dalam aspek ini, dimana harga yang ditentukan harus dipertimbangkan dengan barang sejenis lainnya sehingga konsumen tidak ragu dalam membeli produk atau jasa. Jadi, yang dmaksud dengan aspek pasar adalah  suatu pandangan jauh kedepan atau padangan bagaimana jangkauan yang akan terjadi pada masa depan tentang saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
B. Gambaran Umum Industri
Salah satu unit usaha yang layak untuk dijalankan adalah unit usaha penjualan roti goreng. unit usaha ini  sangat menjanjikan terlebih ketika pesaing belum banyak dan tingkat produksinya masih rendah, hal ini tentulah dapat dijadikan peulang bagi pembisnis baru terlebih lagi keuntungan yang ditawarkan dalam usaha ini juga sangat menggiurkan. Dan  data yang didapat dilapangan menunjukan bahwa konsumen mengharapkan produk yang inovatif dan bervariasi serta harga yang terjangku,yang masih susah ditemukan untuk saat ini, terutama di sekitar prumnas tugu hiu saiyo ini, penjualan roti segar dengan kualitas yang baik dapat menarik hati konsumen dan mendapatkan keuntungan yang memuaskan.
C. Bentuk Pasar
Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujuan pasar mana yang akan kami masuki,  dalam hal ini ada dua bentuk pasar, yaitu:
a.       Pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha roti goreng ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
b.      Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen, karena produk kami hanya untuk dibeli perorangan, dan keluarga saja, belum untuk dijual kembali.
c.       Mengukur dan Meramal Permintaan
Di asumsikan:
Jumlah produsen roti goreng di sekitar prumnas griya tugu hiu saiyo= 2 pesaing
Jumlah pembeli di setiap produsen = 65org x 30hr x 12bln = 23400 orang
Harga rata-rata = Rp. 1.000
Berdasarkan data yang penulis dapat dari produsen roti goreng yang berjualan di prumnas tugu hiu,  konsumen biasanya membeli roti goerng sebanyak sepuluh hingga dua puluh buah, jadi dari data tersebut penulis  simpulkan bahwa rata-rata konsumen membeli sebanyak 15 buah roti goreng.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui berapa total permintaan pasar selama satu tahun, dengan menggunakan rumus:
Q = n x p x q
Q = 23400org x Rp. 1.000 x 15 buah
      Q = Rp. 351.000.000
D. Segmentasi, Target dan Posisi di pasar
a.       Segmentasi
Berdasarkan wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan menjadi segmen pemasaran produk ini  adalah masyarakat yang ada di sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu.
b.      Targeting
Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan dijadikan target pemasaran produk ini adalah  semua lapisan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo. Produk ini banyak diminati oleh masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di daerah-daerah, karena produk ini dapat bergizi, praktis, dan dapat memuaskan konsumen.
c.       Positioning
Berdasarkan keunggulan yang dimiliki produk ini, seperti bahan baku yang berkualitas baik, inovasinya unik, diferensiasi produk pada satu jenis, keberagaman produk yang dihasilkan dan proses produksi yang baik, serta dapat mengikuti selera konsumen, maka posisi produk ini adalah produk yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau dan akan disukai oleh target pemasaran produk ini.
2.2 Aspek Pemasaran
Menurut (Kasmir & Jakfar, 2012) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut (Chrismardani, 2014), sebuah program sederhana dari komunikasi pemasaran terpadu yang dapat digunakan adalah memperkenalkan produk kepada pelanggan dengan menggunakan brosur, banner (spanduk), diskon atau produk sample (gratis), dan pemasaran online dapat digunakan sebagai alat promosi dengan anggaran yang rendah.  Kajian aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui keadaan objek dimasa lalu dan saat ini, sedangkan tujuan pemasaran dalam ilmu marketing adalah untuk mengendalikan pasar diwaktu yang akan datang ( market driven). Materi yang akan dbahas dalam aspek ini, antara lain:
1.      Permintaan
2.      Penawaran
3.      Proyeksi permintaan dan penawaran
4.      Proyeksi penjualan
5.      Produk
6.      Analisis pesaing
7.      Pemasaran dan implementasi strategi
Hal yang penting untuk diketahui dalam aspek pasar adalah seberapa besar pasar potensial yang ingin dimasuki atau tersedia untuk masa yang akan datang. Untuk mengetahui pasar potensial, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap permintaan, baik permintaan saat ini maupun masa yang akan datang.
