1

loading...

Friday, October 18, 2019

MAKALAH TATA CARA MENERIMA TAMU

MAKALAH TATA CARA MENERIMA TAMU 

BAB I 
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai Makhluk Berakhlak berkewajiban menunaikan dan menaga akhlak yang baik serta menjauahi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nila dari syariat islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Dalam hal bertamu , individu yang berposisi sebagai tamu cenderung tidak beretik.
Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat individu tidak bisa seenaknya mewujudkan tujuan hidupnya dengan mengabaikan tujuan hidup masyarakat sekitarnya. Dalam hal bertetangga,individu-individu yang tinggal berdekatan cenderung acuh dan tidak saling peduli satu sama lain.Proses sosialisasi dengan saudara seislam pun mengalami degradasi yang terlihat dari kebiasaannya yang cuek antara satu individu dengan individu lainnya.
B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara bertamu dan menerima tamu?
2.      Bagaimana menjalin hubungan baik dengan tetangga?
3.      Bagaimana adap bergaul dengan lawan jenis?
4.      Ukhuwa Islamiyah?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui cara bertamu dan menerima tamu
2.      Untuk mengertahui cara menjalin hubungan baik dengan tetangga
3.      Untuk mengetahui adap bergaul dengan lawan jenis
4.      Untuk mengetahui pengertian Ukhuwa Islamiyah

BAB II
PEMBAHASAN
    A.    Akhlak Bertamu
Dalam Kehidupan bermasyarkat , kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan bertamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara,teman-teman atau para kenalan. Namun, kesempatan lain berganti kita yang dikunjungi mereka.
Supaya Kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi kedua belah pihak,maka islam memberikan tuntutan bagaimana sebaiknya bertamu dan menerima tamu dilakukan. Untuk memberikan gambaran tentang tatacara bertamu, berikut ini akan dibahas secara mendalam tentang pengertian akhlak bertamu, bentuk akhlak bertamu, nilai positif akhlak bertamu, dan membiasakan akhlak bertamu.
1.      Pengertian Akhlak Bertamu
      Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu, seorang bisa menjalain persaudaraan, bahkan dapat menjalin kerja sama untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan.Bertamu sebagai kegiatan yang lazim dilakukan masyarakat dalam berbagai tingkatan, adakalanya seorang bertamu karena adalanya urusan yang serius,misalnya untuk mencari solusi terhadap problema masyarakat yang actual.
Disamping itu adakalnya bertamu hanya sekedar bertandang, karena lama tidak ketemu (berjumpa) ataupun sekedar mampir sejenak. Dengan bertandang ke rumah kerabat ataupun sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun sahabat dapat tersalurkan , sehingga jalinan persahabatan menjadi kukuh.
Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata “ata liziyarati; Istadafa-Yastadifu”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertamu diartikan “Datang berkunjng ke rumah seorang teman maupun kerabat untuk suatu tuuan (melawat dan sebagainya)”.Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat, kerabat atau orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuksuatu keperluan lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslatan bersama. Berdasarkan pengertian yang dimaksud, maka bertamu dilakukan kepada orang yang sudh dikenal, baik sahabat ataupun kerabat. Tujuan bertamu sudah barangtentu untuk menjalin persaudaraan ataupun persahabatan.[1]
Sedangkan bertamu kepada orang lain yang belum dikenal memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun maksud lain, yang belum tentu dipahami oleh kedua bela pihak. Jika dilihat dari intensitas bertamu, maka yang sering dilakukan adalah bertamu yang sering dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal.
Bertamu merupakan kebiasaan positif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman modern. Unruk menjaga kebiasaan ini sudahh tentu diperlukan kesadaran dan melestarikan kebiasaan kunjung mengunjungi, maka segala persoalan mudahdiselesaikan, segala urusan mudah dibereskan dan masalah mudah diatasi.
2.      Bentuk Akhlak Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Allah berfirmanyang artinya “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu,, agar kamu (selalu) ingat”. (H.R. Bukhaari; 5776 dan muslim: 4006)
Meminta izin boleh dilakukan maksimal tiga kali, karena ketukan yang pertama sebagai pemberitahuan kepada tuan rumah akan kedatangan tamu. Ketukan kedua memberikan kesempatan kepada penghuni rumah untuk bersiap-siap atau menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan ( meja dan kursi atau pakaian yang perlu dirapikan). Ketukan ketiga diharapkan penghuni rumah sudah berjalan menuju pintu untuk menumui tamunya. Setelah ktukan ketiga tetap tidak ada yang orang di rumah, atau peghuni rumah tidk tahu ataupun tidak bersedia menerima tamu.
