MAKALAH PENALARAN, PIKIRAN DAN BAHASA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah
adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri melainkan kait mengait dalam kalimat lain yang membentuk
paragraf, paragraf merupakan sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau
alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurangideal jika ditinjau dari segi komposisi, pembicaraan tentang
paragraf, sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal
yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagamaina hubungan penalaran, pikiran
dan Bahasa?
2. Bagaimana jenis penalaran?
3. Pengertian dari paragraf?
4. Mengetahui macam-macam dari paragraf?
5. Bagaimana teknik pengembangan paragra
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami hubungan dari penalaran, pikiran dan bahasa.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami jeni-jenis dari penalaran.
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami pengertian paragraf.
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami macam-macam paragraf.Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
bagaimana teknik pengembangan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Penalaran, Pikiran, dan Bahasa
Pengembangan penalaran tidak dapat
dilepaskan dari pemikiran tentang bahasa dan pikiran. Berbicara mengenai pikiran
dan bahasa, takubahnya seperti dua sisi mata uang, yakni sangat dekat jarak dan
hubungannya dan tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan dengan pikiran dan
bahasa, dikenal adanya inner speech dan external speech inner speech merupakan
suatu ujaran, yakni pikiran yang berkaitan dengan kata. Kata-kata itu lenyap
pada saat pikiran terbentuk, sedangkan external speech menerangkan bahwa
pikiran itu terwujud dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284). Hubungan antara
pikiran dan bahasa pernah diteliti oleh Piaget. Menurut Piaget ada dua macam
modus pikiran-pikiran terarah (directed) atau pikiran intelegen (intelligent)
dan pikiran tak terarah atau pikiran austitik (austitic).
Keterkaitan antara bahasa dan pikiran
seperti penelitian diatas juga dilakukan
pada abad 18 dan abad 19 oleh seorang Jermanis yang akhirnya dikembangkan di
Amerika oleh Franz Boas dkk. Boas melihat bahwa cara berpikir seseorang
dipengaruhi oleh struktur bahasa yang mereka pakai (Dardjowidjojo 2003:284).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa jalan pikiran seseorang sangat
terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan bahasanya. Demikian juga, bahasa
seseorang akan menunjukkan bagaimana cara dia menggunakan pikiran atau
bernalar. Bahasa adalah sarana bernalar. Bagaimana seseorang berbahasa,
termasuk menulis, akan mencerminkan pula bagaimana orang itu menata jalan
pikirannya (Akhadiah 2001). Berkenaan dengan
pengertian penalaran, Keraf (1982) dan Moeliono (1989) menegaskan bahwa penalaran adalah proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta,
petunjuk, eviden atau hal yang lain yang bisa dianggap sebagai bahan bukti yang
dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Secara umum, penalaran dapat
dilakukan melalui dua cara,yakni secara induktif dan secara deduktif.[1]
B. Jenis-Jenis Penalaran
1. Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang
dimulai dari Peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa
yangsifatnya umum. Secara umum penalaran induksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Penalaran Generalisasi
Penarikan penalaran berdasarkan data yang
sesuai dengan fakta (data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian,
pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan
harus cukup dan dapat mewakili. Jenis penalaran ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang khusus. kemudian menuju peristiwa-peristiwa yang umum.
Contohnya adalah:
1) Bensin merupakan jenis bahan bakar
apabila terkena api akan mudah terbakar. Demikian juga minyak tanah, termasuk
bahan bakar yang mudah terbakar. Solar pundemikian pula halnya, bila terkena
api akan mudahterbakar. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarikkesimpulan
bahwa semua jenis bahan bakar apabila terkena api akan mudah terbakar.
2) Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir
Jalan Jendral Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanitahilang ketika
pulang dari sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah
dikursi belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak
yangtewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana Anwar. Dengan
demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban tentang
hilangnya tiga anak itu.[2]
b. Penalaran Analogi
Penalaran ini membandingkan dua hal yang
berbeda, tetapi memiliki kesamaan. Berdasarkan banyaknya kesamaan tersebut
ditariklah suatu kesimpulan. Penalaran jenis ini berdasarkan dari dua peristiwa
khusus yang mempunyai kesamaan satu dengan yang lain untuk diambil kesimpulan:
apakah apa yang berlaku pada satu hal itu berlaku pada sesuatu hal lainnya.
