MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN SD/MI
“ METODE-METODE
MATA PELAJARAN : METODE DEMONSTRASI, METODE EKSPERIMEN, METODE RESITASI”
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode
demonstrasi menurut Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.
Pembelajaran
melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih
dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai
percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam
melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen)
melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil
pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
Tugas
atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual
maupun secara kelompok. Teknik
pemberian tugas atau resitasi, biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa
metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana
guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggungjawabkan kepada guru.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode
pembelajaran Demostrasi?
2. Bagaimana metode
pembelajaran Eksperimen?
3. Bagaimana metode
pembelajaran Resitasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui
metode pembelajaran Demonstrasi
2. Mengetahui
metode pembelajaran Eksperimen
3. Mengetahui
metode pembelajaran Resitasi
PEMBAHASAN
A. Metode
Pembelajaran Demonstrasi
1.
Pengertian Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi menurut Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.
Menurut
Suaedy metode demonstrasi adalah suatu
cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode
ini sangat efektif diterapkan untuk menunjukkan proses suatu kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan
dengan metodeh ceramah dan tanya.
Sedangkan menurut Darajat metode demonstrasi adalah
metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode demonstrasi
adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai
pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami
oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya
Sementara
menurut Syaiful Bahri Djamarah,bahwa metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran.[1]
2.
Tujuan Metode
Pembelajaran Demonstrasi
Setiap
kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode
demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan
metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu.
Menurut
Sudjana tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau
mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. Pendapat
tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan bahwa tujuan metode
demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu
harus terjadi dengan cara yang paling baik.
3.
Langkah-langkah
dalam Metode Pembelajaran Demonstrasi
Untuk melaksanakan
metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus
dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan
pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
a)
Merumuskan
dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh
siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b)
Mempertimbangkan
dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c)
Alat-alat yang
diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba
terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
d)
Jumlah siswa
memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e)
Menetapkan
garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum
demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada
waktunya.
f)
Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada
siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah
demonstrasi.
g)
Selama
demonstrasi berlangsung, harus diperhatikan
Ø
Keterangan
keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa,
Ø
Alat-alat telah
ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas,
Ø
Telah disarankan
kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
4.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode Demonstrasi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah kelebihan dan kekurangan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
a.
Kelebihan metode
demonstrasi :
Ø
Perhatian siswa
dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang
penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun
lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang
lainya.
Ø
Dapat membimbing
siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
Ø
Ekonmis dalam
jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat
diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
Ø
Dapat mengurangi
kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan,
karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.
Ø
Karena gerakan
dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang
banysk
Ø
Beberapa
persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu
proses demonstrasi.
b. Kekurangan
metode demonstrasi :
Ø
Derajat
visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati
keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang
terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
Ø
Untuk mengadakan
demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah
didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
Ø
Dalam mengadakan
pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan
perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik.
Ø
Tidak semua hal
dapatdidemonstrasikan di kelas.
Ø
Memerlukan
banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
Ø
Kadang-kadang
hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu
didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
B. Metode Pembelajaran Eksperimen
1. Metode
Eksperimen
Eksperimen
dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharafkan dinyatakan secara jelas
dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.
Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di
uji coba.
Metode
eksperimen menurut Djamarah adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan
dari proses yang dialaminya itu.
Metode
eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman dan dalam pembelajaran
melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan itu,
Berdasarkan pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang
dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang
dialaminya.[2]
2. Karakteristik Metode Eksperimen
Terdapat beberapa
karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya
dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra,
yaitu:
Ø
Ada alat bantu
yang digunakan
Ø
Siswa aktif
melakukan percobaan
Ø
Guru membimbing
Ø
Tempat
dikondisikan
Ø
Ada pedoman
untuk siswa
Ø
Ada topik yang
dieksperimenkan
Ø
Ada
temuan-temuan.
Dari karakterisitik
tentang metode eksperimen dapat ditarik kesimpulan bahwa metode eksperimen
dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam meningkatkan
sikap ilmiah siswa, sikap ilmiah dapat muncul dalam pembelajaran melalui
pengalaman melakukan eksperimen. Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi
lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk
terampil menggunakan alat, terampil merangkai percobaan dan mengambil
kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam melakukan metode ilmiah
dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen) melatih siswa untuk
merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan bukan data
opini hasil rekayasa pemikiran.
3. Kelebihan
dan Kelemahan Metode Eksperimen
a. Menurut
Menurut Rusyan metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut:
Ø
Melatih disiplin
diri siswa melalui eksperimen yang
dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan
dalam melakukan eksperimen.
Ø
Kesimpulan
eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswamelalui eksperimen yang
dilakukannya sendiri secara langsung.
Ø
Siswa akan lebih
memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung.
Ø
Mengembangkan
sikap terbuka bagi siswa
Ø
Metode ini
melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran
sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
b. Adapun
kelemahan metode eksperimen antara lain:
Ø
Metode ini
memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah,
ia dapat menyerap waktu pelajaran.
Ø
Kebanyakan
metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada
pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial.[3]
Ø
Pada hal-hal
tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya
selalu ada. Dalam hal ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan.[4]
Ø
Metode ini
memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya,
eksperimen akan gagal.
4. Langkah-Langkah
Metode Eksperimen
Untuk terlaksananya
dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang dikemukakan Ramyulis sebagai berikut:
a.