Di samping meminta izin dan mengucapkan salam, hal lain yang perlu perhatikan oleh setiap orang yang bertamu adalah sebagai berikut:
a.       Jangan bertamu sembarangan waktu, bertamulah pada saat yang tepat, saat mna tuan rumah diperkirakan tidak akan terganggu. Misalnya jangan bertamu waktu istirahat atau waktu tidur.
b.      Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah. Setelah urusan selesai atau waktu tidur.
c.       Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu, misalnya memeriksa ruangan dan perabotan rumah, memasuki ruangan      -ruangan pribadi tanpa izin, atau menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya tanpa izin penghuni rumah. Diizinkan masuk tidak berarti diizinkan segala-galanya.
d.      Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu. Bahkan dalam hadis riwayat Baihaqi Rasulullah saw, menganjurkan kepada orang yang puasa sunah sebaiknya berbuka puasanya untuk menghormati jamuan.
e.       Hendaklah pamit pada waktu mau pulang, karena meninggalkan rumah tanpa pamit di samping tidak terpuji, juga mengnadung fitnah.
3.      Nilai Positif Akhlak Bertamu
Agama islam telah mengajarkan bagaimana sikap seorang muslim yang sedang bertamu ke rumah sahabat,kerabat, ataupun orang lain. Apabila        prinsip-prinsip bertamu ditegakkan secara baik, maka akan melahirkan manfaat yang besar baik orang yang bertamu ataupun orang yang kedatangan tamu. Di antara manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang lain dan menjauhkan sikap paksaan, tekanan, intimidasi dan lain-lainnya.
b.      Islam memandang setiap orang mempunyai persamaan dan kesesuaian dalam berbagai aspek dan kepentingan.
c.       Agama Islam menganjurkan setiap umatnya untuk mengulurkan tangan dan mengukuhkan persahabatan dengan sesama muslim.
d.      Bertamu sebagai alternative yang efektif untuk membina persahabatan di antara sesame manusia.
e.       Bertamu sebagai pendekatan (approach)terhadap semua orang yang berada dalam wilayah konflik tertentu.
f.       Dengan bertamu seorang akan melakukan diskusi yang baik, sikap yang sportif dan elegan terhadap sesamaya.
g.      Beartmu sebagai medi berdakwah dan meningkatkan kualitas diri setiap muslim.
h.      Bertamu yang baik itu adaketentuan-ketentuan yang didsarkan hukum menurut ajaran Islam.
4.      Membiasakan Akhlak Bertamu
Menurut ungkapan Al-Qur’an, sebaiknya orang yang bertamu tidak memaksa masuk pada saat tidak ada orang di rumah, atau ditolak oleh tuan rumah karena ini lebih baik bagi orang yang akan bertamu. Apabila orang yang bertamu tidak memaksakan kehendaknya, maka lebih menjjaga nama baiknya dan kehormatan dirinya. Kalau dia mendesak terus untuk bertamu,dia akan dinilai kurang memiliki akhlak, terlebih lagi jika dia masuk padahal tidak ada orang di rumah, bisa jadi tamu itu dituduh bermaksud mencuri.
Al-Qur’an memberikan isinya yang tegas, betapa pentingnya setiap orang yang bertamu dapat menjaga diri agar tetap menghormati tuan rumah. Setiap tamu harus berusaha menahan segala keinginan dan kehendak baiknya sekalipun jika tuan rumah tidak berkenaan menerimanya.
Ketika tuan rumah telsh siap untuk menerima kedatangan tamu maka seorang tamu harus tetap konsisten menjaga sikap yang baik, bahkan harus selalu mengikuti keendak tuan rumahnya.
    B.     Akhlak Menerima Tamu
Islam memberikan yang jelas agar setiap muslim memuliakan setiap tamu yang datang, karena memuliakan tamu sebagai perwujudkan keimanan kepada allah dan hari akhir. Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak menerima tamu, nilai positif akhlak menerima tamu, dan membiasakan akhlak menerima tamu.
1.      Pengertian Akhlak Menerima Tamu
Menerima tamu (katamuan)dalam bahasa arab disebut dengan kata “allahu daifun”. Menurut kamus besar Bahas Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan.”kedatangan orang yang bertamu,melawat, atau berkunjung”.
