1

loading...

Thursday, August 29, 2019

MAKALAH PERAN AKAL DALAM ISLAM


MAKALAH PERAN AKAL DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada mulanya disini mungkin kita akan membicarakan tentang beberapa peran akal dalam islam yang kini menjadi pembeda dari makhluk-makhluk tuhan yang lainnya. Dalam sebuah hadits, terlepas dari kualitasnya yang memuat relasi agama dan akal “Agama adalah Akal, dan tidak ada agama jika tidak mempunyai akal”. Sebagian ajaran agama memang dapat dimengerti oleh akal, tapi tidak sedikit yang masih menyimpan misteri kalau kita bertafakkur. Para ulama’ kelasik biasanya membagi ilmu agama menjadi dua bagian antaranya adalah, pertama dapat dipahami atau dicerna oleh akal (amrun ta’aqquli), dan yang kedua tidak dapat di cerna oleh akal (amrun ta’abbudi), harus di Imani dan diamalkan.
Akal juga mempunyai berbagai peran dalam islam, sesuai dengan hasil kajian kami atau penelitian kami, terutama pada diri kami ternyata peranan akal itu mencangkup beberapa katagori sampai sampai menembus kepada apa yang tidak sepantasnya di fikirkan atau direnungi, dan dapat kita katakan bahwa akal itu adalah alat manusia untuk berfikir, merenungkan, dan mengkaji berbagaimacam yang masuk pada dirikita yang sesuai dengan hadits Rasulullah, s.a.w. (تَفَكَّرُفِي خَلْقِ اللَّه وَلاَ تَفَكَّرُفِي ذَاتِ اللَّه) Artinya : “Fikirkanlah akan ciptaan Tuhan dan jangan berfikir akan zat Tuhan”.
B.  Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sudah di jelaskan dengan detail tergantung pemahaman dari para pembaca yang budiman saja.
C.  Tujuan Penulisan
Untuk mendukung para siswa, mahasiswa, dan umum untuk giat dan gigih mengkaji ilmu ilmu Tuhan dan menambah wawasan tentang peranan akal dalam islam.
  