Contohnya adalah:
1) Orang yang tidak memiliki tujuan dalam
hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu dalam
keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah tanpa penerangan. Ia
akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan
mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.
2) Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci
seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang
diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan
keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas
yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya. Jadi, membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis
kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat. [3]
c. Penalaran Sebab Akibat
Penalaran dimulai dengan mengemukakan
fakta berupa sebab kemudian disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat.
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sampai
dengan kesimpulan peristiwa itu merupakan akibat dari suatu fenomena. Penalaran
Induksi hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Hubungan Sebab Akibat
Pertama-tama dikemukakan
peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab, sampai kemudian pada kesimpulan yang
menjadi akibat. Contohnya adalah:
Karena
warga sering buang sampah sembarangan, maka daerah Jakarta sering banjir.
Karena
kemarin Dion kehujanan, maka hari ini Dion sakit.
2) Hubungan Akibat Sebab
Pada awalnya dikemukakan peristiwa yang
menjadi akibat selanjutnya dikemukakan peristiwa-peristiwa yang menjadi
penyebabnya. Contohnya adalah:
Jakarta
termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering buang
sampah sembarangan. Hidayah mendapat IPK 3.81, karena Hidayah rajin belajar.[4]
3) Hubungan Sebab Akibat1– Akibat 2
Dalam hubungan ini dikemukakan sebab
dapat menimbulkan lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama dapat menjadikan
sebab yang akan menimbulkan akibat yang kedua dan seluruhnya. Contohnya adalah:
a) Mang Kodir adalah seorang perokok berat,
karena dia sering merokok tanpa henti akhirnya dia menagalami radang paru-paru,
tidak lama kemudian dia dinyatakan radang paru-paru kronis oleh pihak rumah
sakit. Andi keponakan mang Kodir tiba-tiba batuk serta mengeluarkan darah
padahal andi tidak merokok, setelah diperiksa ternyata Andi menjadi seorang
perokok pasif akibat mamangnya si Kodir.
b) Gunung semeru mulai aktif dan
mengeluarkan gas panas, para penduduk yang hidup di kaki gunung semerupun
akhirnya harus mengungsi dari sana. UKM organisasi pencinta alam UNWAHAS harus
mengundur jadwalnya ke gunung semeru setelah mendengar kabar bahwa gunung
semeru mulai mengeluarkan gas panas
d. Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang
dimulai dari peristiwaperistiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang khusus.
Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan kedalam
data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf
deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa
dampak pada peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir semua
jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur dan tanaman hias. Padi
yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah
banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi begitu juga
dengan sayur dan tanaman hias, semua menunjukkan kondisi baik.
C. Salah Nalar
Salah nalar (logical fallacy) adalah
kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik
simpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena factor emosional, kecerobohan,
atau ketidaktahuan (Suparno dan Yunus 2003:1.47). Secara garis besar, salah
nalar dapat dikelompokkan menjadi lima, yakni generalisasi yang terlalu luas,
kerancuan analogi, kekeliruan kausalitas, kesalahan relevansi, dan penyandaran
terhadap prestise seseorang. Generalisasi yang terlalu luas merupakan salah
nalar yang disebabkan oleh kurangnya data yang menjadi dasar generalisasi
(penyimpulan).