2.      Bentuk akhlak menerima Tamu
Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan tamu, tanpa membeda-bedakan status sosial ataupun maksud dan tujuan bertamu. Memuliakan tamu merupakan salah satu sifat terpuji yang sangat dianjurkan dalam islam. Bahkan Rasulullah Saw. Bersabda yang artinya “ Barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam memuliakan tamunya.” (H.R.Bukhari:5994 dan Muslim:67)
Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau tidak. Menururt Rasulullah Saw,bersabda yang artinya.”menjamu tamu itu hanya tiga hari.jaiznya sehari semalam,apa yang dibelanjakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan tidak boleh tamu tetap menginap (lebih dari tiga hari karena hal itu akan memberatkan tuan rumah.”(H.R.Tirmizi:1891. Menurut  Imam Malik, yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam adalah memuliakan dan   menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan istimewa dari hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari.sedangkan menurut Ibn al-Atsr yang dimaksud dengan ijazah sehari semalam. Dalam konteks perjalanan di padang pasir, diperlukan bekal minimal untuk sehari semalam sampai bertemu dengan tempat persinggahan berikutnya.
Kedua  pemahaman diatas dapat dikompromikan dengan melakukan kedua-duanya apabila memang tamunyamembutuhkan bekal untuk melanjutkan perjalanan tapi bagaimanapun bentuknya,seubstansinya tetap sama yaitu anjuran untuk memuliakan tamu sedemikian rupa sehingga si tamu merasa dihormati dan tuan rumah merasa menghormati sehingga keduanya mendapatkan kemuliaan.
3.      Nilai Positif Akhlak Menerima Tamu
      Setiap orang islam telah diikat oleh suatu tata aturan supaya hidup bertetangga dan bersahabat denga  orang lain , sekalipun berbeda agam ataupun suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat diantara sesame manusia. Seorang muslim hanya menerima kedatangan saudaranya dengan penyambutan yang penuh suka cita. Apabila saudara yang bertamu menyampaikan kabar berita ataupun mengadukan suatu masalah, maka pengaduan itu wajib direspon dengan penuh antusias.
      Orang islam diwajibkan memerikan penyambutan tamu dengan sebaik-baiknya penyambutan dan memberikan pertolongan dengan apa yang diperlukan orang yang bertamu. Menerima tamu sebagai wujud keimanan, artinya semakin kuat iman seseorang maka semakin ramah dan santun dalam menyambut tamunya. Karena orang yang beriman mryakinin bahwa menyambut tamu bagian dari perintah Allah.
      Menerima tamu dapat meningkatkan kesabaran, seringkali kesibukan menjadikan diri melupakan tanggung jawab terhadap sesamanya. Setiap saat kita sering dihadapkan pada suatu kenyataan, ada urusan yang harus diselesaikan dengan segera. Namun sisi lain ada seorang tamu yang datang. Saat inilh kita dilatih kesabaran untuk mengambilkeputusan yang baik.
      Memuliakan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kemaslahatan dari Allah ataupun makhluk-Nya, karena sesungguhnya orang yang berbuat baik akan mendapatkan kemaslahatan dunia ataupun akhirat. Memuliakan tamu dengan penyambutan yang menyenangkan dapat meningkatkan kemuliaan seorang, baik dimata orang yang bertamu ataupun di hadapan Allah.
4.      Membiasakan Akhlak Menerima Tamu
      Menerima tamu merupakan bagian dari aspek sosial dalam ajaran islam terus dijaga.menerima tamu dengan penyambutan yang baik merupakan cermin diri dan menunjukkan kualitas kepribadian seorang muslim.setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang datang penuh dengan sukacita. Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harus menghadirkan pikiran yang positif (husnuzan) terhadap tamu, jangan sampai kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negatif dari tuan rumah (su’uzan).sebagai tuan rumah harus sabar dalam meyambut tamu yang datang bagaimanapun keadaanya
      C.    Hubungan Baik dengan tetangga
            Siapa yang disebut tetangga?
Sesudah Anggota keluarga sendiri,orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga. Merekalah orang yang pertama yang paling awal menolong kita jika ada sesuatu musibah,apabila kita membutuhkannya. Apabila melakukan walimatul ‘Urusy maka tetangga dekatlah tempat bermusyawarah, apabila ada musibah kematiaan  maka tetangga dekatlah yang paling awal datang mengunjungi kita, jika kita sakit, maka tetanggalah orang pertama yang menjenguknya, atau jika seseorang mendapat musibah, maka orang pertama yang memberi pertolongan adalah tertangga.
