MAKALAH KOMUNIKASI MASSA
“PRODUKSI BUDAYA MEDIA”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Budaya
adalah bentuk praktek sosial dimana pemaknaan terproduksi,
tersikulasi dan terganti. Budaya adalah aspek sosial yang berkaitan dengan
pemaknaan. Budaya dalam society, bersanding dengan aspek sosial lainnya seperti
aspek ekonomi, pendidikan, hukum, pemerintah dan lainnya. Masyarakat yang hidup
tanpa aspek ekonomi bisa disebut dengan kemiskinan atau jika masyarakat itu
hidup tanpa aspek pendidikan disebut masyarakat yang akrab dengan kebodohan,
tapi membayangkan sebuah masyarakat tanpa budaya adalahsesuatu yang mustahil.
Hakekat manusia selalu melakukan pemaknaan menjadikan budaya sebagai dasar
kehidupan masyarakat bahkan menyentuh aspek sosial lainnya. Praktik pemaknaan
juga berlangsung di setiap aspek kehidupan sosial masyarakat, oleh karena itu
ada istilah budaya ekonomi atau budaya hukum.
Media adalah
alat komunikasi massa yang terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu media cetak
(statis) dan media audio-visual (dinamis). Yang termasuk ke dalam kelompok
media statis adalah bahan-bahan cetak (print) seperti buku, poster, selebaran
dan sebagainya. Sedangkan media audio-visual yang bersifatdinamis dilengkapi
dengan teknologi canggih, seperti televisi dan film. Namun media audio-visual
tidak selalu harus berteknologi seperti teater, sirkus, tari-tarian, wayang dan
sebagainya. Budaya tersajikan lewat Budaya Media.
Budaya media
bisa ditemukan dalam bentuk images, suara dan tontonan yang memproduksi
struktur kehidupan sehari-hari, mendominasi waktu luang seseorang, membentuk
pandangan politik dan prilaku sosial juga menyediakan material bagi bahan pembentukan
identitas. Budaya media merupakan sarana konstruksi seseorang akan kesadaran
kelas,etnik, ras, kebangsaan seksuality juga istilah kita dan mereka. Budaya
mediaadalah industri kebudayaan, diorganisasikan dalam model produksi massa
yang digolongkan kepada type-type atau genre, dengan formula, kode-kode dan
aturantertentu (Kellner, 2003:1). Budaya media terkandung dalam film, tiap
tontonan yang disajikan tv nasional maupun tv berbayar internasional, radio,
musik juga bentuk-bentuk budaya media lainnya.
Budaya Media merupakan medan berlangsungnya kontes reproduksiideologi atau
hanya sekedar makna dan penanamannya kepada khalayak, jadi bukan hanya sebuah
instrumen dominasi (Kellner, 2003:102). Yang inginditemukan pada pengkajian
kritis akan sebuah budaya media adalah ideologi yangtertanam di dalamnya dengan
melihat konteks sosial masyarakat yang luas danterbagi atas kekuatan-kekuatan
tertentu. Ada kelompok dominan yang selalu berhasil menggiring opini karena
mereka mayoritas dan memiliki sumber daya, juga kelompok lainnya yang berjuang
dengan ideologi mereka termasuk kelompok resistensi yang mencoba melawan
kekuatan dominasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Produksi Budaya Media?
2. Bagaimanakah
produk budaya media pada institusi, organisasi dan peran media?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1.
Menjelaskan pengertian produksi
budaya
2.
menjelaskan hubungan produksi budaya
pada institusi, organisasi
3.
menjelaskan peran media
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Budaya Media
Salah satu
pengertian budaya media adalah suatu kondisi proses kebudayaan di mana
dialektika dari berbagai unsur budaya dalam membentuk sosok mapan sementara
dari suatu kebudayaan melibatkan banyak interaksi media. Artinya : Kebudayaan
tidaklah merupakan produk akhir yang mantap selama-lamanya. Ia senantiasa
dibentuk dalam kondisi tesis-antitesis
antara berbagai unsur budaya.
Dalam
masyarakat tradisional (dengan penyangga ekonomi pertanian) istilah ‘budaya
media’ punya arti tersendiri. Masyarakat
etnik dengan latar pertanian tradisi
pada perkembangan dialektiknya mencapai ‘sosok
budaya ‘ (sistem pertanian, kekerabatan,sistem budaya) melalui wahana
media yang erat dengan ritual/upacara. Upacara-upacara tersebut mempunyai makna
yang khas sebagai ‘media’ karena
berfungsi menyampaikan informasi.