menurut (Philp, 2006) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus menerus untuk mencapa tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan  Menurut (Christian, 2013) , bauran pemasaran adalah suatu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditunjukan untuk mendapatkan respon yang dinginkan dari pasar sasaran. Bagi pemasaran suatu produk barang, manajemen pemasaran dibagi menjadi 4 (empat) komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi dan tempat (place), dan promosi (promotion). Yang masing masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Produk
Produk berupa barang atau jasa yang dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan jenisnya, produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang mudah, praktis, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
2.      Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang akan ditukarkan oleh konsumen dengan segala manfaat dari memiliki atau menggunakan produk tersebut. Yang nilainya ditetapkan oleh pembel dan penjual melalui proses tawar menawar, atau yang ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli.
3.      Distribusi dan tempat (place)
Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya, khususnya barang dengan cara membangun saluran distribusi, yakni sekelompok organisas yang saling tergantung pada proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumen.
4.      Promosi
Dalam mengkomunikasikan produk perlu dibuat suatu strategi yang tepat dalam memenangkan persaingan atau dengan strategi yang disebut bauran promosi, yang terdir atas empat komponen utama yatu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan.
Penerapan pada pemasaran roti goreng
a.       Bahan untuk membuat roti goreng:
500 gr terigu protien tinggi
10 sdm gula pasir
Telur 1 buah (untuk adonan roti)
Telur 1 (putihnya saja untuk bahan celupan ketepung panir
1 sdm fermipan
Air secukupnya
6 sdm mentega
Garam sejumput
b.      Cara membuat:
1.      Campurkan adonan kering seperti terigu, gula pasir, dan fermipan, aduk hingga rata lalu masukkan telur
2.      Tuangkan juga sedikit demi sedikit air, aduk hingga rata
3.      Masukkan mentega dan garam, aduk kembali hingga adonan kalis
4.      Diamkan sekitar 40 menit hingga adonan mengembang, tutupi adonan dengan serbet
5.      Setelah adonan mengembang lalu kempeskan
6.      Bentuk adonan menjadi kecil-kecil kemudian isi adonan dengan cokelat atau isian lainnya hingga adonan terisi semuanya
7.      Diaamkan kembali sekitar 30 menit dan tutupi menggunakan serbet
8.      Setelah itu, celupkan kedalam putih telur, lalu gulingkan pada tepung panir
9.      Goreng hingga matang, angkat dan tiriskan
10.  Roti goreng siap disajikan
c.       Segmentasi
Berdasarkan wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan menjadi segmen pemasaran produk ini  adalah masyarakat yang ada di sekitar Prumas Griya Tugu Hiu Saiyo Kota Bengkulu.
d.      Keunggulan kompetitif
Menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan berbagai inovasi dengan varian isi, giat melakukan promosi lewat sosial media serta harga yang tetap bersaing.

    3.3  Aspek Perilaku Konsumen
Menurut (Mowen, 2002), prilaku konsumen adalah studi tentang unti pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan, barang, jasa, serta de-ide. Sedangkan menurut (Swastha & Handoko, 2000) perilaku kosumen ( consumer behanivior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara lansung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menetukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bisnis fried bread saiyo diantaranya:
a.       Aspek budaya
b.      Aspek kelas sosial
c.       Aspek kelompok anutan
d.      Aspek keluarga
e.       Aspek pengalaman
f.       Aspek kepribadian
g.      Aspek sikap dan keyakinan
h.      Aspek konsep diri
Dalam klasifikasinya di bisnis fried bread saiyo konsumen dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya:
a.       Konsumen individu
Adalah konsumen yang melalukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadi
b.      Konsumen industri
Adalah konsumen yang melalukan pembelian atas nama dan untuk suatu lembaga atau organisasi

     3.4  Aspek Teknik Dan Teknologi
            Menurut (Hoedi & Wahyudi, 2018)Ditinjau dari metode penelitian, sebagian besar riset dilakukan melalui metode deskriptif dan konseptual, sedangkan ditinjau dari aspeknya aspek bisnis dan teknologi menjadi fokus riset para peneliti.
