1

loading...

Thursday, October 31, 2019

MAKALAH ETIKA GURU "KOMPETENSI GURU"


MAKALAH ETIKA GURU "KOMPETENSI GURU"

A.  PEMBAHASAN
             a)      36 LANGKAH BELAJAR MENGAJAR EMOSIONAL QUESTION CARA NABI MUHAMMAD SAW
            Perubahan keadaan manusia dan dunia yang telah diwujudkan oleh Nabi Muhammad saw menjadi objek studi dan penelitian dari para cendekiawan dan para pakar yang memiliki perhatian khusus dalam membangun peradaban dan sejarah bangsa-bangsa sepanjang masa. Mereka bukan hanya dari orang-orang Islam yang memang sedari awal telah menyadari pentingnya mengkaji pribadi sukses dan mulia sang Nabinya, tetapi juga berasal dari para pemeluk agama lain dari semua jenis aliran pemikiran dan kewarganegaraan di muka bumi. Mereka mengakui bahwa capain dari pendidikan dan pengajaran Nabi Muhammad saw merupakan fakta perubahan terbesar yang dicapai dalam sejarah peradaban manusia.[1]
            Dengan melihat keberhasilan Nabi Muhammad saw sebagai seorang pendidik dan pengajar yang sukses, seharusnya umat Muslim khususnya umat Muslim di Indonesia dapat menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai guru besar dalam membangun kualitas pendidikan. Sehingga dengan berpedoman pada ajaran Nabi Muhammad saw yang telah terbukti hasil gemilangnya dalam kancah pendidikan, diharapkan dapat melahirkan sebuah generasi yang berilmu, berintelektual dan berakhlak, dan bermoral Islami.
            Dengan melihat kenyataan pada kondisi pendidikan di Indonesia baik dari segi sistem pendidikan, kualitas para pendidik, proses belajar mengajar, dan hasil dari proses pendidikan itu sendiri masih banyak menimbulkan masalah. Misalnya masih banyak guru yang kurang profesional dalam mendidik dan mengajar, tidak meratanya pendidikan, tujuan pendidikan yang lebih mementingkan kecerdasan rasio, dan lain sebagainya. Sehingga perlu dikaji ulang tentang proses pelaksanaan pendidikan tersebut agar tercapai tujuan pendidikan itu.
1.      Mengharap ridha Allah ( Karakterristik)
   Ilmu dan amal yang ikhlas semata untuk Allah. Banyaknya ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi umat bisa hilang begitusaja dikarenakan tidak ada keikhlasan pada diri seorang guru, tidak berjalan di atas jalan yang benar, serta tidak benar-benar bertujuan memberikan manfaat bagi saudaranya. Tujuan mereka lebih cenderung berorientasi pada pangkat dan jabatan.
2.      Jujur dan Amanah
a.    Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya.[2] Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang, kita enggan mengikuti hati nurani. Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah yang disebut dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur.
     Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi.
b.    Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti salat , zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.
          Amanah berkaitan erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanahbiasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjagaamanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab.
           Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini, mulai sekarang kalian harus berlatih untuk menjagaamanah. Kalian harus berlatih untuk bertanggung jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari menjaga amanah yang kecil-kecil, seperti bertanggung jawab saat piket kebersihan. Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari Allah Swt.
          Ternyata, tanpa disadari kalian sudah mulai berlatih menjaga amanah. Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang mendapat amanah untuk menjadi seorang pemimpin. Jika kalian berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah.
 3.      Komitmen dalam ucapan dan tindakan
a)    Kenapa kamu menggembor-gemborkan kewajiban, mendorong untuk melakukannya, tetapi ketika hal itu wajib bagimu, kamu malah tidak melakukannya. Kenapa juga kamu melarang-larang keburukan, tetapi ketika hal itu tidak boleh bagimu, kamu malah melakukannya.  Jadi, sepantasnyalah bagi seseorang yang menyuruh kepada kebajikan untuk lebih dulu memberi contoh dan bagi seseorang yang melarang untuk keburukan, untuk lebih dahulu menghindarinya. 
b)   Ucapan dan tindakan yang kompatibel lebih cepat direspek oleh murid daripada ucapan dan tindakan yang konfrontatif. Seorang guru sangatlah dibutuhkan untuk menuntun jalan kehidupan, karena memang seorang guru adalah suri tauladan yang pantas ditiru. Darinya pula murid mendapat akhlak, adab, dan keilmuannya. Kewajiban guru adalah bertakwa kepada Allah, karena dipundaknya terpikul amanat yang berat yaitu memberi materi pelajaran yang berguna bagi muridnya dan memberikan contoh tindakan yang sesuai dengan ucapannya, sehingga ilmu yang dipelajari dari guru dapat melekat erat dalam diri murid.
4.      Adil dan Amanah
a.    Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak memihak antara yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau beberapa masalah, untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama.
b.    artinya bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena itulah Nabi Muhammad SAW oleh penduduk Mekkah diberi gelar “Al-Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi.
5.      Berakhlakkul karimah
 istilah dari akhlak asalnya dari bahasa arab yang artinya adalah budi pekerti, tingkah laku atau tabiat, perangai, serta kebiasaan. Sementara karimah ialah artinya mulia, terpuji, dan baik. Maka yang dimaksud dari akhlaqul karimah adalah budi pekerti maupun sebuah [3] perangai yang mulia. Sebuah akhlak ini memiliki tujuan supaya setiap orang akan bertingkah laku maupun bertabiat sesuai pada adat istiadatnya yang baik serta sesuai dalam ajaran agama Islam.
6.      Rendah Hati