Budaya media
bisa ditemukan dalam bentuk images, suara dan tontonan yang memproduksi
struktur kehidupan sehari hari,
mendominasi waktu luang seseorang, membentuk pandangan politik dan prilaku
sosial juga menyediakan material bagi bahan pembentukan identitas. Budaya media
merupakan sarana konstruksi seseorang akan kesadaran kelas,etnik, ras,
kebangsaan seksuality juga istilah kita dan mereka. Budaya mediaadalah industri
kebudayaan, diorganisasikan dalam model produksi massa yang digolongkan kepada
type-type atau genre, dengan formula, kode-kode dan aturantertentu (Kellner,
2003:1). Budaya media terkandung dalam film, tiap tontonan yang disajikan tv
nasional maupun tv berbayar internasional, radio, musik juga bentuk-bentuk
budaya media lainnya.
Budaya Media
merupakan medan berlangsungnya kontes reproduksiideologi atau hanya sekedar
makna dan penanamannya kepada khalayak, jadi bukan hanya sebuah instrumen
dominasi (Kellner, 2003:102). Yang inginditemukan pada pengkajian kritis akan
sebuah budaya media adalah ideologi yangtertanam di dalamnya dengan melihat
konteks sosial masyarakat yang luas danterbagi atas kekuatan-kekuatan tertentu.
Ada kelompok dominan yang selalu berhasil menggiring opini karena mereka
mayoritas dan memiliki sumber daya, juga kelompok lainnya yang berjuang dengan
ideologi mereka termasuk kelompok resistensi yang mencoba melawan kekuatan
dominasi.
B. Konteks Produksi Budaya
Media
Dalam hal ini
institusi media cenderung untuk mengembangkan semangat satu atau lebih dari
pers normatif, serta menciptakan aturan permainan yang lebih berthan dan
bersifat umum menyangkut masalah fungsi atau tujuan dalam masyarakat,
perbedaaan antar media, lingkup kegiatan media dan mempunyai hubungan dengan
institusi tersebut. Institusi media juga membantu terciptanya interelasi antar
media dan antar bidang pekerjaan.
Organisasi Media, merupakan latar belakang khusus yang sedikit banyak memiliki sistem manajemen tersendiri, seperti yang terdapat didalam media surat kabar, atau dimedia yang lain. Dalam konsep organisasi media tidak selamanya mudah diterapkan dalam praktek, karena batas dan aturan organisasi sering kali ditata ulang, serta tidak jelas. Semua itu disebabkan karena, adanya amalgansi(integrasi)kedalam multimedia atau kelompok multinasional.
Istilah komunikator massa, terkenal didalam masyarakat sejak tahun 1939, yang mengacu kepada orang yang bekerja pada media, serta mempunyai peran untuk mengontrol atau menguasahi saluran komunikasi massa. Ada beberapa cara, untuk mengindenfikasikan jenjang analisis, didalam memahami produksi media, menurut pendapat dari Dimmick dan coit (1882), yaitu:
Organisasi Media, merupakan latar belakang khusus yang sedikit banyak memiliki sistem manajemen tersendiri, seperti yang terdapat didalam media surat kabar, atau dimedia yang lain. Dalam konsep organisasi media tidak selamanya mudah diterapkan dalam praktek, karena batas dan aturan organisasi sering kali ditata ulang, serta tidak jelas. Semua itu disebabkan karena, adanya amalgansi(integrasi)kedalam multimedia atau kelompok multinasional.
Istilah komunikator massa, terkenal didalam masyarakat sejak tahun 1939, yang mengacu kepada orang yang bekerja pada media, serta mempunyai peran untuk mengontrol atau menguasahi saluran komunikasi massa. Ada beberapa cara, untuk mengindenfikasikan jenjang analisis, didalam memahami produksi media, menurut pendapat dari Dimmick dan coit (1882), yaitu:
1.Supranasional ( badan atau perusahaan
internasional )
2.Jenjang masyarakat
3.Jenjang industri
4.Supraorganisasi
5.Jenjang komunitas
6.Kelompok intraorganisasi.
2.Jenjang masyarakat
3.Jenjang industri
4.Supraorganisasi
5.Jenjang komunitas
6.Kelompok intraorganisasi.