Menurut (Rangkuti, 2012) aspek teknik mempelajari tentang hal yang berhubungan dengan operasional bsnis, seperti kapasitas produksi, teknologi, skala produksi, proses produksi, lokas, tata letak, penjadwalan, tingkat persediaan produk, serta semua aspek yang berhubungan dengan operasional bisnis tersebut, dengan adanya aspek teknik dapat diperhitungkan biaya yang diperlukan untuk investasi termasuk biaya operasional yaitu:
1.      Ketersediaan bahan mentah
2.      Letak pasar yang dituju
3.      Energy ( listrik dan air)
4.      Supply tenaga kerja
5.      Fasilitas transportasi
Faktor lain yang harus dipertimbangkan antara lain:
1.      Peraturan pemerintah
2.      Topografi
3.      Iklim
4.      Sikap masyarakat
5.      Rencana perluasan bisnis dimasa yang akan datang
Penerapan pada usaha roti goreng
1.      Pemilihan dan perencanaan produk
Untuk menghasilkan roti goreng yang enak dan berkualitas diperlukan bahan baku dengan kualitas yang baik pula dan juga kreatifitas dan inovasi yang tinggi dari tenaga kerjanya. Roti goreng yang dihasilkan atau diproduksi memiliki berbagai varian isi diantaranya, cokelat, sayuran dan susu.
2.      Pemilihan teknologi
Untuk membuat roti goreng ini teknologi yang digunakan sangat sederhana, tetapi dapat memproduksi roti yang berkualitas tinggi.
3.      Perencanaan jumlah produksi
Kapasitas jumlah produksi yang dihasilkan dalam sekali produksi adalah sebanyak 75 buah roti goreng
4.      Perencanaan tata letak ruangan
Tata letak ruangan pada suatu usaha sangat penting untuk direncanakan, sebab hal ini berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yang nantinya akan berkaitan dengan pendapatan usaha. Untuk itu, pada usaha ini letak usaha sangat strategis karena dekat dengan wilayah target pasar, hal ini bertujuan untuk mempermudah penjualan produk. Recananya produk di produksi di dapur dan di jual di depan rumah.
5.      Pengawasan kualitas
Agar kualitas produk tetap terjaga, maka hal yang paling penting dilakukan adalah pengawasan terhadap bahan baku yang digunakan lansung dilakukan oleh produsen sendiri, kemudian lakukan pengawasan terhadap proses produksi, apakah proses produksi nya baik dan berjalan semestinya atau apakah ada sistem yang harus diperbaiki.
2.5 Aspek Manajemen Dan Sumber Daya Manusia
            Menurut (Rangkuti, 2012) aspek manajemen berkaitan dengan perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan bisnis yang akan dijalankan oleh investor, aspek ini dibagi menjadi dua hal penting yaitu manajemen waktu dan manajemen operasional (penjadwalan).
 Menurut (Benny, 2008)Manajemen waktu menekankan pada penyusunan rencana dan perkiraan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan bisnis. Artinya penyusunan jadwal pekerjaan dibuat dengan mengalokasikan waktu yang tersedia buat pelaksanaan masing-masing bagian dengan waktu penyelesaian yang optimal. Penjadwalan meliputi:
1.      Daftar pemeriksaan (check list)
2.      Jadwal kegiatan penting (milestone)
3.      Diagaram batang ( gantt chart), merupakan suatu metode sederhana dan mudah dimengerti namun masih terdapat kekurangan, yaitu tidak dapat memperlihatkan hubungan dan ketergantungan antar kegiatan
4.      Line Scheduling Method (LSM), merupakan grafik hubungan antar waktu dengan lokasi, lama oekerjaan, urutan pekerjaan.