Firman Allah Swt :
“sembahlah Allah dan Janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatupun , Dan berbuat baiklah kepada dua ibu bapak , karib kerabat , anak-anak yatim , orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , teman sejawat , ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” ( Qs. An-Nisa’(4):36)
Tetangga dekat adalah orang yang mempunyai ikatan agama tetangga jauh adalah selain dari tetangga yang bukan mempunyai ikatan agama tetapi menjadi tetangga kita dalam sebuah komplek/kampong tempat tinggal. Setiap orang yang rumahnya bertetangga dengan kita, mereka mempunyai hak tetangga dari kita. Menghormati tetangga merupakan sebuah contoh toleransi dalam islam.
Berkali-kali malaikat jibril berpesan kepada nabi Muhammad Saw untuk berbuat baik kepada tetangga sampai-sampai beliau mengira tetangga akan mendapatkan warisan.
      D.    Pentingnya tetangga
Karena begitu pentingnya tetangga sehingga Rasulullah saw, menganjurkan kepada siapa saja yang akan membeli rumah atau membeli tanah untuk dibangun rumah, hendaklah dipertimbangkan siapa yang akan menjadi calon tetangganya.[2]
Sabda Nabi yang artinya :
“Tetangga sebelum rumah, kawan sebelum jalan dan bekal sebelum perjalanan” (HR.Khathib)
Dan dalam hadis yang lain Nabi bersabda :
Apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya.kemudian undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka”(HR Muslim)
Rumah atau tanah untuk didirikan rumah itu tidak begitu penting walaupun ianya harga yang sangat mahal dan letaknya cukup strategis. Untuk apa rumah besar kalau kawasan bising dan penuh dengan pemabuk dan penjudi di sampingnya atau berdekatan disamping bar serta diskotik. Untuk apa harga tanah cukup mahal dan letaknya strategis kalau lingkungannya terdiri dari ahli fitnah, gossip dan menentang syariat semuanya. Oleh karena itu, sebelum itu berlaku semuanya maka pastikan bahwa calon tetangga kita adalah orang-orang yang beriman dan berakhlak mulia.
            Tetangga dalam islam memiliki kehormatan yang mulia dan tetap dijaga, dan akhlak bertetangga ini belum pernah dikenal oleh aturan akhlak manapun dan oleh hukum-hukum manusia. Bahkan undang-undang manusia gagal membendung hak-hak tertangga seperti mempertahankan nama baik tetangga, menamin hak dan aib tetangga. Sebaliknya yang sering kita dengar adalah teradinya perzinahan antara tertangga , percekcokan dengan tetangga dan membuka aib tetangga. Ini merupakan sebuah larangan menurut perspektif islam.
Seorang muslim yang baik tidak segan-segan membantu tetangganya dan hati-hatilah jangan sampai kita tidak mengetahui hak dan kewajiban tetangga. Rasulullah Saw. Menjelaskan tentang orang-orang yang tidak mau membantu tetangganya yaitu beilau bersabda :
“berapa banyak tetangga yang bergantung dengan tetangganya pada hari kiamat. Ia berkata, wahai Rabb, orang ini menutu pintunya di hadapanku dan tidak pernah memberikan bantuan.”
            Dan jangan tunggu hari kiamat penyesalannya. Oleh karena itu, mumpung masih ada waktu dan kelebihan harta dan tenaga, maka janganlah menyia-nyiakan bantuan dan pertolongan untuk tetangga anda yang benar-benar masih membutuhkannya.
Tetangga mempunyai hak dalam syariat islam. Ini semua dilakukan untuk memperkuat ikatan-ikatan komunitas masyarakat islam. Oleh karena itu, janganlah melupakan hak tetannga dank arena ia merupakan salah satu faktor penting dalam bermasyarakat dimana kita hidup. Dan adab terhadap tetangga harus ditanam kepada anak-anak tetangga. Jika ada masalah kecil harus dihilangkan dan mengutamakan persaudaraan islam yang erat dengan tetangga.
