1

loading...

Friday, October 18, 2019

MAKALAH PENGERTIAN ISLAM DAN RUANG LINGKUP STUDI ISLAM


MAKALAH PENGERTIAN ISLAM DAN RUANG LINGKUP STUDI ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dirosah islamiyah atau “Studi ke-Islaman” (di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies), secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yangberhubungan dengan agama islam, baik ajaran-ajarannya, sejarahnya maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya”Islam adalah salah satu ajaran yang di turukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.Pada dasarnya islam bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian islam ?
b.      Apa saja ruamg lingkup studi islam ?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
 Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agama islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama islam diturunkan oleh Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka bumi.

1.4 Manfaat Penulisan makalah
a. agar kita  mengetahui pengertian islam
b. agar kita mengetahui ruang lingkup studi islam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Islam
Secara etimologi, islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kosa kata salima yang berarti selamat sentosa.dari kata ini kemudian di bentuk kata aslama yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat,sentosa,dan berarti pula berserah diri, patuh, tunduk dan taat. Dari kata aslama ini kemudian di bentuk kata Islam.
Dari keterangan singkat tersebut, dapat di simpulkan,bahwa dari segi bahasa, islam adalah berserah diri, patuh, dan tunduk kepada allah SWT dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Secara terminologi
Menurut Mahmud syaltout, islam adalah :
“Islam adalah agama Allah yang di wasiatkan dengan ajaran ajarannya sebagaimana terdapat di dalam pokok pokok dan syariatnya kepada Nabi Muhammad SAW dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya”.[1]
Menurut Said Hawa, Islam adalah :
“Islam adalah agama para rasul dan nabi seluruhnya. Dari semenjak Adam hingga risalah Nabi Muhammad SAWyang menjadi pamungkas risalah risalah Allah.[2] Islam ini adalah hidayah yang sempurna bagi manusia. Karena Allah SWT
telah menjadikannya sempurna dan pari purna, sehingga tidak ada suatu masalah dalam semesta ini kecuali telah di berikan penjelasan hukumnya di situ, apakah itu boleh, haram, makruh, sunah, wajib, atau fardhu. Baik itu dalam masalah masalah akidah, ibadah, politik, sosial, ekonomi, perang atau perdamaian, atau perundang undangan, dan hal hal lain yang di lihat oleh manusia sebagai urusan manusia.[3]
Menurut Abd. Al Rahman al Nahlawiy, Islam adalah :
Islam adalah tuntunan tuhan yang merupakan akhir syariatnya dan di jadikannya sebagai tuntunan yang sempurna dan mencakup semua aspek kehidupan, dan di ridhoinya untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, alam jagat raya, segenap makhluk, urusan dunia dan akhirat, kemasyarakatan, perkawinan, keturunan, hakim dan yang di kenaik hokum, serta untuk mengatur setiap ikatan yang di butuhkan manusia sebagai tuntunan yang di bangun atas dasar kepatuhan kepada Allah semata serta ikhlas beribada kepadanya serta berpegang teguh kepada segenap yang di bawah oleh Rasulullah SAW.[4]
Menurut Maulana Muhammad Ali, Islam adalah :
“Islam adalah agama yang sebenarnya bagi seluruh umat manusia. Para nabi adalah yang mengajarkan agama Islam di kalangan berbagai bangsa dan berbagai zaman, dan Nabi Muhammad SAW adalah nabi agama itu yang terakhir dan paling sempurna”.[5]
Menurut Harun Nasution, Islam adalah :
 “Islam adalah agama yang ajaran ajarannya di wahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebaga rasul. Islam pada akhirnya membawa ajaran ajarannya yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia”.[6]