5.      Network planning, merupakan hubungan dan ketergantungan antar kegiatan, lintasan kritik proyek, serta waktu akhir penyelesaian proyek
6.      Pada network planning dikenal dengan dua macam cara yaitu, arrow dagram method, CPM, dan PERT, serta precendence diagram method (PDM)
7.      Perencanaan terhadap manajemen operasional akan berdampak pada kualitas kerja serta beban biaya yang dikeluarkan. Ada tiga hal pokok dalam perencanaan manajemen operasional, yaitu:
1.      Jenis pekerjaan yang dperlukan
2.      Struktur organisasi yang dibuat
3.      Persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang akan mengisi jabatan tersebut.
Ketiga hal pokok dalam manajemen operasional tersebut mengandung deskripsi pekerjaan, lingkup, tanggung jawab, koordinasi, dan lingkup pengawasan.
Menurut (Subagyo, 2007) analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Job Analysis, yaitu menganalsis jabatan yang diperlukan untuk menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu
2.      Job Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi suatu jabatan
3.      Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organsasi yang menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur pertanggungjawaban.
4.      Job Description, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu
5.      Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secar lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasrkan garis struktural dan fungsional.
6.      Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktifitas, dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
Aspek manajemen yang harus dipenuhi dalam studi kelayakan bisnis
a.       Perencanaan (planning)
Menurut (Nickels & James, 1997) yang dimaksud dengan perencanaan (Planning), yaitu proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kencenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi serta taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. kecenderungan di dunia bisnis sekarang salah satu perencanaan yang biasa dilakukan suatu usaha yaitu bagaimana cara merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya. Perencanaan selain berfungsi dalam kegiatan manajemen juga menentukan arah dan tujuan sebuah organisasi bisnis atau perusahaan. Perencanaan juga berfungsi untuk meminimalisasi ketidakpastian, sebagai pengarah, dan juga untuk menetapkan standar pencapaian kualitas dari apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Perencanaan dari segi keluasan dan waktu terbagi tiga, diantaranya:
1.      Perencanaan jangka panjang, adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
2.      Perencanaan jangka menengah, adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang.
3.      Perencanaan jangka pendek, adalah rencana yang djalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah
 Menurut (Bringhamdan, 2001) Aspek manajemen pada bagian perencanaan dapat dikaji dari 3 sisi sebagai berikut:
a.       Pendekatan dalam bentuk perencanaan berdasarkan pendekatan campuran
b.      Fungsi perencanaan dan rencana atau tujuan perencanaan
c.       Bentuk perencanaannya antara lain perencanaan jangka panjang yaitu agar produk ini dapat diterima oleh masyarakat sehingga dapat menembus pasar lokal, nasional bahkan internasional. Perencanaan jangka menengah yaitu terus meningkatkan kualitas, inovasi dan kreatifitas. Perencanaan jangka pendek yaitu agar penjualan tahun ini dapat terus meningkat sehingga memperoleh laba yang besar.
b.      Pengorganisasian ( organizing)
Menurut (Nickels & James, 1997) yang dimaksud dengan Pengorganisasian (Organizing),  yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organsasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lngkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.
 Menurut (Stoner, Freeman, & Gilbert, 1995), ada empat pilar dalam pengorganisasian, diantaranya:
1.      Pembagian kerja ( division of work)
2.      Pengelompokan pekerjaan (departemettalization)
3.      Penentuan relasi antar bagian dalam organsasi(hierarchy)
4.      Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination)
c.       Pergerakan ( actuanting), merupakan proses dimana cara terbaik dalam melakukan kegiatan perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan tujuan awal usaha atau bisnis.