    E.       cara berbuat baik terhadap tetangga
Baginda Nabi bersabda yang artinya :
“Hak tetangga itu adalah, apabila ia sakit kamu menjenguknya,apabila ia meninggal,kamu mengiringi jenazahnya, apabila ia membutuhkan sesuatu kamu meminjaminya,apabila ia tidak memiliki pakaian kamu memberinya pakaian, apabila dia mendapatkan kebajikan kamu mengucapkan selamat (tahniah) kepadanya, apabila ia mendapat musibah kamu bertaziah kepadanya, dan janganlah engkau meninggikan rumahmu atas rumahnya,dan janganlah kamu menyakitinya dengan bau periukmu kecuali kamu memberinya sebagian dari masakan itu”. (HR Thabrani )
Berikut ini akan diutarakan beberapa macam akhlak terhadap tetangga, diantaranya adalah:
1.      Menghindari segala bentuk tingkah laku kita yang menyebabkan terganggunya tetangga baik secara moral atau material, seperti berteriak keras-keras atau berpesta ria dengan riuh dan bising sehingga tetangga merasa terganggu khususnya pada waktu malam.
2.      Saling mengunungi tetangga adalah sangat penting untuk mempererat silaturrahmi. Ini biasanya dilakukan pada saat kelahiran, pernikahan, kematian dan sebagainya.
3.      Bersikap murah hati dengan tetangga sesuai dengan ajaran nabi. Seseorang dapat mengundang tetangga setiap waktu, dan mengirimnya makanan pada waktu lain.
4.      Berlaku buruk terhadap anak tetangga sebaiknya dihindari harus diaga agar pertengkaran antara sesama anak-anak tidak dibiarkan sebab akibatnya bisa terjadi pertengkaran antara orangtua dengan orangtua. Ini tidak perlu terjadi dengan tetangga.
5.      Membantu tetangga adalah hal yang sangat dimulaikan dalam ajaran islam apalagi ketika tetangga kita sangat membutuhkannya. Inilah keistimewaan hidup bertetangga.
6.      Jika seorang muslim mengetahui tetangganya, sedang dalam kesempitan atau kesulitan, maka tidak perlu harus menunggu diminta bantuan, akan tetapi akan lebih baik dan lebih mulia kalau kita duluan membantunya apalagi terkait dengan masalah keuangan.
7.      Seorang Muslim Harus menjaga rahasia tetangganya
8.      Seorang muslim harus membincarakan hal-hal yang baik terhadap tetangganya,dan jika ada orang lain yang memburuk-burukkannya maka kita harus memliharanya akan nama baik tetangga kita.
9.      Antara sesame istri tetangga, hubungan baik harus tetap diutamakan dan menghindari gossip dan fitnah
10.  Hubungan baik bukan hanya dengan tetangga sebelah rumah, akan tetapi kesemua tetangga yang ada.
       F.     Adab bergaul dengan lawan jenis
            Allah swt menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan , atau berpasang-pasangan. Sementara itu islam adalah,agama yang sempurna,yang didalamnya diatur seluk beluk kehidupan manusia,termasuk diantaranya adalah bagaimana peprgaulan laki-laki dan perempuan. Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan islam telah menetapkan perempuan, islam telah menetapkan adab dan eika cara bergaul. Adab pergaulan laki-laki dan perempuan memang dibutuhkan oleh setiap manusia demi meraih ridho dan kecintaan Allah swt. Disamping itu, karena hubungan diantara lawan jenis bisa menjadi perangkap setan yang berbahaya apabila batas-batasan yang berlaku didalamnya tidak dihiraukan. Terutama bagi laki-laki dan perempuan yang beranjak dewasa, diperkukan batasan-batasan yang harus dipahami. Seorang  muslim yang beriman tidak mencintai selain allah swt dan rasulnya.
            Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan agar umat muslim tidak tersesat didunia dan akhirat antara lain :
1.      Menundukkann kepala antara lawan jenis
      Allah berfirman: “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya; dan memeihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”.
2.      Tidak berdua-duaan(berkhilwat)
      Rasulluah saw bersabda : “janganlah kamu masuk ke kamar perempuan seorang laki-laki Anshar berkata : “Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk kedalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW menjawab; “ipar itu adalah kematian (kebinasaan)”.(al bukhari 67:111:muslim 39:8: al lu’lu-u wal marjan 3;68-70)
Nabi tidak membenarkan kita masuk ke kamar-kamar perempuan, maka hal ini memberi pengertian, bahwa kita dilarang duduk-duduk berdua-duaan saja dalam sebuah bilik dengan seorang perempuan tanpa mahramnya.
