MAKALAH
TEORI SOSIAL BUDAYA MANUSIA DAN ILMU(SICENCE)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia merupakan salalah satu makhluk ciptaan Tuhan.
Manusia dilengkapi potensi seperti akal, budi, karsa, dan karya yang tidak
dimiliki makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Karena itu manusia makhluk paling
sempurna. Dengan akal yang dimilikinya manusia mempunyai kemampuan berpikir.
Sudah menjadi tabiat manusia untuk ingin tahu. Hasrat ini rupa-rupanya didorong
oleh pemberian tertinggi maha pencipta kepada manusia, yaitu pikiran. Oleh
karena itu, pada akhirnya manusia menamakan dirinya sebagai homo
sapiens, yaitu makhluk berpikir.
Pikiran manusia sebagai pemberian tertinggi Tuhan kepada
manusia, bermaksud bahwa hanya dengan pikiran inilah manusia ditunjukkan Tuhan
menjadi khalifah di bumi. Dengan pikiran ini juga manusia dapat mengungguli
semua makhluk ciptaan manusia. Oleh karena itu, tanpa pikiran manusia sama
dengan hewan bahkan lebih rendah dari itu.
Walaupun manusia memiliki pikiran, tetapi bukan jaminan bagi
manusia memiliki pengetahuan secara otomatis, karena rupanya pikiran manusia
hanyalah wadah pengetahuan saja, tidak lebih dari itu. Secara historis,
peengtahuan bagaimana tuhan mengajarkan nabi Adam a.s. tentang nama-nama
berbagai benda dan makhluk memperkuat keyakinan kita bahwa manusia pada awalnya
penciptaannya tidak memiliki pengetahuan apa-apa. Kemudian pada perkembangan
berikutnya barulah manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman
pengalamannya. Dua fase inilah pemberitahuan dan pengalaman adalah cikal bakal
dari npenegmbangan semua system ilmu penegtahuan manusia.
Dalam hal pengembangan pengetahuan manusia, baik yang
bersumber dari pemberitahuan maupun pengalaman, banyak dipengaruhi oleh rasa
ingin tahu manusia itu sendiri. Kemudian rasa ingin tahu inilah yang menjadi
penentu dan penegmbangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Pengetahuan tidak saja meningkatkan apresiasi manusia
tentang apa yang dimuai, tetapi juga dengan serempak membuka mata manusia
lebar-lebar terhadap berbagai kekurangannya, karena ilmu pengetahuan bukan
jawaban satu-satunya terhadap dorongan ingin tahu manusia. Oleh karnanya ada
orang yang sengaja memalingkan muka dari tatapan ilmu, sebaliknya juga ada
sekelompok orang yang tergila-gila dengan ronanya ilmu dan membuat dia lupa
segala-galanya. Ilmu membuatnya lupa diri dan bahkan dewa kehidupan.
Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang selalu
berpikir merasa, mencipta dan berkarya. Dalam kesehariannya manusia
tumbuh dan berkembang serta mengembangkan sesuai dengan harkat dan
keberadaannya.manusia menyatakan dan mempertimbangkan, dia juga berkehendak dan
memilih,namun Tuhan yang memutuskan dalam hal kehendak dalam melakukan sesuatu
keakuannya hadir dalam dirinya dan menguasai dirinya. Dia mempunyai kemampuan
untuk memilih apa yang di kehendakinya.dia juga mempunyai kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang ada selagi masih dalam batas jangkauan
pancaindranya.manusia pada hakikinya bebas dalam kodratnya yg terbatas di
hadapan sang khalik.
Meskipun demikian manusia mempunyai kelebihan dari mahkluk
lain. Manusia adalah mahluk berpikir, mahluk rasional dan mahluk intelegen,yang
selalu berupaya memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Kompleksitas masalah yang dihadapi masing masing individu dalam linkungannya akan
di warnai pula oleh kemampuan manusia itu sendiri. Tingkat perkembangan
masyarakat dan kemajuan teknologi. Dalam masyarakat modern dan masyarakat
global. Disamping itu masalah yang di hadapi manusia bertambah kompleks pula.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu pengertian manusia dan ilmu?
2. Mengapa
dikatakan manusia mahluk sempurna namun terbatas?
3. Bagaimana
manusia mencari kebenaran (keilmuan)?
4. Kenapa
manusia mempunyai hasrat ingin tahu?
5. Bagaimana
cara berpkir deduktif, induktif dn keilmuan?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian manusia dan ilmu
2. Untuk
mengetahui dikatakan manusia mahluk sempurna namun terbatas
3. Untuk
mengetahui manusia mencari kebenaran (keilmuan)
4. Untuk
mengetahui manusia mempunyai hasrat ingin tahu
5. Untuk
mengetahui cara berpkir deduktif, induktif dn keilmuan?