d.      Pengendalian (controlling)
Menurut (Nickels & James, 1997)yang dimaksud dengan pengendalian (controlling) adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Beberapa kegiatan yang terkait dengan fungsi pengendalian diantaranya:
1.      Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
2.      Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
3.      Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis 
2.6 Aspek keuangan
Menurut (Umar, 2005) dari sisi keuangan, usaha dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Kegiatan ini dilakukan setelah aspek lain selesai dilaksanakan. Kegiatan pada aspek finansial ini antara lain menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal awal dan untuk pengadaan harta tetap usaha. Menurut (Harahap, 2014), kemampuan menyusun laporan keuangan oleh pelaku UKM sangat berpengaruh terhadap kinerja UKM tersebut serta akan menyulitkan dalam meminjam uang apabila tidak ada laporan keuangan. Investasi. Menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) investasi adalah mengorbankan uang sekedar untuk uang di masa yang akan datang Dalam analisis finansial atau keuangan, terdapat beberapa hal yang harus dianalisis yaitu:
1.      Analisis kas (Cash Flow)
2.      Biaya Modal (Cost of Capital)
3.      Initial and Operasional Cash Flow
4.      Payback Period
5.      Internal Rate of Return
6.      Net Present value
7.      Profitability Indeks
Menurut (Kasmir &  Jakfar, 2010)  Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash Flow menggambarkan beberapa uang yang masuk (Cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash Flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar  (Cash Out) serta jenis- jenis biaya yang dikeluarkan. Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Investasi
Rincian Biaya Perbulan (Asumsi)
1.      Biaya pemasaran (promosi)
a.       Pulsa, kouta dan brosur: Rp. 200.000
2.      Biaya modal produksi
a.       Pembelian bahan baku: Rp. 400.000
b.      Pembelian alat: Rp. 200.000

3.      Biaya operasional
a.       Biaya bensin : Rp. 300.000
b.      Biaya listrik: Rp. 150.000
c.       Biaya gas: Rp. 250.000
Rekapitulasi Biaya
1.      Biaya promosi: Rp. 200.000
2.      Biaya modal produksi: Rp. 600.000
3.      Biaya operasional: Rp. 700.000
Jadi total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 1.500.000
Proyeksi Pendapatan (asumsi)
Pendapatan per hari: 20 roti x Rp. 1.000 = Rp. 20.000
Keuntungan 1 roti adalah Rp. 1.000
Pendapatan keseluruhan selama 20 hari: 20 x 20.000 = Rp. 400.000
Operasional penjualan ( 1 bulan adalah 20 hari)
Berdasarkan data diatas, maka analisis metode penilaian investasi usaha bisnis roti goreng adalah sebagai berikut:
A.    Metode payback period ( PP)
Usaha roti goreng membutuhkan modal awal sebesar Rp. 1.500.000, setiap tahunnya  dapat menghasilkan arus kas sebesar Rp.400.000, maka berdasarkan metode payback period modal dapat dikembalikan dalam periode enam tahun.
 = = 3,75= 4 bulan
Jadi, modal bisa kembali dalam waktu empat bulan.
B.     Metode profitability index (PI)
Usaha roti goreng membutuhkan membutuhkan modal awal sebesar Rp. 1.500.000, setiap bulaannya  dapat menghasilkan arus kas sebesar Rp.400.000, jika pihak investor mengharapkan return 15 % perbulan, maka berdasarkan metode profitability index usaha ini dapat dihitung sebagai berikut:
=== 1.77
Jadi, berdasarkan analisis metode profitability index maka usaha roti goreng dinyatakan menguntungkan dan bisa diterima.
2.7 Aspek hukum
Menurut (Imaniyati, 2010), suatu bisnis harus memperhatikan aspek-aspek hukum yang menjadi rujukan dalam menjalankan roda operasionalisasinya. Dan menurut (Kasmir & Jakfar, 2010) aspek ini membahas tentang masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen sebuah usaha, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dmiliki apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.
Menurut (Subagyo, 2007) usaha dalam bentuk apapun memerlukan keabsahan legalitas karena faktor ini yang mnentukan keberlanjutan hidupnya. Sebelum melakukan investasi di suatu daerah, pada saat menganalisis aspek-aspek studi kelayakan, maka terlebih dahulu di lakukan evaluasi dan pra-penelitian yang berlaku di daerah tersebut, agar tidak terjadi kerugian di kemudan hari, apabila ternyata didaerah tersebut melarang bentuk usaha yang dimaksud.
Semua warga harus taat pada hukum yang berlaku di Negara dimana tempat mereka tinggal, begitu juga setiap usaha. Setiap usaha yang berjalan tanpa adanya pencatatan atau pendaftaran secara hukum, akan dianggap sebagai usaha illegal dan akan dikenai sanksi jika terdeteksi di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat penting sekali memperhatikan aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis, karena suatu usaha yang awalnya dikatakan layak dari berbagai aspek, dapat menjadi tidak layak karena aspek hukum yang belum terpenuhi.
