MAKALAH BAHASA INDONESIA "HAMBATAN DALAM BERPIDATO/BERBICARA"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berbicara merupakan suatu daya pemersatu yang
ampuh yang cenderung mempersatukan kelompok - kelompok sosial. Berbicara dapat
pula bertindak sebagai suatu daya pemecah belah, yang cenderung mempertajam
perbedaan antara kelompok – kelompok sosial. Dengan kata lain, berbicara dapat
mendatangkan damai, menumbuhkan cinta dan dapat pula menimbulkan perang,
menumbuhkan benci, tergantung pada kondisi dan situasi.
Keterampilan berbicara bukanlah suatu jenis
keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya
secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun keterampilan berbicara
secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Berbicara
menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai
kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan
informasi.
Kemampuan dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di
lapangan adalah tidak semua orang mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh
sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.
Apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan
memperoleh keuntungan sosial maupun profesional
Komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi antara
satu orang dengan orang yang lain. Sebagai makhluk sosial manusia pasti
melakukan komunikasi agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya, oleh karena
itu komunikasi sangat erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial.
Retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk
menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka timbulllah beberapa pertanyaan:
1. Apa saja prinsip-prinsip berpidato dan
garis besar berpidato?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam
berbicara?
3. Apa saja hal-hal yang dapat menanggulangi
hambatan dalam berbicara?
C. Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip
berpidato dan garis besar berpidato serta hambatan dalam berbicara dan menjawab
pertanyaan dari rumusan masalah:
1. Mengetahui Apa saja prinsip-prinsip
berpidato dan garis besar berpidato!
2. Mengetahui Apa saja faktor-faktor
penghambat dalam berbicara!
3. Mengetahui Apa saja hal-hal yang dapat
menanggulangi hambatan dalam berbicara!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Berpidato
1. Pengertian pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan
dihadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan Bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam
bentuk kata-kata (lisan) yang ditunjukkan kepada orang banyak dalam sebuah
dorum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato
pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event dan lainnya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya teknik dan pedoman dalam
berpidato. Pidato adalah penyampaikan uraian secara lisan tentang sesuatu
hal(masalah) dengan mengutamakan keterangan sejelas-jelasnya dihadapan massa
atau orang yang banyak dalam suatu waktu tertentu.
Namun dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatan
kepada pidato secara langsung didepan massa. melainkan bisa menggunakan saluran
–saluran lain seperti televise, radio atau pada kaset.
2. Prinsip-prinsip berpidato
Berikut ini
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses:
1. Menguasai materi pidato, apapun metode yang
digunakan
2. Menggunakan Bahasa yang efektif dan komunikatif.
3. Menggunakan bahasa indonesia baku, terlebih
dalam forum resmi.
4. Menggunakan pakaian rapi dan sopan sesuai
budaya serta situasi.
5. Menghindari pembicaraan bermuatan SARA.
6. Tidak merendahkan martabat dan harga diri
pendengar dan tidak terlalu mengurai.
7. Percaya diri tetapi tidak memberi kesan
sombong atau angkuh.
8. Selalu ingat pada waktu dan pintar membaca
situasi.
B. Garis besar berpidato
Secara
garis besar, sebuah naskah pidato memuat salam
pembuka, pendahuluan, isi/inti pidato, kesimpulan, dan penutup
1. Salam pembuka
a. Pidato
biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya:
b. Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
c. Salam
sejahtera untuk kita semua.
d. Bapak,
Ibu, dan hadirin sekalian yang terhormat.
2. Pendahuluan, adalah pengantar ke arah
pokok-pokok materi yang akan disampaikan.
Bagian
pendahuluan biasanya berisi sebagai berikut.
a. Puji
syukur kepada Tuhan.
b. Ucapan
terima kasih kepada pihak tertentu.
c. Maksud
menyampaikan pidato.
Kemudian
diikuti oleh sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan.
3. Isi atau inti pidato berisi uraian yang perlu
disampaikan.
Isi
pidato merupakan uraian yang menjelaskan secara rinci semua materi dan
persoalan yang dibahas dalam pidato. Sampaikanlah materi utama yang hendak
dicarakan. Kemukakan contoh, ilustrasi, cerita-cerita yang berkenaan dengan
materi utama. Hindari penyampaian materi yang bersifat menggurui.
4. Kesimpulan
Kesimpulan
ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah
dibicarakan dan ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat
menghayati maksud dan tujuan semua yang dibicarakan. Hal ini karena apa yang
terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
5. Salam penutup
Tutuplah
pidato dengan kesan yang baik. Ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung terlaksananya pidato tersebut.
1. Atas
perhatiannya Bapak dan Ibu, saya ucapkan terima kasih
2. Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
C. Hambatan Dalam Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatukan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan.
Tidak semua orang memilki kemahiran dalam berbicara di depan umum. Namun
kemampuan ini dapan dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan
latihan secara kesenambungan dan sistematis. Terkadang dalam proses belajar
mengajar belum bias mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebkan oleh
beberapa hal yang merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara.