C. Keaneragaman Internal Institusi Media
Ragam utama definisi media institusi dan variabel penerapan”aturan”institusi berhubungan erat dengan beberapa faktor sebagai berikut :
!. Tipe Madia
2. Skala dan jangkauan operasi
3. Kewajiban kerja atau fungsi
4. Bentuk kepemilikan
Ragam utama definisi media institusi dan variabel penerapan”aturan”institusi berhubungan erat dengan beberapa faktor sebagai berikut :
!. Tipe Madia
2. Skala dan jangkauan operasi
3. Kewajiban kerja atau fungsi
4. Bentuk kepemilikan
D. Peran media ditengah kekuatan sosial.
Dalam hal ini, menurut
pendapat dari gerbner (1969) menggambarka bahwa para komonikator massa dalam
situasi yang tertekan,karena menghadapi berbagai kekuatan dari luar terutama
yang berasal dari klien.
Beberapa hubungan organisasi media ditengah-tengah kekuatan sosial :
1. Hubungan dengan masyarakat
Maksudnya yaitu, didalam penayampaian
media massa harus mempunyai sasaran organisasi didalam media,yang sesuai dengan
keadaan masyarakat, serta harus menjadi pemihak atau netralitas didalam
masyarakat.
2. Hubungan dengan klein,pemilik, dan pemasok.
Maksudnya yaitu, kita harus benar-benar bisa memperhatikan berbagai macam kasus
yang ada disekitarnya, terutama terhadap yang bersangkutan langsung dengan
permasalahan didalam media.
3. Hubungan dengan sumber
Maksudnya yaitu, bahwa kita harus bisa memilih darinsekian banyak pengarang
atau seniman untuk menentukan publikasi, serta melakukan penngamatan terhadap
pengumpulan informasi.
4. Hubungan internal organisasi media.
Maksudnya yaitu, sejauh mana kita didalam menganalisis hubungan organisasi
media dengan badan diluar media yang memberiakan kesan adanya kesatuan dalam
tubuh organisasi.
5. Hubungan Audiens
Maksudnya yaitu, klien merupakan sumber yang utama didalam mencari sebuah
berita dilingkungan sekitar.
E. Kegiatan organisasi media.
1. Penjagaan garbang, yaitu membatasi jangkauan permasalahan sekitar kegiatan berita yang sedang belangsung.
2. Lokasi dan seleksi, yaitu pengumpulan beritta yang merupakan pembahasan rutinisasi sebelum berita itu diturunkan.
1. Penjagaan garbang, yaitu membatasi jangkauan permasalahan sekitar kegiatan berita yang sedang belangsung.
2. Lokasi dan seleksi, yaitu pengumpulan beritta yang merupakan pembahasan rutinisasi sebelum berita itu diturunkan.
3. Waktu dan seleksi, yaitu bahwa kecepatan waktu merupakan hal yang sangat
penting didalam prosesi, karena menyangkut hal yang baru dan relevan dan sangat
penting sekali.
4. Tokoh dan seleksi, yaitu mencari sebuah subyek permasalahan yang kemudian
melakukan sebuh pemilihan didalam media mssa.
Kecenderungan memiliki atau menyimpan bukan saja disebabkan oleh prosedur
seleksi yang berpola, tetapi juga karena adanya mekanisme yang terjadi dalam
organisasi yang menangani isi sebagai bagian dari kegiatan rutin didalam
organisasi.
Didalam peninjauhan terhadap mekanisme dalam dunia media massa yang bercirikan
komersial – industri, diperlukan sebuah kerangka model proses pengambilan
keputusan ndalam seni media, yaitu :
a.Model lini perakitan, yaitu sebuah proses pembuatan produk industri, beserta
keterampilan dan keputusan yang terkait dalam mekanisme proses tersebut.
b.Model ketrampilan dan kewiraswastaan, yaitu kemampuan untuk menangani
masalah, mengelola segenap masukan para seniman.
c.Model konvensi dan formula, yaitu sebuah cara untuk menyikapi sebuah resep
yang mengandung berbagai unsure didalam memproduksi karya dalam gaya tertentu.
d.Model citra khalayak dan konflik, yaitu sebuah cara untuk menilai didalam
proses produksi kreatif sebagai upaya menyelaraskan produksi.
e.Model citra produk, yaitu pembuatan karya yang memiliki kemungkinan terbesar
untuk diterima oleh para penagambil keputusan pada tahap selanjutnya.