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis berkaitan dengan masalah perizinan, perizinan dalam hukum mencakup banyak hal, meliputi izin pendirian usaha ( pendirian badan usaha), izin produk, izin lokasi, dan izin investasi. Manfaat dari izin yang diajukan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      izin pendirian usaha:
a.       merupakan ajang promosi sehingga memudahkan pemasaran produknya
b.      untuk memperoleh kepastian usaha sehingga memudahkan kerjasama dan perluasan usaha dengan adanya penanaman modal dari pihak lain yang berminat
c.       mendapatkan pembinaan dan dukungan pemerintah mengenai permodalan dengan kredit prioritas, pameran produk, serta manjemen usaha.
d.      Terlindungi dari praktek usaha yang tidak jujur
2.      Izin produk:
a.       Membangun kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk, seperti: standar kualitas (SNI), makanan aman konsumsi (BPOM, Halal)
3.      Izin lokasi:
a.       Keamanan dan ketenangan dalam menjalankan suatu usaha di suatu lokasi
b.      Adanya dukungan dari masyarakat sekitar
4.      Izin investasi
a.       Agar masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari adanya suatu investasi bisnis
Dari penjelasan diatas beberapa manfaat yang didapatkan dengan memenuhi aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis, maka dapat disimpulkan bahwa aspek hukum sangat penting dan berperan dalam kelansungan suatu bisnis, disetiap tahap dan proses bisnis. Aspek hukum dapat mempengaruhi setiap aspek- aspek dalam SKB, sehingga aspek hukum penting untuk diperhatikan sebelum memdirikan suatu usaha.
2.8 Aspek ekonomi, sosial dan politik
Aspek ini di analisis untuk menganalisa kelayakan suatu bisnis dilihat dari lingkungan eksternal perusahaan, juga untuk mengertahui seberapa jauh lingkungan eksternal tersebut berpengaruh dan memberikan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat lainnya adalah untuk mengetahui kontribusi seperti apa yang dapat diberikan perusahaan pada lingkungan eksternalnya jika usulan proyek dapat terlaksana.
Menurut (Kasmir & Jakfar, 2010), aspek ekonomi, sosial dan politik merupakan dampak yang timbul karena adanya investasi yang lebih ditekankan pada masyarakat dan pemerintah. Jika dilihat dari aspek ekonomi secara umum, dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pemberian kesempatan kerja bagi masyarakat, peningkatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan serta meningkatkan perekonomian pemerintah lokal serta menghasilkan devisa bagi negara.
Selanjutnya jika dilihat dari aspek sosial sebuah perusahaan tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kelansungan hidup suatu perusahaan bergantung kepada masyarakat juga, masyarakat sangat memegang peranan penting dalam sebuah usaha. Jadi, selain bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, hendaknya perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial.
Adapun analisis penulis mengenai aspek ekonomi, sosial dan politik usaha roti goreng, diantaranya:
a.       Analisis usaha roti goreng dilihat dari segi sosial
Menurut (Siswanto, 1993), tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendiri, perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang dimaksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Manfaat- manfaat sosial yang akan dterima masyarakat dengan adanya usaha ini diantaranya:
1.      Membuka lapangan kerja baru
2.      Meningkatkan mutu hidup
3.      Memberikan pengaruh positif kepada mayarakat sekitar
4.      Melaksanakan alih teknologi
b.      Analisis usaha roti goreng dilihat dari segi ekonomi
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar diberbagai media yang secara lansung maupun tidak lansung yang dapat dimanfaatkan suatu badan usaha. Data makro ekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting alam rangka studi kelayakan bisnis. analisis manfaat bisnis ditinjau dari segi ekonomi, dimaksudkan agar bisnis dapat:
1.      Memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat
2.      Menggunakan sumber daya lokal
3.      Turut menyediakan kebutuhan konsumen sesuai dengan kemampuan
4.      Menambah pendapatan
c.       Analisis usaha roti goreng dilihat dari segi politik
Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisa kelayakan bisnis, hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak, situasi politik dapat diketahui melalui berita-berita dan media masa.
