1

loading...

Saturday, July 6, 2019

MAKALAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


MAKALAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 

BAB I
PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan penilaian usaha-usaha pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sistem manajemen pendidikan yang sentralistik tidak membawa kemajuan yang berarti bagi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Dalam kasus-kasus tertentu, manajemen sentralistis telah menyebabkan terjadinya pemandulan kreativitas pada satuan pendidikan dan berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Untuk mengatasi terjadinya stagnasi dibidang pendidikan ini diperlukan adanya paradigma baru dibidang pendidikan.
Manajemen berbasis sekolah merupakan model manajemen pendidikan yang memberikan otonomi yang lebih besar, fleksibel/keluwesan pada sekolah, serta mendorong partisipasi masyarakat agar mampu meningkatkan peran mereka dalam meningkatkan mutu sekolah. Manajemen berbasis sekolah (MBS) menganut prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang hidup dari masyarakat dan untuk masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup dan terisolasi dari realita kebutuhan masyarakat. Program sekolah harus sejalan dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mereka agar dapat berkembang bersama. Program-program sekolah harus mampu mengembangkan dan mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
  
     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan manajeman berbasis sekolah ?
2.      Apa fungsi dan subtansi dari manajemen berbasis sekolah ?

    C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan berbasis sekolah.
2.      Untuk mengetahui fungsi dan subtansi dari manajeman pendidikan berbasis sekolah.

    D.    Manfaat Penulisan
Agar pembaca mengerti tentang pengertian manajemen berbasis sekolah serta fungsi dan subtasnsi dari manajemen pendidikan berbasis sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN

    A.    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajeman berbasis sekolah merupakan terjemah dari kata “school based management”, istilah ini muncul pertama kali di Amerika Serikat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional[1]. Otonomi biasa diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dalam hal itu, kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oleh sekolah. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasi, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber baik kepada masyarakat maupun pemerintah. [2]
Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah keseluruhan proses perencanaan, mengorganisasikan, mengembangkan dan mengendalikan seluruh pendukung/pengguna sekolah dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah khususnya tujuan pendidikan umumnya.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan, yakni:
1.      Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik dan orang tua.
2.      Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
3.      Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah.
4.      Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.

     1)      Faktor-faktor yang Diperhatikan dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam manajemen berbasis sekolah diantara lain:
a)      Kewajiban sekolah, manajemen berbasis sekolah yang menawarkan kelulusan pengawasan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah, guru dan pengelola sistem pendidikan profesional.
b)      Kebijakan dan prioritas pemerintah. Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan dengan program peningkatan huruf dan angka efisien, mutu dan pemerataan pendidikan.
c)      Peran orang tua dan masyarakat MBS menurut hubungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat serta mengefisienkan sistem.
d)     Peran profesionalisme dan manajerial. Manajerial berbasis sekolah menurut perubahan-perubahan tingkah laku kepada sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mengoprasikan sekolah. Pelaksanaan MBS berpotensi meningkatkan peranan yang bersifat profesional dan manajerial.
e)      Pengembangan proses. Dalam MBS pemerintah harus menjamin bahwa semua unsur penting tenaga kependidikan.

      2)      Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam menguraikan karakteristik MBS, pendekatan sistem yaitu input, proses dan output digunakan untuk memandukannya. Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki tingkat kepentingan  satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output. [3]

     B.     Fungsi dan Substansi dari Manajemen Berbasis Sekolah
1.      Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah
a.       Perencanaan  
Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan menejemen tentang tindakan yang akan dilakukan manejemen pada waktu yang akan datang. Perencanaan ini juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik di susun dan di rumuskan berdasarkan data  yang dapat di pertanggungjawabkan serta dapat di pergunakan sebagai pedoman kerja. Dalam perencanaan terkandung makna pemahaman terhadap apa yang di kerjakan, permasalahan yang di hadapi dan alternatif pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas kegiatan yang teleh ditentukan secara proporsinal.
b.      Pelaksanaan
Pelaksaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana manajemen menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan manajemen secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat maka proses pendidikan seperti yang diinginkan akan sulit terealisasikan.
c.       Pengawasaan
Pengawasan merupakan upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, memberi penjelasan, petunjuk pembinaan, dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu.
d.      Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana manajemen untuk mecapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efiesien. Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan.

2.      Substansi manajemen berbasis sekolah
Fungsi dan substansi Manajemen Berbasis Sekolah, dari aspek fungsinya beberapa hal yang tercakup adalah perencanaan, pengorganisasian, plaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan kepemimpinan. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sekolah (kepala sekolah, guru, dibantu oleh komite sekolah) dan ada yang berpendapat karena pentingnya “kepemimpinan” maka manajemen dan kepemimpinan dipisahkan. Substansi atau bidang yang dikelola oleh  sekolah dengan fungsi-fungsi tersebut:
a.       Bidang Teknis Edukatif
Manajemen bidang teknis edukatif di sekolah yang sangat penting adalah aspek kurikulum dan implementasinya di sekolah.
b.      Bidang Ketenagaan
Fungsi-fungsi manajemen dalam urusan ketenagaan di antaranya mencakup perencanaan kebutuhan, seleksi, pengangkatan, penempatan, pengembangan, dan pemberhentian.
c.       Bidang Keuangan
Terutama untuk pendanaan pendidikan di sekolah merupakan salah satu elemen MBS yang sangat penting. Merujuk pada keuangan sekolah sebagai elemen asensial dalam pelaksanaan MBS.
d.      Bidang Sarana dan Prasarana
Kasus-kasus terjadi yang menunjukkan inisiatif sekolah untuk memenuhi sendiri sarana prasarana pendidikan. Diantara sekolah banyak yang membangun tambahan ruang kelas baru atau memperbaiki ruang kelas yang rusak secara mandiri.
e.       Bidang Kesiswaan
Siswa atau peserta didik merupakan komponen yang sangat penting karena menjadi muara dan seluruh upaya perbaikan komponen-komponen lainnya dalam menejemen pendidikan. Perbaikan kurikulum dan penataran guru misalnya, tujuan akhirnya adalah untuk membuat agar prestasi peserta didik menjadi lebih baik.

BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah keseluruhan proses perencanaan, mengorganisasikan, mengembangkan dan mengendalikan seluruh pendukung/pengguna sekolah dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah khususnya tujuan pendidikan umumnya. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasi, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
Di dalam fungsi manajemen berbasis sekolah di antaranya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan. Kemudian fungsi-sungsi substansi diantaranya yaitu dibidang teknik edukatif, bidang ketenagaan, bidang keuangan, sarana dan prasarana serta kesiswaan.

    B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah ini agar di pembuatan makalah selanjutnya kami bisa lebih baik lagi. 



[1] H.Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta:Ar-Ruzz  Media, 2017) , hlm.236
[2] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2002), hlm.24.
[3] Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: PT Refika Aditama), hlm.57

No comments:

Post a Comment