1

loading...

Thursday, October 24, 2019

MAKALAH“Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dalam Aspek Genetik”


MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK“Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dalam Aspek Genetik”

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Setiap  individu dilahirkan kedunia dengan membawa genetik tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik  (seperti struktur tubuh, warna kulit dan bentuk rambut) dan psikis dan sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan, dan bakat).
Genetik merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas genetiknya. Genetik merupakan faktor penting yang menentukan perkembangan individu. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai makna genetik.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari perkembangan ?
2.    Apa sajakah prinsip-prinsip dasar perkembangan?
3.    Bagaimana pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan?

C.  Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui apa pengertian dari perkembangan.
2.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar perkembangan.
3.    Untuk mengetahui pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perkembangan
Menurut istilah, perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.[1]
Hurlock sebagaimana dikutip Masganti, menyatakan bahwa perkembangan sebagai rangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.[2] Maksudnya berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur. Contohnya permatangan sel ovum dan sperma atau pematangan hormon-hormon dalam tubuh.
Hasan sebagaimana dikutip Masganti, menyatakan bahwa perkembangan berati segala perubahan kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertubuhan dan proses kematangan manusia.[3] Maksudnya perkembangan merupakan proses menyeluruh ketika individu beradaptasi dengan lingkungannya. Perkembangan terajdi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan-tahapan tertentu. Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut.

B.  Prinsip-Prinsip Perkembangan
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses pembuahan hingga ajal tiba, manusia selalu berubah dan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:[4]
1.    Perubahan fisik
a.    Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.
b.    Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
2.    Perubahan mental
a.    Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi.
b.    Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.
Menurut Hurlock sebagaimana dikutip Masganti, menyatakan bahwa prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:[5]
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.
Ketiga ada motivasi yang kuat dari diri individu yang ingin mengalami perubahan. Misalnya anak yang malas berbicara tidak akan menjadi anak yang terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan (phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar keluar dari titik poros sebtral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proximodistal). Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.
4. Semua individu berbeda
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar. Anak-anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu tahap perkembangan. Oleh sebab itu perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda sehingga terbentuk individualitas.
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda.
Kemudian faktor lingkungan juga turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti  kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak, dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya.
Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan secara klasikal atau kelompok.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan per-kembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak secara umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.

7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan berbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua berbicara dengan anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara. Pengalaman penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima) tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai senang berbicara.
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bias berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya.



C.  Pengaruh Faktor Genetik Terhadap Perkembangan
Faktor genetik adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar atau pembawaan. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah schopenhauer.[6]
Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Maksudnya penganut ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dari pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan pandangan ini disebut “pesimisme pedagogis”. Contohnya harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba atau bahkan burung. Jadi pembawaan selalu  berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.[7]
Faktor genetika merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini genetik diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya sanagat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inci (1/80 cm). Sel ini merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dan sperma yang berasal dari ayah. Didalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya sehingga setelah kurang lebih 9 bulan menjadi organisme yang sempurna. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang. Tiap kromosom mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan/ faktor-faktor dasar dalam pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik fisik maupun psikisnya.[8]
Faktor genetik berkaitan dengan penentuan jenis kelamin anak dan kemiripan anak dengan orangtuanya sebagai dua hadis Rasul SAW sebagai berikut:[9]
Artinya: “Sperma pria adalah putih dan sel telur wanita kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu (terjadi pembuahan) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya akan menjadi jenis kelamin laki-laki dengan seizin Allah, dan jika sel telur perempuan mengungguli sel sperma pria hasilnya akan menjadi perempuan dengan seizin Allah.” (HR Muslim)
Hadis kedua akan menjelaskan bahwa kemiripan anak dengan orangtuanya merupakan salah satu hal yang diturunkan, sebagaimana diriwayatkan Li’an bahwa salah satu sahabat Rasul Hilal bin Umayyah menuduh istrinya melakukan perzinahan dengan Suraikh bin As-Sahma, kemudian Nabi bersabda:[10]
“Biarkan ia melahirkan, jika anak yang lahir menyerupainya (laki-laki itu), maka anak itu milik laki-laki yang dituduhkan, tapi jika anak itu menyerupai ayahnya maka ia adalah anak suaminya yang sah.” (HR Muslim)
Menurut Yahya sebagaimana dikutip Masganti, menyatakan bahwa balam zaman yang canggih ini dalam penentuan apakah seseorang benar anak dari seseorang atau tidak selalu digunakan tes DNA. Dari hasil tes DNA dapat diketahui sejarah dan asal mulanya seseorang. DNA mirip enskilopedi yang menyimpan informasi kesamaan dan perbedaan antar individu.[11]

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Faktor genetik adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar atau pembawaann. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah schopenhauer. Faktor genetik merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Dalam perkembangan individu, faktor genetik adalah penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu aspek-aspek individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual atau daya fikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

B.  Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan  demi kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA
 Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


[1] Masganti Sit. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing. hal. 1-2.
[2] Ibid. hal. 2.
[3] Ibid.
[4] Ibid. h. 3
[5] Ibid. h. 4
[6] Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. hal 60.
[7] Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya. hal 43-44.
[8] Syamsu Yusuf. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal 31-32.
[9] Masganti Sit. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing. hal. 29.
[10] Ibid.
[11] Ibid.

No comments:

Post a Comment