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manusia dan Ilmu
Menurut Paula J.
C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih
makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan,
yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar
sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
Ilmu
adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
B.
Manusia Mahluk
Sempurna Namun Terbatas
Meskipun rasa ingin tahu dan menyelidiki secara inflisit
berada dalam diri manusia,namun sebagai mahluk rasional manusia memiliki
keterbatasan dalam kadar potensi yang dimiliki sesuai dengan anugrah yang maha
kuasa. manusia merasa berpikir dan mengindra. Diluar itu bukan lagi dalam
jangkauan pancaindra manusia dan manusia tidak mampu lagi memikirkannya.
Manusia dapat dirusak oleh angin yang datang secara mendadak dan tidak kuasa
manusia meniadakannya. Hal itu karna berada di luar jangkauan manusia.
Manusia pada prinsipnya tidak dapat menciptakan dari yang
“tidak ada”menjadi “ada” tetapi dapat menciptakan kreasi baru berdasarkan yang
diciptakanNYA. Manusia dengan kemampuan berpikirnya, dapat menyelidiki dan
mendaratkan manusia di bulan, dan menyelidiki planet planet yang belum
terjangkau dalam pikiran manusia di masa lalu. Tapi manusia tidak mampu
menciptakan bulan ataupun yupiter. Mereka juga adapat memikirkan tentang sebab
sebab terjadinya suatu penyakit dan bagaimana penyembuhannya. Baik dengan
ramuan tumbuh tumbuhan yang bersifat alami maupun melalui proses kimiawi, namun
manusia tidak mampu menciptakan atau menghidupkan kembali tumbuh tumbuhan yang
telah mati karna digunakannya. Tanpa seizing tuhan maha pencipta dan maha
penentu dunia yang fana ini.
Keterbatasan manusia itu bersumber dari keterbatasannya
sebagai mahluk yang di ciptakan Tuhan, sejak saat diciptakan oleh maha
pencipta. Di samping itu keterbatasan dalam pengembangan potensi diri yang
telah mereka miliki serta keterbatasan dalam pemanfaatan apa yang telah mereka
miliki dalam berpikir dan menalar akan membawa akibat dalam kekurang sempurnaan
diri masing masing. Manusia dengan kerja yang sistematis , kreatif, dan logis
akan dapat mengungkapkan memecahkan dan menemukan sesuatu sesuai dengan
keterbatasan yang diberikan kepadanya.
Copernicus dengan dorongan yang kuat menggunakan kemampuan
berpikir yang dimilikinya untuk membuktikan dan menemukan sesuatu yang baru. Ia
meragukan kebenaran konsep di era sebelumnya. “matahari mengitari bumi dan
planet lainnya” pendapat Ptolemy dan ariestoteles itu telah berakar pada
masyarakat. Pendapat itu dapat di batalkan kebenarannya dengan menyalakan
pendapat itu berdasarkan bukti empiris baru.
C.
Manusia Mencari
Kebenaran (Keilmuan)
Tiada yang langgeng dalam kehidupan termasuk di dalamnya
kebenaran sebagai hasil manusia dalam memecahkan masalah atau dalam menemukan
sesuatu yang baru. Kebenaran ilmuan bukanlah sesuatu yang selesai untuk
selama-lamanya. Fisher (1975: 48) menyatakan, bahwa kebenaran adalah kebenaran
dapat berupa sesuatu, kejadian, dan faktaa, argumentasi fakta, pertimbangan,
preposisi, atau ide yang benar atau diterimah sebagai sesuatu yang benar.
Kebenaran dalam ilmu dibatasi fakta-fakta alam yang dapat diobservasi baik
dengan menggunakan panca indra maupan dengan memanfaatkan alat bantu teknologi
serta kemampuan manusia/pengamatan itu sendiri.
Alam dan lingkungan selalu berubah. Cepat atau lambat
manusia bagian dari lam tidaklah dapat di pisahkan diri dari segala gejalah
y6ang terjadi pada masyarakat. Manusia tidak mungkin mengisolasi diri, karena
manusia mempunyai akal yang merupakan kelebihannya dari makhluk lain. Manusia
dapat menantang, menyesuaikan diri, atau menguasai lingkungan selagi dalam
batas kemampuannya. Untuk itu manusia harus proaktif: berfikir kreatif, logis,
kritis, dan analitis; serta melakukan interaksi positif dengan lingkungan dan
menyelidiki bagaimana kejadian fenomena alam tersebut. Secara umum fenomena
alam dapat didekati mela;ui tiga cara: (1) pengalaman (experience); (2)
penalaran (reasoning); (3) penelitian (research).