2.9 Aspek lingkungan (AMDAL)
Menurut (wiran tika , 2016) di dalam suatu bisnis perlu diterapkan aspek amdal atau aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan akibat usaha tersebut terhadap lingkungan sekitar. Dan menurut (Kasmir & Jakfar, 2010)  ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan AMDAL, antara lain:
1.      Mengidentifikasi semua rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
2.      Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting
3.      Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha atau kegiatan usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
4.      Merumuskan RKL dan RPL
Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL adalah:
1.      Sebagai bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah
2.      Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan.
3.      Memberikan masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha atau kegiatan
4.      Memberkan masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan
5.      Memberikan informasi bagi masyarakat atas dampak yang akan ditmbulkan dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dari beberapa uraian di proyeksi kelayakan bisnis pada aspek AMDAL,  akan difokuskan pada polusi dampak-dampak lain yang dapat mempengaruhi atau lingkungan di sekitar bisnis. Syarat undang- undang AMDAL yang harus dipenuhi dalam pembukaan bisnis di indonesia adalah:
1.      Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerntah daerah
2.      Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
3.      Undang-undang nomor 11 tahun 2011 tentang pelaku usaha yang memanfaatkan air tanah wajib membayar pajak sebesar 20 %
4.      Undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang pelaku usaha yang memanfaatkan air tanah dibawah 50 liter/detik wajib memiliki jin UPL  dan UKL
5.      Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan
6.      Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
7.      Peraturan negara lingkungan hidup nomor 13 tahun 2010 tentang pedoman pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
8.      Peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup
9.       Peraturan menteri lingkungan hidup nomor 1 tahun 2010 tentang tata laksana pengendalian pencemaran air.

2.10 Aspek persaingan
Menurut (zaini, 2017), untuk menghadapi persaingan dalam dunia bisnis perlu menetapkan dahulu segala sasaran-sasaran dalam pemasaran setelah itu baru kemudian mencapai target yang telah ditetapkan tersebut. Dan Menurut (Umar, 2005) dalam strategi kompetitif yang dikemukakan oleh Michael E. Porter, dimana dalam menganalisis persaingan terdiri dari 5 aspek yang harus diperhatikan, antara lain:
1.       Persaingan diantara perusahaan sejenis
Persaingan diantara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, meningkatkan promosi dan pembaharuan keemasan. Menurut Porter yang dikutip (Umar, 2005), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       Jumlah kompetitor
b.      Tingkat pertumbuhan industri
c.       Karakteristik produk
d.      Biaya tetap yang besar
e.       Kapasitas
f.       Hambatan keluar
2.       Kemungkinan masuknya pesaing baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru, inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya menjadi semakin tinggi sehingga akan mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam mengantsipasi pendatang baru. Jika pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah ada, maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut (Umar, 2005) terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai berikut:
a.       Skala ekonomi
b.      Diferensiasi produk
c.       Kecukupan modal
d.      Biaya peralihan
e.       Akses ke saluran distribusi
f.       Ketidakunggulan biaya independen
g.      Peraturan pemerintah
3.       Potensi pengembangan produk substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi produk yang sejenis, namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri denagn menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti sering kali timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4.       Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para pemain dalam ndustri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menakkan harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar pemasok semakn kecil. Menurut (Umar, 2005), pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut:
a.       Jumlah pemasok sedikit
b.      Produk/ pelayanan yang ada adalah untuk dan mampu menciptakan switching cost yang besar
c.       Tidak tersedia produk substitusi
d.      Pemasok mampu melakukan intergasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama denagn yang dihasilkan perusahaan
e.       Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
5.       Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan meminta penurunan harga, tawar menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanna yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan relatif pembeliaannya dari industri yang bersangkutandibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut (Umar, 2005), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu:
a.       Pembeli membeli dengan jumlah besar
b.      Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
c.       Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d.      Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudah mncara substitusinya.