adalah orang yang memiliki sifat baik hati, suka menolong dan juga peduli terhadap sesamanya. Ungkapan rendah hatibiasanya merujuk pada sifat seseorang. rendah hatiberlawanan dengan idiom besar kepala yang memilikiarti angkuh dan sombong.
7.      Berani
Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.; tidak takut (gentar, kecut): Kita harus berani mempertahankan kebenaran
8.      Menciptakan suasa keakraban
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada faktor fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar.
Rasa senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha untuk mengenal mereka satu persatu.
9.      Sabar dan mengendalikan nafsu
Hawa nafsu mengandung aspek positif. Dia mendorong manusia berbuat terbaik: misalnya berkeluarga untuk meneruskan keturunan, mencapai prestasi maksimal dalam berbagai lapangan kehidupan. Dengan bimbingan akal dan kalbunya, manusia dapat menjadi lebih unggul daripada malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu yang dapat menggodanya.
10.  Baik dalam tutur kata
Merupakan suatu kaidah normatif penggunaan bahasa yang menjadi pedoman umum yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa bahwa cara yang demikian itu diakui sebagai bahasa yang sopan, hormat, dan sesuai dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. Seseorang yang terampil berbicara pasti mempertimbangkan apa yang akan dikatakan sebelum berbicara. Tidaklah salah jika pepatah mengatakan bahwa bahasa adalah cermin pribadi seseorang. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dapat dinilai dari tutur katanya dalam berbahasa. Bagi orang banyak, tutur kata yang baik, lemah-lembut, sopan-santun, akan mencitrakan seseorang sebagai pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur. Sebaliknya, tutur kata yang kasar dan buruk akan menimbulkan citra buruk pula pada pribadi orang tersebut. Atas dasar hal itu, etika tutur bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah yang juga memberi kontribusi pada kurikulum pendidikan karakter siswa.
11.  Tidak Egois
Egois merupakan sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap manusia. Egois adalah sifat yang menilai sesuatu hal berdasarkan kepentingan dirinya sendiri sehingga tidak memikirkan atau menanggapi kepentingan orang lain. Lebih tepatnya hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak menghiraukan orang lain, tidak menerima pendapat orang lain serta tidak menerima saran dan kritik orang lain. Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِنَفْسِكَ
Artinya : “Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dan  kekaguman pemilik pendapat, jagalah dirimu.” (HR Abu Daud)
Sebagai umat Islam, kita harus menjauhi sifat egois. hal ini karena sifat egois akan merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain, bahkan lingkungan sekitar.
12.  Penanaman Aqidah (Kewajiban pdd)
Inilah yang pertama harus dilakukan oleh Orang Tua terhadap anaknya; yaitu menanamkan keyakinan bahwa Allah itu Maha Esa dan memiliki sifat-sifat yang mulia (Asmaul Husna). Hal ini pernah di contohkan oleh Lukmannul Hakim dan di abadikan dalam Al-Qur’an:
“dan (ingatlah) ketika Lukmanul Hakim berkata kepada anaknya, “Hai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kedzoliman yang besar” (Qs. Lukman: 13).
Beriktu ini langkah langkah praktis atau contoh-contoh ketika mananamkan Tauhid dan Aqidah terhadap Anak:
a.         Menanamkan Tauhid ini bisa dimulai sejak anak dalam kandungan, yaitu dengan membiasakan anak (bayi) mendengarkan alunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an, ceramah-ceramah agama kalimah-kalimah thoibiyah dan ucapan-ucapan yang sopan, santun serta lemah lembut.
b.        Setelah anak bisa bicara atau bercakap, ajarkanlah ia untuk bisa mengucapkan kata-kata Allah Bismillah, Alhamdulillah, Astagfirullah, dan sebagainya.
c.         Tegurlah dan berilah peringatan dengan segera apabila anak mengucapa kata-kata yang tidak baik.
d.         Jelaskan bahwa diri kita tumbuhan, hewan dan semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan serta kepunyaan Allah yang Maha kuasa.
e.         Sampaikanlah kisah-kisah para nabi, rasul dan prang-orang yang saleh; baik secara lisan, atau bisa juga berupa buku-buku kisah yang bergambar (banyak tersedia di toko-toko buku), atau berupa VCD, jelaskanlah hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari tiap kisah tersebut.
f.Hindarkanlah anak dari cerita-cerita dan tontonan (film/sinetron) takhayul, khufarat dan bid’ah, misalnya cerita-cerita mengenai hantu, mistik, kesakitan, zodiac atau ramalan binatang, dan sebagainnya.
g.    Bawalah anak-anak ke tempat-tempat yang bisa memperkuat aqidah dan tauhid; misalnya ke masjid, madrasah, atau tempat-tempat rekreasi yang kondusif seperti taman, pegunungan, pantai, peneropongan bintang, museum, dan sejenisnnya. Beriah penjelasan kepada anak misalnnya betapa kuasannya Allah menciptakan tumbuhan-tumbuhan, binatang, gunung, lautan, bintang, matahari, bulan, dan sebagainnya. [4]
13.   Memberikan Tausiah
           Tidak sedikit urgensi nasehat dan bimbingan dalam pengajaran, maka jadikanlah nasehat sebagai sesuatu yang sangat signifikan. Nasehat merupakan ajuran syara', sebelum ia menjadi sebuah anjuran dalam pendidikan. Menuntun murid ke arah jalan yang benar, dan menyuruhnya berlaku baik, serta meluruskannya jika ia menyimpang dari jalan yang benar. Nasehat yang diberikan secara individu menjadi mudah diterima dan direspek oleh murid. 
14.  Ramah dalam mendidik
           Bersikap ramah terhadap murid yang bodoh (belum mengerti), dapat menjadikan ia kuat (tidak minder). Mengevaluasi kesalahan yang terjadi pada murid. Apakah kesalahan disebabkan oleh tidak mengetahui atau bukan. Cara mengobati kesalahan yang terjadi pada anak murid, yaitu dengan cara memanggilnya dan mengajarinya tentang apa yang harus dilakukan dan ditinggalkan serta akibatnya.