D.
Hasrat Ingin
Tahu
Dengan kita ketahui atau sejarah telah menunjukkan bahwa
manusia dimuka bumi ini dengan keterbatasan selalu ingin berusaha mencari dan
menemukan sesuatu yang baru. Mereka berusaha mencari, menemukan, menggali,
menyelidik, dan menganalisis sesuatu dengan tekun dan teliti. Lambat laun
mereka berhasil menemukan dan mengungkapkan sesuatu yang samar-samar, sesuatu
yang masih gelap, dan sesuatu yang terselubung menjadi transparan, bermakna,
serta berguna bagi manusia, lain dan lingkungannya.
Sebagai makhluk yang rasional, manusia itu dilengkapi pula
dengan berbagai dimensi psikologis yang lain, bakat, sifat, kemampuan, kemauan,
minat, perasaan, motivasi, rasa aman, dan kreatifitas. Dimensi psikologis
tersebut merupakan tenaga penggerak atau dapat digerakkan sehingga mendorong
seseorang mau dan mampu melakukan sesuatu.
E.
Manusia,
Masalah Dan Dua Pendekatan Dalam Mencari Kebenaran
Sebagai makhluk hidup ia mampu hidup dan memperbaiki serta
meningkatkan hidupnya sesuai dengan tuntutan, perubahan, dan kemajuan zaman.
Melanjutkan hidup bukan berarti hidup sebagaimana adanya, alami, dan tidak
berkembang, melaikan ia harus mampu maberikan warna dan arti serta nuansa
tersendiri pada hidupnya. Mereka harus bertindak cepat dan tepat serta hidup
lebih baik dari yang sebelumnya.
Tantangan dan tuntutan masyarakat yang bertambah kompleks
dilingkungannya membuat manusia tidak terbebas dari masalah. Sering terjadi
jurang antara apa yang diharapkan dan realitas dalam masyarakaat. Masalah itu
berbeda pada setiap manusia dalam kehidupannya, dan sangat tergantung pada
kekuatan, kelemahan dan ambisi serta komplesitas hidup yang dilalui seseorang.
Bagaimana individu tertentu naiknya harga minyak bukanlah masalah karena mereka
masih mampu mengatakannya. Mereka masih dapat hidup layak dengan pendapatan
yang diterimanya, namun bagi individu lainnya dengan penghasilan terbatas,
kondisi tersebut telah menimbulkan masalah dan gangguan dalam kehidupannya.
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuaitu yang
diketahui manusia tentang suatu objek, termasuk didalamnya ilmu, tetapi tidak
semua penegtahuan dapat disebut ilmu. Banyak ahli menegemukakan pendapatnya
tentang ilmu, namun belum terdapat perumusan yang baku dan seragam, karena
mereka meninjau dari sisi yang berbedah. Ilmu dapat pula dibedakan dari
pengetahuan berdasarkan objeknya.
Ada dua hal pendekatan dalam mencari kebenaran
Yaitu:
1.
Pendekatan non-ilmiah
Dalam pendekatan non-ilmiah ini ada beberapa bentuk yang
dapat digunakan, yaitu:
a. Akal
sehat
Akal
sehat merupakan salah satu cara menerimah dan memverifikasi pengetahuan pada
umumnya. Akal sehat dapat digunakan untuk kegiatan praktis berdasarkan
pengalaman untuk kemenusiaan. Karena itu, dapat digunakan untuk memecahkan
masalah dalam rangka mencari kebenaran.
b. Pendapat
otoritas ilmiah seseorang
Kebenaran yang didapat melalui
otoritas ini bukanah sesuatu yang benar sepanjang zaman. Banyak ilmua atau
teori yang bertahan cukup lama, namun kemudian ternyata salah setelah ditemukan
dengan cara-cara baru melalui penyelidikan secara ilmiah.
c. Intuisi
Cara ini sering juga dilakukan atau
digunakan seseorang dalam memecahkan suatu masalah atau memecahkan suatu
kesulitan. Seseorang menentukan suatu pendapat atau keputusan sesuai dan/atau
berdasarkan sesuatu yang didapat dengan cepat melalui proses yang tidak
disadari atau sesuatu yang tidak dipikirkan terlebih dahulu, atau tanpa melalui
langkah-langkah tertentu. Dengan intuisi seseorang melakyukan penelitian tan
disertai oleh pemikiran yang sistematis dan mendalam. Jadi
tidak ada langlah-langkah yang diatur terlebih dahulu dan tidak ada pula
hal-hal yang perlu dikendalikan atau diawasi.
d. Coba
dan salah (trial and error)
Cara ini juga biasa dilakukan atau
digunakan walaupun kurang efisien., tidak sistematis, dan tidak terkontrol.