2.2 Ruang Lingkup Studi Islam
Sebagaimana di ketahui, bahwa yang sementara ini di kelompokkan sebagai studi Islam antara lain : Al-Quran/ Tafsir, Hadist/ ilmu Hadist, Fikih/ Hukum Islam, Teologi/ Ilmu kalam, Tasawuf, sejara islam, filsafat Islam dan bahasa Arab blakangan masuk pula ke dalam studi Islam adalah pembaruan pemikiran Islam, dakwah Islam, pendidikan Islam, politik Islam, dan ekonomi Islam.semua bidang studi Islam ini telah di pelajari oleh para orientalis barat dengan intesitas yang berbeda beda. Menjelaskan secara singkat tentang studi Islam yang di pelajari orientalis barat ini dapat di kemukakan sebagai berikut :
Pertama,bidang studi Al-quran. Bidang studi ini antara lain di pelajari oleh George sale. Hasil studinya menyimpulkan bahwa Al-Quran bukanlah wahyu dari Allah akan tetapi, karangan pribadi Muhammad sendiri kritik dan tuduhan kaum paganisme mekkah tutur mereka tutur mereka ungkap kembali, meskipun Al-Quran telah mematahkannya sejak 14abad yang silam. Dalam bagian pendahuluan terjemaha Al-Quran dalam versi Inggris yang merupakan buah karya karyanya yang di terbitkan tahun 1936M, sale menulis :
Adapun mengenai Muhammad, yang pada akhirnya sebagai penyusun Al-quran dan penemunya adalah masalah yang tak dapat di bantah, meskipun tidak menyampingkan bantuan yang di perolehnya dari orang lain yang tidak sedikit. Hal ini jelas terlihat dari sikap kaumnya yang tak pernah diam memprotesnya sehubungan dengan masalah tersebut.[7]
Pendapat G.sale tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Al-Quran bukan kalamullah melainkan bikinan Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini jelas sangat menodai kesucian Al-Quran, tidak fair, penuh luapan emosi yang di dukung fanatisme doktrin agama mereka, dan dapat memicu kemarahan kaum muslimin di seluruh dunia namun demikian, terdapat pula orintalis yang memuji muji Al-Quran. Harry Gaylord Dorman misalnya mengatakan, bahwa kitab Al-Quran ini adalah benar benar sabda tuhan yang di diktekan oleh jibril, sempurna setiap hurufnya. Ia merupakan suatu mukjizat yang tetap aktual hingga kini untuk membuktikan kebenarannya dan kebenaran Muhammad. Mutu keajaiban Al-Quran, anatara lain terletak pada sebagian gayanya yang begitu sempurna dan agung sehingga tak mungkin ada seorang manusia atau setan sekalipun yang dapat mengaran satu  surat saja pun, walau yang pendek ; dan sebagian dari keajaibannya lagi terletak pada isi ajarannya, nubuatnya tentang masa depan, dan keterangan keterangan yang demikian tepatnya, sehingga meyakinkan bahwa tak mungkin Muhammad yang buta huruf itu dapat menulisnya sendiri.[8]
Dengan demikian, di kalangan para orientalis barat yang mengkaji Al-Quran itu ada yang berpandangan positif da nada yang berpandangan negatif.
Kedua,bidang studi hadist. Orientalis pertama yang mempelajari dan menyebarkan keraguan terhadap hadist goldziher, seorang orientalis yahudi  hongaria yang di kalangan islamolog barat, di anggap sebagai orang yang paling banyak mengetahui hadist.di dalam bukunya dirasat islamiyah dan al-‘akidah wa asy syariah fi al islam, ia menyatakan: bagian terbesar dari riwayat hadist tidak benar seperti yang di katakan, sebagai catatan fase awal.yang terkumpul sekarang adalah hasil jerih payah umat Islam pada fase keemasannya yang merupakan catatan atas kemajuan yang di capai Islam di bidang agama, sejarah, dan sosial pada abad pertama dan kedua hijriah.”dengan demikian, menurut goldziher,bahwa pada zaman awal ketegangan yang memuncak antara umawiyyin dengan kelompok ulama yang takwa,maka untuk memerangi kebejatan dan kebobrokan yang meraja lela, para ulama yang takwa itu membuat hadist yang memuja muji ahlul bait. Ini secara tidak langsung bertujuan untuk memukul umawiyyin, dan dalam waktu yang sama, pemerintah umawiyyah menurut goldziher tidak mau tinggal diam bahkan melakukan hal serupa dengan tema yang berlainan untuk mendukung pendirian mereka.[9] Selain itu, tujuan goldziher terhadap perawi hadist terkenal imam zuhri sebagai perawi hadist yang di manfaatnkan oleh umawiyyin untuk memalsukan hadist sesuai keinginan mereka.
Ketiga,bidang fikih. Orientalis yang mempelajari fikih atau hukum Islam antara lain Noel J. Coulson, orientalis inggris, guru bersar hokum Islam di universitas London. Dalam bukunya yang berjudul A History Of IslamicLaw, misalnya ia mengatakan, bahwa system hokum Islam adalah system yang dinamis,applicable (bisa di gunakan) dan telah mengakar dalam sanu bari umatnya. Namun demikian, Coulson memiliki sejumlah pendapata yang aneh aneh tentang kekuatan sunah sebagai sumber hokum islam dan tentang ushul fiqh. Coulson misalnya menggantikan,bahwa imam syafi’I, adalah founder (penemuan atau pembangunan)  ushul fiqh. Dengan kata lain ia ingin mengatakan bahwa sebelum imam syafi’I, ilmu ushul fiqh belum ada.padahal data fakta sejarah yang sesungguhnya, bahwa sebelum imam syafi’I, ilmu ushul fiqh sudah ada, yakni bahwa rentang 2 abad sebelum lahirnya imam syafi’I justru merupakan pondasi bagi berdirinya”building” ushul fiqh pada fasefase berikutnya. Dengan demikian, jika tidak hati hati orang akan tertarik dengan pendapat j.coulson yang memuji muji ilmu fikih, namun jika di cermati dengan sesungguhnya tergantung tujuan untuk menghilangkan kepercayaan masyarakat pada hokum Islam. Hal ini agak berbeda dengan joseph Schacht yang dengan terang terangan anti dengan hokum Islam dan menuduhnya dengan sederetan tudhan tuduhan yang keji dan tak masuk akal?[10]
