MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK“Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelengaraan Pendidikan”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memberikan penjelasan
tentang Implikasi Karakteristik Peserta Didik Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan, kita terlebih dahulu membahas persuku katanya untuk lebih jelasnya.
Implikasi berarti keterlibatan
atau hubungan, karakteristik bisa diartikan sebagai ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu. Dari kedua kata tersebut kita dapat melanjutkan bahasan materi ini
adalahh bisa dikatakan sebagai keterlibatan/hubungan sifat-sifat yang dimiliki
oleh peserta didik untuk kelangsungan penyelenggaraan pendidikan.
Dalam bahasan nanti kami akan
menjelaskan berbagai implikasi yang berkaitan terhadap penyelenggaraan
pendidikan, seperti faktor fisik, faktor intelektual, faktor bakat khusus,
faktor sosial-kultural, faktor komunikasi dan faktor perkembangan peserta
didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Implikasi Faktor
Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
2.
Bagaimana Implikasi Faktor Intelektual terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan ?
3.
Bagaimana
Implikasi Faktor
Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
4.
Bagaimana Implikasi Faktor Sosial-Kultural
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
5.
Bagaimana
Implikasi Faktor
Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
6.
Bagaimana Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Memahami Implikasi
Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
2.
Untuk Memahami Implikasi Faktor Intelektual
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
3.
Untuk Memahami Implikasi Faktor Bakat Khusus
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
4.
Untuk Memahami Implikasi Faktor
Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
5.
Untuk Memahami Implikasi Faktor Komunikasi
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
6.
Untuk Memahami Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implikasi Faktor Fisik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu
diperhatikan sarana dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan
gangguan pada peserta didik. Misalnya : tempat untuk pelaksanaan
pendidikan yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu
istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fisik tetap sehat
adanya jam-jam olahraga bagi peserta didik di luar jam pelajaran. Misalnya:
melalui kegiatan ekstrakurikuler kelompok olahraga, beladiri,
dan sejenisnya.
B. Implikasi Faktor Intelektual Terhadap Penyelengaraan Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam
segi pembelajaran, yang penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk
kemampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat
diperlukan kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya
kemampuan intelektual tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua
buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik
akan merasa aman secara psikologis apabila:
1.
Pendidik dapat menerima
peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan
kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan mampu.
2.
Pendidik mengusahakan
suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain.
3.
Pendidik memberi
pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta
didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut
pandang anak.
Teori Piaget mengenai perkembangan kognitif,
sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral.
Konsep tersebut menunjukkan bahwa aktivitas adalah sebagai unsur pokok
dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk
memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif
dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi
yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk didalamnya perkembangan
intelektual.
Model Pendidikan yang aktif adalah model yang
tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang
mengatur lingkungan belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi
kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan
lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses
pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik
untuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik hendaknya
menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak
berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :
1.
Menciptakan interksi
atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
2.
Memberi kesempatan
kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan
berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat menunjang
perkembangan intelektual anak.
3.
Menjaga dan meningkatkan
pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui kegiatan olahraga maupun
menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta
didik.
4.
Meningkatkan kemampuan
berbahasa peserta didik baik melalui massa-media cetak maupun menyediakan
situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau mengemukakan
ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta
didik.
C. Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada
suatu “performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi
masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance” dapat
dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal
ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai “potential ability”
untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau perilaku yang nyata dalam
bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan
pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan
bakat umum maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di
kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah
antara lain :
1.
Dikembangkan suatu
situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan
psikologis maupun fisiologis.
2.
Dilakukan usaha menumbuhkembangkan
minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam
melakukan usaha di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara
terpadu.
3.
Dikembangkannya program
pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal (sekolah) guna
memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik yang memiliki
bakat khusus menonjol.
D. Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan
berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik
maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi
sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang
dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka melepaskan diri dari orang
tua dan mengarahkan perhatiannya pada lingkungan di luar keluarganya
untuk bergabung dengan teman sebayanya, guru dan sebagainya. Lingkunga
teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal yang diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam
rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini
guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang
memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum menginjak remaja,
maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan.
Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk
pengembangan hubungan sosial peserta didik:
1.
Sekolah harus merupakan
dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
2.
Saling menghargai
merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menaggulangi masalah-masalah yang
timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun.
3.
Pola pengajaran yang
demokratis merupakan alternatif yang sangat bermanfaat bagi guru.
E. Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Tiga tingkatan kemampuan peserta didik
sebagaimana dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas
komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalannya adalah
bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik ? Beberapa hal di bawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
1.
Memberi Penjelasan
Dalam menyampaikan informasi kepada peserta
didik (yang berkaitan dengan iptek), hendaknya:
a) Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.
b) Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal
yang benar dan menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak.
c) Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga semua
peserta didik dapat menangkapnya dengan baik.
d) Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan
berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
e) Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan
tidak tegas.
f) Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah
mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
2.
Mengajukan Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat
digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan
“tingkat rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut
pemikiran abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang
menyangkut fakta, pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian. Hal yang
perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah :
a) Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan
maksud agar peserta didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang
ditanyakan.
b) Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan
bahan pelajaran.
c) Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
d) Merespon pertanyaan dengan baik.
3.
Memberikan Umpan Balik
Dengan umpan balik akan diketahui apakah
komunikasi dua arah sudah tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini
berlaku baik dari pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.
F. Implikasi Pertumbuhan, Perkembangan, atau Kematangan Peserta Didik
Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagai individu yang sedang tumbuh dan
berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut
sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama
penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan
dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya
kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas,
maka dapatlah ditarik beberapa
butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
1)
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang
meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
2)
Interaksi manusia dengan
lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian
diri pada lingkungan.
3)
Dalam interaksi sosial,
manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini
ialah keluarga.
4)
Atas dasar keterikatan
dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa
berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan
psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
5)
Setelah umur kronologis
mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan
intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
6)
Kematangan sosial
merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan
berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
7)
Kematangan emosional
melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar
tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
8)
Kematangan jasmani
merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sebagimana dimaksudkan di atas.
9)
Pendidik yang
berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak
hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan
rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
10) Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak
dicapai oleh
anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
11) Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan
emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab
dalam pengambilan keputusan.
12) Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak
mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa
adanya.
13) Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami
pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia
mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula
karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
14) Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan
sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun
pengajaran.
15) Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah
ditandai dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala
sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bahasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Implikasi
Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan yang ada dan
berkembang merupakan suatu keterkaitan beberapa faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
khusus para peserta didik dalam hal ini siswa dan mahasiswa untuk
berlangsungnya suatu pendidikan yang formal dan baik.
Faktor-faktor yang berjalan baik ataupun dimiliki dengan baik,
maka penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ini mungin dapat sesuai dengan
ketentuan dan kurikulum yang berlaku. Apabila terjadi salah satu dari
faktor-faktor tersebut buruk yang dimilki oleh peserta didik ataupun pendidik,
mungkin akan terjadi beberapa masalah yang akan dihadapi oleh peserta didik
atau pendidik untuk menyelenggarakan suatu pendidikan yang baik dan berkualitas
serta dianggap sesuai dengan budaya bangsa kita.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menggapai terhadap kesimpulan dari bahasa makalah
yang telah dijelaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumantri, Mulyani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
Endang, Rosita. dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. (Yogyakarta: Universitar Negeri
Yogyakarta).
Suparmin, Mamin. 2010. Jurnal Ilmiah SPIRIT: Makna Perkembangan Peserta Didik. Vol. 10.
No.2.
Danim, Sudarman. 2013. Perkembangan Peserta Didik. (Bandung:Alfabeta).
Rita Eka Izzaty. 2008. Modul Perkembangan Peserta Didik. (Yogyakarta: UNY Press).
No comments:
Post a Comment