1

loading...

Saturday, July 6, 2019

MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN SD/MI "METODE DEMONSTRASI, METODE EKSPERIMEN, METODE RESITASI”


                  MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN SD/MI

“            METODE-METODE MATA PELAJARAN : METODE DEMONSTRASI, METODE EKSPERIMEN, METODE RESITASI



PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang
            Metode demonstrasi menurut Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
            Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen) melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
            Tugas atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Teknik pemberian tugas atau resitasi, biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
    B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana metode pembelajaran Demostrasi?
2.      Bagaimana metode pembelajaran Eksperimen?
3.      Bagaimana metode pembelajaran Resitasi?
     C.    Tujuan
1.      Mengetahui metode pembelajaran Demonstrasi
2.      Mengetahui metode pembelajaran Eksperimen
3.      Mengetahui metode pembelajaran Resitasi
PEMBAHASAN
A.  Metode Pembelajaran Demonstrasi
1.    Pengertian Metode Demonstrasi
               Metode demonstrasi menurut Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
               Menurut Suaedy  metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode ini sangat efektif diterapkan untuk menunjukkan proses suatu  kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan dengan metodeh ceramah dan tanya.
               Sedangkan menurut Darajat metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya
               Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah,bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.[1]
2.    Tujuan Metode Pembelajaran Demonstrasi
               Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
               Menurut Sudjana tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik.
3.    Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya  evaluasi.
a)      Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b)      Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c)      Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
d)     Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
f)       Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g)      Selama demonstrasi berlangsung, harus diperhatikan
Ø  Keterangan keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa,
Ø  Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas,
Ø  Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
4.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Menurut Syaiful Bahri Djamarah  kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
a.       Kelebihan metode demonstrasi :
Ø  Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.
Ø  Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
Ø  Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
Ø  Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.
Ø  Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banysk
Ø  Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
b. Kekurangan metode demonstrasi :
Ø  Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
Ø  Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
Ø  Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik.
Ø  Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
Ø  Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
Ø  Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
B.  Metode Pembelajaran Eksperimen
1.      Metode Eksperimen
       Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan  dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
       Metode eksperimen menurut Djamarah  adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
       Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati  masyarakat secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu,
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.[2]
2.      Karakteristik  Metode Eksperimen
Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra, yaitu:
Ø  Ada alat bantu yang digunakan
Ø  Siswa aktif melakukan percobaan
Ø  Guru membimbing
Ø  Tempat dikondisikan
Ø  Ada pedoman untuk siswa
Ø  Ada topik yang dieksperimenkan
Ø  Ada temuan-temuan.
Dari karakterisitik tentang metode eksperimen dapat ditarik kesimpulan bahwa metode eksperimen dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa, sikap ilmiah dapat muncul dalam pembelajaran melalui pengalaman melakukan eksperimen. Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen) melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
3.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
a.      Menurut Menurut Rusyan metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara  lain sebagai berikut:
Ø  Melatih disiplin diri siswa  melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen.
Ø  Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswamelalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung.
Ø  Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung.
Ø  Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa
Ø  Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
b.      Adapun kelemahan metode eksperimen antara lain:
Ø  Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran.
Ø  Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial.[3]
Ø  Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan.[4]
Ø  Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal.
4.      Langkah-Langkah Metode Eksperimen
Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang dikemukakan Ramyulis sebagai berikut:
a.       Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen
b.      Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan eksperimen
c.       Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
Ø  Alat-alat apa yang diperlukan
Ø  Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
Ø  Hal-hal apa yang harus dicatat
Ø  Variabel-variabel mana yang harus dikontrol
d.      Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut) eksperimen contohnya :
Ø  Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
Ø  Mengadakan tanya jawab tentang proses
Ø  Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa
C. Metode Pembelajaran Resitasi
1.      Pengertian Metode Resitasi
       Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan tugas yang diberikan kepada siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu, karena tugas dapat dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
       Teknik pemberian tugas atau resitasi, biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dari pengertian tentang metode resitasi di atas, maka penulis dapat uraikan bahwa metode resitasi merupakan suatu cara dari guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah untuk dipertanggungjawabkan oleh siswa kepada guru.                      
2.      Langkah-Langkah Metode Resitasi
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan metode resitasi, adalah sebagai berikut:
a.       Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
Ø  Tujuan yang akan dicapai.
Ø  Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
Ø  Ada petunjuk atau sumber yang membantu pekerjaan siswa.
Ø  Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas
b.      Langkah Pelaksanaan Tugas
Ø  Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
Ø  Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
Ø  Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
Ø  Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.       Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
Ø  Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
Ø  Ada tanya jawab atau diskusi kelas.
Ø  Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
3.      Bentuk Metode Resitasi
Dalam proses belajar mengajar bentuk metode resitasi dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.       Bentuk Kelompok
Bentuk kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok, mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil. Apabila guru dalam menghadapi murid-murid di kelas merasa perlu membagi mereka dalam beberapa kelompok untuk memecahkan suatu masalah untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan secara bersama-sama, maka cara itu termasuk bentuk dari metode resitasi.
Metode resitasi sebagai metode interaksi edukatif, bentuk kelompok ini dapat diterapkan untuk berbagai macam tujuan proses belajar, mengajar, termasuk pada mata pelajaran SKI. Dilihat dari segi proses kerjanya, maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu:
Ø  Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya insidental.
Ø  Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas atau masalah yang akan dipecahkan.
b.      Bentuk individual
Bentuk ini, merupakan pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri (Self Concept). Dalam bukunya, Slameto menyatakan bentuk individual ini dapat mencapai hasil belajar, yaitu:
Ø  Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar individual ini dapat sistem skolastik.
Ø  Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti yang seluas-luasnya.
Ø  Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Ø  Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya.
Ø  Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana disimpulkan mundurnya bertingkah laku terhadap orang lain.[5]


PENUTUP
       A.    Kesimpulan
            Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya .
            Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan  dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
            Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan tugas yang diberikan kepada siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu, karena tugas dapat dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas atau resitasi dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
B  . Saran
Makalah ini hanyalah sekedar ulasan tentang Metode-metode dalam pembelajaran. Saran serta kritikan pembaca kami butuhkan guna perbaiakan makalah kami, apabila ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf sebesar-besaranya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tafsir, Ahmad. 2003. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
            Tim pustaka Yustisia, 2007. MetodologiPengajaran Agama Islam , yogyakarta: pustaka Yustisia.
            Asep Herry Hermawan. 2009. Pembelajaran terpadu. Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan.
Muhaimin, sutiah, sugeng l p, 2008. Metode-Metode Mengajar . Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
            E. Mulyasa, 2008 . Belajar Dan Pembelajaran,  jakarta: Bumi Aksara.


[1]Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2003, hlm  65.
[2]Tim pustaka Yustisia,  MetodologiPengajaran Agama Islam , Yogyakarta: pustaka Yustisia 2007, hlm 98.

[3]Asep Herry Hermawan,  Pembelajaran terpadu,  Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan, 2009, hlm, 180.

[4]Muhaimin, sutiah, sugeng l p, Metode-Metode Mengajar,  Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2008, hlm, 43.

[5]  E. Mulyasa,  Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara , 2008, hal  91.

No comments:

Post a Comment