 BAB II
PEMBAHASAN
A.  Peran Akal Dalam Islam
Akal pada mulanya merupakan salah satu kekayaan Tuhan yang diberikan kepada manusia, akal itu bisa berkembang, bisa bertambah maju. Berlainan dengan binatang. Binatang itu hanya mempunyai instinct saja. Instict itu tidak bisa berkembang. Oleh karena itu hidup binatangpun tidak pernah maju atau modern. Kalau kita perhatikan secara seksama akan pencitaan dari makhluk makhluk yang beragam ini maka pastilah akan timbul berbagaimacam kesan. Kesan yang pertma adalah bahwa terjadinya segala sesuatu pasti tidak mungkin dengan kebetulan, akan tetapi ada kekuasaan ghaib yang membuatnya. Dan disinilah peran penting akal yang akan mencari cari siapa sebenarnya yang mencipta alam semesta dengan aneka ragam coraknya.
Sejak zaman primitive akal manusia sudah mulai menerka bahwa setiap benda itu mempunyai roh. Lama lama terkaan itu berubah menjadi keyakinan yang kini dinamakan dengan kepercayaan animisme. Ada juga yang lain, kalu mereka terkena dengan batu atau kayu merka merasa sakit maka timbullah dugaan mereka bahwa benda benda memiliki kekuatan ghaib. Dugaan itu lama lama berubah juga menjadi kepercayaan mereka yang dimana disebut dengan Dinamisme. Maka dipuja pujalah pohon pohon dan batu batu yang angker.
Akan tetapi karna perkembangan akallah yang akhirnya bisa menemukan kebenaraan yang ada pada hakikatnya jika akal sudah mencapai kepada kebenaran maka akan dapat dipercaya dan diyakini dan segala sesuatu itu masuk akal dan tidak mungkin tidak masuk akal seperti katanya seorang ilmuan barat yang mengatakan “Karna Berfikir Aku Ada”.
Selain itu Akal mempunyai peranan yang sangat penting dalam agama islam, jika dilihat terutama dari segi penggunaan akal kepada hukum-hukum dalam islam, penggunaan akal dalam ekonomi islam untuk membangun suatuhal yang lebih baik dari sebelumnya, dan penggunaan akal untuk membangun suatu pengaplikasian ataupun pengabdian kepada agama dan bangsa serta dengan akal mampu memecahkan ribuan masalah yang timbul dalam islam, dan bukan hanya masalah dalam islam saja, namun masalah-masalah kenegaraan atau nation kitapun dapat diselesaikan dengan adanya akal yang menjadi alat manusia untuk berfikir jauh ke masa mendatang. Mungkin dari hasil analisa kami tentang akal, akal itu mempnyai peranan sangat penting dalam agama karna tanpa akal agamapun pasti tidak akan ada. Akal juga merupakan salah satu pemberian Tuhan YME kepada manusia yang kini menjadi pembeda dengan makhluk-Nya yang lain. Peranan akal dalam islam sesuai dengan kajian kami ialah untuk :
1.         Mencari Kebenaran.
2.         Menyelesaikan (memberi solusi) Masalah-Masalah baru yang timbul dalam islam.
3.         Menelusuri atau menghasilkan gagasan baru kepada masa depan yang lebih cerah.
4.         Memberikan dorongan kepada umat islam untuk kajian klasik dan modern.
5.         Menunjukkan hal baik dan benar.
6.         Landasan dasar berfikir untuk menemukan prsefektif satu titik hilang.
7.         Mendatangkan hasil atau memberi new product terhadap islam tentang berbagaimacam kajian yang berkaitan dengan agama dan ilmu ilmu alam lainnya.
8.         Menjadi sumber pemikiran.
9.         Menjadi sumber dari segala sumber gagasan atau ide.
10.     Menjadi potensi yang membedakan manusia dengan binatang.
11.     Menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan teoritis.
Dan secara Bahasa, akal berasal dari Bahasa arab, ‘aqala yang berarti mengikat dan menahan, dapat juga diartikan kecerdasan praktis. Bahwa orang berakal mempunyai kecakapan untuk menyelesaikan masalah, dan setiap saat dihadapkan dengan masalah ia dapat melepaskan diri dari bahaya yang dihadapinya. Dengan demikian makna lain dari ‘aqala ialah mengerti, memahami, dan berfikir. Secara common sense kata kata mengerti, memahami, dan berfikir, semua haltersebut berada di dada.
Adapun secara istilah akal memiliki arti daya berfikkir yang ada di dalam diri manusia. Bagi Al-Ghazali akal mempunyai beberapa pengertian : (1). Sebagai potensi yang membedakan manusia dengan binatang, dan menjadikan manusia mampu menerima berbagaipengetahuan teoritis. (2). Pengetahuan yang diperoleh seseorang sesuai dengan pengalaman dan memperhalus budinya. (3). Akal merupakan kekuatan instink yang menjadikan seseorang mengetahui danpak dari semua persoalan yang dihadapinya sehingga mampu mengendalikan hawa nafsunya.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Akal adalah alat manusia untuk berfikir akan ciptaan Tuhan dan alat manusia untuk mencari kebenaran hingga dapat menemukan cahaya serta jati dirinya, untuk mencari  jalan keluar dari setiap permasalahan apapun yang timbul dari sisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, beragama, dan lain sebagainya.
Akal yang menjadi tolak ukur orang beragama dan tidak beragama, akal juga menjadi tolak ukur antara manusia dan makhluk makluk Tuhan yang lainnya karna inilah yang patut menjadi rangkuman bagi kami sesuai dengan hasil analisa dibalik kegunaan atupun kedudukan akal semata didalam ruang lingkup islam, dan mampu menjunjukkan kesempurnaan dari agama islam itu sendiri. Seperti dalam sebuah kata bijak “akallah yang menentukan jalan cahaya setelah kegelapan menghampiri”.
Oleh karena itu kami berharap banyak kepada para pemuda islam umumnya untuk mampu membuat ribuan masalah didalam kehidupannya, selain itu mampu untuk mengaplikasikan akalnya untuk kebajikkan dan keadilan serta mengambil kebijakkan dari segala permasalahan yang timbul sesuai dengan kata seorang akhli filsafat hidup mengatakan “Banyak banyaklah berbuat salah”. Karna segala sesuatu itu berasal dari dada manusia untuk mendapatkan 88 % dari kebenaran maka untuk itu juga pengaturan, pengaplikasian, dan lain sebagainya mampu diatur didalam satu organ kecil dalam tubuh manusia yang mempunyai kekuatan metha fisika yang begitu besar. Namun kami harapkan juga bagi semua para pembaca umumnya untuk tidak mendewakan akal yang begitu luas penelusurannya melebihi dari Google. Secara moderennya juga dapat kita  katakan bahwa zaman mengitu akal dan itupun artinya sudah jelas bahwa zaman yang mengikuti manusia dan bukan manusia yang mengikuti zaman, sesuai dengan pandangan islam.

B.  Saran
Kami sebagai penyusun dari makalah ini mempunyai saran sekaligus harapan kepada seluruh peemuda islami yang merupakan agren perubahan yang mampu membawa agama islam ini lebih baik ialah untuk menggunakan akalnya untuk mengkeritisi, dan mengembangkan fikiran serta memberikan sumbangan pemikiran kepada agama. Mampu mengaplikasikan berbagaimacam keadaan dan mampu juga untuk membuat suatu revolusi kepada orde islam yang baru dengan hasil hasil yang memuaskan, ataupun dengan menghasilkan product yang menguntungkan agama, Negara, dan diri sendiri.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.      Renungan Islam Tentang Antariksa. Haji Lalu Ibrahim M. Thoyyib (CV.Tunas Ilmu Jakarta Cet. I. Tah. 2010 M).

No comments:

Post a Comment