Kerancuan analogi merupakan salah nalar
yang terjadi karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang
dibandingkan tidak memiliki kesamaan karakter yang esensial (pokok). Kesamaan
yang terjadi hanya sebagian kecil. Kekeliruan kausalitas merupakan salah nalar
yang terjadi sebagai akibat kekeliruan menentukan gejala atau peristiwa yang
menjadi sebab atau akibat. Kesalahan relevansi merupakan jenis salah nalar yang
terjadi sebagai akibat jika bukti, peristiwa, atau alasan yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan,
Penyandaran pada prestise seseorang tanpa
memperhatikan keahlian seseorang, jenis pernyataan, serta kebenaran pernyataan
yang menjadi sandaran. Bila kita akan mengutip pernyataan seseorang tentang
kondisi ekonomisebagai sebuah sandaran kesimpulan perlu memperhatikan apakah
orang tersebut memang ahli ekonomi yang dibicarakan tentang ekonomi yang
berasal dari pemikiran yang telah teruji kebenarannya. Contohnya adalah:
Broto
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya[5]
D. Pengertian Paragraf
Paragraf dapat diartikan sebagai
rangkaian kalimat dengan kaidah-kaidah tertentu pula. Banyak pakar bahasa yang
mendefinisikan paragraph. Widjono (2007: 173) menerangkan beberapa pengertian
paragraf yaitu:
1. Paragraf adalah karangan mini
2. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat yang
tersusun secara runtut, logis, dalam satuan ide yang tersusun secara
lengkap, utuh, dan padu
3. Paragraf adalah bagian dari suatu
karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnya. Sementara itu, Akhadiah (1991:144) menerangkan bahwa paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah
paragraf terkandung satu buah unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik,
kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Berbeda dengan akhadiah, Gorys Keraf menyatakan
bahwa paragraf adalah alenia. Alenia diartikan sebagai kesatuan pikiran yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membuat sebuah ide
(Gorys Keraf, 1977: 51)[6]
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau
dihubungkan sehingga membentuk suatu gagasan tertentu.
E. Macam-Macam Paragraf
Macam-macam paragraf dapat dibedakan
berdasarkan tempat dan fungsinya dalam karangan, letak kalimat utama dan isi.
Berikut ini pembagian jenis-jenis parangraf berdasarkan kriteria tersebut.
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Tempat dan fungsinya dalam Karangan
Berdasarkan tempat dan fungsinya dalam
karangan, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Paragraf pembuka,
paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
a. Paragraf Pembuka
Paragraf Pembuka memiliki peran sebagai
pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraiakan oleh
penulis. Oleh karena itu, paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian
pembaca serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan.[7]
b. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf
yang terdapat diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Paragraf
penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh penulis. Semua
inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini.
Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling
panjang dalam keseluruhan karangan atau tulisan.
Uraian dalam paragraf penghubung ini,
antar kalimat maupun antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
Sifat-sifat paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karanganya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah pada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf Penutup
Paragraf Penutup adalah paragraf yang
berfungsi untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lai,
paragraf ini mengandung simpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam
paragraf-paragraf penghubung atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal
yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat
Utama
Menurut Sirai, dkk. (1985: 70-71)
berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi empat yaitu:
paragraf deduktif, induktif, campuran, dan tanpa kalimat utama.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama, kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini
biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif atau dari yang umum ke
yang khusus.
b. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau hal-hal terperinci
kemudian ditutup dengan utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir
induktif, yakni dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
c. Paragraf gabungan atau campuran
Yakni paragraf yang inti gagasanya
diletakkan pada bagian awal dan akhir. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi
pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk
lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi, pada
dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
d. Paragraf tanpa kalimat utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat
utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun
paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi
atau deskripsi. [8]
3. Jenis Paragraf Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya, paragraf dibedakan
menjadi lima, yakni paragraf narasi, deskripsi, eksplorasi, argumentasi dan
persuasi.
a. Paragraf narasi
Paragraf narasi atau cerita adalah jenis
adalah paragraf yang berisi cerita suatu persoalan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam paragraf narasi adalah:
1) Biasanya cerita disampaikan secara
kronologis
2) Mengandung plot atau rangkaian peristiwa
dan
3) Ada tokoh yang menceritakan, baik
manusia maupun bukan.
b. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf
yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu keadaan sehingga
pembaca memiliki pemahaman yang sama dengan informasi yang disampaikan.
Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah bersifat informatif.
c. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah karangan yang
dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat memperluas wawasan
pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaiakan biasanya dilengkapi dengan
gambar, data, dan statistik.
d. Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah jenis karangan
yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin dengan proses
penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat unruk mempengaruhi atau
menyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuanya.
e. Paragraf persuasi
Paragraf persuasi adalah jenis karangan
yang disampaikan dengan mengunakan bahasa yang singkat, padat dan menarik untuk
mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya.