                                                                          BAB III
PENUTUP


     A.    Kesimpulan
Berdasarkan Analisis pasar dan pemasaran pada bisnis Fried Bread Saiyo, dapat disimpulkan bahwa bisnis ini layak untuk dijalankan karena memiliki siasat untuk menangani masalah kelesuan penjualan roti yang terjadi dengan meluncurkan produk dengan inovasi baru yakni roti goreng dengan varian isi, sehingga usaha ini akan terus berjalan tanpa mengalami kerugian yang sangat besar karena karena permintaan pasar akan produk roti goreng menglami kelesuan. Selain itu, meskipun Fried Bread Saiyo belum mempunyai teknik khusus dalam mempromosikan produknya dan belum memiliki outlet sendiri, tetapi usaha ini mampu membuat produknya dikenal dipasaran karena terus melakukan promosi di sosial media dan secara lansung.
Hasil analisis aspek teknis dan teknologi pada Fried Bread Saiyo dikatakan layak untuk dijalankan, karena dalam produksinya pihak Fried Bread Saiyo menjalankan segala langkah atau SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan baik, hal ini dikarenakan pemilik bisnis dari Fried Bread Saiyo terjun lansung dalam kegiatan produksi sehingga pengawasan akan kualitas produk menjadi lebih terpantau. Dari segi letak usaha, prumnas Tugu Hiu ini cukup strategis dalam menjalankan usaha, dekat dengan SMP dan masyarakat luas serta fasilitas umum lainnya, serta mudah mendapatkan sumber daya air dan listrik.
Hasil pengamatan aspek manajemen pada Fried Bread Saiyo juga dikatakan layak untuk dijalankan karena dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen pada usaha ini terbilang sederhana karena Fried Bread Saiyo masih tergolong usaha kecil sehingga hampir seluruh proses produksi hanya ditangani oleh pemilik saja dan orang-orang terdekatnya, sehingga sistem manajemen dapat diperhitungkan dengan baik. Dan dalam analisis aspek sumber daya manusia pada Fried Bread Saiyo sudah cukup layak, maksudnya tidak terdapat kesulitan atau kekurangan sumber daya manusia.
Hasil analisis aspek finansial berdasarkan hitungan PP ( Payback Period), dan PI ( Profitability Index) usaha Fried Bread Saiyo ini layak untuk dijalankan karena nilai Payback Period nya empat bulan , lebih singkat dari maksimum payback nya. Hasil hitungan PI lebih besar dari satu maka usaha ini dinyatakan bisa diterima dan menguntungkan.
B.     Saran
Oleh karena itu, pada penelitian aspek-aspek pada usaha ini dapat disarankan untuk menjalankan bisnis Fried Bread Saiyo karena ditinjau dari analisis kelayakan bisnis dianggap layak.

DAFTAR PUSTAKA

Works Cited

Basu, S. D. (1993). perilaku konsumen. Journal of Indonesian Ekonomy and Business , 29-41.
Bismala, L. (2017). model manajemen. jurnal entreprenuer dan entreprenuership, 19-26.
Chrismardani, Y. (2014). komunikasi pemasaran. Neo Bis, 179-189.
Christian, A. S. (2013). bauran pemasaran. jurnal EMBA: jurnal riset ekonomi, manajemen, bisnis dan akuntansi, 1-3.
Harahap, Y. R. (2014). kemampuan menyusun laporan keuangan. jurnal riset akuntansi dan bisnis, 14.
Hoedi, P., & Wahyudi, S. (2018). aspek teknik. Jurnal Teknik Industri, 17-26.
Imaniyati, N. S. (2010). aspek-aspek hukum. journal citra aditya bakti.
RF, L., L, F., A, B., & REKA INTEGRA. (2013). Analisis kelayakan bisnis. Jurnalonline. itenas.ac.id.
wiran tika , f. y. (2016). aspek amdal. journal university of muhammadiyah malang.
zaini, m. (2017). aspek persaingan. journal ETD Unsyiah.

 Works Cited
Benny, A. (2008). Manajemen Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Bringhamdan, H. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Kasmir, & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nickels, & James, M. M. (1997). Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Philp, K. (2006). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Rangkuti, F. (2012). Studi Kelayakan Bisnis dan Investasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Stoner, Freeman, & Gilbert. (1995). Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subagyo, A. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipata.

No comments:

Post a Comment