Menurut Rusmiati (dalam
Isah Cahyani dan Hodijah, 2007:63), hal-hal yang dapat menghambat kegiatan
berbicara adalah sebagai berikut:
·Hambatan Internal
Hambatan internal
adalah hambatan yang berasal dari diri pembaca. Yang termasuk hambatan internal
adalah sebagai berikut:
1.
Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan yang
diakibatkan kurang sempurnanya alat ucap akan memengaruhi keefektifan dalam
berbicara, pendengarakan salah menafsirkan maksud pembicara.
2.
Penguasaan komponen kebahasaan
Penguasaan
komponen-komponen kebahasaan sebagai berikut:
a.
Lafal dan intonasi
Seorang pembicara harus
melafalkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan benar, misalnya pembicara
mengatakan labotium sedangkan yang benar adalah laboratorium, hal itu dapat
menghambat kegiatan berbicara.
Kemudian pembicara harus
menggunakan intonasi yang tepat, misalnya pada kalimat “Pergi dari sini!”itu
intonasinya harus tinggi karena menyatakan marah sedangkan pembicara
menggunakan intonasi yang rendah, jelas sekali itu intonasi yang salah.
b.
Pilihan kata
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas,dan bervariasi, pembicara yang memilih
kata-kata asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia, hal itu akan menghambat
kelancaran komunikasi. Soalnya tidak semua orang mengerti bahasa Inggris dan
pembicara juga belum tentu mahir dalam berbahasa Inggris, jadi ketika
dipaksakan akan menghambat kelancaran berbicara.
c.
Struktur bahasa
Seorang pembicara jika
tidak tahu bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan maka akan menghambat kegiatan berbicara.
d.
Gaya bahasa
Seorang pembicara jika
tidak memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan sesuatu untuk menarik
perhatian para pendengar, maka hal itu akan menghambat kelancaran dalam
kegiatan berbicara.
e.
Pengguanaan komponen isi
Pengguanaan komponen
isi meliputi hal-hal berikut ini:
1.
Hubungan isi dengan topik
Seorang pembicara jika
tidak paham mengenai topik pembicaraan maka pembicara akan mengalami
hambatan ketika memberikan penjelasan isi dari topik tersebut.
2.
Struktur isi
Seorang pembicara jika
tidak mengerti isi dari apa yang di bicarakannya maka pembicara akan mengalami
hambatan untuk menyampaikan urutan-urutan yang berstruktur.
3.
Kualitas isi
Tentunya isi yang
disampaikan oleh pembicara harus bermutu, tidak harus banyak asal sesuai dengan
tema.
4.
Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
Keadaan fisik akan
memengaruhi keefektifan berbicara, jika pembicara sedang sakit misalnya flu
maka suaranya akan menjadi bengau. Hal itu dapat menghambat kegiatan berbicara
, mental pun sangat berpengaruh jika pembicara mudah merasa takut dan grogi
maka akan menghambat kegiatan berbicara.
·
Hambatan eksternal
Hambatan eksternal
adalah hambatan yang berasal dari luar pembicara. Hambatan eksternal meliput:
1.
Suara atau bunyi
Ketika pembicara
misalnya menyampaikan informasi, ketika pidato ada komentar dari para
pendengar yang negatif. Hal tu akan memengaruhi mental pembicara.
2.
Kondisi ruangan
Kegaduhan,
keributan-keributan kecil yang terjadi di ruangan bisa membuat konsentrasi
pembiacara menjadi buyar.
3.
Media
Misalnya pembicara
ketika menjelaskan tentang suatu informasi mengenai bentuk segitiga, maka harus
menyiapkan media yang mendukung sehingga pendengar bisa lebih paham mengenai
bentuk segitiga. Jika tidak ada media yang mendukung maka pembicara akan mengalami
hambatan ketika menjelaskan informasi tersebut.
4.
Pengetahuan pendengar
Pembicara yang baik
adalah pembicara yang mampu mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki
para pendengarnya, sehingga apa yang disampaikan pembicara bisa dipahami oleh pendengar.
D.
Hal-hal yang Dapat
Menanggulangi Hambatan Berbicara
Hal hal yang dapat
menanggulangi hambatan berbicara adalah sebagai berikut:
1.
Pembicara harus menggunakan kelafalan yang jelas,
misalnya seharusnya pembicara mengucapkan kuda, akan tetapi pembicara yang
kurang jelas pelafalannya mengucapkan duda. Hal itu sangat jauh. Jadi
seharusnya pembicara harus jelas dalam pelafalan.
2.
Pembicara harus menggunakan intonasi yang tepat ketika
memberikan informasi mengenai perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan
Indonesia, maka intonasi yang digunakan harus bersemangat.
3.
Banyak berlatih dan terus berusaha, misalnya ketika
akan berpidato di muka umum, sebaiknya pembicara berlatih terlebih dahulu dan
meminta pendapat kepada orang yang mendengar pada saat latihan.
4.
Harus menguatkan percaya diri, berfikiran positif dan
tidak takut salah.
5.
Ketika akan berbicara di muka umum, pembicara harus
menguasai isi dari bahan bacaan.
6.
Harus menggunakan ekspresi yang sesuai dan gerak tubuh
yang tepat.
No comments:
Post a Comment