Memberi
penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen
b.
Menentukan
langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan eksperimen
c.
Sebelum
eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
Ø
Alat-alat apa
yang diperlukan
Ø
Langkah-langkah
apa yang harus ditempuh
Ø
Hal-hal apa yang
harus dicatat
Ø
Variabel-variabel
mana yang harus dikontrol
d.
Setelah
eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut) eksperimen
contohnya :
Ø
Mengumpulkan
laporan mengenai eksperimen tersebut
Ø
Mengadakan tanya
jawab tentang proses
Ø
Melaksanakan
teks untuk menguji pengertian siswa
C. Metode Pembelajaran Resitasi
1.
Pengertian
Metode Resitasi
Metode
resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar dan tugas yang diberikan kepada siswa
dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas atau
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu,
karena tugas dapat dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat
lainnya. Tugas atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individual maupun secara kelompok.
Teknik
pemberian tugas atau resitasi, biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa
metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana
guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dari pengertian tentang
metode resitasi di atas, maka penulis dapat uraikan bahwa metode resitasi
merupakan suatu cara dari guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan
siswa dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah untuk
dipertanggungjawabkan oleh siswa kepada guru.
2.
Langkah-Langkah
Metode Resitasi
Langkah-langkah yang
dapat dilakukan guru dalam melaksanakan metode resitasi, adalah sebagai
berikut:
a.
Fase Pemberian
Tugas
Tugas yang diberikan
kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
Ø
Tujuan yang akan
dicapai.
Ø
Jenis tugas yang
jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
Ø
Ada petunjuk
atau sumber yang membantu pekerjaan siswa.
Ø
Sediakan waktu
yang cukup untuk mengerjakan tugas
b.
Langkah
Pelaksanaan Tugas
Ø
Diberikan
bimbingan atau pengawasan oleh guru.
Ø
Diberikan
dorongan sehingga anak mau bekerja.
Ø
Diusahakan
dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
Ø
Dianjurkan agar
siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.
Fase
Mempertanggungjawabkan Tugas
Ø
Laporan siswa
baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
Ø
Ada tanya jawab
atau diskusi kelas.
Ø
Penilaian hasil
pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
3.
Bentuk Metode
Resitasi
Dalam proses belajar
mengajar bentuk metode resitasi dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.
Bentuk Kelompok
Bentuk kelompok atau
bekerja dalam situasi kelompok, mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu
kelas dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri atau dibagi atas
kelompok-kelompok kecil. Apabila guru dalam menghadapi murid-murid di kelas
merasa perlu membagi mereka dalam beberapa kelompok untuk memecahkan suatu
masalah untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan secara bersama-sama, maka
cara itu termasuk bentuk dari metode resitasi.
Metode resitasi sebagai
metode interaksi edukatif, bentuk kelompok ini dapat diterapkan untuk berbagai
macam tujuan proses belajar, mengajar, termasuk pada mata pelajaran SKI.
Dilihat dari segi proses kerjanya, maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu:
Ø
Kelompok jangka
pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada
saat itu saja, jadi sifatnya insidental.
Ø
Kelompok jangka
panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu
saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas atau
masalah yang akan dipecahkan.
b.
Bentuk
individual
Bentuk ini, merupakan
pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan
diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri (Self Concept). Dalam bukunya,
Slameto menyatakan bentuk individual ini dapat mencapai hasil belajar, yaitu:
Ø
Keterampilan
intelektual yang merupakan hasil belajar individual ini dapat sistem skolastik.
Ø
Strategi
kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti yang
seluas-luasnya.
Ø
Informasi
verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Ø
Keterampilan
motorik yang diperoleh di sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik,
dan sebagainya.
Ø
Sikap dan nilai,
berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang,
sebagaimana disimpulkan mundurnya bertingkah laku terhadap orang lain.[5]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode
demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya .
Eksperimen
dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharafkan dinyatakan secara jelas
dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.
Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di
uji coba.
Metode
resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar dan tugas yang diberikan kepada siswa
dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas atau
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu,
karena tugas dapat dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat
lainnya. Tugas atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individual maupun secara kelompok.
B . Saran
Makalah ini hanyalah sekedar ulasan
tentang Metode-metode dalam
pembelajaran. Saran serta kritikan pembaca kami butuhkan guna perbaiakan makalah kami,
apabila ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf sebesar-besaranya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Tafsir,
Ahmad. 2003. Metodologi Pengajaran Agama
Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tim pustaka Yustisia,
2007. MetodologiPengajaran Agama Islam , yogyakarta:
pustaka Yustisia.
Asep Herry Hermawan. 2009. Pembelajaran terpadu. Jakarta:
Direktorat jenderal pendidikan.
Muhaimin, sutiah, sugeng l p, 2008. Metode-Metode
Mengajar .
Jakarta:
PT Raja Grafindo persada.
E.
Mulyasa, 2008 .
Belajar Dan Pembelajaran, jakarta: Bumi Aksara.
[1]Tafsir,
Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2003, hlm
65.
[2]Tim pustaka Yustisia, MetodologiPengajaran
Agama Islam , Yogyakarta: pustaka Yustisia 2007,
hlm 98.
[3]Asep
Herry Hermawan, Pembelajaran terpadu, Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan, 2009,
hlm, 180.
[4]Muhaimin, sutiah, sugeng l p, Metode-Metode Mengajar, Jakarta:
PT Raja Grafindo persada, 2008, hlm, 43.
No comments:
Post a Comment