Produksi Budaya Media; Intitusi, Organisasi
dan Peran Media, Isi media
A. Kontek Produksi Budaya Media
Komponen utama permasalahan
produksi media ialah membicarakan sejumlah kegiatan yang menyajikan apa yang
dilakukan oleh para komunikator massa dalam organisasi media dan institusi yang
lebih luas. Isntitusi media cenderung mengemban semangat teori pers normatif,
serta menciptakan aturan permainan yang menyangkut fungsi dan tujuan dalam
masyarakat, perbedaan antarmedia, lingkup kegiatan media dan hubungannya dengan
institusi lain (politik, pendidikan, agama, sosial, budaya dan lain-lain) serta
kebebasan media untuk membentuk publiknya. Sementara organisasi media merupakan
latar (setting) memiliki sistem manajemen. Konsep organisasi media sering
ditata ulang sesuai dengan kebutuhan disebabkan adanya amalgamasi (integrasi)
ke dalam multimedia atau kelompok multinasional.
Istilah komunikator massa dikenal sejak 1939 yang mengacu kepada orang yang
bekerja pada media, sedang pandangan tentang peran khusus yang dijalankan oleh
orang yang mengontrol atau menguasi saluran komunikasi massa dikenal sejak
lama.
Dimmick dan Coit (1982) mengidentifikasikan jenjang penerapan pengaruh
kekuasaan analisis untuk memahami produksi media, diantaranya1. Supranasional (badan atau perusahaan internasional)
2. Masyarakat (pemerintahan)
3. Industri (perusahaan media; perusahaan iklan)
4. Supraorganisasi (jaringan atau kelompok)
5. Komunitas (kota kecil, masyarakat lokal, kelompok usaha niaga)
6. Kelompok intraorganisasi (baik formal atau nonformal)
B. Keanekaragaman Internal Institusi Media
Ragam utama definisi media institusi adalah:
1. Tipe Media (standar media-media)
2. Skala dan jangkauan operasi (nasional, internasioanal, lokal)
3. Kewajiban kerja atau fungsi (produksi)
4. Bentuk kepemilikan, pengendalian atau manajemen
C. Hubungan dengan Masyarakat
1. Sasaran organisasi media
2. Pemihakan atau netralitas media
3. Ciri-ciri komunikator massa
4. Akses
1. Sasaran organisasi media
2. Pemihakan atau netralitas media
3. Ciri-ciri komunikator massa
4. Akses
D. Hubungan
dengan Klien, Pemilik dan Pemasok (supplier)
Beberapa faktornya antara lain:
1. Sumber dana (tujuan mencari untung, profesionalitas)
2. Tujuan para profesional
3. Media seperti perusahaan
4. Media berorientasi pasar
5. Media publik
Beberapa faktornya antara lain:
1. Sumber dana (tujuan mencari untung, profesionalitas)
2. Tujuan para profesional
3. Media seperti perusahaan
4. Media berorientasi pasar
5. Media publik
E. Hubungan
dengan Sumber
Konsep media sebagai ‘penjaga pintu
gerbang’ (White) untuk menggambarkan perusahaan surat kabar yang memilih
sejumalh kecil bahan berita. Pola penyeleksian sumber diidentifikasikan:
1. Memilih pengarang (seniman)
untuk menentukan publikasi karya.
2. Kontak kesinambungan orang
‘dalam’
3. Pengamatan langsung (sumber
berita)
4. Memanfaatkan pelayanan badan
pemasok berita
F. Hubungan
Internal Organisasi Media
Orientasi dasar pembagian media secara
internal sebagai berikut:1. Ditujukan pada sasaran efisiensi dan keberhasilan dalam bidang ekonomi yang ditargetkan oleh manajer.
2. Ditujukan pada sasaran profesional yang ditetapkan oleh penilaian para ahli dan teman sejawat
3. Ditujukan pada masyarakat luar yang dipengaruhi oleh berita, pendapat dan seni kreatif.
4. Ditujukan pada kemashuran dan keberhasilan bersama publik tertentu
G.
Hubungan dengan Audiens
Para pelaksana media cenderung menunjukan ‘autism” yang tinggi (keasyikan menilai diri sendiri) yang sangat bergantung pada pengentahuan mereka (profesional) dari pada pengentahuan klien.
Para pelaksana media cenderung menunjukan ‘autism” yang tinggi (keasyikan menilai diri sendiri) yang sangat bergantung pada pengentahuan mereka (profesional) dari pada pengentahuan klien.
