MAKALAH PERAN AKAL DALAM ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada mulanya disini mungkin kita akan membicarakan tentang beberapa
peran akal dalam islam yang kini menjadi pembeda dari makhluk-makhluk tuhan
yang lainnya. Dalam sebuah hadits, terlepas dari kualitasnya yang memuat relasi
agama dan akal “Agama adalah Akal, dan tidak ada agama jika tidak mempunyai
akal”. Sebagian ajaran agama memang dapat dimengerti oleh akal, tapi tidak
sedikit yang masih menyimpan misteri kalau kita bertafakkur. Para ulama’
kelasik biasanya membagi ilmu agama menjadi dua bagian antaranya adalah, pertama
dapat dipahami atau dicerna oleh akal (amrun ta’aqquli), dan yang kedua tidak
dapat di cerna oleh akal (amrun ta’abbudi), harus di Imani dan diamalkan.
Akal juga mempunyai berbagai peran dalam islam, sesuai dengan hasil
kajian kami atau penelitian kami, terutama pada diri kami ternyata peranan akal
itu mencangkup beberapa katagori sampai sampai menembus kepada apa yang tidak
sepantasnya di fikirkan atau direnungi, dan dapat kita katakan bahwa akal itu
adalah alat manusia untuk berfikir, merenungkan, dan mengkaji berbagaimacam
yang masuk pada dirikita yang sesuai dengan hadits Rasulullah, s.a.w. (تَفَكَّرُفِي خَلْقِ اللَّه وَلاَ تَفَكَّرُفِي ذَاتِ اللَّه) Artinya : “Fikirkanlah akan ciptaan
Tuhan dan jangan berfikir akan zat Tuhan”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sudah di jelaskan
dengan detail tergantung pemahaman dari para pembaca yang budiman saja.
C.
Tujuan Penulisan
Untuk mendukung
para siswa, mahasiswa, dan umum untuk giat dan gigih mengkaji ilmu ilmu Tuhan dan
menambah wawasan tentang peranan akal dalam islam.
PEMBAHASAN
A.
Peran Akal Dalam Islam
Akal pada
mulanya merupakan salah satu kekayaan Tuhan yang diberikan kepada manusia, akal
itu bisa berkembang, bisa bertambah maju. Berlainan dengan binatang. Binatang
itu hanya mempunyai instinct saja. Instict itu tidak bisa berkembang. Oleh
karena itu hidup binatangpun tidak pernah maju atau modern. Kalau kita
perhatikan secara seksama akan pencitaan dari makhluk makhluk yang beragam ini
maka pastilah akan timbul berbagaimacam kesan. Kesan yang pertma adalah bahwa
terjadinya segala sesuatu pasti tidak mungkin dengan kebetulan, akan tetapi ada
kekuasaan ghaib yang membuatnya. Dan disinilah peran penting akal yang akan
mencari cari siapa sebenarnya yang mencipta alam semesta dengan aneka ragam
coraknya.
Sejak zaman
primitive akal manusia sudah mulai menerka bahwa setiap benda itu mempunyai roh.
Lama lama terkaan itu berubah menjadi keyakinan yang kini dinamakan dengan
kepercayaan animisme. Ada juga yang lain, kalu mereka terkena dengan batu atau
kayu merka merasa sakit maka timbullah dugaan mereka bahwa benda benda memiliki
kekuatan ghaib. Dugaan itu lama lama berubah juga menjadi kepercayaan mereka
yang dimana disebut dengan Dinamisme. Maka dipuja pujalah pohon pohon dan batu
batu yang angker.
Akan tetapi
karna perkembangan akallah yang akhirnya bisa menemukan kebenaraan yang ada
pada hakikatnya jika akal sudah mencapai kepada kebenaran maka akan dapat
dipercaya dan diyakini dan segala sesuatu itu masuk akal dan tidak mungkin
tidak masuk akal seperti katanya seorang ilmuan barat yang mengatakan “Karna
Berfikir Aku Ada”.
Selain itu Akal
mempunyai peranan yang sangat penting dalam agama islam, jika dilihat terutama
dari segi penggunaan akal kepada hukum-hukum dalam islam, penggunaan akal dalam
ekonomi islam untuk membangun suatuhal yang lebih baik dari sebelumnya, dan
penggunaan akal untuk membangun suatu pengaplikasian ataupun pengabdian kepada
agama dan bangsa serta dengan akal mampu memecahkan ribuan masalah yang timbul
dalam islam, dan bukan hanya masalah dalam islam saja, namun masalah-masalah
kenegaraan atau nation kitapun dapat diselesaikan dengan adanya akal yang
menjadi alat manusia untuk berfikir jauh ke masa mendatang. Mungkin dari hasil
analisa kami tentang akal, akal itu mempnyai peranan sangat penting dalam agama
karna tanpa akal agamapun pasti tidak akan ada. Akal juga merupakan salah satu
pemberian Tuhan YME kepada manusia yang kini menjadi pembeda dengan makhluk-Nya
yang lain. Peranan akal dalam islam sesuai dengan kajian kami ialah untuk :
1.