Keempat,bidang sejarah kebudayaan dan peradaban Islam.
Para orientalis yang mempelajari sejarah kebudayaan dan peradaban Islam ini termasuk yang paling banyak. Mereka benar benar menguasai data data tentang sejarah peradaban Islam. Mereka itu antara lain G.Von Grunbaum, Brockelman, Phillip k. Hitti, dan Montgomery Watt.Watt misalnya mengatakan, bahwa kehidupan masyarakat arab sebelum datangnya Islam, termasuk orang orang mekkah, sangat menhargai nilai nilaisolidaritas kesukuan dan social. Hubungan darah menjadi factor perekat utama dalam pola ikatan kekeluargaan dan kekerabatan mereka.ikatan ini di perkuat pula oleh nilai nilai humanisme kesukuan (tribal humanism) yang sangat kuat dalam pola kehidupan mereka.ciri penting konfigurasi kehidupan mereka adalah muruah,yakni keberanian dalam peperangan,kesabaran dalam menghadapi ketidak beruntungan, persestensi dalam melakukan balas dendam, perlindungan terhadap orang orang yang lemah dan oposisi terhadap orang orang yang kuat.[11]
Kelima, bidang tasawuf. Para orientalis yang mempelajari tasawuf ini anatar lain : A.J. Arberry dan S.M Zweimmer. Kajian mereka tentang tasawuf ini pada umumnya di tujukan untuk menempatkan tasawuf Islam sebagai kelas dua, atau hasil menjiplak dari tasawuf yang di kembangkan di kalangan nasrani.
Keenam, bidang dakwah.di antara prientalis yang mempelajari dakwah ini ialah Thomas W.Arnold, dalam nukunya yang berjudul the preaching of Islam.dalam buku ini, sering di gambarkan bahwa Islam disebarkan dengan pedang dan cara cara pemaksaan.
Ketujuh, bidang bahasa arab. Di antara orientalis yang mempelajari bahasa arab ini ialah lain Louis Ma’luf dengan bukunya kamus munjid; dan Hans Wher dengan bukunya A modern written Arabic yang di edit oleh Jhon Milton.
Kedelapan, bidang pendidikan Islam. Di antara orientalis yang mempelajari pendidikan Islam ini, ialah Michael Stanton dengan bukunya yang berjudul The higer learning of Islam (pendidikan tinggi Islam), dan Karl Stemmbrink dengan buku pesantren,madrasah dan sekolah. Dalam buku buku ini mereka membicarakan tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, mulai dari sederhana hingga yang tinggi, seperti kuttab,masjid,madrasah, dan observatorium.[12]
Kesembilan, bidang pemikiran politik islam. Di antara orientalis yang mempelejari bidang pemikiran Islam ini ialah John L. Esposito di dalam bukunya anatar lain Islam The Straight Path Future Of Islam. Dalam buku tersebut, Esposito antara lain membahas tentang Muhammad dan Al-Quran: Rasul dan Risalah, umat Islam dalam sejarah. Sekarang umat Islam ada di persimpangan jalan. Tantangan tantangannya sangatlah besar: ajakan ajakan di banyak bagian dunia Islam untuk  menuju partisipasi politik dan demokratisasi, system ekonomi dan pendidikan yang gagal, dampak globalisasi, berkembangnya ancaman ekstremis religius, kebutuhan yang terus menerus melakukan reformasi serius di bidang agama guna menghadapi tantangan komunitas dan masyarakat muslim kontemporer ; memupuk pluralisme dan suatu pemahaman modern atas toleransi yang di dasarkan pada sikap saling memahami dan menghormati.[13]
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Islam dari segi bahasa adalah berserah diri,patuh,dan tunduk kepada allah dalam rangka mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Sedangkan Islam menurut istilah adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi danrasul khususnya Rasulullah Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagaihukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana di ketahui, bahwa yang sementara ini di kelompokkan sebagai studi Islam antara lain : Al-Quran/ Tafsir, Hadist/ ilmu Hadist, Fikih/ Hukum Islam, Teologi/ Ilmu kalam, Tasawuf, sejara islam, filsafat Islam dan bahasa Arab blakangan masuk pula ke dalam studi Islam adalah pembaruan pemikiran Islam, dakwah Islam, pendidikan Islam, politik Islam, dan ekonomi Islam.semua bidang studi Islam ini telah di pelajari oleh para orientalis barat dengan intesitas yang berbeda beda.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2011. STUDI ISLAM KOMPREHENSIP. Jl. Tambra Raya No.23 Rawamangun, Jakarta: PRENAMEDIA GROUP