F. Teknik Pengembangan Paragraf
Banyak siswa maupun mahasiswa mengalami
kesulitan mengembangkan paragraf dengan kalimat-kalimat penjelas yang lebih
kompleks. Mereka tahu dan paham akan gagasan inti yang akan ditulis dalam
paragraf, tetapi kebingungan ketika akan menuangkannya secara sistematis. Atas
dasar inilah diperlukan pengembangan paragraf secara lebih operasional sehingga
menjadi keterampilan. Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat
dilakukan dengan membuat kerangka paragraf terlebih dahulu sebelum menulis paragraf
itu sendiri. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah ini.
a. Kerangka paragraf
Gagasan pokok:”Keindahan alam di Tawangmangu makin
surut”
Gagasan
penunjang: Manusia telah mengubah segala-galanya hutan, sawah dan ladang
tergususr pohon-pohon tidak ada lagi pagar bunga sudah diganti gedung-gedung
mewah dibangun.
b. Hasil pengembangan paragraf.
Bernostalgia tentang indahnya alam di
Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun,
dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan
ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon
telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran
dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah
menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliyunan rupiah. Arus
modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.[9]
Secara ringkas, pengembangan paragraf
dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat
topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit
dikembangkan, tetapi juga jangan terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan
yang panjang). Kedua, tempatkanlah kalimat topik dalam posisi yang menyolok dan
jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga,
dukunglah kalimat topik tersebut dengan kalimat-kalimat yang lebih detail.
Keempat, gunakan kata-kata transisi, frasa dan alat lain di dalam dan di antara
paragraf. Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat
dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar
menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibahas. Susunan logis
ini mengenal dua macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang (spesial) yang membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.
Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke
atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya; (b) urutan waktu (kronologis) yang
menggambarkan urutan terjadinya pristiwa, perbuatan, atau tindakan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.
Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua
pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati
Sidungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti,
terdapat ruanngan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan
cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan
dijaga oleh ksatria-kesatria terpilih oleh kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat
menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini
mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan
yanga senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pemujaan karena
di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara kebaktian. Beberapa
meter dari ruang pemujaan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar
di tengahnya. Ruangan ini sering disebut ruang reresik, karena ruangan ini
sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk keruang
pemujaan. (Contoh pengembangan paragraf dengan pengembangan waktu).
b. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama dirinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian, secara
berangsur-angsur disusun dengan gagasan lain sampai pada gagasan yang paling
tinggi kedudukannya/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas
uraian ini.
Bentuk traktor mengalami perkembangan
dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat
manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan
dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktorpumn
ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai
sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpilar. Di samping
Carterpilar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat
pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk
Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang beentuknya
sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya (Contoh pengembangan
paragraf dengan klimaks dan antiklimaks).
Pikiran utama dari paragraf di atas
adalah “Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran
utama itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan: traktor yang dijalankan
dengan mesin uap, traktor yang menggunakan roda rantai, traktor buatan Frod,
dan traktor buatan Jepang. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan
dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun kegagasan lain yang lebih rendah.[10]
c. Umum-Khusus dan Khusus-Umum (Deduktif
& Induktif)
Cara pengembangan paragraf yang paling
banyak digunakan adalah cara umum-khusus dan khusus-umum. Paragraf jenis ini
lebih dikenal dengan istilah deduktif dan induktif. Paragraf ini telah
dicontohkan pada jenis-jenis paragraf sebagaimana dibahas di depan.
d. Perbandingan dan Pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan,
sering kali penulis berusaha memperbandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal
ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Syarat
perbandingan dan pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan dua hal
itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan. Untuk lebih jelasnya, simak contoh
berikut ini.
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik
dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di depan umum seperti apa yang
diharapkan oleh rakyatnya. Keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang
praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thacher.
Sejak menjadi pemimpin pertai Konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligu dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen. (contoh pengembangan paragraf
dengan perbandingan dan pertentangan).
e. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang sudah dikenal secara umum dengan hal baru yang belum
dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelakan hal yang kuarang dikenal
tersebut.Berikut ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan
car analogi. Di dalam contoh berikut ini penulis ingin menjelaskan perbedaan
filsafat dengan ilmu.
Filsafat dapat diibaratkan sebagai
pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan
infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuuan yang diantaranya terdapat
ilmu filsafatlah yang memenangakan tempatberpijak bagi kegiatan keilmuan.
Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan
kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan
daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuaan lainnya.
Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafatpun pergi kembali menjelajah laut
lepas, berspekulasi dan meneratas (Contoh pengembangan paragraf pebandingan dan
dengan analogi).
f. Pengembangan Paragraf dengan
Contoh-contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum
seringkali memerlukan contoh-contoh yang kongkret agara pembaca tidak
kebingungan. Berikut ini akan disajikan contoh sebuah paragraf yang
dikembangkan dengan contoh-contoh kalimat penjelas. Kalimat topik contoh
berikut ini mengandung ggagasan pokok tentang usaha pemerintah dalam mengejar
ketertinggalan desa melalui berbagai cara, yaitu: ABRI masuk desa, Mahasiswa
ber-KKN, koran masuk desa dan kemungkinan-kemungkinan lain.
Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa
baik dalam bidang pembangunan maupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha
telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa sudah lama kita kenal.
Hasilnya pun tidak mengecewakan, seperti: perbaikan jalan, pembuatan jembatan,
pemugaran kampung, dan lain sebagainya. Contoh lain aadalah KKN yang
dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh
desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat,
pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan daan gizi, dan
lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun
hasilnya masih belum kelihatan. Barangkali perlu pula dipikirkan program
selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, jaksa masuk desa, listrik
masuk desa dan sebagainya (Contoh pengembangan paragraf dengan contoh-contoh)
g. Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf
dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini dapta berfungsi sebagai pikiran
utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; demikian pula sebaiknya. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan ciontoh berikut.
Jalan Jenderal Sudirman akhir-akhir ini
kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita
oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan
memasang pagar pemisah anatar jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga
berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka
diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat
pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
h. Definisi luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu
seringkali penulis harus menguraikan penjelasan dengan beberapa kalimat bahkan
beberapa paragraf. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf yang
befungsi menjelaskan apa yang diamksud dengan pompa hidran. Bagaimana cara
kerjanya, dan bagian-bagian dari pompa tersebut.
Pompa hidran (hidraulicran) ialah sejenis
pompa yang dapat bekerja secara kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau
energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran
air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke
tempat yangn lebih tinggi. Bagian utam sistem ini ialah pompa pemasukan, katub
limbah, katub pengantar, katub udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada
dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh,
yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup
mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain
katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi bergantian (Contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas).
i.
Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, seringkali
penulis mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan maupun perbedaan.
Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan
cara mengklasifikasikan.
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis
dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhbungan dengan
kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan
kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan pungtuasi, kosa kata, diksi, dan
kalimat. Sedankan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemapuan
menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan
kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik (Contoh
pengembangan paragraf dengan klasifikasi).[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan penalaran tidak dapat dilepaskan dari
pemikiran tentang bahasa dan pikiran.Berbicara mengenai pikiran dan bahasa, takubahnya
seperti dua sisi mata uang, yakni sangat dekat jarak dan hubungannya dan tidak
dapat dipisahkan. Dalam hubungan dengan pikiran dan bahasa, dikenal adanya
inner speech dan external speech.inner speech merupakan suatu ujaran, yakni
pikiran yang berkaitan dengan kata. Kata-kata itu lenyap pada saat pikiran
terbentuk, sedangkan external speech menerangkan bahwa pikiran itu terwujud
dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284). Hubungan antara pikiran dan bahasa
pernah diteliti oleh Piaget. Menurut Piaget ada dua macam modus pikiran-pikiran
terarah (directed) atau pikiran intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah
atau pikiran austitik (austitic).
Penalaran dibagi menjadi dua yaitu penalaran induksi
dan penalaran deduksi, dimana masing-masing penalaran tersebut terdapat sub
pembagiannya kembali. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan
dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan
kalimat penjelas. Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara
lain paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf penutup, dan paragraf
merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat dibedakan menjadi tiga,
deduktif, induktif dan campuran
Pengembangan paragraf bisa dilakukan melalui
beberapa teknik yaitu alamiah, klimaks anti klimaks, umum khusus dan khusus
umum, perbandingan dan pertentangan,analogi, dengan contoh-contoh, sebab
akibat, definisi luas, klasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adjat,
Syakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.
Alek
& H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta:
Kencana
Prenada
Rahman,
Zikri.2012. Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya.Bogor: Surya Permata
Sugono,
Dandy (Ed.). 2003b .Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Bahasa.
[2] Ibid. hal 45
[3] Alek & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta:
Kencana Prenada. Hlm 42
No comments:
Post a Comment