Mencari Kebenaran.
2.
Menyelesaikan (memberi solusi) Masalah-Masalah baru yang timbul
dalam islam.
3.
Menelusuri atau menghasilkan gagasan baru kepada masa depan yang
lebih cerah.
4.
Memberikan dorongan kepada umat islam untuk kajian klasik dan modern.
5.
Menunjukkan hal baik dan benar.
6.
Landasan dasar berfikir untuk menemukan prsefektif satu titik
hilang.
7.
Mendatangkan hasil atau memberi new product terhadap islam tentang
berbagaimacam kajian yang berkaitan dengan agama dan ilmu ilmu alam lainnya.
8.
Menjadi sumber pemikiran.
9.
Menjadi sumber dari segala sumber gagasan atau ide.
10.
Menjadi potensi yang membedakan manusia dengan binatang.
11.
Menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan teoritis.
Dan secara
Bahasa, akal berasal dari Bahasa arab, ‘aqala yang berarti mengikat dan
menahan, dapat juga diartikan kecerdasan praktis. Bahwa orang berakal mempunyai
kecakapan untuk menyelesaikan masalah, dan setiap saat dihadapkan dengan
masalah ia dapat melepaskan diri dari bahaya yang dihadapinya. Dengan demikian
makna lain dari ‘aqala ialah mengerti, memahami, dan berfikir. Secara common
sense kata kata mengerti, memahami, dan berfikir, semua haltersebut berada di
dada.
Adapun secara
istilah akal memiliki arti daya berfikkir yang ada di dalam diri manusia. Bagi
Al-Ghazali akal mempunyai beberapa pengertian : (1). Sebagai potensi yang
membedakan manusia dengan binatang, dan menjadikan manusia mampu menerima
berbagaipengetahuan teoritis. (2). Pengetahuan yang diperoleh seseorang sesuai
dengan pengalaman dan memperhalus budinya. (3). Akal merupakan kekuatan instink
yang menjadikan seseorang mengetahui danpak dari semua persoalan yang
dihadapinya sehingga mampu mengendalikan hawa nafsunya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akal adalah alat manusia untuk berfikir akan ciptaan Tuhan dan alat
manusia untuk mencari kebenaran hingga dapat menemukan cahaya serta jati
dirinya, untuk mencari jalan keluar dari
setiap permasalahan apapun yang timbul dari sisi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, beragama, dan lain sebagainya.
Akal yang menjadi tolak ukur orang beragama dan tidak beragama,
akal juga menjadi tolak ukur antara manusia dan makhluk makluk Tuhan yang
lainnya karna inilah yang patut menjadi rangkuman bagi kami sesuai dengan hasil
analisa dibalik kegunaan atupun kedudukan akal semata didalam ruang lingkup
islam, dan mampu menjunjukkan kesempurnaan dari agama islam itu sendiri.
Seperti dalam sebuah kata bijak “akallah yang menentukan jalan cahaya setelah
kegelapan menghampiri”.
Oleh karena itu
kami berharap banyak kepada para pemuda islam umumnya untuk mampu membuat
ribuan masalah didalam kehidupannya, selain itu mampu untuk mengaplikasikan
akalnya untuk kebajikkan dan keadilan serta mengambil kebijakkan dari segala
permasalahan yang timbul sesuai dengan kata seorang akhli filsafat hidup
mengatakan “Banyak banyaklah berbuat salah”. Karna segala sesuatu itu berasal
dari dada manusia untuk mendapatkan 88 % dari kebenaran maka untuk itu juga
pengaturan, pengaplikasian, dan lain sebagainya mampu diatur didalam satu organ
kecil dalam tubuh manusia yang mempunyai kekuatan metha fisika yang begitu
besar. Namun kami harapkan juga bagi semua para pembaca umumnya untuk tidak
mendewakan akal yang begitu luas penelusurannya melebihi dari Google. Secara
moderennya juga dapat kita katakan bahwa
zaman mengitu akal dan itupun artinya sudah jelas bahwa zaman yang mengikuti
manusia dan bukan manusia yang mengikuti zaman, sesuai dengan pandangan islam.
B.
Saran
Kami sebagai
penyusun dari makalah ini mempunyai saran sekaligus harapan kepada seluruh
peemuda islami yang merupakan agren perubahan yang mampu membawa agama islam
ini lebih baik ialah untuk menggunakan akalnya untuk mengkeritisi, dan
mengembangkan fikiran serta memberikan sumbangan pemikiran kepada agama. Mampu
mengaplikasikan berbagaimacam keadaan dan mampu juga untuk membuat suatu
revolusi kepada orde islam yang baru dengan hasil hasil yang memuaskan, ataupun
dengan menghasilkan product yang menguntungkan agama, Negara, dan diri sendiri.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
Renungan Islam Tentang Antariksa. Haji Lalu Ibrahim M. Thoyyib
(CV.Tunas Ilmu Jakarta Cet. I. Tah. 2010 M).
No comments:
Post a Comment