Oleh karena itu sangat sulit digunakan untuk dapat memecahkan masalah secara
tuntas dan dalam waktu yang relative pendek.
2.
Pendekatan
nilmiah
Pengetahuan dan kebenaran yang didapat melaui pendekatan
ilmiah dengan menggunakan penelitian atau penyelidikan sebagai wahana, serta
berpijak pada teori tertentu yang berkembang berdasarkan penelitian secara
empiris sebelumnya akan mempunyai kekuatan yang sangat berarti dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Teori yang digunakan sebagai dasar pengkajian,
teah diuji kebenaran kecanggihan maupun keterandalannya
F.
Cara Berpikir
Deduktif, Induktif, Dan Ilmuwan
1. Cara
berpikir induktif
ini dimulai denga teori, dan diakhiri dengan fenomena
atau hal khusu. Ini berarti bahwa dalam berpikir deduktif seseorang /pemikir
bertolak dari pernyataan yang bersifat deduksi disebut silogisme disusun dari
dua pernyataan atau proposisi, yaitu pernyataan yang menerima atau menolak suatu
hal.
2. Cara
berpikir induksi
Cara berpikir induksi ini dimulai dengan pernyataan yang
bersifat khusus. Karena
itu
dalam berpikir induksi ini dimulaqi dengan penalaran yang mempunyai ciri khas
yang terbatas ruang lingkupnya dan kemudian ditarik suatu kongklusi yang
bersifat umum. Dalam logika deduksi, konklusi yang disimpulkan adalah benar
apabila kedua premis sebelumnya benar dan cara penarikan kesimpulan juga benar,
tetapi tidak demikina dalam logika induksi.
3.
Cara berpikir keilmuwan
Cara berpikir keilmuwan mencoba menggabungkan kedua cara
berpikir tersebut, yaitu deduksi-induksi yang merupakan satu kesatuan dalam mencari
atau menemukan kebenaran, sebab cara berpikir deduksi akan membawa para pemikir
cenderung untuk membenarkan cara sendiri, sedangkan cara berpikir induksi juga
tidak sampai kepada kebenaran kalau fakta yang ada tidak diberi arti oleh
pencari ilmu. Cara berpikir keilmuwan merupakan cara berpikir
induksi-deduksi atau dengan deduksi-induksi . kebenran yang telah ada secara
relative akan ditinjau kem,bali untuk selanjutnya diuji secara empiris, menurut
langkah-langkah dalam metode ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia merupakan salalah satu makhluk ciptaan tuhan.
Manusia dilengkapi potensi seperti akal, budi, karsa, dan karya yang tidak
dimiliki makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Karena itu manusia makhluk paling
sempurna. Walaupun manusia memiliki pikiran, tetapi bukan jaminan bagi manusia
memiliki pengetahuan secara otomatis, karena rupanya pikiran manusia hanyalah
wadah pengetahuan saja, tidak lebih dari itu.
Alam dan lingkungan selalu berubah. Cepat atau lambat
manusia bagian dari alam tidaklah dapat dipisahkan diri dari segala gejala yang
terjadi pada masyarakat. Manusia tidak mungkin mengisolasi diri, karena manusia
mempunyai akal yang merupakan kelebihannya dari makhluk lain. Sebagai makhluk
hidup ia mampu hidup dan memperbaiki serta meningkatkan hidupnya sesuai dengan
tuntutan, perubahan, dan kemajuan zaman. Melanjutkan hidup bukan berarti hidup
sebagaimana adanya, alami, dan tidak berkembang, melaikan ia harus mampu
memberikan warna dan arti serta nuansa tersendiri pada hidupnya. Mereka harus
bertindak cepat dan tepat serta hidup lebih baik dari yang sebelumnya.
B.
SARAN
Saran kepada pembaca agar dapat mempergunakan akal
pikirannya untuk berbuat hal-hal yang positif yang dapat mengantarkannya
kejalan yang lurus guna mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Setelah kita
mengetahui hakikat dari manusia marilah kita berbenah diri untuk menyonsong
masa depan baik didunia maupun di akhirat
DAFTAR PUSTAKA
Burha, metodologi penelitian
social dan ekonomi jakarta : kencana
www.google.com/search?/manusia.dan.ilmu
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/.di akses 14 oktober 2019
No comments:
Post a Comment