3.      Tidak menyentuh lawan jenis
      Didalam sebuah hadist, Aisyah ra berkata “demi Allah,tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat  (janji setia kepada pemimpin”. (HR Bukhari
4.      Jaga Aurat terhadap lawan jenis
      Nabi SAW bersabda,yang artinya “wanita itu adalah aurat. Ika ia keluar maka setan akan memperindahnya dimata laki-laki”(HR.Tirmidzi,Shahih).
5.      Tidak boleh ikhtilat ( campur baur antara wanita dan pria )
      Iktilat adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki disuatu tempat tanpa ada hijab.dimana ketika tidaka da hijab atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu sebagai wanita muslimah tidak mau dijadikan objek-objek pandangan oleh banyak laki-laki.oleh karena itu , harus menundukkan pandangan demikianpun yang laki-laki mempunyai kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita yang bukan mahramnya, karena  ini adalah perintah Allah dalam Al Quran dan akan menjadi berdosa bila kita tidak menaatinya.
6.      Tidak boleh memandang wanita
      Islam mengaarkan kita agar selalu menjaga mata kita agar tidak melakukan zina mata. jikalau ada satu kenikmatan,maka yang pertama itu ibadah dan selanjut nya itu perangkat syaithan. Karena itulah jauhi dalam memandang  wanita secara  terus menerus , karena bisa jadi yang pertama itu merupakan nikmat Allah dan pandangan kedua itu panah iblis.
      Pergaulan dengan lawan jenis hendaklah tidak berdasarkan oleh nafsu (syahwat). Yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang oleh agama. Inilah yang tidak dikehendaki dalam islam. Salah satu hadis mengemukakan jika seseorang pergi dengan orang lain yang bukan mahramnya serta berlainan jenis kelamin maka yang ketiganya pasti syetan yang selalu berusaha untuk menjerumuskan dan menghinakan. Itulah yang ada dalam ayat Al Quran agar jangan mendekati zina.
      G.    Ukhuwa Islamiyah
            Ukuwa secara bahasa berasal dari kata (akhun) yang artinya saudara. Ukuwah berarti persaudaraan, persaudaraan yang dimaksud dalam ukuwa ini bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman.sehingga dalam ukhuwa islamiyah tidak hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah Ukhuwa Islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikarunai allah kepada hambanya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang. Persaudaraan kemuliaan dan rasa kasih saling percaya terhadap saudara seakidah .
Dalam Al-Quran dijelaskan : setiap mukmin adalah saudara yang diperintahkan allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat kebajikan diantara satu dengan yang lainnya,dalam rangka taat kepadanya Firman Allah :
orang-orang beriman itu sesungguhnya besaudara.sebab itu damaikanlah (perbaikan hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap allah,supaya kamu mendapatkan rahmat.”[Q.S Al-Hujurat,49:10]
      A.    Hakikat Ukhuwa Islamiyah
            Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan berbagai perbedaan seperti warna kulit,suku, ras,golongan dan bangsa dan lain sebagainya. Namun hal tersebut bukanlah menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memcah belah persatuan yang ada. Dengan adanya ukhuwa islamiyah maka akan tercipta kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah swt kepada hambanya yang beriman dan bertakwa sehingga menumbuhkan perasaan kasih sayang,persaudaraan, kemuliaan dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.adapun hakikat ukhuwa islamiyah antara lain :
1.      Ukhuwa islamiyah merupakan nikmat Allah
Sebagaimana dalam Al-Qur’an Ali Imron ayat 103 Allah berfirman :
      “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai,dan ingatlah akan nikmat allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,maka allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat allah,orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian allah menerangkan ayat-ayat nya kepadamu,agar kamu mendapatkan petunjuk”
2.      Perumpaan tali tasbih
Didalam Al-Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 67,Allah swt berfirman :
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang bertakwa.”
3.      Merupakan arahan Rabani
“ dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nisacaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka akan tetapi allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia maha gagah lagi maha bijaksana (Qs. Al-Anfal:63)
4.      Merupakan cerminan iman
Sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat,10 Allah swt berfirman :
“orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan )antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap allah,supaya kamu mendapat rahmat.”
       B.     Dalil/hadis tentang ukhuwa islamiyah
1.      Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara
 “Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Pemaksaan)
Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu dengan yang lain itu dipandang sebagai saudara. Sehingga satu sama lain tidak boleh saling menganiaya. Dan jika kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun mendapat musibah, hendaknya kita membantunya untuk meringankan penderitaan yang sedang ia alami.
Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup sendiri, karena  sesama muslim akan membantu dan mendukungnya baik sedang dalam keadaan senang maupun susah. Dengan terjalinnya ukhuwah islamiyah maka antara muslim yang satu dengan yang lain akan memberi manfaat kepada saudara- saudaranya sesama muslim. Ketika sesama muslim mendapatkan kesusahan, tentunya sebagai seorang saudara ikut merasakannya dan berusaha untuk membantunya. Dan sebaliknya jika seorang muslim mendapat nikmat dan kebaikan, sebagai saudara sesama muslim merasa senang dan gembira melihatnya, bagaikan dirinya sendiri yang memperoleh nikmat dan kebaikan tersebut.
Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah SWT, jika salah seorang dari keduanya lebih tinggi kedudukannya daripada yang lain, maka kedudukannya  akan diangkat bersama saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana anak cucu dihubungkan dengan kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan karena Allah SWT, maka ia tidak lebih rendah daripada persaudaraan sedarah Jadi meskipun seorang muslim bersasal dari golongan dan ras yang berbeda, sesama muslim itu bersaudara antara satu dengan yang lain karena Alllah SWT yang menjadikan persaudaraan tersebut.
2.       Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan
عَنْ أَبِي مُوسَي عَنِ النَّبِيْ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُبَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ * (أخرجه البخاري في كتاب الصلاة)
                                                                                                                                    “Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang mu’min bagi sesama mu’min bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah pada setengahnya.” (H.R. Al Bukhori dalam kitab sholat)
Rumah ialah bangunan yang tersusun dari beberapa tiang penyangga, pondasi, dinding tembok, atap, dengan bahan dasar semen, pasir dan batu. Tanpa kompleksitas bahan dan rancangan, sebuah bangunan mustahil dapat berdiri. Kurang salah satunya saja maka suatu bangunan akan rapuh.
Perumpamaan orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dimana mereka bagai sebuah bangunan yang unsur-unsurnya tertata dan saling memperkuat, persaudaraan sesama muslim atau Ukhuwah Islamiyah tidak membedakan antara suku, ras, golongan maupun warna kulit tetapi menghargai perbedaan yang ada yang disatukan melalui tali persaudaraan sebagai sesama muslim. Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu, tolong-menolong dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah.
3.       Hadits Ibn Mas’ud tentang larangan memaki dan membunuh Muslim
عَنْ عَبْدِاللهِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ * (أخرجه البخاري في كتاب الاداب)
“Dari Abdullah Mas’ud ia berkata Rasulullah SAW. bersabda memaki muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Adab)
Dalam hadits di atas, kata “سِبَابُ الْمُسْلِمِ” merupakan mashdar yang di idhofahkan kepada maf’ulnya yang berarti mencaci atau membicarakan sesuatu yang mencela terhadap harga diri seorang muslim. Dan kata “كُفُرْ” yang dikehendaki di sini bukan arti secara hakiki(sebenarnya) yaitu orang yang keluar dari islam, tetapi yang di kehendaki adalah memberi ancaman secara sungguh-sungguh, atau “كُفُرْ” secara bahasa yang berati seolah-olah sebab membunuh maka dia tertutup dari rahmat Allah, dan dari kewajiban menolong penderitaan orang lain
Memaki dan mengaibkan kehormatannya, ataupun memperkatakan dirinya dengan cara yang menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, adalah suatu kefasikan dan menyimpang dari kebenaran. Membunuh seorang muslim atau saling membunuh sesama muslim, adalah suatu pekerjaan kufur. Dalam hadits ini dapat juga dimaknai bahwa membunuh orang dengan tidak ada jalan yang dibenarkan agama dapat membawa kepada kekafiran, lantaran membunuh itu suatu perbuatan yang sangat keji dan disamakan atau diserupakan dengan kekafiran walaupun tidak keluar dari islam.
