1

loading...

Tuesday, December 17, 2019

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK“Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelengaraan Pendidikan”


MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKImplikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelengaraan Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sebelum memberikan penjelasan tentang Implikasi Karakteristik Peserta Didik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, kita terlebih dahulu membahas persuku katanya untuk lebih jelasnya.
Implikasi berarti keterlibatan atau hubungan, karakteristik bisa diartikan sebagai ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. Dari kedua kata tersebut kita dapat melanjutkan bahasan materi ini adalahh bisa dikatakan sebagai keterlibatan/hubungan sifat-sifat yang dimiliki oleh peserta didik untuk kelangsungan penyelenggaraan pendidikan.
Dalam bahasan nanti kami akan menjelaskan berbagai implikasi yang berkaitan terhadap penyelenggaraan pendidikan, seperti faktor fisik, faktor intelektual, faktor bakat khusus, faktor sosial-kultural, faktor komunikasi dan faktor perkembangan peserta didik.
B.       Rumusan Masalah
      1.      Bagaimana Implikasi Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
      2.      Bagaimana Implikasi Faktor Intelektual terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
      3.      Bagaimana Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
      4.      Bagaimana Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
       5.      Bagaimana Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
   6.      Bagaimana Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan ?
C.      Tujuan
      1.      Untuk Memahami Implikasi Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
      2.      Untuk Memahami Implikasi Faktor Intelektual terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
      3.      Untuk Memahami Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
     4.      Untuk Memahami Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
    5.      Untuk Memahami Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
    6.      Untuk Memahami Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Implikasi Faktor Fisik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada peserta didik. Misalnya : tempat untuk pelaksanaan pendidikan yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fisik tetap sehat adanya jam-jam olahraga bagi peserta didik di luar jam pelajaran. Misalnya: melalui kegiatan ekstrakurikuler kelompok olahraga, beladiri, dan sejenisnya.
B.     Implikasi Faktor Intelektual Terhadap Penyelengaraan Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran, yang penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlukan kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan intelektual tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila:
       1.      Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan mampu.
      2.      Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain.
     3.      Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut pandang anak.
Teori Piaget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukkan bahwa aktivitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk didalamnya perkembangan intelektual.
Model Pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang mengatur lingkungan belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik hendaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :
      1.      Menciptakan interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
     2.      Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat menunjang perkembangan intelektual anak.
    3.      Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta didik.
    4.      Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui massa-media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.
C.    Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu “performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain :
    1.      Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan psikologis maupun fisiologis.
   2.      Dilakukan usaha menumbuhkembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara terpadu.
   3.      Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik yang memiliki bakat khusus menonjol.
D.    Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka melepaskan diri dari orang tua dan mengarahkan perhatiannya pada lingkungan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sebayanya, guru dan sebagainya. Lingkunga teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
    1.      Sekolah harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
    2.      Saling menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menaggulangi masalah-masalah yang timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun.
    3.      Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat bermanfaat bagi guru.
E.     Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalannya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik ? Beberapa hal di bawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
      1.      Memberi Penjelasan
Dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik (yang berkaitan dengan iptek), hendaknya:
a)      Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.
b)      Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal yang benar dan menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak.
c)      Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga semua peserta didik dapat menangkapnya dengan baik.
d)     Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
e)      Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas.
f)       Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
     2.      Mengajukan Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut fakta, pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian. Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah :
a)      Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan.
b)      Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran.
c)      Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
d)     Merespon pertanyaan dengan baik.
      3.      Memberikan Umpan Balik
Dengan umpan balik akan diketahui apakah komunikasi dua arah sudah tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini berlaku baik dari pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.
F.     Implikasi Pertumbuhan, Perkembangan, atau Kematangan Peserta Didik Terhadap  Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah ditarik beberapa
butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
      1)      Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
    2)      Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
     3)      Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
   4)      Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
   5)      Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
   6)      Kematangan sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
    7)      Kematangan emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
  8)      Kematangan jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sebagimana dimaksudkan di atas.
    9)      Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
    10)  Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh
anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
    11)  Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
   12)  Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
   13)  Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
   14)  Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
    15)  Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah ditandai dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari bahasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan yang ada dan berkembang merupakan suatu keterkaitan beberapa faktor yang mempengaruhi sifat-sifat khusus para peserta didik dalam hal ini siswa dan mahasiswa untuk berlangsungnya suatu pendidikan yang formal dan baik.
Faktor-faktor yang berjalan baik ataupun dimiliki dengan baik, maka penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ini mungin dapat sesuai dengan ketentuan dan kurikulum yang berlaku. Apabila terjadi salah satu dari faktor-faktor tersebut buruk yang dimilki oleh peserta didik ataupun pendidik, mungkin akan terjadi beberapa masalah yang akan dihadapi oleh peserta didik atau pendidik untuk menyelenggarakan suatu pendidikan yang baik dan berkualitas serta dianggap sesuai dengan budaya bangsa kita.
B.     Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menggapai terhadap kesimpulan dari bahasa makalah yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
Endang, Rosita. dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. (Yogyakarta: Universitar Negeri Yogyakarta).
Suparmin, Mamin. 2010. Jurnal Ilmiah SPIRIT: Makna Perkembangan Peserta Didik. Vol. 10. No.2.
Danim, Sudarman. 2013. Perkembangan Peserta Didik. (Bandung:Alfabeta).
Rita Eka Izzaty. 2008. Modul Perkembangan Peserta Didik. (Yogyakarta: UNY Press).


No comments:

Post a Comment