[1]Mahmud Syaltout, Al-islam ‘Aqidah wa Syariah, (mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet.III. hlm.9.
[2]Said Hawa, al-islam, (terj).Abdul Hayyie al-kathani dari judul asli al-islam, (Jakarta : gema insani, 2004),cet. I, hlm.13.
[3]Said Hawa, op. cet., hlm.18.
[4]Abd. Al-Rahman al-Nakiwiy, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha, hlm.17.
[5]Maulana Muhammad Ali, Islamologi (dinul Islam),op. cet., hlm.1.
[6]Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI press, 1979), hlm.24.
[7]Daud Rasyid, dalam “pembaruan” Islam dan orientalisme dalam sorotan, (Jakarta : Usama Press, 1993),cet .I. hlm. 119.
[8]M.Hashem, kekaguman dunia terhadap Islam, (Bandung : Pustaka,1403 H/1983 M),cet. I,hlm.42.
[9] Daud Rasyid, “PEMBARUAN” Islam… op.cit.,hlm. 1240-125
[10] Daud Rasyid, “pembaruan” Islam dan orientalisme dalam sorotan, loc.cit., hlm. 104-105
[11] Faisal Ismail, Pijar pijar Islam pergumulan kultur dan struktur,(Yogyakarta:lembaga studi filsafat Islam,2002), cet.1, hlm.15.
[12] Michael Stanton,higher learning Islam (Perguruan tinggi dalam Islam), Jakarta: logos wacana ilmu, 1999),cet.I;Karl steenbrink,pesantren,madrasah, dan sekolah,( Jakarta : Bulan bintang,1982),cet.I.
[13]John L.Esposito, Islam The Straight Path (Islam jalan lurus), (Jakarta : Paramadina,2004),cet. I, hlm.319.

No comments:

Post a Comment