4.      Hadits Abu Hurairah tentang kewajiban Muslim terhadap Muslim lain.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَاعَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ * (أخرجه مسلم في كتاب السلام)
“Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda kewajiban seorang muslim kepada sesama muslim lainnya ada enam. Lalu berkata, apa saja wahai Rasulullah. Rasulullah berkata: jika bertemu berilah salam kepadanya, jika dia mengundang maka datangilah, jika dia minta nasihat maka nasihatilah, jika dia bersin kemudian memuji kepada Allah maka doakanlah “Yarhamukallah”, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika dia mati maka antarlah jenazahnya.”(H.R. Muslim dalam kitab salam)
Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa kewajiban muslim terhadap muslim lain antara lain;
a.        Mengucapkan dan menjawab salam
Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata السلام itu merupakan bagian dari asma Allah SWT, ketika kita mengucapkan السلام عليكم  itu berarti “semoga engkau dalam bimbingan Allah”. Adapun ucapan salam yang sempurna adalah السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
b.      Memenuhi undangan
Memenuhi undangan itu wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau menkhususkan pada undangan walimah dan sejenisnya saja. Apabila mendapat dua undangan dalam waktu yang sama, undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan yang kedua sunah untuk dipenuhi.
c.       Memberi nasihat ketika diminta
Memberi nasihat diperbolehkan selama masih dalam batas amar ma’ruf nahi mungkar dan nasihat itu tidak boleh menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif.
d.      Mendoakan apabila bersin
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya. Ketika ada muslim laki-laki yang bersin dan mengucap hamdalah maka orang yang mendengarnya sunah menjawab يَرْحَمُكَ اللَه. Jika perempuan, يَرْحَمُكِ اللّه. Kemudian orang yang bersin tadi mengucapkan yahdikumullah. Kemudian malaikat juga ikut mendoakan dengan mengucap رَحِمَكُ اللّه atau رَحِمَكِ اللّه. Apabila orang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah maka makruh untuk menjawabnya.
e.       Menengoknya apabila sakit
Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari mereka sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaannya dan untuk menghiburnya serta mendoakan untuk kesembuhannya.
f.       Berta’ziyah ketika ada yang meninggal dunia
Dalam ajaran agama Islam ketika ada seorang muslim meninggal dunia hendaknya mengucapkan أِنَّا للّهِ وَأِنَّا أِلَيْهِ رَا جِعُوْ ن dan berkunjung (ta’ziyah) untuk menyatakan duka cita kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa segala sesuatu akan kembali kepada sang pencipta, Allah SWT.
Menurut Imam al-Ghazali hak-hak sesama muslim adalah memberikan salam        kepadanya jika ia bertemu, menyukai apa yang disukai orang-orang mu’min sebagaimana ia menyukai apa yang ia sukai, dan membenci apa yang dibenci      orang-orang mu’min, tidak menyakiti salah seorang dari kaum muslimin dengan perbuatan ataupun perkataan, bersikap tawadhu kepada setiap muslim dan tidak sombong, tidak menyampaikan berita (gunjingan) kepada sebagian yang lain tentang  apa yang didengarnya dari sebagian yang lain,  kalau ia marah kepada orang yang dikenalnya maka ia tidak boleh menghindarinya lebih tiga hari.
Di dalam ajaran agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin untuk melakukan pergaulan diantara kaum muslimin. Dengan adanya pergaulan diantara kaum muslimin maka dapat saling berhubungan dan mengadakan pendekatan agar dapat mencapai kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur dalam membina masyarakat yang berakhlaqul karimah sesuai dengan tuntunan yang ada di dalam ajaran agama Islam.



BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
            Akidah Akhlaq  merupakan cabang  dari pendidikan agama islam,pembelajaran akidah akhlak sebagai salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan madrasah ibtidaiyah  (MI) contohnya materi tetang akhlak bertamu , akhlak bertetangga, adab berteman dengan lawan jenis, Ukhuwa islmaiyah dan lain-lain. Sumber belajar aqidah akhlaq adalah al-quran dan as-sunnah.              
       B.      Saran
Penulis menyadari bahwa makalh diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dai kesempurnaan,penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpendoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.



DAFTAR PUSTAKA

Roli Abdul Rohman dan M. Khamza. 2019. Menjaga Akidah Akhlak 2 Untuk Kelas XI Madrasah Aliyah. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Abdurrahman Muhammad. 2016. Akhlak Menjadi seorang Muslim Berakhlak Mulia. Depok : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
Syaikh Amin. 2013. Ukhuwah Islamiyah. Islam House.com


[1] Roli Abdul Rohman dan M. Khamza. 2019. Menjaga Akidah Akhlak 2 Untuk Kelas XI Madrasah Aliyah. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, hal :78
[2] Muhammad Abdurrahman. 2016. Akhlak Menjadi seorang Muslim Berakhlak Mulia. Depok : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, hal : 218

No comments:

Post a Comment