MAKALAH PAIKEM
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat
diharapkan oleh setiap orang. Karena melalui pendidikan akan tercipta seorang
manusia yang cakap, terampil, dan berilmu sebagai bekal hidup nantinya. Serta
mampu hidup mandiri di tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini. Oleh karena itu, kualitas pendidikan semestinya ditingkatkan agar
tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, seperti yang dijelaskan dalam
undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah swt, berakhlak mulia,
cakap, kreatif, serta bertanggungjawab. (Depdiknas, 2003:3)
Dengan demikian kesadaran akan pentingnya pendidikan terutama bagi
anak usia sekolah terus ditingkatkan, baik pada jenjang sekolah dasar, menengah
maupun perguruan tinggi, melalui inovasi pembelajaran yang diyakini sesuai
dengan karakteristik siswa maupun lingkungan sekolahnya.
Sehubungan
dengan hal di atas, menurut pendapat penulis dapat disimpulkan bahwa penerapan
PAIKEM dalam pembelajaran ski di madrasah
sangat relevan digunakan, karena seperti yang dijelaskan oleh Akhmad (2008:22)
“PAIKEM merupakan suatu pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara
optimal, untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam suasana yang tidak
membosankan siswa”. Ini dilakukan agar apa yang diharapkan oleh kurikulum
tercapai semaksimal mungkin.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini:
1.
Apa yang dimaksud dengan PAIKEM?
2.
Bagaiman penggunaan PAIKEM?
3.
Apa saja Ciri-Ciri dan hal yang perlu diperhatikan dalam PAIKEM.?
4.
Apa saja langkah-langkah PAIKEM.
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PAIKEM.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan PAIKEM.
3.
Untuk mengetahui Ciri-Ciri dan hal yang perlu diperhatikan dalam
PAIKEM.
4.
Untuk mengetahui Langkah-langkah PAIKEM.
A.
Pengertian PAIKEM
Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau sering kali disebut PAIKEM. Aktif dimaksudkan
suatu proses pembelajaran yang dimana guru harus aktif menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran, seperti
bertanya, dan mengemukakan pendapat.
Belajar sebenarnya memang merupakan suatu proses aktif dari para siswa dalam
membangun pengetahuannya, bukan suatu proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan. Jika guru
tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran keaktifan siswa
sangatlah penting dalam rangka menentukan generasi yang kreatif, yang mampu
bisa sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif disini dimaksudkan agar guru selalu
bisa menciptakan kegiatan belajar yang beragam dan bermacam-macam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suatu
suasana dimana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingkat perhatian yang lebih
tinggi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan
aktif dan menyenangkan tidaklah cukup karena membutuhkan ke efektifan,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak lain seperti bermain
biasa.
Pembelajaran menggunakan Model
PAIKEM merupakan pembelajaran kontekstual yang melibatkan empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,
lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan
pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa
memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa
yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa langsung melibatkan semua indera mereka
melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara).
Dalam pelaksanaannya pembelajaran
model PAIKEM yang harus diperhatikan adalah bakat, minat dan modalitas belajar
siswa, dan bukan semata hanya potensi akademiknya. Dalam pendekatan
pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu
modalitas visual, auditorial dan kinestetik. modalitas visual disini dimaksudkan
bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (untuk membaca teks,
grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada
indera ‘pendengaran’ (digunakan untuk mendengar dan menyimak penjelasan atau
cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (digunakan ketika seperti
menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan
potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang
media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan
kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a.
Siswa harus terlibat dalam semua
kegiatan yang menerapkan pemahaman dan
kemampuan siswa dengan penekanan pada belajar secara berbuat.
b.
pendidik menggunakan berbagai alat
bantu dan juga berbagai cara untuk membangkitkan semangat, termasuk juga
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk dijadikan pembelajaran yang
lebih menarik, menyenangkan, dan juga cocok bagi siswa.
c.
Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
d.
Guru harus menerapkan cara mengajar
yang lebih kooperatif dan interaktif kepada siswa, termasuk juga dalam cara
belajar kelompok
e.
Guru membantu siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, dengan mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam para siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B.
Pengguanaan PAIKEM
Para Siswa mengakui metode “PAIKEM” adalah pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti dan
memahami kondisi siswa. bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian
utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan
cara bagaimana seorang guru menyampaikan
pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah
dimengerti oleh siswa. Guru bisa peduli terhadap siswa dan tidak pilih-pilih
(diskriminatif), penampilan yang menarik serta bisa dijadikan teman dalam berdiskusi
dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika
seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa.[1]
a.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran
aktif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam
mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
b.
Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif juga merupakan suatu strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas
belajar siswa. Maksud inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi pembentukan suatu hal
yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang
belajar sebagai penerima bahan ajar.
c.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan
beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat
tahapan sebagai berikut, yaitu:[2]
1)
Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi
untuk diuji.
2)
Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan
hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis
tersebut rasional.
3)
Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan
keyakinan bahwa hipotesis tersebut
benar, tepat dan rasional.
4)
Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk
dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori. Siswa bisa dikatakan kreatif
apabila bisa melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan sebuah kegiatan baru
yang dapat diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam
bentuk sebuah hasil karya baru.
d.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
dapat dikatakan bisa efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa untuk membentuk kompetensi
siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai
berikut:
1)
melakukan appersepsi,
2)
melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi
dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode,.
3)
melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu bisa menjadikan siswa aktif
dalam pembentukan kompetensi siswa dan
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa,
4)
melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan data melalui fakta-fakta
dan dokumen belajar siswa yang valid,
untuk melakukan perbaikan terhadap program pembelajaran.
e.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
bisa dikatakan menyenangkan (joyfull instruction) ketika suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu
kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada paksaan dan tekanan. Dengan
kata lain, pembelajaran yang menyenangkan adalah dimana ada suatu pola hubungan
yang baik antara pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru
memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa,
bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari
siswanya. Dalam hal ini perlu menciptakan suasana yang demokratis dan tidak terbebani,
baik guru maupun siswa dalam melakukan suatu proses pembelajaran yang efektif.
PAIKEM dipengaruhi oleh 4 aspek, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan
refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat keempat aspek tesebut, maka
pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
C.
Ciri-Ciri dan hal yang perlu diperhatikan dalam PAIKEM
Secara keseluruhan, PAIKEM mempunyai beberapa ciri-ciri menurut
pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu sebagai berikut:
1.
Siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan para
siswa dengan penekanan pada belajar melalui perbuatan (learning to do).
2.
Para pendidik dapat menggunakan berbagai alat bantu dan cara guna
untuk membangkitkan semangat para siswa,
termasuk menggunakan lingkungan sekita sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran lebih menarik, efektif, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.[3]
4.
Guru dapat menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok atau grub.
5.
Guru mampu mendorong siswa untuk menemukan caranya atau tindakannya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam PAIKEM.
1.
Mampu Memahami sifat yang dimiliki anak. Pada umumnya anak memiliki
sifat yaitu: rasa ingin tahu yang tinggi dan berimajinasi. Semua Anak selama
mereka normal maka mereka akan terlahir memiliki sifat itu. sifat tersebut
merupakan landasan bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif pada
anak.
2.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajarMutu hasil belajar akan meningkat bila
terjadi interaksi dalam belajar.
3.
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
D.
Langkah-langkah PAIKEM
sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM
perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh
hasil maksimal. Menurut panduan penyusunan KTSP, proses kegiatan pembelajaran
terdiri dari berbagai kegiatan yaitu: kegiatan tatap muka, kegiatan tugas
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar, beban
belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran
tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan untuk SD
terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri
Tidak Terstruktur. Dalam hal ini para pendidik perlu mendesain kegiatan
pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri
1.
Kegiatan Tatap Muka Untuk kegiatan ini dilakukan dengan strategi yang
beragam baik ekspositori maupun diskoveri dan juga inkuiri. Metode yang
digunakan sangat beragam seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas,
diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,
eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet,
tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem
SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi ekspositori.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi diskoveri
inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
2.
Kegiatan Tugas terstruktur Bagi sekolah yang menerapkan sistem
paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang
digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Kegiatan tugas
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian
belajar peserta didik, peran guru
sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah
diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang
digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,
demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau
internet, atau simulasi.
3.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Kegiatan ini adalah kegiatan
pembelajaran yang dirancang oleh para pendidik. Strategi pembelajaran yang
digunakannya adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan,
observasi lingkungan, atau proyek.[4] PAIKEM
dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai
salah satu strategi yang memenuhi
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating,
experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik
mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Pemilihan strategi ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
a.
karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
b.
sumber referensi tidak banyak;
c.
jumlah pesera didik dalam
kelas banyak;
d.
alokasi waktu terbatas; dan
e.
jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau
bahan tidak terbatas.
[2] Hamzah B. Uno
dan Nurdin Mohammad, belajardenganpendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik , (Jakarta: BumiAksara,
2013), hlm. 174.
[3] Jamal
ma’murAsmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan): Menciptakan Pembelajaran yang efektif dan berkualitas,
(Jogjakarta: DIVA press, 2011), hlm. 89.
[4] Yuhdi
Mundi, Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta : Referensi
GP Press Group), 2013, h. 58
No comments:
Post a Comment