H. Kegiatan
Organisasi media: Penjaga Gerbang (getkeeper)
1. Penjagaan gerbang
2. Tokoh dan seleksi
3. Lokasi dan seleksi
4. Waktu dan seleksi
5. Faktor lain dan media lainnya
1. Penjagaan gerbang
2. Tokoh dan seleksi
3. Lokasi dan seleksi
4. Waktu dan seleksi
5. Faktor lain dan media lainnya
I. Kegiatan
Organisasi Media: Mekanisme Proses dan Penyajian
Walaupun komunikasi massa
merupakan salah satu bentuk produksi massal, tetapi standarisasinya berkaitan
dengan reproduksi dan distribusi yang dilakuakan berkali-kali. Ragam isi atau
ide yang bermacam-macam dan unik disesuaikan dengan bentuk yang tidak asing
bagi produsen media dan diaanggap akrab dengan khalayak (spessipiksi yang
ditentukan oleh organisasi).
Tinjauan terhadap mekanisme
dalam dunia media massa yang bercirikan komersial-industrial menurut Ryan dan
Peterson (1982) menyajikan lima kerangka proses pengambilan keputusan dalam
seni media (terutama industri musik)
1. Model lini perakitan (assembly
line)2. Model keterampilan dan kewiraswastaan (craft and enterpreneurship)
3. Model konvensi dan formula (convention and formula)
4. Model citra khalayak dan konflik (audinence image and conflict)
5. Model citra produk (product image)
Isi Media
A. Tujuan Analisis Isi
1. Isi seperti yang dikirim dan diterima
2. Pelacakan dampak
3. Isi sebagai bukti komunikator
4. Isi media sebagai bukti masyarakat dan budaya
5. Penilaian media dan organisasinya
6. Studi isi demi isi itu sendiri
7. Konflik dan ketidakkonsistenan tujuan
1. Isi seperti yang dikirim dan diterima
2. Pelacakan dampak
3. Isi sebagai bukti komunikator
4. Isi media sebagai bukti masyarakat dan budaya
5. Penilaian media dan organisasinya
6. Studi isi demi isi itu sendiri
7. Konflik dan ketidakkonsistenan tujuan
B. Modus
Pembahasan dan Metode Analisis
1. Analisis isi tradisional
2. Strukturalisme dan semiologi
1. Analisis isi tradisional
2. Strukturalisme dan semiologi
C.
Varian dan Kemungkinan lain
Berelsonian (Barthian) mengkombinasikan kedua pendekatan di atas. Prinsipnya
setiap upaya sistematis untuk mencirikan dan mengidentifikasikan kekhasan tubuh
isi dapat berinklusi di dalam jajaran pendekatan yang telah diidentifikasikan
antara kategorisasi nyata dan evaluasi kritis atau moral.
D.
Isi Media dan Realitas Sosial
1. Tema yang mempersatukan
2. Teori tentang Penyimpangan realitas
a. teori fungsional
b. teori hegemoni
c. teori organisasi
1. Tema yang mempersatukan
2. Teori tentang Penyimpangan realitas
a. teori fungsional
b. teori hegemoni
c. teori organisasi
E.
Aliran Berita
1. Pemusatan berita
2. Pengertian berita
3. Berita dan kepentingan manusiawi
4. Nilai dan struktur berita
5. Bentuk dan laporan berita
1. Pemusatan berita
2. Pengertian berita
3. Berita dan kepentingan manusiawi
4. Nilai dan struktur berita
5. Bentuk dan laporan berita
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Produksi budaya media dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya peran gatekeeping (redaksi); Faktor ideologis organisasional,
genre, dan sosial budaya. Pilihan berita dipengaruhi beberapa hal seperti
keterlibatan figuritas, lokasi jarak atau kekuasaan, fenomena yang dapat
diprediksi, nilai eklusifitas, informasi yang paling terkini, dan keuntungan
ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media
disusupi oleh kelompok luar yang memiliki kepentingan baik secara
terang-terangan atau sembunyi. Terdapat pula promotor peristiwa atau kelompok
yang sengaja membuat isu atau fenomena agar mengganggu perhatian media. Hal ini berpengaruh pada pasokan informasi
yang masuk dan akan dipublikasikan. Padahal semestinya media bersifat selektif
dan sesuai tujuan mereka sendiri. Untuk itulah diperlukan hal standar yang
masuk dalam kategori logika media.
Konvergensi media berpengaruh erat
terhadap berubahnya pola produksi budaya media. Seperti konsumsi atau
partisipasi media masyarakat. Termasuk kaburnya batas profesional dan amatir.
B.
Saran
Semoga apa yang telah kami sampaikan
dalam makalah ini dapat memberikan maanfaat bagi pembaca,dan juga kami menerima
kritikan dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah
ini.Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.undip.ac.id “media dan produksi budaya”
http://dieragil.wordpress.com
No comments:
Post a Comment