15.  Bijaksana dalam menuturkan Kejelekan
           Membicarakan kesalahan tidaklah untuk menyebutkan nama sang pelaku, tetapi sekedar peringatan dan menjelaskan kejelekan dari tindakan dan ucapan yang dilontarkan agar memahami kesalahan yang dilakukannya. Tidak menyebutkan nama ketika sedang membicarakan suatu kesalahan, meskipun pelaku telah diketahui oleh sebagian orang. Jika sang pelaku memang sengaja dan ia pun tahu, maka seorang guru harus berusaha mecari solusi yang lebih tepat untuk mendidik pelaku tersebut. Kebijaksanaan seorang guru tercermin, bagaimana ia mengobati suatu kesalahan dengan tanpa menyebutkan nama sang pelaku. 
16.  Mengucapkan salam sebelum dan sesudah
           Mengawali mengucapkan alam ketika bertemu dengan anak murid. Ucapan salam menjadi sebab untuk mendatangkan ampunan dari Allah serta memperbanyak amak kebaikan. Ucapan salam menjadi sebab tersebarnya kecintaan antara guru dan murid. Mengucapkan salam, ketika masuk menjumpai anak murid dan kelaur meninggalkannya. [5]

17.  Memberikan sangsi yang bijaksana
           Bertahap dalam memberlakukan sanksi terhadap murid yang melakukan kesalahan, serta tidak langsung memukul kecuali dalam kondisi yang mendesak. Tidak terlalu keras dan tidak mengena wajah. Tujuan memukul hanya sekedar memberi pelajaran dan bukan untuk melampiaskan api kemarahan atau dendam 
18.  Memberikan Penghargaan
           Sebuah hadiah besar pengaruhnya terhadap murid yaitu sebagai motivasi dan dorongan untuk lebih giat mencari ilmu. Menjadikan hadiah sekedar media dan bukan tujuan akhir. Hadiah doa merupakan hal yang terpuji. Apalagi doa itu sesuai dengan tindakan murid, maka hal itu justru lebih baik. Hadiah pujian kepada anak murid adalah metode yang bagus dan merupakan motivasi yang baik untuk menambah minat murid dalam mencari ilmu. 
B.  Kesimpulan
1.    Kesimpulan
     Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau mengamalkan  ilmunya dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan menjadikan peserta didik menjadi lebih baik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
2.    Saran
     Mengajar merupakan bagian dari tugas keagamaan disamping juga tugas kemanusiaan yang harus diemban oleh siapapun, setiap muslim diberi tugas untuk menyampaikan ilmu walaupun hanya satu disiplin ilmu saja. Menjadi seorang guru atau pendidik yang profesional seharusnya mentaati semua kode etik yang ada dan  mempunyai kompetensi yang dapat di terapkan dalam standar nasional pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Husna Amalia. 2009. Fathanah (Cerdas). Jakarta Timur: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sitiatava Rizema Putra. 2014. Prinsip Mengajar Berdasar Sifat-Sifat Nabi. Jogjakarta: Dsiva Press.
Bakri, Ahamad Abdurraziq. 2008. Tafsir Ath-Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam
Hasan, Abdul Halim. 2006. Tafsir Al-Ahkam. Jakarta: Kencana
Abdul Hayyie al-Kattani dkk. 2002.Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW,Jakarta: GEMA INSANI PRESS.

No comments:

Post a Comment